“ KERAJAAN DEMAK”
Disusun Oleh :
Harvey Pratama Putra (22)
Kelas :
XI RPL 3
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN DEMAK”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari
berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun
tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo
yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu
brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo )
“ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni
mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah
kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang
dengan nama “ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya
kadipaten yang adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah
nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di
desa glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya
dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
a. Menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang
mengandung air ( rawa)
b. Menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof.
Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg
artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada waktu
itu.
c. Menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya
pegangan atau pemberian.
Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di
daerah Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut
Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak antara bergola dan jepara, dimana
bergola adalah sebuah pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ),
sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.
Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena
menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian Timur, serta
keadaan Majapahit yag sudah hancur, maka Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau
Jawa, dan memiliki peranan penting dalam rangka penyebaran agama islam, khususnya di pulau
Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis
1511.
2.3 Raja yang memerintah Kerajaan Demak
Raden Patah merupakan raja kerajaan Demak pertama, sekaligus pendirinya. Saat ia berkuasa, Demak
mengalami perkembangan yang begitu pesat, ditandai dengan semakin luasnya wilayah kerajaan.
Beberapa wilayah yang berhasil dikuasai seperti Semarang, Rembang, Pati, Jepara, Selat Karimata,
bahkan sebagian wilayah Kalimantan Selatan. Selain wilayah, beberapa pelabuhan strategis berhasil
dikuasai seperti di Tuban, Gresik, Jepara Jaratan dan Sedayu.
Raja kedua kerajaan Demak adalah Patih Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak merupakan
kerajaan yang berwawasan nusantara dengan visi misinya menjadi kerajaan maritim terbesar. Saat ia
berkuasa, kedudukan Demak terancam akibat adanya bangsa Portugis di Malaka. Patih Unus kemudian
mengirim armada militer lautnya untuk menyerang Portugis, serangan dilakukan beberapa kali, tidak
hanya sekali.
Pengganti Patih Unus adalah Sultan Trenggana (Trenggono), ia merupakan raja kerajaan Demak keempat
yang memulai pemerintahannya pada tahun 1521 Masehi. Dibawah Trenggana, penyebaran agama
Islam mulai memasuki wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ia juga berhasil menguasai beberapa
daerah di Pulau Jawa seperti Sunda Kelapa. Salah satu peran Trenggana yang patut di apresiasi adalah
menghalau kedatangan Portugis yang berusaha mendarat di beberapa wilayah seperti Madiun, Tuban,
Malang, Surabaya, Blambangan dan Pasuruan. Sultan Trenggana kemudian meninggal saat berusaha
menaklukkan Pasuruan, tepatnya pada tahun 1546.
4. Sunan Prawoto (1546 sampai 1549 M)
Setelah wafatnya Sultan Trenggana, tahta raja di Kerajaan Demak kemudian beralih ke tangan Sunan
Prawoto. Sebelum Trenggana meninggal, sempat terjadi persaingan antara dirinya dengan Pangeran
Surowiyoto. Persaingan tersebut mengakibatkan dibunuhnya P. Surwowiyoto oleh Sunan Prawoto
(putera Trenggana). Masa pemerintahan Sunan Prawoto tidak berlangsung lama, sekitar 3 tahun. Hal ini
disebabkan karena balas dendam dari anak Pangeran Surowiyoto bernama Pangeran Arya Penangsang.
Ia berhasil membunuh Sunan Prawoto dan istrinya melalui pengikutnya.
Raja kerajaan Demak kelima dan terakhir adalah Arya Penangsang (putera P. Surowiyoto). Ia menjadi
raja setelah berhasil membunuh Sunan Prawoto. Kekuasaan Arya Penangsang dimusuhi oleh beberapa
adipati-adipati di bawah Kerajaan Demak, disebabkan karena terbunuhnya Pangeran Hadiri (Adipati
Jepara) saat terjadi kudeta kekuasaan dari Sunan Prawoto.
Kemudian pada tahun 1554 M, Hadiwijaya (Joko Tingkir) Adipati Pajang melakukan pemberontakan
terhadap kekuasaan Arya Penangsang. Dalam pemberontakan ini, Arya Penangsang dapat dibunuh oleh
anak angkat Hadiwijaya bernama Sutawijaya. Setelah berhasil mengalahkan Araya Penangsang, Joko
Tingkir kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah Pajang, dan mendirikan kerajaan baru
bernama "Pajang", maka berakhirlah masa Kerajaan Demak.
Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati Unus. Dia
memerintah tahun 1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu
Sungai Brantas atau pada saat ini dikenal dengan kota Malang. Sebagai lambang kebesaran Islam,
Masjid Demak pun dibangun kembali.
Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono tidak kalah oleh para
pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan
bahaya.Untuk menggempur langsung dia belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan
daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di Sumatra
Utara. Seorang ulam terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari kepungan orang
Portugis, di terima oleh Trenggono. Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah
dapat menghalangi kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan
Kerajaan Pejajaran di Jawa Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu,
Trenggono sendiri berhasil menaklukan Mataram dipedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari Jawa
Timur bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi
bagian Kerajaan Bali yang tetap Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun
1546, Trenggono Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang maha
hebat di Demak tentang siapa yang menggantikannya.
Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran antara para calon pengganti
Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya. Para calon pengganti raja yang bertikai itu
adalah anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda
Lepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya
merebut tahta Demak. Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut
takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya.
Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke
dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda
Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu
malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui
kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya
diampuni Rangkud setuju. Ia lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan
sampai tembus. Ternyata istri Sunan sedang berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun
tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud
dengan sisa-sisa tenaganya.
Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar pengaruhnya, istri adipati
Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan
Arya Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang
berkuasa di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang. Pada
tahun 1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.
Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa
gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan
rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan
sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan
persatuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Fatah,
yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Demak
berkembang dengan pesat. Dapat berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian
yang luas sebagai penghasilan bahan makanan, terutama beras. Selain itu, Kemajuan yang
dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Demak
tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam.
Para wali adalah penyebar agama Islam di Demak. Mereka memanfaatkan posisinya untuk lebih
menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa.
3.2 Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Demak di nusantara pada masa yang lalu. Maka kita wajib
mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati
yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara
budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti
kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama
menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kopi-ireng.com/2015/04/sejarah-kerajaan-demak.html
http://noviapingkanita.blogspot.co.id/
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-demak.html
http://salsazh.blogspot.com/2016/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_12.html
http://miratriani.blogspot.com/2012/01/makalah-kerajaan-demak.html
http://adelliyanurkhoirunnisak.blogspot.com/2016/03/makalah-kerajaan-islam-demak-v.html