Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

AKTIVITAS HUBUNGAN MASYARAKAT KECAMATAN NGORO DALAM


UPAYA PENINGKATAN KELESTARIAN CANDI BANGKAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Pelajaran Sejarah Peminatan

Guru Pengampu : M.Riyanto S.Pd

OLEH :
Abiyyu Suryo Wijoyo 01
Amanda Febria Revalina 04
Farah Alodia 13
Mochamad Akmal Surya 18
Muhammad Raditya Ersa 21
Nurul Fajriya Berliana 26
Rizky Kurniawan Nurmansyah 30

SMA NEGERI 1 PURI MOJOKERTO


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan
judul “Aktivitas Hubungan Masyarakat Kecamatan Ngoro dalam Upaya Peningkatan
Kelestarian Candi Bangkal”. Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas penelitian
pada mata pelajaran Sejarah Peminatan di SMA Negeri 1 Puri. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini terdapat kekurangan
pada penulisannya, sehingga penulis akan berterima kasih apabila mendapat
kritik dan saran pada laporan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis berterima
kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Riyanto, S.Pd selaku pengajar mata pelajaran
Sejarah Peminatan,
2. Teman-teman yang ikut membantu dan bekerja sama memberikan
informasi mengenai penelitian,
3. Narasumber yang berkenan untuk diwawancari pada penelitian ini,
4. Sumber-sumber yang ada di internet dan buku yang telah
mempermudah kami untuk mencari informasi.
Diharapkan proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan untuk melestarikan peninggalan sejarah
yang berada di daerah Mojokerto.

Mojokerto, 7 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Struktur Candi.........................................................................3
2.2 Hubungan Masyarakat dengan Kelestarian Candi...........................................4
BAB III..........................................................................................................................4
METODE PENELITIAN...........................................................................................4
3.1 Lokasi Penelitian..............................................................................................4
3.2 Pelaksanaan Penelitian.....................................................................................5
3.3 Sumber Data.....................................................................................................5
3.4 Metode Penelitian.............................................................................................6
BAB IV..........................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................6
4.1 Deskripsi Hasil Wawancara.............................................................................6
4.2 Analisis dan Pembahasan.................................................................................9
BAB V.........................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................10
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................10
5.2 Saran-Saran....................................................................................................11
5.3 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya...............................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................................14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dikenal sebagai Negeri Seribu Candi, hal ini dikarenakan
banyak candi yang terdapat di seluruh Nusantara yang kebanyakan berpusat di
Pulau Jawa. Kata “Candi” berasal dari kata Candika, yang diambil dari nama
Dewi Durga (Dewi Maut) dalam agama Siwa. Berdasarkan ciri khas dan motif
coraknya, candi di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu candi Budha dan candi
Hindu. Biasanya perbedaan kedua jenis candi ini dapat dilihat dari bentuk stupa
dan arcanya. Pada Candi Budha memiliki bentuk stupa dan arca budha di
dalamnya, sedangkan pada Candi Hindu terdapat arca dewa dewi didalamnya.
Namun ada beberapa pula candi yang merupakan gabungan dari candi Budha dan
Siwa.
Pada zaman dahulu, candi memiliki berbagai fungsi sesuai dengan
wujudnya. Candi digunakan sebagai tempat ibadah, istana, tempat pemandian,
atau bahkan digunakan sebagai tempat menyimpan abu jenazah dan memuliakan
roh leluhur sesuai dengan bagiannya masing-masing. Bagian tersebut dikenal
dengan sebutan pentirtaan, gapura, stupa, dan arca yang memiliki fungsinya
masing-masing. Candi biasanya merupakan peninggalan dari suatu kerajaan.
Kerajaan Majapahit pernah menjadi salah satu kerajaan yang terbesar
khususnya di Jawa Timur, salah satu peninggalan dari kerajaan ini adalah sebuah
candi yang terletak di Dusun Bangkal, Desa Candiharjo, Kecamatan Ngoro,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang dinamai dengan Candi Bangkal.
Walaupun candi ini sempat menjadi candi yang paling kokoh pada masanya,
kenyataannya kondisi Candi Bangkal saat ini sangat mengkhawatirkan.
Kondisinya dapat dilihat dari beberapa bagian yang telah runtuh dan menyisakan
pagar keliling dan batur, dinding candinya juga terihat keropos. Sehingga pada
proposal penelitian ini, penulis akan mengamati aktivitas hubungan masyarakat

1
terhadap upaya pelestarian Candi Bangkal beserta faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kelestariannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dapat diperoleh, didapatkan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa fungsi dari Candi Bangkal di Kecamatan Ngoro?
2. Bagaimana presepsi masyarakat terhadap Candi Bangkal?
3. Bagaimana aktivitas hubungan masyarakat dalam upaya pelestarian Candi
Bangkal?

1.3 Tujuan Penelitian


Proposal penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait
upaya pengenalan dan pelestarian candi. Setelah proposal penelitian ini dibuat,
diharapkan siswa dapat memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas akhir mata pelajaran sejarah peminatan,
2. Mengetahui fungsi dari Candi Bangkal di Kecamatan Ngoro,
3. Mengetahui presepsi masyarakat terhadap Candi Bangkal,
4. Mengetahui aktivitas hubungan masyarakat dalam upaya pelestarian Candi
Bangkal.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari tujuan penelitian diatas dapat diperoleh manfaat penelitian
sebagai berikut :
1. Keilmuan atau teoritis :
a) Memberikan edukasi baru yang diterapkan pada wisata sejarah
khususnya untuk pengunjung dengan mengetahui potensi daya tarik
interpretasi sejarah bangunannya beserta cara melestarikan
bangunan sejarah tersebut. Meningkatkan kesadaran pengunjung

2
tentang berapa pentingnya melestarikan bangunan bersejarah yang
ada di Indonesia.

2. Sekolah :
a) Menambah pengetahuan dan pemahaman serta memiliki wawasan
ilmiah mengenai sejarah candi tersebut.
b) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam melakukan
penelitian yang berkaitan pada candi tersebut.
3. Masyarakat :
a) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan pengelola dalam
melakukan pengembangan program interpretasi di bangunan Candi
Bangkal yang dapat menarik minat serta mendidik wisatawan yang
berkunjung di kawasan tersebut.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Struktur Candi


Kata candi berasal dari kata Candika yang berasal dari nama Durga
sebagai Dewi Maut yaitu Candika. Dewi Durga merupakan penguasa jiwa, dewi
maut atau dewi kematian (Harto, 2005:2). Kaitannya dengan Durga dan istilag
cinandi inilah, akhirnya masyarkat menyebut candi sebagai makam.
Candi sebagai pemakaman hanya terdapat dalam agama hindu, hal ini
dikarenakan candi-candi dari agama Budha digunakan sebagai tempat pemujaan
dewa yang di dalamnya tidak terdapat peti priprih, dan arcanya tidak
mewujududkan seorang raja. Abu jenazah daru para Biksu ditanam di sekitar
candi dalam bangunan stupa ( Soekmono, 1973:83).

3
Soekmono(2005) menegaskan bahwa candi bukanlah makam, tetapi candi
adalah bangunan kuil, abu yang terdapat dalam pripih adalah abu binatang
qurban, bukan abu manusia (raja). Terkait dengan anggapan ini, Harto (2006:16)
menjelaskan bahwa candi adalah salah satu perwujudan dharma agama bagi raja
dalam konteks religi Hindu sekaligus sebagai monument peringatan
meninggalnya raja atau kerabatnya. Bangunan candi melambangkan alam semesta
yang dikenal dengan konsep Triloka ( Soekmono, 1973:83-84). Konsep Triloka
ini pada candi terbagi menjadi tiga bagian, kaki candi melambangkan bhurloka
atau dunia tempat manusia berpijak, tubuh candi melambangkan bhuwarloka atau
dunia tempat manusia telah mencapau kesucian atau kesempurnaan, dan atap
candi melambangkan swarloka atau dunia para dewa dan roh nenek moyang.
(Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia / oleh R. Soekmono | OPAC
Perpustakaan Nasional RI. (perpusnas.go.id )

2.2 Hubungan Masyarakat dengan Kelestarian Candi


Hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen dari semua bentuk
komunikasi dalam kegiatan sehari-hari, dengan tujuang menciptakan pemahaman
yang baik antara satu individu dengan individu lainnya bahkan dengan suatu
lingkungan disekitarnya. Masyarakat harus memiliki persepsi atau cara kerja
dengan sistem yang fleksibel sehingga dapat menyesuaikan diri degan baik
terhadap lingkungan maupun suatu budaya. Dalam keselstarian candi diperlukan
sebuah partisipasi. Menurut Purwodarminto (1984), partisipasi adalah suatu
kegiatan atau turut berperan dalam suatu kegiatan yang disebabkan oleh persepsi
yang positif. Dalam penelitian ini, akan digambarkan secara komprehensif
tampilan persepsi dan partisipasi dari masyarakat sekitar candi terhadap upaya
pelestarian candi.

BAB III
METODE PENELITIAN

4
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini meliputi masyarakat di daerah sekitar Candi Bangkal,
yang terletak di Dusun Bangkal, Desa Candiharjo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur. Sesuai dengan juduk proposal penelitian ini, yaitu
“Aktivitas Hubungan Masyarakat Kecamatan Ngoro dalam Upaya Peningkatan
Kelestarian Candi Bangkal”.

3.2 Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih satu minggu pada
semester genap, dimulai pada bulan akhir Desember 2022 hingga awal Januari
2023. Waktu penelitiaan terhitung sejak penugasan sampai penyusunan laporan
hasil penelitian ini dibuat, Adapun yang menjadi kegiatan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan dan koordinasi bersama kelompok dalam melakukan
penelitian
2. Persiapan penelitian yang disiapkan pada tanggal 25 Desember 2022
dan pengumpulan data dengan wawancara dan catatan dokumen.
3. Tahapan analisis, dalam tahapan ini apabila data yang diperoleh belum
cukup maka peneliti akan kembali ke lapangan untuk melengkapi data
yang masih kurang. Apabila sudah lengkap peneliti akan melakukan
verifikasi dan menyimpulkan hasil dari penelitian tersebut.
4. Penyusunan hasil laporan penelitian

3.3 Sumber Data


Data penelitian ini sangat memerlukan sumber data yang valid, baik
dengan menggunakan wawancara terhadap narasumber atau informan, melakukan
observasi lansung maupun analisis dokumen. Oleh karena itu, sumber data dalam
penelitian ini meliputi hal- hal berikut :
a. Informan yang diwawancari yang meliputi kriteria berikut :
 Penduduk sekitar candi Bangkal

5
 Pedagang di sekitar candi Bangkal
 Pengunjung candi Bangkal
 instansi terkait yaitu Balai Perlindungan dan Pelestarian Peninggalan
Purbakala.
b. Arsip dan dokumen tentang keadaan masing-masing candi tentang
kerusakan yang pernah dialami atau perbaikan yang pernah dilakukan
untuk menjaga kelestarian candi tersebut.
3.4 Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini yang lebih
mengutamakan permasalahan hubungan masyarakat terhadap kelestarian candi,
maka jenis penelitian dengan strategi yang digunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan berbagai
informasi kualitatif deskripsi yang telah diteliti. Dalam penelitian ini strategi yang
digunakan adalah case studi. Di dalam penelitian kualitatif ini, sangat diperlukan
sumber data yang bersifat khas dan unik dari keseluruhan personalitas.
Pemahaman dan pengenalan karakteristik dari penelitian kualitatif ini
antara lain, riset kualitatif mempunyai latar alami karena data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, data yang dikumpulkan bukan untuk mendukung atau
menolak hipotesis tapi disusun khusus dari yang telah terkumpul dan
dikelompokkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Wawancara
Data yang kami peroleh dalam penelitian ini berisi hasil wawancara denga
informan atau responden yang telah dipilih. Responden yang kami wawancari
meliputi pedagang di sekitar Candi Bangkal, pengunjung atau wisatawan yang
dating ke Candi Bangkal, dan warga disekitar Candi Bangkal. Selain itu, kami
mendapatkan sumber informasi melalui intansi terkait dengan candi melalui
internet. Aktivitas yang dilakukan para informan atau responden berkisar pada

6
tempat-tempat di sekitar candi sehingga mereka adalah populasi yang sangat tepat
untuk dilibatkan dalam upaya pelestarian Candi Bangkal.
Pedagang yang menjadi responden di dalam penelitian adalah pedagang
yang berjualan di sekitar Candi Bangkal. Mereka terdiri dari pedagang yang
memiliki kios atau pedagang asongan yang menjajakan dagangannya dengan cara
berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Pemilihan Candi Bangkal sebagai
lokasi untuk pengambilan sampel penelitian kategori pedagang karena di daerah
tersebut terdapat banyak pedagang dengan dengan tingkat heterogintas yang
tinggi.
Di tempat dalam lokasi Candi Bangkal peneliti kesulitan untuk
mendapatkan sampel penelitian dengan kategori pedagang karena tidak ada
pedagang yang beroperasi untuk menawarkan dagangannya. Mungkin ketiadaan
pedagang di dalam Candi Bangkal,merupakan salah satu larangan yang ada di
dalam, sehingga pedagang hanya berjualan di area sebelum pintu masuk Candi
Bangkal.
Sedangkan pengunjung yang dijadikan sampel penelitian adalah
pengunjung candi yang ada di Candi Bangkal. Kebetulan Candi Bangkal
merupakan salah satu objek wisata yang cukup banyak diminati oleh wisatawan
domestik sehingga peneliti tidak kesulitan untuk menetapkan sampel pengunjung.
Pengunjung Candi Bangkal yang ditemui oleh peneliti juga sangat bervariasi
dengan tingkat heterogenitas yang tinggi. Mereka berasal dari daerah di sekitar
kecamatan Ngoro, hingga masih di wilayah Jawa Timur walaupun tingkat
pengunjung di luar daerah kecamatan Ngoro masih terbilang jarang.
Di Candi Bangkal peneliti melakukan wawancara dengan beberapa sampel
penelitian dari kategori penduduk. Di lokasi ini peneliti juga berhasil menemui
dua orang perangkat desa yaitu Bapak Siswanto (50 tahun) dan Bapak Joko (45
tahun). Mereka merupakan warga disekitar Candi Bangkal.
Sementara instansi yang kami jadikan sampel penelitin adalah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan yang kami ambil
melalui website sebagai informasi pendukung pada penelitian ini.

7
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, umumnya para pedagang
memiliki persepsi yang salah mengenai candi. Hanya beberapa saja diantara para
pedagang paham tentang arti penting dan makna candi. Mereka berpendapat
bahwa candi merupakan bangunan suci dari zaman kuno. Bangunan suci ini
mereka asosiasikan dengan makam, tempat bersemayamnya dewa, dan lain-lain.
Dewi Susanti (45 tahun), pedagang angkringan dari Ngoro menyatakan bahwa
candi adalah tempat tinggal para pendeta dari zaman dulu. Menurutnya pada
zaman Majapahit terdapat banyak pendeta yang diberi tugas oleh raja untuk
mengajarkan agama Hindu. Karena pendeta tidak memiliki tempat tinggal tetap,
maka raja memperbolehkan para pendeta untuk tinggal di dalam kompleks candi.
Wardono (50 tahun) pedagang asongan di candi Bangkal menyatakan bahwa
candi merupakan tempat ibadah yang dipergunakan untuk melakukan ritual
keagamaan pada zaman Hindu. Fungsinya sama dengan masjid, gereja, wihara
atau kuil pada zaman sekarang. Karena merupakan tempat ibadah maka candi
merupakan bangunan suci yang harus dihormati dan dirawat oleh penduduk di
sekitarnya.
Sedangkan pengunjung mempunyai persepsi yang beragam tentang candi.
Responden yang kami wawancarai, Yuana (30 tahun), sarjana S1 dari sebuah
perguruan tinggi swasta di Mojokerto menyatakan bahwa candi adalah tempat
dikuburnya raja-raja zaman dulu. Karena merupakan makam, maka candi
merupakan tempat yang angker, banyak makhluk halus yang menunggui tempat
tersebut. Pengunjung lain, Adis (24 tahun), mahasiswa, menyatakan bahwa candi
adalah tempat ibadah yang dibangun pada zaman Hindu-Budha atau sekitar abad
ke-5 sampai abad ke-10. Umumnya bangunan candi dibuat dari batu andesit
dengan mengadposi kuil-kuil dari India. Pada umumnya penduduk di sekitar
candi mempunyai persepsi yang hampir sama. Menurut mereka candi merupakan
bangunan suci peninggalan nenek moyang kita yang harus dijaga kelestariannya.
Bangunan suci yang mereka maksudkan adalah tempat disemayamkannya abu
jenazah para raja dari zaman dahulu. Oleh karena raja zaman dulu merupakan

8
orang sakti yang mempunyai kelebihan dalam bidang spiritual, maka candi
sebagai makamnya juga menjadi sangat angker.
Sementara itu partisipasi untuk melindungi, merawat, dan melestarikan
candi dari berbagai elemen sampel juga sangat beragam. Bagi pedagang maupun
masyarakat di sekitar, candi sangat dekat dengan kehidupan mereka. Selama ini
partisipasi dilakukan dengan cara merawat dan menjaga lingkungan di sekitar
tempat mereka berdagang. Hal ini dilakukan dengan cara menjaga keamanan,
ketertiban, kebersihan dan kenyamanan. Membuang sampah pada tempat sampah
merupakan salah satu bentuk partisipasi nyata dalam upaya perlindungan dan
pelestarian
Bagi pengunjung candi, partisipasi untuk melindungi, merawat, dan
melestarikan candi dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan
menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak bangunan candi misalnya
masuk dengan membeli tiket, menghindari aksi corat-coret, tidak memanjat ke
bagian atas bangunan candi, dan lain-lain. Menurut mereka dengan menjadi
pengunjung yang baik berarti mereka juga telah berpartisipasi dalam melindungi,
merawat dan melestarikan candi sebagai cagar budaya.

4.2 Analisis dan Pembahasan


Data-data hasil wawancara dengan responden merupakan cerminan dari
berbagai komponen masyarakat yang berbeda profesi, tugas, tingkat pendidikan,
dan lain-lain. Pada umumnya responden mengungkapkan halhal mengenai candi
sesuai dengan dunianya masing-masing. Persepsi mereka mengenai candi
menunjukkan paradigma elemen tertentu dalam masyarakat mengenai candi yang
diantara satu dengan yang lain berbeda. Hal ini dapat dimaklumi karena persepsi
merupakan tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau proses
seseorang mengetahui berbagai hal melalui panca inderanya.
Bagi pedagang dan masyarakat yang berada di sekitar Candi persepsi
mengenai candi dibentuk oleh pengertian mereka tentang objek yang ada di
sekitar mereka yang kemudian dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

9
Menurut para pedagang bila dilihat dari bentuk bangunannya, candi mirip dengan
kuil dimana di dalamnya juga terdapat arca. Namun masyarakat yang lain
berpendapat bahwa di dalam candi terdapat tempat untuk menyimpan abu jenazah
dengan beberapa benda perhiasan. Jadi tidak salah bila kemudian mereka
mnyimpulkan bahwa candi merupakan tempat ibadah atau sebagai makam bagi
raja-raja Hindu pada zaman dahulu. Sementara itu partisipasi mereka dalam upaya
perlindungan dan pelestarian candi tampaknya sudah cukup baik, dalam arti
tindakan mereka telah sesuai dengan kedudukan mereka sebagai warga
masyarakat yang wajib melindungi dan melestarikan candi sebagai benda cagar
budaya yang dilindungi. Umumnya mereka tidak mengetahui adanya undang-
undang yang mengatur tentang perlindungan dan pelestarian benda-benda cagar
budaya termasuk candi.
Namun sikap dan tindakan pedagang, masyarakat, dan para pengunjung
patut di apresiasi karena sudah sesuai dengan upaya perlindungan dan pelestaroan
benda-benda bersejarah. Beberapa organisasi sosial juga ikut terlibat dalam
pelestarian candi. Partisipasi ini lebih nyata juga dilakukan oleh juru pelihara dan
satpam yang menjaga, membersihkan, merawat dan menjaga ketertiban dan
keamanan di lingkungan candi.
Pengunjung merupakan elemen yang paling heterogen. Umumnya mereka
menganggap bahwa candi merupakan salah satu peninggalan sejarah dan budaya
dari nenek moyang yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Pada
umumnya pengunjung mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melindungi dan
melestarikan benda-benda cagar budaya tersebut dengan berbagai cara. Namun
ada juga sekelompok pengunjung, terutama pengunjung berusia remaja (15-20
tahun) yang tidak memiliki kesadaran bahwa beberapa tindakan mereka tidak
sesuai dengan upaya perlindungan dan pelestarian benda-benda cagar budaya.

BAB V
PENUTUP

10
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
mayoritas penduduk yang tinggal di sekitar candi memiliki persepsi yang salah
mengenai candi. Mereka menganggap bahwa candi merupakan bangunan suci
peninggalan nenek moyang dari masa lalu. Persepsi yang demikian tidak berbeda
jauh dengan persepsi para pedagang yang sehari-hari beraktivitas di lingkungan
candi. Sementara itu pengunjung candi sebagian besar juga memiliki persepsi
yang salah, tetapi beberapa pengunjung telah memiliki persepsi yang benar
tentang arti candi.
Kesalahan persepsi penduduk, pedagang maupun sebagian besar
pengunjung candi barangkali disebabkan oleh tingkat pendidikan mereka yang
pada umumnya masih rendah. Beberapa pengunjung yang telah mengetahui arti
dan kegunaan candi umumnya berpendidikan S1 dan sebagian lagi berstatus
mahasiswa, sehingga kemungkinan mereka mendapat informasi tentang candi
melalui buku, majalah, atau sumber pengetahuan yang lain. Namun ketika
ditanyakan tentang eksistensi Undang-undang No. 5 Tahun 1992 yang mengatur
perlindungan dan pelestarian benda-benda cagar budaya, semua responden
menyatakan tidak mengetahuinya. Kemungkinan besar mereka belum mendapat
informasi mengenai hal tersebut.
Ketika ditanyakan tentang partisipasi mereka dalam upaya perlindungan
dan pelestarian candi, baik pedagang, pengunjung, maupun penduduk di sekitar
candi umumnya mempunyai partisipasi yang cukup baik. Partisipasi yang baik
disini dimaksukan sebagai sikap yang proporsional dari seorang warga negara
untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya dari nenek moyang mereka. Hal
yang patut disayangkan adalah untuk penduduk dan pengunjung yang berusia
muda (15-20 tahun) yang kadang-kadang melakukan tindakan yang tidak
konstuktif terhadap upaya pelestarian candi. Aksi corat-coret di dalam bangunan
candi dengan menggunakan bahan kimia (cat, tinta, dan lain-lain) atau dengan
menggunakan pisau merupakan tindakan yang berbahaya karena dapat merusak

11
batu candi. Hal ini dijumpai pada candi daerah di sekitar Candi Bangkal.
Tindakan seperti ini seharusnya dapat dicegah sedini mungkin.

5.2 Saran-Saran
1. Untuk Penduduk dan Pedagang di Sekitar Candi
a. Agar lebih meningkatkan kepedulian terhadap candi sebagai bangunan
peninggalan sejarah yang merupakan kekayaan budaya bangsa.
b. Agar lebih pro aktif terhadap tindakan-tindakan yang kontraproduktif
terhadap upaya perlindungan dan pelestarian candi, misalnya dengan
melarang tindakan corat-coret, melapor berbagai tindak pencurian atau
pengambilan batu candi, dan lainlain.

2. Untuk Pengunjung Candi


a. Agar memberikan kontribusi terhadap pemasukan dana dengan membeli
tiket untuk masuk ke objek wisata candi.
b. Menjaga kebersihan dan keindahan baik di dalam candi maupun di sekitar
candi sehingga terjaga kelestariannya.
c. Menghindari aksi mencoret-coret yang dapat merusak bangunan candi.

3. Untuk Instansi Pemerintah


a. Lebih meningkatkan kepedulian terhadap warga masyarakat di sekitar candi
dengan melibatkan mereka dalam berbagai upaya konservasi.
b. Lebih meningkatkan informasi dan memperbarui data tentang Candi
Bangkal agar tetap berkembang.

5.3 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya


Sebaiknya hasil temuan penelitian ini ditindaklanjuti dengan sosialisasi
upaya perlindungan dan pelestarian benda-benda cagar budaya bagi masyarakat di
sekitar candi. Sosialisasi ini dapat berupa pelatihan, penyuluhan, maupun
program-program sejenis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur. (2020). Candi Bangkal .


Harianti, Pinasti, I. S., & Sudrajat. (2007). Presepsi dan Partisipasi Masyarakat Candi
terhadap Candi dan Upaya Pelestariannya. 8-19.
Koentjaraningrat. (1982). Manusia dan Kebudayan di Indonesia . Jakarta Djambatan.
Putut, Handoko, Suryawanto, C. T., & Muryanto. (2020). Pemberdayaan Masyarakat
dalam Pengelolaan Wilayah dan Sumber Manusia Desa Wisata Wonosari
Mojokerto. Fakultas Sastra Dr. Soetomo, 20-45.
Raturoma, J. M., & Wijaya, L. S. (2018). Aktivitas Public Relations dalam Upaya
Meningkatkan Citra Taman Wisata Candi Borobudur. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 114-125.
Soekmono. (1974). Candi Fungsi dan Pengertiannya. Erlangga.
Soekmono, R.. (1973.). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia / oleh R.
Soekmono. Yogyakarta :: Yayasan Kanisius,.

13
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1. Tata Tertib di Candi Bangkal

14
Gambar 2. Daerah di sekitar Candi Bangkal

Gambar 3.Candi Bangkal tampak depan

15
Gambar 4. Informasi Candi Bangkal

Gambar 5. Taman di depan Candi Bangkal

16
Gambar 6. Candi Bangkal dari depan

17

Anda mungkin juga menyukai