1. Menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya
tanah yang mengandung air ( rawa)
2. Menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan
bahwa prof. Dr. Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa
arab “ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam
menegakkan agam islam pada waktu itu.
3. Menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi
yang artinya pegangan atau pemberian.
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa
raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk
kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para walisongo merupakan
lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade Patah bukan berupa istana
yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta
APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “
Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan
letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan
( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur
kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan atas adanya nama-
nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil
( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di
Masjid Demak. Hal ini juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu
nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal
itu juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon.
Ternyata istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam
masjid.
Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari peran
serta Islam dalam menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang
lebih Unggul, disamping itu peran serta para pemimpin dan para Wali juga turut
membantu kejayaan Kerajaan Demak.
Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden
Fatah, yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa pemerintahannya
Kerajaan Demak berkembang dengan pesat. Dapat berkembang dengan pesat karena
memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasilan bahan makanan, terutama
beras. Selain itu, Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka
ke tangan Portugis. Kerajaan Demak tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga
tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali adalah penyebar agama
Islam di Demak. Mereka memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan Islam
kepada penduduk Jawa.
Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak.
Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan
Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan Trenggana)). Dalam
perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan putranya,
Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan kepada
Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh Aria
Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke Pajang
pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari Kerajaan Demak.