Anda di halaman 1dari 8

WISATA SEJARAH

“SITUS BUDHA”

DISUSUN OLEH:

Ivan Luttfy Chateriyan 191021013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana
telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
Laporan tentang Situs Budha ini dapat selesai seperti waktu yang telah
direncanakan. Tersusunnya laporan ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis, laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pemasaran Pariwisata.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Singaraja, 25 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................1
1.4. Manfaat...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Inovasi Kurikulum................................................................... 3
2.2.Ciri-ciri Inovasi Kurikulum....................................................................3
2.3 Pengembangan Inovasi Kurikulum....................................................... 5
2.4 Faktor Penghambat Inovasi Kurikulum................................................. 5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan...........................................................................................10
3.2. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan suatu investasi jangka panjang di suatu negara.. bisnis
pariwisata mulai marak dan negara-negara kemudian memfokuskan investasi
pada sektor Pariwisata. Namun ada hal yang tidak terduga adanya virus
pandemic, yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, banyak sekali
dampak yang ditimbulkan pada bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Pada
sektor bidang eknomi khususnya pariwisata saat pandemic sangatlah down
atau sempat terhenti. Khusunya pada pulau Bali yang notabene jantung
pendapatan Provinsi Bali addalah sektor pariwisata. Pengembangan
pariwisata terus ditekan oleh pemerintah, banyak sekali fasislitas-fasilitas
penunjang yang terus diperbaiki dan diperbarui dengn menggunakan
teknologi-teknologi. Pariwisata alam, budaya dan sejarah yang ada di Bai
terus ditingkatkan. Khusunya pada pariwisata sejarah yang ada di Bali. Situs
Budha merupakann salah satu bukti adanya peninggalan-peninggalan
bersejaah. Hal ini bisa kembali membuat wisatawan menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Bali di masa lalu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Situs Budha
1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk Mengetahui Situs Budha
Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoristis.
laporan ini memberikan pengetahuan yang cukup mendasar tentang wisata
sejarah Situs Budha
2. Manfaat praktis.
Manfaat laporan ini bagi akademika universitas pendidikan ganesha khususnya
bagi program studi pendidikan sejarah dan pemateri, Laporan ini akan memberikan
pengetahuan yang mandalam tentang wisata sejarah Situs Budha

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SITUS BUDHA

Gambar 1. Letak wilayah tempat situs Budha


Lokasi tempat situs Budha yaitu Jl. Raya Anturan, Singaraja, Kecamatan Buleleng, Anturan,
Kec. Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali 81151. Letaknya juga dekat tempat wisata pantai
lumba-lumba Lovina. Objek ini secara administratif berada di wilayah Desa Kalibukbuk,
Kecamatan Buleleng dengan ketinggian 2 meter di atas permukaan laut. Orbitasi objek ini
berjarak 8 Km dari kota Singaraja ke arah barat melalui jalur utama Singaraja – Seririt sehingga
mudah dicapai dengan kendaraan bermotor. Selain terletak di jalur utama situs ini terletak di
kawasan wisata Lovina sebagai objek wisata pantai yang sudah punya nama di kalangan
wisatawan domistik maupun mancanegara. Untuk bisa sampai ke objek ini kita belok ke kiri dari
kawasan Lovina sekitar 1 Km melalui jalan aspal menuju Desa Kayu Putih Melaka. Luas situs
ini sekitar 4 Ha milik Anak Agung Sentanu berupa kebun kelapa.

Berdasarkan data arkeologis Agama Buddha sudah berkembang di abad VIII Masehi pada
zaman Bali Kuno, termasuk di Bali Utara (Buleleng). Apalagi Bali Utara merupakan pintu
masuk pengaruh budaya dari luar baik Buddha maupun Hindu. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukan beberapa artefak Buddhis berupa stupika, materai tanah liat, arca perunggu, alat-alat
upacara, dan kompleks percandian di situs Kalibukbuk. Penemuan situs kompleks percandian
Buddhis di Kalibukbuk sebagai tempat untuk pemujaan Buddha, menunjukkan bahwa Agama
Buddha sudah berkembang di Bali Utara sejak abad VIII – XIV Masehi. Pada situs ini terdapat
tiga buah candi, yaitu candi induk berdenah oktagonal dan dua candi perwara yang denahnya
berbentuk bujursangkar, yang fungsinya sebagai tempat sembahyang umat buddhis di Bali Utara
pada masa lampau.

Penemuan situs ini diawali dengan ditemukan stupika dan materai dari tanah liat di belakang
sebuah hotel yaitu Hotel Angsoka ketika dilakukan penggalian sebuah kolam renang pada tahun
1991 oleh penduduk setempat. Pada tahun 1994, ditemukan lagi benda yang serupa di tegalan
milik Anak Agung Sentanu ketika dilakukan penggalian sumur oleh penduduk setempat.

2
Temuan – temuan tersebut membuat Balai Arkeologi Denpasar melakukan penelitian di situs
Kalibukbuk dari tahun 1994 sampai tahun 2002. Setelah studi ini dilakukan dilanjutkan dengan
studi teknis arkeologi yang dilakukan

oleh BP3 Bali Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB, dan NTT pada tahun 2002. Kegiatan
penggalian (ekskavasi) pada situs ini ditemukan beberapa artefak berupa batubata berhias motif
sulur-suluran, relief gajah dan ghana, yang merupakan bagian dari candi, juga ditemukan 100
buah stupika di dalam sumuran candi perwara sebelah barat, dan di bagian bawah dari temuan
stupika ini terdapat susunan batu andesit. Sedangkan stupika yang ditemukan di bawah candi
perwara sebelah timur keadaannya sudah teraduk. Berdasarkan temuan-temuan itu Balai
Arkeologi Denpasar berkesimpulan bahwa situs Kalibukbuk ini berasal dari abad VIII – XIV
Masehi. Kompleks Candi Kalibukbuk menghadap ke arah tenggara. Hal ini dapat diketahui
karena pada induk candi terdapat tangga yang berada di sisi tenggara. Bangunan stupa tersebut
pada saat ditemukan sebagaian besar sudah rusak dan yang tersisa hanya bagian dasarnya saja.
Peninggalan lain yang ditemukan adalah berupa batu bata yang dihias dengan motif sulur-
suluran dan relief Ghana dengan posisi jongkok, kedua tangan diangkat ke atas di samping
kepala seperti posisi menahan beban di atasnya. Dari sisa-sisa unsur dekoratif tersebut
menghasilkan rekontruksi bentuk candi utama berupa stupa dihias dengan relief Ghana berada di
antara lantai hiansan relief dan bagian atas kaki candi.

Ganesha pada stupa menjadi petunjuk adanya sinkritisme Siwa-Budha di situs ini. Stupa sebagai
bangunan bugis yang menggunakan atribut Siwaistis, hanya dapat dimungkinkan jika
pendukung bangunnan suci tersebut mengembangkan sikap toleransi antardua keyakinan yang
berbeda. Penciptaan stupa Kalibukbuk sebagai perpaduan harmonis unsur Budha dan Siwa
(Hindu) mencerminkan sikap toleransi yang tinggi di antara pemuluknya dan bahkan kedua
ajaran itu melebur menjadi aliran Siwa-Budha. Sekarang ini Stupa Kalibukbuk difungsikan oleh
masyarakat sebagai media pemujaan baik bagi umat Buddha maupun umat Hindu, seperti pada
Hari Raya Saraswati banyak umat Hindu datang mengadakan persembahyangan pada situs ini.
Berdasarkan temuan dan studi teknis dari BP3 Bali sejak tahun 2002, maka pada tahun 2004
mulai dilakukan pemugaran dalam rangka pelestariannya dan baru kelar pada tahun 2008.

3
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Candi Budha Kalibukbuk ditemukan pada tahun 1994
secara tidak sengaja oleh seorang penggali sumur. Kemudian karena masyarakat tidak
paham akan temuan tersebut kemudian dilaporkan pada badan arkeologi Denpasar.
Candi Budha Kalibukbuk terdiri dari 3 buah Candi yaitu 1 Candi induk dan 2 Candi
perwara. Candi ini memiliki bentuk dasar segidelapan yang berukuran 7 meter
setinggi 12 meter untuk Candi indukya. Bentuk dasar Candi perwara adalah persegi
dengan ukuran 2,7 meter. Atap semua Candi yang ada berbentuk Stupa. Candi ini
menghadap keselatan dan pada Candi induk yang terletak ditengah-tengah terdapat
sebauh ruangan yang memiliki fungsi khusus. Pada aspek pariwisata, situs Budha ini
merupakan salah satu warisan budaya. Aspek-aspek penting dari Candi Budha
Kalibukbuk sebagai objek pariwisata ialah aspek bentuk warisan peninggalan sejarah
di Bali. kontribusi candi ini sangat besar bagi rekontruksi sejarah Bali dan
meningkatkan peran Bali utara dalam perkembangan sejarah Bali. Hal ini menjadi
nilai tersendiri dari Candi Budha Kalibukbuk karena mampu mematahkan hipotesis
pengaruh Peradaban Hindu-Budha pada masa awal perkembanganya dan melahirkan
hipotesis baru yang memandang posisi Bali utara semakin penting dalam
perkembangan sejarah Bali.

4
DAFTAR PUSTAKA

Ardika, I Wayan, I Made Sutaba. 1997. Dinamika Kebudayaan Bali. Denpasar: Upada
Sastra
Anonim. Kumpulan Naskah Situs Kalibukbuk sebuah bunga rampai. Balai Arkeologi
Denpasar.
https://buleleng.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/situs-budha-desa-
kalibukbuk-54

Anda mungkin juga menyukai