Anda di halaman 1dari 16

i

KARYA TULIS ILMIAH


SEJARAH MASJID CHENG HOO PANDAAN

Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum SKI

Disusun Oleh :
Nama : Ainurika Tiara A.
Kelas : X – IPS 3
NIS : 5777

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 PATI


Jl. Ratu Kalinyamat Gang Melati II Tayu – Pati
2019

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “Sejarah Masjid Cheng Hoo Pandaan” telah
disahkan dan disetujui pada :

Hari :
Tanggal :

Disetujui Oleh :

Mengetahui,
Kepala MAN 2 Pati Wali Kelas X – IPS 3

Drs. H. Harir Sutarmo Rifatun Nasikah, S.Pd


NIP. 19590706 198603 1 003 NIP.

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelsaikan penyusunan makalah
ini tepat pada waktunya. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengamalan pribadi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat mambangun untuk
kesempurnannya.
Dalam penulisan makalah ini saya mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar – besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT
memberikan balasan yang setimpal kepada mereka amin ya robbal alamin.

Tayu, 09 Mei 2019

Penulis

iii
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................
iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
........................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
........................................................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan
........................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Masjid Cheng Hoo Pandaan
........................................................................................................................
3
B. Lokasi Masjid Cheng Hoo Pandaan
........................................................................................................................
4
C. Muslim Tiongkok
........................................................................................................................
4
D. Seni Arsitektur Masjid Cheng Hoo Pandaan
........................................................................................................................
5
E. Daya Tarik Masjid Cheng Hoo Pandaan Dibandingkan Masjid Lain
........................................................................................................................
7

iv
v

F. Daya Tarik Masjid Cheng Hoo Pandaan Terhadap Masyarakat Umum


........................................................................................................................
7
G. Fasilitas
........................................................................................................................
8
H. Transportasi
........................................................................................................................
9
I. Saran Dan Tips
........................................................................................................................
9
J. Peta Lokasi
........................................................................................................................
10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
........................................................................................................................
11
B. Saran
........................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses masuknya agama Islam ke Indonesia menurut para sarjana dan
peneliti sepakat bahwa Islam itu berjalan secara damai, meskipun ada juga
penggunaan kekuatan oleh penguasa Indonesia untuk menguasai rakyat atau
masyarakat. Mengenai waktu, dan siapa yang membawa agama islam ke
Indonesia ini masih menjadi perbedatan
Masyarakat timur masih percaya dengan adanya roh nenek moyang
(animisme), Hidayatullah (2013:4) menjelaskan bahwa “secara umum mereka
menerima Islam tanpa meninggalkan kepercayaan dan praktek keagamaan
yang lama. Hal ini yang dilakukan oleh juru dakwah di Jawa yaitu Walisongo,
mereka mengajarkan Islam dalam bentuk kompromi dengan kepercayaan-
kepercayaan setempat.” Kedatangan islam di Nusantara membawa tamaddun
(kemajuan) dan kecerdasan. Islam juga telah merubah kehidupan-kehidupan
sosial budaya dan tradisi kerohanian masyarakat Indonesia (Hidayatullah,
2013:6).
Menurut Hidayatullah (2013:8) ada tiga teori yang menjelaskan tentang
masuknya islam di Indonesia yaitu teori Gujarat yang merupakan teori tertua
di Indonesia, teori Mekkah, dan teori Persia. Masuknya Islam di Indonesia ini
dilakukan secara damai. Sedangkan menurut Sudirman (2014:146-153) ada
empat teori masuknya Islam di Indonesia, yaitu teori Makkah, Gujarat, Persia,
dan Cina. Bukti adanya teori Cina salah satunya adalah adanya masjid-masjid
tua yang bernilai arsitektur Tiongkok dan didirikan oleh komunitas Cina di
berbagai tempat terutama di Pulau Jawa.
Agama Islam disebarkan melalui perdagangan, perkawinan, kesenian,
budaya, dan pondok pesantren sehingga mempengaruhi berbagai bidang sosial
dan politik di Indonesia (Sudirman, 2014:154-156). Adanya agama Islam di
Indonesia, membawa pengaruh terhadap perubahan dalam masyarakat
terutama bidang sosial dan budaya.
Hasil kebudayaan Islam di Indonesia menurut Soekmono (1973) bisa
dilihat dari peninggalan masjid, makam, seni ukir, dan kesusasteraan. Salah
satu hasl kebudayaan Islam yang paling banyak ditemui di Indonesia adalah

1
2

bangunan masjid. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan membahas tentang
hasil kebudayaan Islam berupa masjid, khususnya sejarah kebudayaan Masjid
Cheng Hoo di Pandaan yang merupakan hasil akulturasi budaya islam dengan
Tiongkok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah di dirikannya Masjid Cheng Hoo Pandaan?
2. Bagaimana seni arsitektur Masjid Cheng Hoo Pandaan?
3. Bagaimana daya tarik Masjid Cheng Hoo Pandaan di bandingkan masjid
lain?
4. Bagaimana pengaruh Masjid Cheng Hoo Pandaan terhadap masyarakat
umum?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut.
1. Menjelaskan sejarah didirikannya Masjid Cheng Hoo di Pandaan
2. Menjelaskan seni arsitektur Masjid Cheng Hoo di Pandaan
3. Menjelaskan daya tarik Masjid Cheng Hoo Pandaan di bandingkan masjid
lain di Indonesia
4. Menjelaskan daya tarik Masjid Cheng Hoo Pandaan terhadap masyarakat
umum

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Masjid Cheng Hoo Pandaan


Catatan China menyebutkan bahwa di daerah pesisir seperti Tuban,
Gresik, dan Surabaya merupakan daerah yang banyak ditinggali masyarakat
Tionghoa Muslim (Munif, 2013:12). Mereka membuat pemukiman muslim di
sekitar pantai. Adanya pemukiman ini menyebabkan interaksi sosial
masyarakat semakin erat. Mereka membuat tempat ibadah (masjid) bercorak
Tiongkok di pemukiman tersebut.
Salah satu masjid yang bercorak Tiongkok di Indonesia adalah Masjid
Cheng Hoo Pandaan. Masjid Cheng Hoo yang berada di daerah Pandaan,

2
3

Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lokasinya mudah dituju karena berada di


tepi jalan raya utama pada pertigaan arah menuju Pasuruan, Malang dan
Surabaya. Atau sekitar 300 meter dari terminal Pandaan (Fitrianto, 2014).
Nama Cheng Hoo diambil dari laksamana terkenal asal Tiongkok yang
melakukan ekspedisi bersejarah pada 1404-1443. Cheng Hoo alias Zheng He
alias Sam Pok Kong waktu itu memimpin sedikitnya 300 kapal dengan 27 ribu
pelaut ke Asia Selatan, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Di sela-sela
ekspedisi, Muhammad Cheng Hoo juga menyebarkan agama Islam kepada
penduduk setempat. Cheng Hoo sangat dihormati, bukan saja oleh muslim
Tionghoa, tapi warga Tionghoa pada umumnya (Patic, 2011).
Masjid Cheng Hoo di Pandaan, Pasuruan adalah satu dari tiga masjid besar
di Indonesia yang mengabadikan nama besar Laksamana Cheng Hoo sebagai
nama tempat ibadah. Para inisiator pembangunan Masjid Cheng Hoo
Pasuruan, demikian juga Masjid Cheng Hoo di Surabaya dan Masjid Cheng
Hoo Palembang, adalah komunitas Muslim Tiongkok yang sudah lama
bermukim di Indonesia untuk mengenang jasa pengembara asal Negeri Tirai
Bambu ini dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia (Abadi, 2015).
Abadi (2015) menjelaskan bahwa Cheng Hoo lahir pada tahun 1371 di
Provinsi Yunan, Tiongkok dan ia beragama Islam karena ayahnya adalah
keturunan suku Hui yang sudah pernah melaksanakan ibadah haji di Mekah.
Waktu umur 10 tahun Cheng Hoo kecil ditangkap oleh tentara kerajaan
Tiongkok, lalu dikebiri dan dijadikan tentara. Selanjutnya Cheng Hoo
mengabdi kepada Kaisar Yongle dari Dinasti Ming dan atas perintahnya
Cheng Hoo berlayar ke berbagai tempat di dunia sebagai utusan Kerajaan
Tiongkok, dan mulai melakukan ekspedisinya ke Banda Aceh, Cirebon,
Semarang, dan Jawa Timur.
Oleh sebab itu, terdapat simbol untuk mengenang kehadiran Cheng Hoo di
kota-kota tersebut didirikan monumen ataupun bangunan seperti Klenteng
Sam Pok Kong di Semarang ataupun Masjid Cheng Hoo di Palembang dan
Surabaya. Tujuan pembangunannya adalah untuk mengenang jasa Laksamana
Cheng Hoo dalam menyebarkan ajaran Islam di Jawa Timur dan juga sebagai
salah satu tempat berkumpulnya Komunitas Tionghoa Muslim Indonesia di
Jawa Timur (Utomo, 2015). Masjid Cheng Hoo Pandaan dianggap sebagai

3
4

kembaran Masjid Cheng Hoo di Surabaya, namun ada hal yang membedakan
kedua masjid tersebut.

B. Lokasi Masjid Cheng Hoo Pandaan


Lokasi wisata Masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan terletak di Desa
Petung Sari Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur.
Tetapi jika anda masih bingung di mana lokasi atau letak wisata Masjid
Muhammad Cheng Hoo Pasuruan saya sarankan anda mencari dengan
mengetik “Wisata Masjid Muhammad Cheng Hoo Pasuruan “di search google
maps saja. Di google maps sudah di tertandai dimana loksai yang anda cari
tersebut.

C. Muslim Tiongkok
Masjid Muhammad Cheng Hoo adalah masjid pertama yang memakai
nama Cheng Hoo. Arsitekturnya yang mengadopsi bangunan Tiongkok amat
kontras dibandingkan dengan masjid-masjid lainnya di kawasan itu. Itu pula
yang menyedot perhatian orang yang melihatnya.
Bangunan megah masjid mudah terlihat dari pinggir jalan. Di bagian
depan terdapat gerbang dan panduan yang jelas untuk menuju lokasi parkir
maupun untuk masuk ke dalam masjid. Terdapat gerbang tinggi yang dominan
berwarna merah. Sedangkan di bagian depan terdapat prasasti peresmian
masjid dan monument guratan sejarah mengenai Laksmana Muhammad
Cheng Hoo alias Zheng He.
Disebutkan bahwa Laksmana Cheng Hoo adalah pelaut yang berani dan
sudah dikenal cerdas sejak kecil. Cheng Hoo merupakan muslim Tiongkok
yang salah satu nenek moyangnya adalah Zaidnsyeh Syamsuddin, seorang raja
di Xian Yang, provinsi Yunnan. Ayahnya, yakni Ma Hazhi dikenal sangat baik
dan penolong.
Saat mendapat tugas sebagai Laksamana pasukan laut kerajaan, Cheng
Hoo memiliki pasukan laut terbesar saat itu dengan 27 ribu pasukan dan 100
kapal. Dia mengarungi tujuh samudera, berlayar ke berbagai belahan dunia,
termasuk ke Nusantara. Misi perjalanan menjalin hubungan baik,
mengembangkan kebudayaan dan perdagangan, serta menjalin dan
meningkatkan komunikasi dengan negara-negara lain di dunia.
Singkat cerita, kapal yang dipimpin Laksmana Cheng Hoo mengarungi 50
tempat di dunia dan membuka 41 jalur pelayaran internasional. Termasuk

4
5

tempat yang dikunjungi adalah Nusantara, yakni Majapahit di Jawa, Kerajaan


Samboja di Palembang, dan Samudera Pasai di Sumatera.
Semarang dan Surabaya disebutkan sebagai pelabuhan penting yang sering
dikunjungi Laksamana. Pada 1961, cendekiawan muslim besar Buya Haji
Hamka pernah menulis, “Seorang muslim dari China yang amat erat kaitannya
dengan kemajuan dan perkembangan agama Islam di Indonesia dan Melayu
adalah Laksamana Cheng Hoo (Zheng He).”
Pendiri Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo (Zheng He), Bambang
Sujanto, dalam prasasti menuturkan, untuk memonumentalkan dan mencatat
fakta perjalanan Cheng Hoo, pihaknya mendirikan masjid di Pandaan.

D. Seni Arsitektur Masjid Cheng Hoo


Masjid Cheng Hoo mulai didirikan pada tahun 2003 oleh Pemerintah
Kabupaten Pasuruan, Masjid Cheng Hoo Pandaan yang dibangun di atas tanah
kosong milik Perhutani. Pembangunanya membutuhkan biaya hingga Rp. 3,2
Milyar lebih dari anggaran pemerintah daerah, dan diresmikan pada tanggal 27
Juni 2008 oleh Bupati Pasuruan yaitu H. Jusbakir Aldjufri. Masjid ini
dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi, dengan luas bangunan
masjid 550 meter persegi. Masjid ini memiliki dua lantai, lantai bawah untuk
ruang pertemuan dan lantai atas khusus untuk sholat (Utomo, 2015).
Lantai dasar Masjid Cheng Hooo Pandaan digunakan sebagai ruang
pertemuan yang kadang kala juga disewakan untuk acara petemuan. Sisi
depan bagian atas terdapat ornamen yang bertuliskan lafalz Allah. Sedangkan
pada atapnya berbentuk seperti atap pada bangunan pagoda.
Beberapa bagiannya terdapat ornamen berupa lampion dengan pendar dan
cahayanya yang khas. Pilar-pilar bangunan berbentuk silinder yang cukup
besar dan kokoh. Dinding bangunan umumnya berupa jalusi atau sekat
berongga dan ornamen ukiran yang berwarna emas. Bagian tengah di belakang
pintu depan terdapat sebuah jam lonceng yang berbentuk klasik.
Melangkahkan kaki menuju ke lantai dua terdapat ruangan sembahyang
utama dengan warna dinding yang didominasi oleh warna merah dan putih
dengan karpet yang berwarna hijau. Pilar-pilar pada ruangan utama ini
berwarna emas dan bentuknya cukup tinggi sehingga mengesankan ruangan
tersebut sangat lapang dan lega. Jendela yang bermotif mozaik dan berupa Art

5
6

Glass memberi tampilan yang cukup indah pada masjid itu. Serta beberapa
jendela bertuliskan lafalz-lafalz Islami (Fitrianto, 2014).
Menurut Utomo (2015), arsitektur bangunan masjid yang mirip rumah
peribadatan Khing Hu Chu, hal ini terlihat unik dan artistik dengan
memadukan unsur-unsur budaya Islam, Jawa dan Tiongkok. Masjid dicat
dengan sentuhan warna-warna cerah seperti warna terang hijau, kuning, dan
merah. Interior Masjid juga memiliki motif dan ornamen yang merupakan
perpaduan dari tiga unsur Islam, Jawa dan Tiongkok. Perpaduan tersebut
diaplikasikan pada langit-langit yang menjulang tinggi mengikuti bentuk
struktur atap yang ditunjang tiang-tiang yang dicat kuning keemasan. Bagian
atap menampakkan gaya arsitektur khas bangunan menara di Tiongkok yang
berlapis-lapis. Cat hijau muda di genting dan warna merah pada setiap tepian
atap serta warna emas di puncaknya menjadikan bangunan terlihat mencolok
dan atraktif.

E. Daya Tarik Masjid Cheng Hooo Pandaan Dibandingkan Masjid Lain


Lampion umumnya menjadi ornamen dan lampu penerang di kelenteng,
tempat peribadatan atau rumah warga beretnis Tionghoa. Tetapi di daerah
Pandaan, ternyata ada masjid yang menggunakan lampion sebagai ornamen
dan lampu penerangnya. Masjid itu juga cukup unik karena bentuk
bangunannya yang khas ala bangunan kelenteng. Warnanya juga didominasi
oleh warna merah, hijau dan kuning ala warna bangunan kelenteng.
Keberadaan masjid itu menjadi masjid kembaran dengan bangunan serupa
yang ada di kota Surabaya, masjid ini bernama Masjid Cheng Hoo Pandaan,
tetapi berbeda dengan masjid yang ada di Surabaya yang berukuran kecil
dengan lahan yang terbatas, masjid di Pandaan ini justru sebaliknya (Fitrianto,
2014).
Gaya arsitektur Masjid Cheng Hoo Pandaan mengadopsi bentuk dan
desain bangunan Masjid Cheng Hoo Surabaya yang telah lebih dulu menjadi
ikon pariwisataa (Fitrianto, 2014). Umumnya masjid-masjid di Indonesia
memiliki corak dan ciri khas asli dari daerah yang menyebarkan agama Islam,
namun ternyata di Indonesia khusunya wali songo dalam menyebarkan agama
Islam juga berperan aktif dalam menyebarkan agama Islam. Masjid Cheng
Hoo memiliki daya tarik tersendiri.

6
7

Masjid Cheng Hooo Pandaan ini dilengkapi dengan fasilitas Perpustakaan


dan aula sebagai tempat berlangsungnya kegiatan keagamaan seperti akad
nikah dan belajar mengaji (Utomo, 2015). Jadi, masyarakat sekitar bisa
memanfaatkan sarana tersebut untuk mengisi waktu luang dan untuk
menambah pengetahuan.

F. Daya Tarik Masjid Cheng Hoo Pandaan Terhadap Masyarakat Umum


Kehadiran Masjid Cheng Hoo di Pandaan menambah maraknya suasana.
Letaknya yang sangat starategis juga tidak jauh dari terminal Pandaan. Para
pengunjung kebanyakan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dari
Surabaya, Malang atau kota-kota lain yang melalui Pandaan. Tempat
beristirahat sejenak bagi pengunjung berada di samping masjid.
Masjid ini memiliki pasar tradisional yang menjual khusus buah-buahan
dan hasil bumi, pernak-pernik, serta terdapat warung-warung makan. Tempat
ini banyak disinggahi orang-orang dari daerah lain, hanya sekedar mencari
oleh-oleh untuk kerabat dan sanak saudara saat pulang dari berwisata baik
yang dari Malang, Surabaya, ataupun orang-orang yang pulang dari Tretes.
Tak sedikit juga wisatawan asing yang singgah di tempat ini hanya sekedar
ingin melihat aktifitas dari warga pribumi maupun untuk berfoto di depan
Masjid Cheng Hoo. Oleh sebab itu sebagai tempat persinggahan, Masjid
Cheng Hoo Pandaan ini menjadi pilihan yang tepat.
Pengunjung dapat memanfaatkan masjid ini sesuai fungsi utamanya yakni
sebagai tempat sholat yang bersih, selain itu pengunjung juga bisa menikmati
keramaian di sekitarnya dan pemandangan alam pegunungan sebagai latar
belakangnya (Utomo, 2015).
Di samping komplek masjid terdapat rest area dan pasar tradisional yang
menjual khusus buah-buahan dan hasil bumi, pernak-pernik, serta warung-
warung makan yang ekonomis. Produk yang dipasarkan kebanyakan berasal
dari hasil pertanian sayur dan buah, oleh sebab itu tempat ini lebih dikenal
dengan sebutan "pasar buah". Banyak masyarakat yang mendatangi masjid ini
di pagi hari sambil berjalan - jalan mengitari bangunan ataupun beraktifitas
olahraga di pelataran parkir yang cukup luas (Pastic, 2011).

G. Fasilitas

7
8

Wisata Masjid Muhammad Cheng Hoo Pasuruann bisa di bilang sebuah


wisata religi yang memiliki bebrapa akan fasilitas dan pelayanan diantaranya
sebagai berikut :
1. Area parkit kendaraan
2. Musholla
3. Kamar mandi / MCK
4. Rumah Makan
5. Dan masih banyak lainnya
H. Transportasi
Bagi wisatawan asal kota pasuruan sudah tidak bingung lagi untuk
mendatangi lokasi Wisata Masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan. Akan
tetapi bagaimana bagi wisatawan luar kota bahkan luar negeri, tentu mereka
bingung dan takut kesasar. Tapi jangan khawatir bagi wisatawan luar kota
pasuruan saya mempunyai solusinya agar anda semua tidak kesasar.
Tentunya sarana transportasi apa yang anda pakai untuk berwisata ke
Wisata Masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan dengan memakai kendaraan
pribadi seperti : Mobil atau motor pribadi. Anda bisa meminta panduan arah
ke Wisata Masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan di google maps yang
terpasang di smartphone anda. Karena memakai kendaraan pribadi akan lebih
menyenangkan dari pada memakai kendaraan umum.
Akan tetapi jika anda memakai kendaraan umum seperti : bis umum atau
angkutan lainnya juga bukan masalah besar, pasalnya anda bisa berhenti di
terminal bus kota atau desa tujuan anda. Setelah itu melanjutkan dengan
menggunakan ojek ataupun kendaraan pribadi anda menuju lokasi Wisata
Masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan tersebut.

I. Saran Dan Tips


Saran dan tips sebelum menuju ke tempat Wisata Masjid Muhammad
Cheng Ho Pasuruan, anda perlu mempersiapkan keperluan yang akan
butuhkan. Serta beberapa barang tambahan seperti kamera karena anda pasti
ingin mengabadikan moment bersama kelurga ataupun teman – teman anda.
Jangan lupa bawa perlengkapan kesehatan (contohnya adalah sabun, tissu
basah, sampo, antiseptik). Siapkanlah fisik dan kendaraan anda supaya liburan
anda berjalan dengan lancar. Jaga kondisi diri anda dan selalu berhati – hati.

8
9

J. Peta Lokasi

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Salah satu masjid yang bercorak Tiongkok di Indonesia adalah Masjid
Cheng Hoo Pandaan. Nama Cheng Ho diambil dari laksamana terkenal asal
Tiongkok yang melakukan ekspedisi bersejarah pada 1404-1443.

9
10

Para inisiator pembangunan Masjid Cheng Hoo Pasuruan adalah


komunitas Muslim Tiongkok yang bermaksud untuk mengenang jasa
pengembara asal Negeri Tirai Bambu ini dalam menyebarkan agama Islam di
Indonesia sehingga didirikanlah monumen ataupun bangunan seperti Klenteng
Sam Pok Kong di Semarang ataupun Masjid Cheng Hoo di Palembang dan
Surabaya.
Arsitektur bangunan masjid yang mirip rumah peribadatan Khing Hu Chu
terlihat unik dan artistik dengan memadukan unsur-unsur budaya Islam, Jawa
dan Tiongkok. Masjid dicat dengan sentuhan warna-warna cerah seperti warna
terang hijau, kuning, dan merah. Selain itu, interior masjid juga memiliki
motif dan ornamen yang merupakan perpaduan dari tiga unsur Islam, Jawa
dan Tiongkok.
Masjid itu juga cukup unik karena bentuk bangunannya yang khas ala
bangunan kelenteng. Masjid ini memiliki pasar tradisional yang menjual
khusus buah-buahan dan hasil bumi, dan pernak-pernik, serta terdapat
warung-warung makan.

B. Saran
Bagi masyarakat dan pengunjung sudah seharusnya untuk tetap menjaga
hasil kebudayaan Indonesia dan tidak merusak sarana dan fasilitas yang ada
dalam masjid ini. Tetap menjaga kebersihan masjid agar tetap terjaga
kebersihan di masjid ini. Masyarakat harus bangga dengan hasil kebudayaan
Islam ini karena merupakan akulturasi kebudayaan Islam dengan kebudayaan
Tiongkok, sebab hanya tiga daerah saja di Indonesia yang memiliki masjid
unik ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Chryssanto Septian. 2015. Melongok Tiga Budaya di Masjid Cheng Hoo,
Pasuruan, (Online), (http://www.pegipegi.com/travel/masjid-cheng-ho/),
diakses 09 Mei 2019

Fitrianto, Heri Agung. 2015. Masjid Muhammad Cheng Hoo Yang Indah Di
Pandaan, (Online), (www.kompasiana.com/jelajah_nesia/masjid-
muhammad-cheng-hoo-yang-indah-di-
pandaan_551f5300813311186e9de130), diakses diakses 09 Mei 2019

10
11

Hidayatullah, Muhammad Syarif. 2013. Teori-Teori Masuknya Islam ke Wilayah


Timur Indonesia, (Online), (http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368968-
MK-Muhammad%20Syarif%20Hidayatullah.pdf), diakses 09 Mei 2019

Soekmono. 1973. Sejarah Kebudayaan Indonenesia. Yogyakarta: Kanisius

Utomo, Aris Heru. 2015. Masjid (Tanpa Jejak Sejarah) Cheng Ho Pandaan,
(Online), (http://arisheruutomo.com/2015/05/24/masjid-tanpa-jejak-
sejarah-cheng-ho-pandaan/), diakses 09 Mei 2019

Sudirman, Adi. 2014. Sejarah Lengkap Indonesia. Jogjakarta: Diva Press


http://titikwijayanti9.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://edorusyanto.wordpress.com/2017/02/05/mengenang-jejak-muslim-
tiongkok-laksamana-cheng-hoo-di-pandaan/
https://ihategreenjello.com/pesona-keindahan-wisata-masjid-muhammad/

11

Anda mungkin juga menyukai