Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KERAJAAN DEMAK”
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena ataslimpahan rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikanMakalah Sejarah ini sesuai
waktunya.Saya berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapandapat
membantu pembaca dalam mempelajari Sejarah Indonesia yang merupakan judul dari
makalah saya

, yaitu “ KERAJAAN DEMAK “

. Disamping itu, saya berharap bahwa Makalah Sejarah ini dapat dijadikan bekal pengetahuan
untukmelangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.Saya menyadari bahwa di
dalam pembuatan Makalah Sejarah ini masih banyak kekurangan sehingga saya berharap
saran dan kritik dari pembaca sekaliandan khususnya dari guru mata pelajaran Sejarah
Indonesia agar dapatmeningkatkan mutu dalam penyajian berikutnya.Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Kendari, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................

1.2 RumusanMasalah ..............................................................................................

1.3 Tujuan Makalah4...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Letak lokasi kerajaan demak........................................................................
2. Letak geografis............................................................................................
3. Politik ..........................................................................................................

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan..................................................................................................
b. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajaan Demak adalah kerajaan kesultanan atau kerajaan dipulau jawa kerajaan ini didirikan
oleh Raden Patah Tahun (1478-1518) Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di
Pulau Jawa yang didirikan pada akhir abad ke-15. Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden
Patah, putra Prabu Brawijaya, raja terakhir Kerajaan Majapahit. Demak adalah kadipaten di
bawah Kerajaan Majapahit yang tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di Pulau
Jawa. Dengan bantuan dari wali sanga, Raden Patah membangun Kerajaan Demak menjadi
pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Kesultanan Demak berhasil mencapai puncak
kejayaan pada periode pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546 M). Pada periode ini,
Demak menjadi kerajaan terkuat di Jawa dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas.
Sejarah berdirinya Kerajaan Demak Demak sebelumnya adalah sebuah daerah bernama
Bintoro atau Gelagahwangi, yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Kerajaan
Majapahit. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Suatu
ketika, Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, untuk
merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah
wangi. Raden Patah adalah putra dari Raja Brawijaya dari istrinya yang disebut Putri Cina.
Dalam perantauannya itu, Raden Patah menemukan tempat yang dimaksud Sunan Ampel
kemudian menamainya sebagai Demak. Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Demak Berdirinya
Kerajaan Demak tidak bisa lepas dari kemunduran Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-
15. Pada saat itu, wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri dan saling serang karena
merasa sebagai pewaris takhta Majapahit yang sah. Raden Patah yang mendapat dukungan
dari wali sanga dan Ki Ageng Pengging, kemudian diangkat sebagai bupati Demak oleh
Prabu Brawijaya dengan ibu kota di Bintara. Setelah merasa kuat karena memiliki daerah
yang strategis dan mempunyai dukungan dari wali sanga, para wali menyarankan agar Raden
Patah menjadikan Demak sebagai kerajaan Islam dan sepenuhnya memisahkan diri dari
Kerajaan Majapahit. Raden Patah kemudian mengumpulkan para pengikutnya untuk
melawan Kerajaan Majapahit. Setelah Kerajaan Majapahit berhasil dikalahkan, Kerajaan
Demak resmi berdiri sebagai kerajaan Islam. Ada banyak versi tentang tahun berdirinya
Kerajaan Demak. Beberapa sejarawan berpendapat Kesultanan Demak didirikan pada 1500
M, dan sebagian lainnya meyakini tahun 1478 atau setahun sebelum berdirinya Masjid
Agung Demak. Baca juga: Kehidupan Kerajaan Demak di Berbagai Bidang Masa kejayaan
dan runtuhnya Kerajaan Demak Setelah Raden Patah wafat pada 1518, takhta Demak
dilanjutkan oleh putranya Adipati Unus (1518-1521 M), kemudian Sultan Trenggono (1521-
1546 M). Sebagai raja ketiga Kesultanan Demak, Sultan Trenggono berhasil membawa
kerajaan pada masa kejayaannya. Pada masa kekuasaannya, Demak menjadi pusat
penyebaran agama Islam dan wilayahnya meluas hingga ke Jawa bagian timur dan barat.
Sultan Trenggono wafat pada 1546 saat melakukan penyerangan ke Pasuruan. Setelah itu,
terjadi perselisihan mengenai siapa yang berhak menduduki takhta dan ibu kota Demak
mengalami kerusakan cukup parah

Sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, Kerajaan Demak sangat berperan besar dalam
proses Islamisasi pada masa itu. Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan
dan pusat penyebaran agama Islam. Wilayah kekuasaan Demak meliputi Jepara, Tuban,
Sedayu Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Letak geografis Kesultanan
Demak abad XVI di Jawa Tengah tampak pada gambar 1.

Sumber: Abimanyu, 2013


Gambar 1.1 - Peta Kesultanan Demak Abad XVI
Abimanyu (2013) menyebutkan bahwa Kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan-pelabuhan
penting, seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkembang menjadi
pelabuhan transito (penghubung). Namun, Kerajaan Demak tidak berumur panjang, dan
segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat
kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan Kesultanan Demak beralih ke Kesultanan Pajang yang
didirikan oleh Jaka Tingkir. Tujuan dipilihnya Masjid Agung Demak sebagai judul penelitian
karena masjid ini merupakan masjid yang memiliki unsur-unsur yang sangat unik dengan
segala kekhasannya sebagai implementasi dari arsitektur lokal, menampilkan wujud bentuk
dan ruang yang hingga kini masih relatif bertahan, dan adanya keterkaitan artefak fisik
tangible masjid tersebut dengan filosofis budaya Jawa.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana sejarah terbentuk kerajaan demak?


 Dimana letak / Lokasi Kerajaan Demak?
 Bagaimana perkembangan Kerajaan Demak?
 Bagaimana kehidupan Politik, Sosial, Budaya dan ekonomi kerajaan Demak ?
 Kenapa Bisa Terjadi perang persaudaraan ?
 Bagaimana masa Kejayaan kerajaan Demak ?
 Bagaiman Penyebab keruntuhan kerajaan demak ?

1.3 Tujuan

 untuk mengetahui sejarah terben tuknnya kerajaan demak


 untuk mengetahui perkembangan kerajaan demak
 untuk mengetahui letak/lokasi kerajaan Demak
 untuk mengetahui kehifdupan politik sosial, budaya kerajaan Demak
 untuk mengetahui perang saudara & kemunduran kerajaan Demak
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak berdirinya kerajaan demak bermula dari misi para
mubaligh dalam mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dengan sebutan “ Walisongo

Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang didirikan pada akir
abad ke-15. Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra Prabu Brawijaya, raja
terakhir Kerajaan Majapahit. Demak adalah kadipaten di bawah Kerajaan Majapahit yang
tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Dengan bantuan dari wali
sanga, Raden Patah membangun Kerajaan Demak menjadi pusat perdagangan dan
penyebaran Islam. Kesultanan Demak berhasil mencapai puncak kejayaan pada periode
pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546 M). Pada periode ini, Demak menjadi kerajaan
terkuat di Jawa dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Sejarah berdirinya Kerajaan
Demak Demak sebelumnya adalah sebuah daerah bernama Bintoro atau Gelagahwangi, yang
merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Dapatkan informasi,
inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Suatu ketika, Raden Patah diperintahkan
oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, untuk merantau ke barat dan bermukim di sebuah
tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Raden Patah adalah putra dari Raja
Brawijaya dari istrinya yang disebut Putri Cina. Dalam perantauannya itu, Raden Patah
menemukan tempat yang dimaksud Sunan Ampel kemudian menamainya sebagai Demak.
Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Demak Berdirinya Kerajaan Demak tidak bisa lepas dari
kemunduran Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-15. Pada saat itu, wilayah kekuasaannya
mulai memisahkan diri dan saling serang karena merasa sebagai pewaris takhta Majapahit
yang sah. Raden Patah yang mendapat dukungan dari wali sanga dan Ki Ageng Pengging,
kemudian diangkat sebagai bupati Demak oleh Prabu Brawijaya dengan ibu kota di Bintara.
Setelah merasa kuat karena memiliki daerah yang strategis dan mempunyai dukungan dari
wali sanga, para wali menyarankan agar Raden Patah menjadikan Demak sebagai kerajaan
Islam dan sepenuhnya memisahkan diri dari Kerajaan Majapahit. Raden Patah kemudian
mengumpulkan para pengikutnya untuk melawan Kerajaan Majapahit. Setelah Kerajaan
Majapahit berhasil dikalahkan, Kerajaan Demak resmi berdiri sebagai kerajaan Islam. Ada
banyak versi tentang tahun berdirinya Kerajaan Demak. Beberapa sejarawan berpendapat
Kesultanan Demak didirikan pada 1500 M, dan sebagian lainnya meyakini tahun 1478 atau
setahun sebelum berdirinya Masjid Agung Demak. Baca juga: Kehidupan Kerajaan Demak di
Berbagai Bidang Masa kejayaan dan runtuhnya Kerajaan Demak Setelah Raden Patah wafat
pada 1518, takhta Demak dilanjutkan oleh putranya Adipati Unus (1518-1521 M), kemudian
Sultan Trenggono (1521-1546 M). Sebagai raja ketiga Kesultanan Demak, Sultan Trenggono
berhasil membawa kerajaan pada masa kejayaannya. Pada masa kekuasaannya, Demak
menjadi pusat penyebaran agama Islam dan wilayahnya meluas hingga ke Jawa bagian timur
dan barat. Sultan Trenggono wafat pada 1546 saat melakukan penyerangan ke Pasuruan.
Setelah itu, terjadi perselisihan mengenai siapa yang berhak menduduki takhta dan ibu kota
Demak mengalami kerusakan cukup parah. Hal ini menjadi awal keruntuhan Kerajaan
Demak hingga akhirnya benar-benar jatuh ke tangan Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir,
pendiri Kerajaan Pajang. Referensi: Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam
di Indonesia.

Sinengkelan (ditandai dengan condro songkolo) “SIRNO ILANG KERTANING BUMI “.


Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ genimati siniram janmin “ yang artinya
tahun soko 1403 /1481 M. Sebelum demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak
merupakan kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan majapahit (brawijaya V ). Dan sebelum
berstatus kadipaten lebih dikenal orang dengan nama “glagah wangi “ yang menjadi wilayah
kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten memeluk agama islam. Menurut
cerita rakyat, orang datang pertama kali di jumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah
lembah yang berasal dari rawa pening. Atas sarang nyai lembah inilah raden patah bermukim
di desa glagah wangi yang kemudian di namai “ Bintoro Demak “ kemudian dalam
perkembangannya dan semakin ramainya masyakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota
negara. Adapun asal kota demak ada beberapa pendapat Antara lain :

a. menurut prof Purbotjaroko Demak berasal dari kata Delemak yang artinya tanah yang
mengadung air (rawa)
b. mkenurut Sholichin salam dalam bukunya : sekitar walisongo” menyatakan bahwa
prof Dr. Hamka berpendapat, kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak”
yang artinya mata. Mengambarkan kesulitan dalam menegakkan agama islam pada
waktu itu
c. menurut Prof. R.M Sutjipto Winyosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang
artinya pegangan atau pemberian.
1. Letak lokasi kerajaan demak
Dari hasil penelitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan
sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa
pendapat mengenai letak kesultanan (istana kerajaan) Demak yaitu:
Pertama
Bahwa bekas kesultanan demak itu tidak ada dengan keterangan bahwa raden patah
mulai menyebabkan agama islam di demak adalah semata-semata untuk kepentingan
agama islam.
2. LETAK GEOGRAFIS Secara geografis Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah.
Kerajaan Demak berkembang dari sebuah daerah yang bernama Bintoro yang
merupakan daerah bawahan Majapahit.
3. POLITIK Kerajaan Demak merupakan kerajaan teokrasi yaitu suatu kerajaan yang
memiliki sistem pemerintahan yang menjunjung dan berpedoman pada Illahi.
Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya
Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi .Para wali kemudian sepakat untuk
menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak.Kerajaan Demak
berkembang menjadi kerajaan besar, di bawah kepemimpinan Raden Patah (1481-
1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sudah menganut Islam mengakui
kedaulatan Demak. Kekuasaan Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan),
Palembang, dan Jambi. Pada tahun 1512 dan 1513, di bawah pimpinan putranya yang
bernama Adipati Unus, Demak dengan kekuatan 90 buah jung dan 12.000 tentara
berusaha membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis dan menguasai perdagangan
di Selat Malaka. Karena pernah menyerang ke Malaka Adipati Unus diberi gelar
Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke utara).
4. Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518 M, Kerajaan Demak dipimpin oleh
Adipati Unus (1518-1521). Kemudian ia digantikan oleh adiknya yang bernama
Sultan Trenggana (1521- 1546). Untuk memperluas daerah kekuasaannya, Sultan
Trenggana menikahkan putra-putrinya, antara lain dinikahkan dengan Pangeran
Hadiri dari Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang. Sultan
Trenggana berhasil meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil
menaklukkan Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan.Pada masa Sultan Trenggana,
wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon
(Jawa Barat), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Wafatnya Sultan Trenggana
(1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak. Terjadi perebutan kekuasaan
antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang . Dalam
perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran Prawoto dan
putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan
kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh
Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke
Pajang pada tahun 1568.
5. SILSILAH RAJA
1. Raden Patah (1481 – 1518)
2. Pati Unus (1518 – 1521)
3. Sultan Trenggono (1521 – 1546)
4. Sunan Prawoto
5. Arya Penangsang
6. Hadiwijaya
6. EKONOMI Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim,
menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempah-
rempah di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat.
Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim karena
didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar. Perdagangannya
juga maju, komoditas yang diekspor antara lain : beras, madu, dan lilin.
7. SOSIAL Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga masih
menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial yang telah
mendapat pengaruh Islam.Namun norma – norma atau tradisi lama tidak ditinggalkan
begitu saja oleh masyarakat. Contohnya seperti tradisi sekaten yang masih dipelihara
sampai sekarang, perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat
masyarakat agar masuk islam.
8. BUDAYA Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid
Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan
sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut soko tatal.
Di pendapa (serambi depan masjid) itulah Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan
masjid) meletakkan dasar-dasar syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah
untuk memperoleh banyak pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai
sekarang masih berlangsung di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.
Awal Perkembangan Kerajaan Demak Kerajaan Demak merupakan kerajaan Isla
pertama di Pulau Jawa. Demak sebelumnya merupakan daerah vasal atau bawahan
dari Majapahit. Daerah ini diberikan kepada Raden Patah, keturunan Raja Majapahit
yang terakhir. Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah
memisahkan diri sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan
dari para bupati, Raden Patah mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar
Senopati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama.
Sejak saat itu, kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat.
Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti ke Palembang, Jambi,
Banjar, dan Maluku. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan Pada tahun 1507 M,
Raja Demak pertama, Raden Patah mangkat dan digantikan oleh putranya Pati Unus.
Pada masa pemerintahan Pati Unus, Demak dan Portugis bermusuhan, sehingga
sepanjang pemerintahannya, Pati Unus hanya memperkuat pertahanan lautnya, dengan
maksud agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Setelah mangkat pada tahun 1521, Pati
unus digantikan oleh adiknya Trenggana. Setelah naik takhta, Sultan Trenggana
melakukan usaha besar membendung masuknya portugis ke Jawa Barat dan
memperluas kekuasaan Kerajaan Demak.Beliau mengutus Faletehan beserta
pasukannya untuk menduduki Jawa Barat. Dengan semangat juang yang tinggi,
Faletehan berhasil menguasai Banten dan Sunda Kelapa lalu menyusul Cirebon.
Dengan demikian, seluruh pantai utara Jawa akhirnya tunduk kepada pemerintahan
Demak. Faletehan kemudian diangkat menjadi raja di Cirebon. Pasukan demak terus
bergerak ke daerah pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram, serta
Madura. Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana melakukan perkawinan
politik dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan Trenggana dengan
Putra Bupati Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana mangkat pada tahun 1546 M.
Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Demak. Negara
bagian banyak yang melepaskan diri, dan para ahli waris Demak juga saling berebut
tahta sehingga timbul perang saudara dan muncullah kekuasaan baru, yakni Kerajaan
Pajang. Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam tanpa
meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Hasil kebudayaan Demak merupakan
kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Seperti ukir- ukiran Islam dan berdirinya
Masjid Agung Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut
merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Aspek Kehidupan
Ekonomi Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai daerah
pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras.
Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras,
madu, dan lilin.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis dapat mengambil kesimpulan dari rumusan masalah
yang sudah penulis buat sebelumnya, yaitu :
1. Latar belakang terjadinya konfik di kerajaan Demak diawali oleh perebutan tahta
yang tidak sehat antara Sultan Trenggono dengan saudaranya yaitu Pangeran
Sedo Lepen. Dalam kejadian itu, Pengeran Sedo Lepen dibunuh oleh utusan
Sunan Prawata untuk melancarkan posisi ayahnya sebagai raja Demak pengganti
Pati Unus. Selain itu, pelantikan Sunan Prawata menjadi raja Demak keempat,
juga menjadi cikal bakal terjadinya konflik di kerajaan Demak ini, karena Arya
Penangsang merasa lebih berhak menjadi raja Demak dari pada Sunan Prawata,
mengingat ayah Arya Penangsang adalah pewaris sah yang seharusnya menjadi
raja kerajaan Demak sebelum Sultan Trenggono menjadi raja. Selain itu, konflik
di kerajaan Demak ini juga terjadi karena ada saling dukung dari beberapa
anggota Walisongo terhadap calon raja pengganti Sultan Trenggono. Sedangkan,
Awal proses terjadinya konflik di kerajaan Demak, ketika Sunan Prawata dibunuh
oleh suruhan Arya Penangsang yang ingin merebut tahta kerajaan Demak dan
sekaligus balas dendam atas kematian ayahnya yang dibunuh oleh suruhan Sunan
Prawata. Selain Sunan Prawata, Sunan Hadiri juga menjadi korban dalam konflik
ini. Ratu Kalinyamat yang merupakan saudara Sunan Prawata dan istri Sunan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 71 Hadiri, ingin
menuntut balas atas kematian kedua orang tercintanya itu. Ratu Kalinyamat
memutuskan untuk melakukan Tapa Wudo dan meminta bantuan kepada Jaka
Tingkir untuk membunuh Arya Penangsang. Akhirnya, dengan persekutuan Ratu
Kalinyamat dan Jaka Tingkir, Arya Penangsang dapat dikalahkan.
2. Akhir dari konflik di kerajaan Demak ini ditandai oleh kematian Arya
Penangsang. Arya Penangsang terbunuh di Bengawan Sore, dia dikalahkan oleh
Sutawijaya, anak Ki Ageng Pamanahan dengan menggunakan tombak Kyai
Plered. Dengan kematian Arya Penangsang tersebut, konflik yang terjadi
dikerajaan Demak berakhir, dan sekaligus menjadi akhir dari kerajaan Demak itu
sendiri yang akhirnya pusat pemerintahan berpindah ke kerajaan Pajang. 3.
3. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam konflik ini adalah Sunan Prawata, Sunan Hadiri,
Ratu Kalinyamat, Arya Penangsang, Sunan Kudus, dan Sunan Kalijaga.
Mayoritas dari tokoh-tokoh tersebut masih merupakan keluarga besar Majapahit.
B. SARAN
Saran Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dalam penulisan ini, maka
penulis memberikan saran untuk beberapa pihak, yaitu: 1. Bagi mahasiswa UINSA
fakultas Adab dan humaiora khususnya jurusan SKI, akan lebih baik apabila lebih
mendalami dan menguasai materi sejarah khususnya Sejarah Kerajaan Islam
khususnya di Jawa sebagai bekal seorang calon sejarawan. digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 72 2. Selanjutnya, penulis berharap agar
masyarakat Indonesia bisa mengambil hikmah dari sejarah kerajaan Indonesia ini,
khususnya tentang sejarah kerajaan Demak. Dan penulis berharap agar pemerintah
dan para akademisi bisa menjaga dan memelihara peninggalan-peninggalan kerajaan
Islam khususnya Kerajaan Demak tidak dilupakan oleh masyarakat Indonesia.
4. Untuk para pembaca, penulisan skripsi ini kiranya dapat menjadi sumbangan
pemikiran untuk mengadakan penelitian mengenai sejarah kerajaan Islam Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rachmad.Kerajaan Islam Demak Api Revolusi Islam di Tanah Jawa 1518-1549.
Surakarta: Al Wafi, 2015.
Abdurahman, Dudung. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta:Arusmedia,2007.
Abimanyu, Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli.Yogyakarta: Laksana, 2003. Adji, K.B.
dan Achmad,S.W.Sejarah Raja-Raja Jawa Dari Mataram Kuno Hingga Mataram Islam.
Yogyakarta: Araska, 2014.
Adji, Krisna, Bayu. Ensiklopedi Raja-raja Jawa.Yogyakarta: Araska, 2011. Akasah,
Hamid.Arya Penangsang: Perebutan Tahta Kesultanan Demak.Semarang: Cipta Adi Grafika.
2010.
Anshori, HM. Nasruddin. Neo Patriotisme Atika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa.
Yogyakarta: LKiS, 2008. Atmodarminto,R. Babad Demak Dalam Tafsir Sosial
Politik.Jakarta: Millennium Publisher, 2000.
Budiman,Hartoyo, Amin Komplek Makam Ratu Kalinyamat.Jateng: Proyek Pengembangan
Musium Jateng, 1982 Djajaningrat, Hoesein.Tinjauan Kritis tentang sejarah Banten.Jakarta:
Djambatan, 1983. Graff, H.J. De.Awal Kebangkitan Mataram: Masa Pemerintahan Senapati.
Jakarta: Grafiti Pers, 1985. Graff, H.J. De dan Pigeaud, Th.Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa ;
peralihan dari Majapahit ke Mataram. Jakarta: Grafiti pers, 1985.

Anda mungkin juga menyukai