Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KERAJAAN ISLAM DEMAK

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kerajaan Demak ”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas mata pelajaran sejarah yang dibimbing oleh Ibu Tyas Wahyuningsih S.Pd.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga akalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi yang membaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Mojokerto, 20 Februari 2016

PENYUSUN

DAFTAR ISI
JUDUL....................................................................................................................01

KATA PENGANTAR...............................................................................................02

DAFTAR ISI............................................................................................................03

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................04

B. Rumusan Masalah..................................................................................04

C. Tujuan......................................................................................................04

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Islam Demak.........................................05

2.2 Letak Lokasi Kerajaan Demak.............................................................06

2.3 Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak...........................07

2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya............................................07

2.5 Keruntuhan Kerajaan Demak..............................................................09

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................13

3.2 Saran......................................................................................................14

LAMPIRAN.............................................................................................................15

..............

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menjelang akhir abad ke-15 seiring dengan kemunduran Majapahi, beberapa wilayah kekuasaannya
memisahkan diri. Runtuhnya kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu di Pulau Jawa berganti dengan
berdirinya kerajaan Demak yang memperluaskan agama Islam di Pulau Jawa. Menurut tradisi Jawa,
kerajaan Demak sebelumnya merupakan Kadipaten dari kerajaan Majapahit. Kemudian muncul sebagai
kekuatan baru dari kebesaran Majapahit. Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam
di Pulau Jawa dan di Indonesia pada umunya. Maka dari itu kelompok kami akan membahas tentang
kerajaan Demak untuk mengetahui seluk-belukkerajaan Demak.

B. Rumusan Masalah

· Bagaimana terbentuknya kerajaan Demak ?

· Bagaimana perkembangan kerajaan Demak ?

· Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya, dan ekonomi kerajaan Demak ?

· Bagaimana penyebab keruntuhan kerajaan Demak ?

C. Tujuan

· Mengulas, mengungkap serta membahas kembali mengenai munculnya kerajaan Demak di pulau
Jawa.

· Memberikan penjelasan perkembangan pada masa kerajaan Demak

· Mengulas tentang kehidupan masyarakat pada masa kerjaan Demak

· Memberikan penjelasan dari penyebab keruntuhan kerajaan Demak.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DEMAK

Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam mengislamkan jawa yang kemudian
terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para
walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya.
Atas dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah
ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa glagah wangi. Tidak lama
kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama,
tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.

Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo yang
diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu brawijaya
ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG
KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati siniram janmi” yang
artinya tahun soko 1403 / 1481 M.

Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan kadipaten di bawah kekuasaan
kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama
“ glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang
adipatinya memeluk agam islam.

Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di glagah wangi adalah nyai
lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah bermukim di desa
glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan
semakin ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.

Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :

1. menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya tanah yang mengandung
air ( rawa)

2. menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan bahwa prof. Dr.Hamka
berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab “ Dimak” yg artinya air mata .
menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agam islam pada waktu itu.
3. menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang artinya pegangan
atau pemberian.

2.2 LETAK LOKASI KERAJAAN DEMAK

Dari hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan sejarah islam di
jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai letak kesultanan
( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;

Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai
menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian
masjid Demak bersama para walisongo merupakan lambing kesultanan demak. Adapun tempat
kediaman rade Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya
diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “

Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak kraton
Demak berada ditempat yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) .
dengan alas an bahwa pada zaman colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton .
pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang
historis. Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) , betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.

Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung demak, menyebrangi sungai
dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara
kedua pohon itu terdapat makam kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang
ditanam itu sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).

2.3 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN DEMAK

Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah
Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut
Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak antara bergola dan jepara, dimana
bergola adalah sebuah pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ),
sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.
Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena
menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian Timur, serta
keadaan Majapahit yag sudah hancur, maka Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau Jawa,
dan memiliki peranan penting dalam rangka penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa, karena
Demak berhasil menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.

2.4 Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya


Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak terletak di wilayah yang sangat strategis yaitu di
jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam
kegiatan perdagangannya, Demak berperan sebagai penghubung daerah penghasil rempah-rempah di
wilayah Indonesia bagian timur dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat. Dengan
demikian perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga didukung oleh pengusaan Demak
terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan islam yang
memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras
merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian, kegiatan
perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan
dibidang ekonomi.

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya islam,
karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai pusat
penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria,
Sunan Kudus, dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa
perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang memberi nasihat kepada
Raden Patah untuk membuat siasat[1][1][1] menghancurkan kekuatan potugis dan membuat pertahanan
yang kuat di Indonesia. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/ bangsawan, para
wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang
diselenggarakan di Masjid maupun di Pondok Pesantren, sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah
Islamiah ( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )

Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang merupaka peninggalan dari kerajaan
Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, dimana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan-
pecahan kayu yang disebut dengan soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di
serambi depan Majid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar perayaan Sekaten
(Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon.
Hal tersebut menunjukan adanya akulturasi kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam.

Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada beberapa hasil peradaban Demak yang sampai
saat ini masih dapat dirasakan. Misalnya :[2][2][2]

1. Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-undang dan peraturan
di bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara, sebagai kitab hukum, maka di dalamnya antara
lain menerangkan tentang pemimpin keagamaan yang pernah menjadi hakim. Mereka disebut
dharmahyaksa dan kertopapatti.
2. Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di Masjid Demak. Hal
in juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari
bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon.
Ternyata istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam masjid.

3. Bertambahnya bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di Jawa pada abad XVI.

4. Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam pertama di Jawa. Dengan
Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan hubungan dengan pusat-pusat Islam Internasional di luar
negeri ( di Tanah Suci, maka dengan kekhalifahan Ustmaniyah di Turki )

5. Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang macapat,
pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai penemuan para wali yang sezaman
dengan Kerajaan Demak.

6. Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan pantai timur Jawa yang
mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa selanjutnaya “diislamkan”.

Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari peran serta Islam dalam
menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak yang lebih Unggul, disamping itu peran serta
para pemimpin dan para Wali juga turut membantu kejayaan Kerajaan Demak.

2.5 KERUNTUHAN KERAJAAN DEMAK

Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke 16. Tatkala
perjuangan Raden Patah melawan Portugis belum selesai, pada tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan
oleh puteranaya, Adipati Unus ( Pangeran Sebrang Lor ). Dikenal denagan nama tersebut, karena dia
pernah dia menyebrang ke utara untuk menyerang Portugis yang ada disebelah utara( Malaka ).
Disamping itu, dikenal dengan nama Cu Cu Sumangsang atau Aria Penangsang.[3][3][3]Namun sayang,
dia hanya memerintah selam tiga tahun sehingga usahanya sebagai negarawan tidak banyak diceritakan.
Konon, dia mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal juang yang berasal dari daerah-daerah
taklukan, terutama yang diperoleh dari Jepara.[4][4][4]

Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati Unus. Dia memerintah
tahun 1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu Sungai Brantas atau
pada saat ini dikenal dengan kota Malang.[5][5][5]Sebagai lambang kebesaran Islam, Masjid Demak pun
dibangun kembali.
Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono tidak kalah oleh para
pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan bahaya.Untuk
menggempur langsung dia belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan daerah-daerah
yang dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di Sumatra Utara. Seorang
ulam terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari kepungan orang Portugis, di terima
oleh Trenggono. Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah dapat menghalangi
kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan Kerajaan Pejajaran di Jawa
Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu, Trenggono sendiri berhasil
menaklukan Mataram dipedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari Jawa Timur bagian selatan. Pasuruan
dan Panukuan dapat bertahan, sedangkan Blambangan menjadi bagian Kerajaan Bali yang tetap Hindu.
Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Trenggono Wafat. Dengan wafatnya
Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang maha hebat di Demak tentang siapa yang
menggantikannya[6][6][6].

Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran antara para calon pengganti Raja.
Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya.[7][7][7]Para calon pengganti raja yang bertikai itu adalah
anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri
sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya merebut tahta Demak.
Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut takhta Demak, mengirim
anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian ayahnya.

Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup ke dalam
kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia
rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam
Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah
membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni Rangkud setuju. Ia
lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan
sedang berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan
Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya.

Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar pengaruhnya, istri adipati Jepara,
Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan Arya
Penangsang. Salah satunya adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang berkuasa
di Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang. Pada tahun 1586, Keraton
Demak pun dipindah ke Pajang.[8][8][8]
Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya
tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks-Majapahit, dan rongrongan dari
dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah
pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Fatah, yang bergelar
Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Demak berkembang dengan pesat.
Dapat berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasilan bahan
makanan, terutama beras. Selain itu, Kerajaan Demak juga tumbuh menjadi sebuah kerajaan maritim
karena letaknya di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh karena itu, Kerajaan Demak
disebut juga sebagai sebuah kerajaan yang agraris-maritim. Pada masa pemeritahan Raden Fatah,
wilayah kekuasaan Kerajaan Demak cukup luas, meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan
beberapa daerah yang ada di Kalimantan. Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Demak tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh
menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali adalah penyebar agama Islam di Demak. Mereka
memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa.

Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil
kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung
Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak
selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya
dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga meletakkan dasar-dasar
perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk
menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan
yang terus dipelihara sampai sekarang.

Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak. Terjadi perebutan
kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar
Sedo Lepen (adik Sultan Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh
Pangeran Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan
kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang.
Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini
menjadi akhir dari Kerajaan Demak.

3.2 SARAN

· Pentingnya pelestarian sejarah Kerajaan Demak pada khususnya, umumnya ditempuh oleh Para
Ulama zaman dahulu dalam menyebarkan Syiar Islam.

· Banyaknya pemahaman-pemahaman yang keliru yang bisa menjerumuskan warga masyarakat dan
peziarah kejurang kemusrikan.
LAMPIRAN

PETA KESULTANAN DEMAK

Description: D:\Adelliya\caki-50.jpg

MAKAM SUNAN KALIJAGA

Description: D:\Adelliya\Makam%2BSunan%2BKalijaga.jpg

BEDUG DAN KENTONGAN

Description: D:\Adelliya\Bedug%2Bdan%2Bkentongan.JPG

SOKO TATAL

Description: D:\Adelliya\Soko%2BTatal.JPG

SITUS KOLAM WUDLU BERSEJARAH

Description: Peninggalan Kerajaan Demak beserta Penjelasan dan Gambarnya

PINTU BLEDEK

Description: D:\Adelliya\SMK\peninggalan kerajaan Demak - pintu bledek.JPG


MASJID AGUNG DEMAK

Description: D:\Adelliya\SMK\peninggalan kerajaan Demak - Masjid Agung Demak.JPG

SOKO GURU

Description: D:\Adelliya\SMK\peninggalan kerajaan Demak - Soko Guru.JPG

Anda mungkin juga menyukai