Anda di halaman 1dari 10

KESULTANAN DEMAK

Nama anggota kelompok :


• Adam Darmansyah putra
• Alif gunawan
• Desica haristiya saputri
• Herlina eka hadiani
• Isnina haiunnisa s
AWAL KESULTANAN DEMAK
Kerajaan Demak mulanya merupakan sebuah kadipaten
yang berada di bawah kekuasaan dari Kerajaan majapahit.
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Demak lalu mulai
memisahkan diri dari Ibu Kota di Bintoro. Kerajaan Demak
merupakan kerajaan islam pertama yang ada di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak pertama kali didirikan oleh Raden Patah.
Kerajaan demak memiliki lokasi yang sangat strategis karena
terletak antara pelabuhan bergota dari kerajaan Mataram
Kuno dan Jepara, kedua tempat inilah yang telah membuat
Demak menjadi kerajaan dengan pengaruh sangat besar di
Nusantara.
Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah
pedalaman di Jawa Tengah ialah Sungai Serang (dikenal juga
dengan nama-nama lain), yang sekarang bermuara di Laut Jawa
antara Demak dan Jepara.Hasil panen sawah di daerah Demak
rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik. Kesempatan untuk
menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi
untuk kebutuhan sendiri dan untuk pergadangan masih dapat
ditambah oleh para penguasa di Demak tanpa banyak susah,
apabila mereka menguasai jalan penghubung di pedalaman
Pegging dan Pajang.
Pada tahun 1527 Fatahelan berhasil merebut Sunda Kelapa.
Pengambil alihan ini atas pemikiran Sunan Gunung Jati. Tak
beberapa lama kemudian Sunan Gunung Jati menikahkan
anaknya kepada Fatahelan yang lebih dikenal sebagai Fatahillah
yang merupakan janda dari Pati Unus.
PERKEMBANGAN KESULTANAN DEMAK
Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa
Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di
muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas
dikelilingi peraiaran laut Muria. Kehidupan politik lokasi
kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional,
karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia
bagian barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan
Majapahit yag sudah hancur, maka Demak berkembang
menjadi kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki peranan
penting dalam rangka penyebaran agama islam, khususnya di
pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peran
Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.
Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah
abad, ada beberapa hasil peradaban Demak yang
sampai saat ini masih dapat dirasakan. Misalnya:
1.Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah
menyusun suatu himpunan undang-undang dan
peraturan di bidang pelaksanaan hukum.
2.Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai
disana, yang sudah dipakai Imam di Masjid Demak.
3.Bertambahnya bangunan-bangunan militer di
Demak dan ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI.
4.Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat
peribadatan Kerajaan Islam pertama di Jawa.
5.Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang
topeng, gamelan, tembang macapat, pembuatan keris, dan
hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai penemuan
para wali yang sezaman dengan Kerajaan Demak.
6.Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-
bandar pantai utara dan pantai timur Jawa yang mungkin
sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa
selanjutnaya “diislamkan”.

Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak


bisa dilepaskan dari peran serta Islam dalam menyusun dan
membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang lebih
Unggul, disamping itu peran serta para pemimpin dan para
Wali juga turut membantu kejayaan Kerajaan Demak.
RAJA–RAJA KESULTANAN DEMAK
1.Raden Patah/ Fatah
Kerajaan Demka didirikan oleh Raden Fatah. Raden Fatah nama
kecilnya adalah Pangeran Jimbun. Menurut sejarah, dia adalah putera raja
Majapahit yang terakhir dari garwa Ampean, dan Raden Fatah dilahirkan
di Palembang. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah
dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.
Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam
ilmu agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan
cucu beliau. Dan akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro).
Kegagalan penyerangan ini memPerkembangan ekonomi Demak
sajalan dengan luas wilayah dan perkembangan perdagangan menjadi
semakin maju. Banyak barang yang berasal dari Demak berupa beras
dikirim ke Malaka. Ketika Malaka dikuasai Portugis, Demak merasa ikut
dirugikan. Berkaitan dengan peristiwa tersebut, pada tahun 1513 Masehi
Demak menyerang Portugis ke Malaka. Penyerangan ini dipimpin oleh
putra mahkotanya sendiri yang bernama Pati Unus.
Demak semakin waspada tentang beratnya ancaman Portugis. Untuk
itu segera menngkatkan pertahanannya dengan meningkatkan jumlah
prajurit dan kapal-kapal perangnya. Raden Patah wafat tahun 1518 M,
kemudian digantikan oleh putra Mahkotanya Raden Pati Unus.

2.Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh
Adipati Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa
pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal
dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera
mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu  pasukan
Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus
meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang
bergelar Sultan Trenggana.
3.Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana
berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada
tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah
pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain
Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan
untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran.
Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah.
Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi
Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22
juni 1527 M itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Beberapa alasan Joko Tingkir memindahkan pusat kerajaan ke Pajang adalah:
• Kerajaan Demak mengalami kehancuran total akibat perang saudara yang
berlarut-larut.
• Mendekati daerah pertanian yang subur yaitu di sekitar Surakarta dan Klaten.
• Menjauhi musuh-musuh politiknya yang ada di sekitar Demak.
• Mendekati daerah pendukungnya yaitu di sekitar Tingkir dan Pajang.

Anda mungkin juga menyukai