Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STUDI KEBANGSAAN SMAN 1 MANGUNJAYA

Disusun Oleh:

JEFRI AJI SAPUTRA (XII IPS 6)

SMA NEGERI 1 MANGUNJAYA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas sebagai tanda ganti
tidak mengikuti Studi Kebangsaan SMAN 1 Mangunjaya. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang objek wisata
dan tempat yang dikunjungi selama Study Kebangsaan ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bu Novel mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharapkan adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER/JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Maksud Tujuan Kegiatan........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Tebing Breksi..........................................................................................2
B. Candi Prambanan....................................................................................4
C. Lava Tour................................................................................................7
D. Museum Sisa Hartaku.............................................................................9
E. The Lost World Castle.............................................................................11
F. Kali Kuning..............................................................................................13
G. Universitas Ahmad Dahlan (UAD).........................................................15
H. PT. Madukismo.......................................................................................16
I. Malioboro.................................................................................................19
BAB III PENUTUP...........................................................................................21
A. Kesimpulan ............................................................................................21
B. Kata Penutup...........................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas maka dilakukan kegiatan Studi Kebangsaan, dengan
mengunjungi Daerah istimewa yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan
nama Jogja, merupakan kota yang terkenal dengan sejarah dan warisan
budaya.
Yogyakarta merupakan pusat kerajaan mataram, dan sampai saat ini
masih ada keraton yang masih berfungsi dalam arti sesungguhnya. Jogja juga
memiliki banyak candi yang berusia ribuan tahun yang merupakan
peninggalan kerajaan besar zaman dahulu. Selain itu Pegunungan,pantai-
pantai, hamparan sawah yang hijau dan udara yang sejuk menghiasi
keindahan kota Jogja. Masyarakat jogja hidup dengan damai dan mempunyai
keramahan yang khas.
Tak heran apabila kota Jogja sangat terkenal dan merupakan salah satu
tujuan utama para wisatawan mancanegara, untuk berlibur dan mengabiskan
sisa waktu istirahatnya di Jogja. Adapun dalam karya ilmiah ini telah
menghasilkan data penelitian yang meliputi unsur budaya, sosial, sejarah, dan
unsur-unsur estetika yang ada dalam ornamen-ornamen bangunan yang ada di
sacrah istimewa Yogyakarta.

B. Maksud Tujuan Kegiatan


1. Memenuhi tugas sebagai ganti tidak mengikuti kegiatas Studi
Kebangsaan
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang tempat bersejarah
3. Mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di Jogja

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tebing Breksi
Pada mulanya Objek wisata tebing breksi ini merupakan lahan tandus
sebagai area tambang batu kapur. Namun setelah diadakan penelitian
menunjukkan hasil bahwa bahwa batuan yang berasa di kawasan Tebing
breksi ini merupakan batuan yang terbentuk dari aktivitas vulkanik gunung
Api Semilir yang termasuk jenis gunung api strato di dalam laut yang diawali
dengan terbentuknya lava bantal yang berada di Kecamatan Berbak pada
tahun 36-16 juta tahun lalu.
Letusan yang terjadi menghasilkan tumpukkan abu vulkanik yang salah
satunya membentuk Breksi Tuf Candi Ijo yang menumpuk tidak selaras di
atas lava bantal hingga puncaknya berada di Candi Ijo yang mempunyai
ketebalan mencapai 300 meter. Ketebalan Breksi setebal ini hanya terdapat di
Breksi Candi Ijo dan menjadi tumpukan abu vulkanik gunung purba paling
tebal di seluruh dunia. Sehingga menjadikan kawasan ini beralih dari area
pertambangan menjadi objek wisata.
Bekas aktivitas penambangan tersebut ditambahkan ukiran-ukiran, hal
inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Akses menuju
ke lokasi ini juga mudah, Dari kota Yogyakarta hanya berjarak sekitar 17 km
dan dapat ditempuh kurang lebih sekitar 30-40 menit. Lokasi Tebing breksi
ini juga dekat dengan objek wisata candi ijo, candi prambanan serta
kompleks Keraton Boko. Fasilitas yang ditawarkan di objek wisata tebing
breksi ini yakni terdapat, area spot foto, spot untuk melihat sunset dan
sunrise, Wahana ATV, camping ground, tlatar seneng dll. Untuk
fasilitasnya penunjang ada musholla, tempat parkir yang luas, foodcourt atau
pusat kuliner, toilet umum. Keberadaan Tebing breksi sangat berdampak bagi
masyarakat setempat.

2
Sejak adanya Wisata Tebing Breksi yang menjadi salah satu destinasi
wisata utama di Kabupaten Sleman dan semakin berkembangnya objek wisata
ini, kini banyak masyarakat Desa yang beralih pekerjaan yang dahulunya
sebagai buruh penambang batu kapur namun sekarang beralih menjadi pelaku
usaha bidang periwisata seperti pengelola pariwisata, penjual kios-kios,
menjual jasa seperti operator jeep wisata, foto kilat dan pengelola spot foto.
Sehingga secara tidak langsung hal adanya objek wisata tebing breksi
ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, serta dapat
meningkatkan pendapatan desa.
Foto Terkait :

3
B. Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang (Hanacaraka; Candhi
Prambanan )
Adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada
abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama
Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa
pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasati Siwagrha
nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahsa Sansekerta yang
bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi
ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan
bahwa di candi ini dewa Siwa lebih utama.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambana Desa Bokoharjo,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan kecamatan Prambanan, Klaten,
Jawa Tengah kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer
barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semaranag, berada di
perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi
Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten
Jawa Tengah.
Candi ini termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar
di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur
bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu
pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama yang memiliki
ketinggian mencapai 47 meter. Sebagai salah satu candi termegah di Asia
Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari
seluruh dunia.

4
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun
850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh
Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.
Nama Prambanan , berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri,
diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi
Hindu Para Brahman yang mengartikan “Brahman Agung” yaitu Barhman
atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang
kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat lain
menganggap Para Brahman mungkin merujuk pada masa jaya candi ini yang
sebelumnya dipenuhi oleh para brahmana. Pendapat lain mengajukan
anggapan bahwa nama “Prambanan” berasal dari akar kata mban dalam
Bahasa Jawa yang mengandung tanggung jawab atau memikul tugas, merujuk
kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan
keselarasan jagat.
Nama lain dari Prambanan dapat berarti 5 (lima) gunung yang dalam
bahasa Khmer/Kamboja 5 (lima) adalah Pram dan banam adalah gunung
(ប្ភ្នំ). Hal ini menggambarkan 5 puncak gunung dari Himalaya di India.
Mengingat pada saat yang sama dalam kronik Khmer bahwa Bangsa Jawa
pernah menjajah Khmer salama 200 tahun dan Jayawarman ke 2 yang pernah
di Jawa merupakan pahlawan yang memerdekakan Khmer dari dominasi
Jawa.
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah
dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh
Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi
Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan lama
menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini menandai kembali
berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar
keyakinan berbeda yang saling bersaing; yaitu wangsa Sanjaya penganut
Hindu dan wangsa Sailendra Penganut Buddha. Pastinya, dengan
dibangunnya candi ini menandakan bahwa aliran Hindu Saiwa kembali
mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Sailendra
cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana . Hal ini menandai

5
bahwa kerajaan Medang beralih fokus dukungan keagamaan, dari Buddha
Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru
mata angin, akan tetapi arah menghadap bangunan ini adalah ke arah timur,
maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi
Prambanan terdiri dari:
1. 3 Candi Trimurti : candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
2. 3 Candi Wahana : candi Nandi, Garuda, dan Angsa
3. 2 Candi Apit : terletak di antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-
candi Wahana di sisi utara dan selatan
4. 4 Candi Kelir : terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu
masuk halaman dalam atau zona inti
5. 4 Candi Patok : Terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
224 Candi Perwara : tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah
candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
Maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.

Foto terkait :

6
C. Lava Tour
Wisata Lava Tour Merapi dengan Jeep saat ini sangat di gemari baik
wisatawan domestik maupun mancanegara. Rute yang dilalui dalam kegiatan
lava tour merapi sangat menantang para wisatawan, yaitu melewati daerah
bekas terkena dahsyatnya erupsi gunung Merapi pada Desember tahun 2010
silam, diantaranya Kali Kuning, Kali gendol, desa Petung, kawasan wisata
kali Adem, Desa jambu.
Kegiatan lava tour ini bisa membuat kita merasakan serunya berjalan di
jalanan yang sudah rusak terkena erupsi merapi. Selain itu kita juga bisa
merasakan jalanan yang tergenangi oleh air, sehingga bisa membuat kita
semakin senang dengan berkeliling kawasan merapi menggunakan jeep.
Untuk bisa menikmati tur ini, kamu bisa datang langsung ke kawasan
Kaliurang dan Kaliadem yang berada di Kecamatan Cangkringan maupun
Pakem, Kabupaten Sleman. Tidak sulit untuk pergi ke Lava Tour Merapi
karena tidak terlalu jauh dari pusat kota, arahkan kendaraan ke utara untuk
menyusuri Jalan Kaliurang.
Lava Tour Merapi buka sejak dini hari hingga menjelang sore. Waktu
terbaik untuk menyaksikan pemandangan di sini adalah ketika musim
kemarau. Namun, perlu diingat bahwa kondisi terbaik di tempat wisata ini
sangat bergantung pada status dan kondisi Gunung Merapi.
Datang bersama rombongan, kamu dapat memilih paket wisata dengan
harga yang beragam. Setiap paket sudah termasuk dengan tiket masuk untuk
sejumlah titik pemberhentian, sehingga wisata ini lebih cocok untuk liburan
keluarga atau bersama teman.
Paket yang tersedia antara lain sunrise trip dengan durasi tiga jam dengan
tarif Rp450 ribuan per jeep. Short trip untuk empat orang dengan durasi satu

7
setengah jam seharga Rp 350 ribuan per jeep, serta super long trip untuk
durasi 3–3,5 jam seharga Rp650 ribuan per jip.
Armada jeep biasanya sudah dilengkapi dengan sabuk pengaman dan
helm. Harga di atas, sudah termasuk driver, BBM, serta tiket destinasi yang
akan dikunjungi.
Kamu juga akan memperoleh asuransi Jasa Raharja dengan pemandu
wisata dan fotografer oleh driver jeep. Teh hangat dan masker, bahkan juga
diberikan untuk memenuhi kebutuhan kamu selama berwisata.

Foto Terkait :

8
D. Museum Sisa Hartaku
Museum Sisa Hartaku merupakan salah satu museum yang belum lama
dibuka di Sleman, Yogyakarta. Museum ini cukup banyak dikunjungi dan
semakin populer sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik. Museum
ini sangat unik, namun juga memberikan kesan yang sangat mendalam. Bagi
beberapa pengunjung, museum ini juga akan menimbulkan emosi kesedihan.
Seperti namanya, museum ini menyimpan sisa-sisa harta dari korban
keganasan awan panas Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu. Adanya
museum ini membuktikan jika ada kisah pilu dari efek yang diberikan oleh
letusan Gunung Merapi yang gagah. Meskipun hanya sisa-sisa, namun
barang-barang tersebut masih berharga untuk mengenang dan memahami
bagaimana alam bekerja.
Museum Sisa Hartaku tidak besar, itulah kenapa dikenal juga dengan
sebutan museum mini. Lokasinya berada pada rumah yang dulunya adalah
milik Bapak Riyanto dan keluarga. Berawal dari usaha untuk mengumpulkan
barang-barang yang tersisa akibat letusan Merapi, akhirnya terbesit untuk
menjadikannya sebagai museum agar kejadian tersebut tidak terlupakan
begitu saja.
Beberapa tahun silam, terjadi letusan Gunung Merapi yang sangat
dahsyat. Erupsinya menimbulkan awan panas yang menerjang hampir seluruh
kawasan di lereng gunung. Letusan ini juga memakan korban hingga ratusan
orang. Abu panas menghanguskan apa saja yang dilewati, termasuk sawah,
hewan-hewan ternak, rumah, dan barang-barangnya.
Salah satu rumah yang diterjang oleh abu awan panas adalah milik Bapak
Riyanto ini. Setelah beberapa waktu berada di pengungsian, Bapak Riyanto
kembali ke rumah untuk melihat bagaimana keadaannya. Tentu saja semua

9
harta yang dimiliki telah rusak parah dan tidak dapat digunakan lagi. Banyak
di antaranya yang meleleh dan hanya berupa sisa-sisa saja.
Pak Riyanto akhirnya mulai mengumpulkan barang-barang yang tersisa.
Beliau tidak ingin membuang maupun menjualnya, meskipun ada cukup
banyak kolektor yang ingin menawarnya. Bapak Riyanto hanya takut jika satu
barang terjual, maka barang-barang lainnya juga banyak yang menawarnya.
Bapak Riyanto ingin mengumpulkannya untuk pribadi.

Foto Terkait :

10
E. The Lost World Castle
The Lost World Castle memberikan kamu sensasi berwisata alam yang
dibalut tema tertentu serta menawarkan keindahan castle atau benteng yang
sangat kokoh.
Dan ternyata benteng tersebut terbuat dari batuan sisa erupsi Merapi,
yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Ide pembuatan tempat wisata ini untuk
mengenang beberapa desa yang hilang akibat letusan Gunung Merapi yang
terjadi pada bulan Oktober tahun 2010 silam.
Karena memang lokasi The Lost World Castle ini berada di kawasan
lereng Gunung Merapi. Sehingga kamu dapat melihat dengan jelas gagahnya
gunung tersebut, jika cuaca sedang cerah.
The Lost World Castle artinya dunia yang hilang, maksud dari penamaan
tersebut berdasarkan kejadian meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2020
lalu.
Yang berakibat menghilangnya beberapa desa yang ada di sekitar
Merapi. Ide pembuatan tempat wisata ini selain untuk mengenang Desa
Kepungharjo dan sekitarnya juga untuk membangkitkan kembali ekonomi
masyarakat sekitar Merapi.
The Lost World Castle berada di lahan seluas 1,3 ha, dan berada sekitar 6
km dari puncak Gunung Merapi.
The Lost World Castle berada di lereng Gunung Merapi, seperti kita
ketahui bersama Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi aktif
yang ada di Indonesia.
Udara pegunungan begitu sangat terasa ketika masih melakukan
perjalanan menuju lokasi wisata epic yang satu ini. Bahkan di pagi hari, kabut
selalu hadir ikut menyapa.

11
Udara yang segar dan terbebas dari polusi, ditambah semilir angin
pegunungan yang menyejukkan, akan kamu rasakan ketika berada di The
Lost World Castle.

Foto Terkait :

12
F. Kali Kuning
Kali Kuning memiliki daya tarik khas Gunung Merapi, gunung
fenomenal yang sempat menjadi pemberitaan nasional karena peristiwa
meletusnya gunung tersebut.
Meski sempat tertimpa bencana, namun tidak menjadikan Jogja sepi
pengunjung. Setiap masa-masa berliburan, Jogja selalu ramai dikunjungi
karena berbagai lokasi wisata yang bisa dikunjungi. Jenis wisata yang
ditawarkan pun bermacam-macam. Pengunjung yang kebanyakan merupakan
rombongan atau keluarga dapat memilih banyak lokasi yang menjadi
alternatif untuk dikunjungi.
Bukit ini memiliki daya tarik wisata alam yang luar biasa. Selain karena
lingkungan asri karena berbada di lereng gunung merapi, spot-spot wisata
didalamnya juga berbeda dibandingkan obyek wisata sejenis lainnya.
Kali Kuning merupakan aliran sungai yang berada di lereng Gunung
Merapi, tepatnya 10 km sebelah timur Kota Jogja. Lokasi wisata Kali Kuning
bukan hanya sekedar sungai, namun sungai yang berada di bukit di sekitaran
lereng Merapi.
Aliran sungai merupakan lintasan lahar saat peristiwa meletusnya
Gunung Merapi beberapa tahun yang lalu. Meskipun berasal dari bentukan
akibat bencana alam, Bukit Kali Kuning menjadi lingkungan hijau yang asri
dan ditumbuhi pepohonan yang indah.
Saat ini obyek wisata dikelola oleh pihak Taman Nasional Gunung
Merapi. Dengan pengelolaan ini, terdapat fasilitas dan spot-spot wisata yang
bisa dinikmati ketika berkunjung ke lokasi ini. Termasuk beberapa tanaman
dan pepohonan yang justru tumbuh akibat letusan Gunung Merapi, dijaga
oleh pihak pengelola agar tetap lestari dan alami.

13
Bukit Kali Kuning memiliki mata air yang mengalirkan air melalui
sungai yang melewati setidaknya beberapa kecamatan diantaranya Pakem,
Cangkringan, Ngemplak, Kalasan dan Berbah. Dari bukit ini juga tersaji
pemandangan bukit batuan Andesit yang mempesona.
Dalam perjalanan menuju Bukit, setelah turun dari kendaraan, para
wisatawan akan disuguhi dengan pemandangan pinus, suara gemercik aliran
sungai, kesegaram udara bersih dan alami serta hijaunya tanaman-tanaman
yang terdapat di lokasi ini.
Beberapa tanaman dan pepohonan yang terdapat di area ini pun sedikit
berbeda dan hampir tidak ditemukan dilokasi lainnya seperti Bungan Kantung
Semar, Bunga Rasamal dan Bungan Puspa. Terdapat juga spot-spot foto yang
dibangun tanpa merusak suasana alami dan pemandangan asli di sekitar
obyek wisata alam ini.
Bukit Kali Kuning berada di Jl. Bebeng, Palemsari, Umbulharjo,
Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk
menuju ke lokasi ini, perjalanan terbilang cukup lancar karena kondisi jalan
yang sudah memadai. Hanya saja, para pengunjung masih harus berjalan kaki
di jalan setapak sepanjang 1 km sebelum benar-benar sampai di lokasi wisata.

Foto Terkait :

14
G. Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
Universitas Ahmad Dahlan (disingkat sebagai UAD) adalah sebuah
perguruan tinggi swasta yang berdiri di Yogyakarta, Indonesia. Universitas
Ahmad Dahlan yang didirikan pada tanggal 18 November 1960. Universitas
Ahmad Dahlan memiliki 11 Fakultas, Program Vokasi, Program Profesi, dan
Program Pascasarjana.
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memantapkan posisinya di
Perankingan web universitas tingkat dunia versi webometrics
(www.webometrics.info) ke posisi 2100 tingkat dunia. UAD masuk dalam
100 besar universitas terbaik se Asia Tenggara, yaitu di posisi 83, dingkat
Asia cukup jauh perbedaannya yaitu di posisi 354.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/FKIP saat ini mengelola sebelas
program studi sarjana (S1), satu program profesi dan 5 Program Magister
(S2). Prodi yang dikelola oleh FKIP UAD saat ini memiliki peringkat
akreditasi BAN PT: Bimbingan dan Konseling (A), Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (A), Pendidikan Bahasa Inggris (A), Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (A), Pendidikan Matematika (A), Pendidikan Fisika (A),
Pendidikan Biologi (A), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (A),
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (B), dan Pendidikan Vokasional
Teknologi Otomotif dan Pendidikan Vokasional Teknik Elektronika
(terakreditasi). Sementara itu, untuk Program Magister Pendidikan Bahasa
Inggris (A), Pendidikan Matematika (B), Pendidikan Fisika (B), Manajemen
Pendidikan (B), Pendidikan Guru Vokasi (B)
UAD senantiasa meningkatkan berbagai pelayanan agar menjadi tempat
belajar yang nyaman bagi para mahasiswa, berbagai kerjasama pun terus
ditingkatkan, mulai dari kerjasama dengan sesama lembaga pendidikan,

15
lembaga riset, pemerintah, lembaga non-pemerintah dan industri, baik
nasional maupun internasional. Harapannya dengan berbagai kerjasama
tersebut, para mahasiswa mendapatkan hasil pembelajaran maksimal
sebagaimana tujuan pendidikan dalam Muhammadiyah, “Membentuk
manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cakap percaya
diri, memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dan beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai oleh Allah SWT”. Itulah sebabnya UAD memiliki
motto “Moral and Intellectual Integrity”.

Foto terkait :

H. PT. Madukismo
Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 pada awalnya
bernama Pabrik Gula Padokan. Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini
hancur lebur dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX. Selanjutnya didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan
nama Pabrik Gula Madukismo.
Gagasan pendirian pabrik gula ini bertujuan menolong rakyat karena
banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik
tersebut dihancurkan oleh Belanda. Pembangunan kembali Pabrik Gula

16
Madukismo diharapkan dapat menampung lebih banyak lagi orang bekerja
dan terlibat dalam usaha pabrik ini.
Akan banyak para petani terlibat proses penanaman, pemeliharaan, panen
dan pabrik sendiri akan banyak menyerap tenaga kerja terutama pada saat
musim giling. Perjalanan Wisata Agro Industri adalah melihat proses dari
produksi yang dilakukan oleh pabrik gula ini. Wisatawan dapat menaiki
gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat
musim giling yaitu bulan Mei – September.
Wisatawan dapat menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara
langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari
gula kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira,
kristalisasi, puteran gula dan pengemasan gula.
Saat musim penggilingan tebu datang pada bulan Mei – September,
wisatawan dapat melihat ritual cembengan yang dilaksanakan warga sekitar
dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon doa restu agar
proses penggilingan berjalan dengan lancar.
Selama ritual, wisatawan dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai
acara kesenian lainnya seperti pasar malam, jathilan dan wayang kulit
semalam suntuk. Selain mencermati proses produksi gula, wisatawandapat
melihat mesin-mesin tua yang menjadi alat produksi Pabrik Gula Madukismo.
Saat berkunjung ke pabrik, kaliant akan disambut dengan nuansa era
industri. Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman luas, mesin-
mesin kuno, serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta pengangkut tebu
akan menyapa dan menguatkan kesan itu.
Kaliant dapat mengikuti perjalanan wisata agroindustri, yakni melihat
proses dari produksi yang dilakukan oleh pabrik gula ini dengan menaiki
gerbong yang ditarik lokomotif tua. Wisata ini biasanya dilaksanakan saat
musim giling, yaitu bulan Mei hingga September.
Kalian dapat menyaksikan dari dekat proses produksi gula secara
langsung. Proses ini diawali dengan pemerahan nira untuk mendapatkan sari
gula, kemudian pemurnian nira dengan cara sulfitasi, penguapan nira,
kristalisasi, puteran gula, dan pengemasan gula.

17
Tak hanya itu, kalian juga dapat melihat ritual cembengan yang
dilaksanakan warga sekitar dan karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan
memohon doa restu agar proses penggilingan berjalan dengan lancar.
Selama ritual, kalian dapat melihat kirab tebu temanten dan berbagai
acara kesenian lainnya, seperti pasar malam, jathila, dan wayang kulit. Selain
mencermati proses produksi gula, sobat dapat melihat mesin-mesin tua yang
menjadi alat produksi Pabrik Gula Madukismo.

Foto Terkait :

18
I. Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di
Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke
persimpangan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Asal nama jalan Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta
malyabhara yang berarti karangan bunga.
Jalan ini menghubungkan Tugu Yogyakarta hingga menjelang kompleks
Keraton Yogyakarta. Di sisi utara adalah Jalan Margo Utomo, yang
terbentang dari selatan kawasan Tugu hingga sisi timur Stasiun Yogyakarta.
Antara Jalan Margo Utomo dan Jalan Malioboro dipisahkan dengan
perlintasan kereta api yang cukup unik, di mana perlintasan ini menggunakan
palang pintu berjenis geser.
Jalan Malioboro terkenal dengan para pedagang kaki lima yang
menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari
yang menjual kuliner Jogja seperti gudeg. Jalan ini juga terkenal sebagai
tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekspresikan
kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis.
Malioboro menjadi wisata andalan bagi kota Yogyakarta, karena itu
akses menuju ke Malioboro sangat mudah, wisatawan juga memiliki banyak
pilihan transportasi untuk menuju ke Malioboro, wisatawan dapat
menggunakan bus kota maupun bus transjogja yang memiliki banyak halte di
kawasan malioboro.
Asal nama Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta malyabhara
yang berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang berpendapat asal
kata nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang
bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja.

19
Pada masa lalu, perlintasan ini dapat dilintasi oleh kendaraan umum
sebagai penghubung Jalan Margo Utomo menuju Malioboro. Namun karena
meningkatnya volume kendaraan yang melintas, membuat perlintasan ini
hanya boleh dilintasi oleh kendaraan-kendaraan kecil seperti becak atau
sepeda, sedangkan kendaraan lain harus memutar terlebih dahulu ke arah
timur melewati Jembatan Kewek, kemudian berbelok ke arah barat melalui
Jalan Abu Bakar Ali, barulah sampai di Jalan Malioboro.
Jalan Malioboro sebenarnya hanya terbentang dari sisi selatan rel kereta
api, di depan Hotel Grand Inna hingga berakhir di Pasar Beringharjo sisi
timur. Dari titik ini, nama jalan berubah menjadi Jalan Margo Mulyo hingga
Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Di sini terdapat bekas kediaman gubernur
Hindia-Belanda di sisi barat dan Benteng Vredeburg di sisi timur. Jalan
Malioboro menjadi batas antara Kemantren Gedongtengen dan Kemantren
Danurejan, di mana sisi barat Malioboro adalah wilayah dari kemantren
Gedongtengen, dan sisi timur Malioboro adalah wilayah dari kemantren
Danurejan. Sedangkan seluruh sisi jalan Margo Utomo adalah wilayah dari
Kemantren Jetis, dan sisi jalan Margo Mulyo adalah wilayah-wilayahnya dari
Kemantren Gondomanan.
Foto Terkait :

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Begitu banyak tempat wisata-wisata di Indonesia yang selalu bisa
menarik banyak pengunjung atau wisatawan dengan segala keunikan dan
keindahannya.
Tentunya masing-masing memiliki latar belakang dan sejarahnya
masing-masing yang berbeda. Namun disitulah letak keunikannya.
Kita semua sudah tahu bahwa negara Indonesia memiliki banyak pulau,
bahkan menurut KKP pada tahun 2022, Indonesia ternyata memiliki lebih
dari 16.000 jumlah Pulau banyaknya.
Di tiap-tiap Pulau tersebut tentunya memiliki Suku, Budaya, dan
keanekaragaman lainnya. Keunikan dan keindahan Indonesia yang abstrak
tentunya menyatu dalam semboyan bangsanya sendiri, yaitu Bhinneka
Tunggal Ika.
Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki banyak tempat daerah dan /
atau kawasan-kawasan bersejarah nan penting yang kini dimanfaatkan
sebagai wisata mancanegara seperti contohnya Jalan Malioboro, dan yang
lainnya. Tentunya, sebagai warga negaranya sendiri sudah seharusnya kita
menjaga, menghargai dan menghormati dengan baik peninggalan para leluhur
kita yang dengan ketidaksengajaannya membuat sejarah yang keindahannya
kini masih dapat kita nikmati sampai detik ini juga.

21
B. Kata Penutup
Demikian makalah ini saya buat dengan kesungguhan. Bila ada kata yang
menyinggung atau tidak sesuai dengan fakta yang ada, saya meminta maaf
yang setulus-tulusnya. Terima kasih kepada para pembaca yang mau dan
bersedia untuk membaca makalah ini dan kami juga menunggu kritik dan
saran anda untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bisa menjadi alat yang bisa menambah ilmu pengetahuan anda.
Terima kasih.

22

Anda mungkin juga menyukai