Anda di halaman 1dari 7

CERPEN

MAAF

Udara pagi ini begitu dingin,membuatku malas beranjak dari tempat tidur yang nyaman ini.

Aku bergegas mengambil handuk dan mandi.

Dan sekarang aku sudah rapi,siap untuk menjalankan rutinitasku yaitu sekolah,aku duduk di kelas
sebelas di salah satu SMA terbaik di Bandung.

Suara Ibu di bawah sudah memanggilku,

“Kugy cepat turun!sarapan sudah siap!” Teriak Ibu.

“Iya bu,ini sudah kok.” Teriakku dari dalam kamar,dengan tak bersemangat ku langkahkan kaki ini
untuk turun.Di ruang makan Ibu sudah duduk dengan menu makan pagi yang berjejer rapi di meja
makan,Nasi goreng,telur mata sapi,roti bakar dan susu.

“Ini, nasi goreng kesukaan kamu sayang.” Ucap Ibu sambil menyodorkan sepiring nasi goreng.

“Iya bu,terima kasih,ngomong-ngomong Ayah kemana Bu?” tanyaku.

“Oh,Ayahmu sudah berangkat tadi pagi,ayah katanya ada pertemuan penting.” jawab Ibu.Dan kali ini
aku harus berangkat sendiri, bersepeda.Setelah sarapan usai aku bergegas keluar rumah dan
berpamitan pada Ibuku.

“Bu,Kugy berangkat dulu ya?assalamualaikum.”

“Walaikumsalam,hati-hati ya?” Jawab Ibu,sambil mencium keningku.Aissh padahal aku sudah


besar,masih saja diperlakukan layaknya anak kecil.

Ku kayuh sepedaku dengan perlahan,melewati kompleks perumahan,udara begitu dingin


menusuk tulang padahal sudah jam setengah tujuh.Jarak rumahku dengan sekolah memang tidak
terlalu jauh,cukup 15 menit dengan sepeda.Tapi,aku tidak terlalu sering pergi ke sekolah
menggunakan sepeda,aku selalu berangkat bersama Ayah.

***

Sesampainya di sekolah,aku bergegas menuju ke kelas,tetapi tiba-tiba ketika aku berjalan


seseorang menabrakku dari belakang BRRRRUKKK!aku pun terjatuh.

“Adduuuuhhh!” Teriakku sambil memegang kakiku yang lecet .


Tetapi orang itu tak menghiraukan teriakkanku,ia justru malah lari bergegas pergi.Dalam benakku
siapa orang itu?Kurang ajar sekali asal tabrak,langsung pergi begitu saja minta maaf saja tidak,dasar
tidak punya sopan santun,aku masih penasaran siapa orang tadi.

Suasana kelas 11 IPA 4 sudah ramai sekali,ramai dengan hiruk pikuk teman-teman yang
sibuk mengerjakan tugas dari Pak Frans guru fisika yang super killer.Tapi untunglah tugasku dari Pak
Frans sudah kukerjakan jauh-jauh hari,jadi sekarang aku bisa santai sejenak.Bangku ku masih
kosong,bangku baris kedua deret ketiga,memang aku duduk sendiri di bangku itu karena jumlah
murid yang ganjil dan alhasil aku duduk sendiri.Kesepian?sudah pasti,tapi ada teman-temanku yang
membuatku merasa tak kesepian yaitu Olive,Allicia dan masih banyak lagi.Dan aku sangat berharap
sekali ada seseorang yang bakal mengisi bangku di sebelahku.

“Kugy kok kamu santai?tugas dari Pak Frans sudah dikerjakan?” tanya Olive,temanku yang duduk di
depan bangkuku.

“Sudah Liv,aku kerjakan jauh-jauh hari.” Jawabku.

TENG!TENG!TENG bel masuk berbunyi.Seperti biasa setelah bel berbunyi anak-anak wajib
menyanyikan lagu Indonesia Raya serentak.

Jam pertama diisi oleh mata pelajaran fisika,Pak Frans,beliau pun datang tetapi,siapa anak laki-laki
yang bersama Pak Frans itu?sepertinya bukan siswa di sekolah ini,dan sepertinya aku pernah melihat
anak itu.

“Anak anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Bapak harap kalian senang atas kedatangannya.
Keenan, mari masuk!” Seru Pak Frans.

Kulihat seorang anak laki-laki berambut agak gondrong masuk ke kelas.Wajahnya lumayan agak bule
hidungnya mancung,sepertinya dia blesteran luar negeri,dari penampilannya dan gayanya berjalan ia
seperti anak yang angkuh,gumamku dalam hati.

“Keenan,silahkan memperkenalkan diri,” Kata Pak Frans.

“Selamat pagi teman-teman,Namaku Keenan Nicollas,kalian bisa memanggilku Keenan,aku pindahan


dari Spanyol,tetapi aku lahir di Bandung.Dan ku harap kalian senang atas kedatanganku.” Kata
Keenan memperkenalkan dirinya.

Aku tercengang.Dari Spanyol?lahir di Bandung?Mungkin ini yang aku harapkan seorang yang bisa
menemaniku di bangku ini.Tapi,aku baru menyadarinya bahwa Keenan adalah orang yang
menabrakku tadi pagi!

“Baiklah, Keenan, silahkan duduk di samping…” Pak Frans berfikir lama.

“Ah..itu di samping Kugy sudah lama sekali dia duduk sendiri.” Seru Pak Frans.

Ya,Kugy yang kau tabrak tadi pagi,tanpa minta maaf dan langsung pergi begitu saja.

“Ooh… Yang itu…” Ia memasang wajah sinis padaku.Sepertinya dia tidak mengingatku,Dasar!dia
duduk disampingku.Rasanya aku ingin berbicara dan menunujukan luka kakiku padanya,tapi aku
mencoba untuk bersabar.
Aku menyapanya.

“Hai!namaku Kugy.Senang bertemu denganmu.” Sapaku ramah dengan senyuman seraya


mengulurkan tanganku dan melupakan kejadian tadi pagi.

“Hai Keenan.” Ucapnya dengan nada yang agak dingin.Dalam benakku Keenan benar-benar merasa
tidak bersalah. Aku hanya bisa diam. Walaupun ada sedikit kekecewaan di dalam hati,seharusnya dia
minta maaf padaku.

Teng! Teng! Teenggg!!!

Bel tanda istirahat berbunyi.

“Baiklah anak anak.Sampai disini dulu pelajaran kita,sekarang waktunya istirahat.” Kata Pak Frans.
Aku pun pergi ke luar kelas.

“Kugy, tunggu!” Teriak seseorang memanggil namaku. Aku menoleh ke belakang, mencari cari asal
suara.

“Eh,Allicia. Ada apa?” Tanyaku.

“Bagaimana rasanya duduk dekat dengan anak baru? Pasti enak dong! Apalagi dari Spanyol.” Tanya
Allicia, teman akrabku.

“Tidak juga,Al … Ia terlihat sangat sombong. Benar benar sombong. Dan taukah kamu?dia yang
menabrakku tadi pagi hingga kakiku lecet,dan dia tidak minta maaf padaku,serasa tidak punya
salah.” Jawabku, dengan nada rendah.

“Mungkin dia tidak sengaja Gy..” Tambah Allicia.

“Sengaja atau tidak seharusnya dia minta maaf padaku.” Jawabku dengan nada tinggi.

Tiba-tiba

BRUUUUUKK

“Awww sakiitt!” Rintihku kesakitan.Aku terjatuh dan ternyata Keenan lagi,ia menabrakku dari
belakang,luka di kakiku bertambah parah dan mulai mengeluarkan darah.

“Eh anak baru! Sombong banget sih,minta maaf dong!” Teriak Allicia,dengan nada penuh emosi.Tapi
Keenan tidak menghiraukannya,dia langsung berlalu pergi.

“Udahlah,Allicia. Gak apa apa, kok.” Kataku.Aku berusaha untuk memaafkannya.

Sudah dua kali Keenan si anak baru itu melakukan ini padaku,tadi pagi dan siang ini,aku menahan
sakit di kakiku,tapi rasa sakit ini tak ada apa-apanya di bandingkan rasa sakit hatiku karena dia tidak
mau minta maaf atas perbuatannya itu.
“Kenapa kamu kamu diam saja Kugy? Dia sudah melakukan ini padamu dua kali… Dia itu
menganggapmu musuh. Bukan teman,dia jahat!” Perkataan Allicia membuatku terdiam. Apa benar
yang dikatakan Allicia?

“Kau benar, All…” Kataku seraya menganggukkan kepala. Aku terhasut omongan Allicia…

***

Keesokan harinya, aku akan benar benar mengubah sikapku pada anak itu. Ia menganggapku
musuh, aku pun harus begitu.

Aku duduk di bangku,dan Keenan pun datang.Aku benar-benar muak melihat wajah anak sombong
itu.Rasanya inginku cakar muka dia.

“Huh…” Aku mendengus kesal.

“Allicia, kita ke taman saja.” Ajakku pada Allicia.

“Iya, aku juga malas melihat wajah anak baru itu!” Seru Allicia mengiyakan.

Sesampainya di taman,aku berbincang-bincang dengan Allicia,tiba-tiba perutku sakit

“Aduh, All… Aku tinggal dulu ya… Gak tahan nih…” Kataku.

“Iya. Udah cepat sana…” Kata Allicia.

Sesampainya di toilet, aku menutup pintu. Saat ingin keluar…….PINTU KAMAR MANDI TERKUNCI
DARI LUAR!!!!!

“Wah, gawat! Pintunya terkunci! Tolooongg! Tolooongg! Toloongg akuuu!” Teriakku meminta
bantuan seraya mengetuk ngetuk pintu toilet. Sudah hampir 1 jam aku disini aku tak tahan lagi

Seketika semuanya gelap…

***

Aku membuka mata perlahan. Pandanganku masih buram. Terlihat seorang laki-laki di
hadapanku.Siapa Dia?

Semakin lama penglihatanku semakin jelas. Ternyata laki-laki itu Keenan aku memperhatikan
sekelilingku. Ini ruang UKS!

“Keenan,kau pasti yang telah mengunci pintu kamar mandi kan!” Tanyaku pada Keenan dengan
penuh emosi.

“Kamu benar-benar jahat Keenan!kamu tega!salahku sama kamu apa?Kamu sudah menabrak aku
dua kali hingga kakiku terluka!!” Emosiku semakin menjadi-jadi.
“Sssht..” Keenan menutup mulutku.

“Kugy,Keenan bukan pelakunya. Justru Keenan lah yang telah menyelamatkanmu. Pintu toiletnya
tidak ada yang mengunci. Melainkan terkunci sendiri. Maklum, pintu toilet itu tidak pernah
diperbarui…” Jelas Pak Frans. Tunggu, Keenan menolongku?

“Keenan,jadi kamu yang menolongku?” Tanyaku ragu-ragu.

“Iya,Gy..” Jawabnya singkat.

“Terima kasih ya Keenan?” Ucapku.Aku benar-benar tidak menyangka bahwa Keenan ternyata baik.

“Oh iya Gy,aku mau ngomong sama kamu,Ini soal kemarin.Aku minta maaf ya Kugy karena aku udah
nabrak kamu dua kali sampai kaki kamu terluka tanpa minta maaf bukan, karena aku tidak mau
minta maaf tapi waktu itu aku benar buru-buru,jadi tidak sempat meminta maaf padamu,dan pada
waktu pertama kali aku duduk disebelah kamu sebenarnya aku tahu bahwa kamu yang aku tabrak
pagi itu.” Ucap Keenan tulus.

“Oh iya Keenan ini yang sebenarnya aku tunggu dari kamu,sebuah kata maaf. Sebenarnya aku sudah
maafin kamu dari kemarin kok,Dan maaf juga aku telah menuduhmu dan membentakmu,emosiku
tadi memang sudah tak terbendung.” Jelasku pada Keenan.Ternyata aku salah paham padanya,aku
telah berburuk sangka padanya.

“Aku juga minta maaf,karena aku sudah bersikap dingin padamu,padahal kita sebangku.” Ucap
Keenan.

“Keenan maukah kamu jadi sahabatku?” Tanyaku.

“Ya, sahabat tentu saja aku mau Kugy,” seraya mengacungkan jari kelingkingnya.

Dan kini aku dan Keenan benar-benar bersahabat,kemanapun kita selalu bersama.Dan ternyata
Keenan itu sangat baik,dia sopan.Aku bangga mempunyai sahabat seperti Keenan.

***
Struktur cerpen “Maaf”

1. Abstrak

Udara pagi ini begitu dingin,membuatku malas beranjak dari tempat tidur yang nyaman ini.

Aku bergegas mengambil handuk dan mandi.

Dan sekarang aku sudah rapi,siap untuk menjalankan rutinitasku yaitu sekolah,aku duduk di kelas
sebelas di salah satu SMA terbaik di Bandung.

2. Orientasi

Ku kayuh sepedaku dengan perlahan,melewati kompleks perumahan,udara begitu dingin menusuk


tulang padahal sudah jam setengah tujuh.Jarak rumahku dengan sekolah memang tidak terlalu
jauh,cukup 15 menit dengan sepeda.Tapi,aku tidak terlalu sering pergi ke sekolah menggunakan
sepeda,aku selalu berangkat bersama Ayah.

3. Komplikasi

Sesampainya di sekolah,aku bergegas menuju ke kelas,tetapi tiba-tiba ketika aku berjalan seseorang
menabrakku dari belakang BRRRRUKKK!aku pun terjatuh.

4. Evaluasi

“Udahlah,Allicia. Gak apa apa, kok.” Kataku.Aku berusaha untuk memaafkannya.

Sudah dua kali Keenan si anak baru itu melakukan ini padaku,tadi pagi dan siang ini,aku menahan
sakit di kakiku,tapi rasa sakit ini tak ada apa-apanya di bandingkan rasa sakit hatiku karena dia tidak
mau minta maaf atas perbuatannya itu.

5. Resolusi

“Keenan maukah kamu jadi sahabatku?” Tanyaku.

“Ya, sahabat tentu saja aku mau Kugy,” seraya mengacungkan jari kelingkingnya.

Dan kini aku dan Keenan benar-benar bersahabat,kemanapun kita selalu bersama.Dan ternyata
Keenan itu sangat baik,dia sopan.Aku bangga mempunyai sahabat seperti Keenan.

6. Koda

Jangan berburuk sangka terlebih dahulu pada seseorang,Jadilah orang yang pemaaf.Dan kita tidak
boleh sombong dengan teman.Dan jangan mudah terhasut oleh orang lain.
Unsur Intrinsik cerpen “Maaf”

1. Tema :
Persahabatan
2. Alur :
Maju

3. Penokohan :

Dalam cerpen ini penggambaran tokoh-tokoh melalui percakapan dan cara perilaku dari
tokoh.

-Kugi : Sabar.

-Keenan : Dari luar kelihatan sombong,tapi ternyata sangat baik.

-Allicia : Penghasut teman,emosional

-Olive : Baik.

4. Latar

Latar Tempat :

Kamar tidur,Ruang makan,Kompleks perumahan,Ruang kelas,Taman,Kamar


mandi,UKS.

Latar waktu :

Pagi ini, dan siang tadi.

Latar Suasana :

Ramai,tegang.

5. Sudut Pandang :

Orang pertama(pengarang) sebagai pelaku utama

6. Amanat :

Jangan berburuk sangka pada seseorang,jangan mudah terhasut juga oleh orang
lain,sekalipun itu teman kita sendiri

Anda mungkin juga menyukai