TAHUN2018/2019
DI SUSUN OLEH:
1.RIKO RIYANTO
2.
3
4.
5.
6.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Perjalanan Study tour Ke
Yogyakarta.
MOTTO
1. Terus melakukan perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan
proses produksi yang lebih cepat dan Kualitas yang lebih baik demi
tercapainya kepuasan pelanggan
3. One Team One Vision yang berarti keberhasilan dari suatu usaha
dicapai dengan satu tekad yang sama melalui kerja sama yang terbaik.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN........................................................................................................ii
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ……...iii
MOTTO.....................................................................................................................v
DAFTAR
ISI............................................................................................................. …………v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah................................................................................. ......... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Borobudur...................................................................................................... …3
B. Hutan Pinus..................................................................... ………………….......5
C. Pabrik Gula………………………………………………………………….. ...
D. Malioboro ....................................................................................................12
BAB III PELAKSANAAN
A. Waktu..............................................................................................................14
B. Tempat Wisata............................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 15
B. Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................ …....17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yogyakarta atau Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai
ibukota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa
yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan
samudra Hindia. Kota Jogja sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya.
Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai sekarang
ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya.
Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan
peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi
Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan
budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian
yang sangat kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih
sangat kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya
seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
setempat
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat
Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu
pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra,
dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara
Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat mengesankan. Tak ayal turis
mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah pulau jawa yang eksotik ini.
Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda khususnya siswa SMPN 1 PRIGEN
berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta. Paling tidak bisa mengetahui
sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena itulah kita sebagai generasi muda
sangat tidak etis jika kita tidak pernah berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal
history tentang jogja,karena jogja mempunyai sejarah yang panjang dalam
terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman kerajaan sampai sekarang . Jogja
tetap istimewa dimata dunia .
B. Tujuan Penulisan
1. Candi Borobudur
Dimana lokasi candi Borobudur?
Bagaimana sejarah dari candi Borobudur?
Bagaimana bentuk bangunan candi Borobudur?
Apa arti dari nama candi Borobudur?
2. Gembira Loka
Dimana Lokasi Kebun Binatang Gembira Loka
Bagai mana sejarah Kebun Binatang Gembira Loka
Hewan apa saja yang ada di Kebun Binatang Gembira Loka
3. Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Dimana lokasi museum dirgantara mandala?
Bagaimana kronologi berdirinya museum dirgantara mandala?
Apa keistimewaan dari museum dirgantara mandala?
4. Malioboro
Dimana tepatnya lokasi jalan malioboro?
Bagaimana asal-usul nama yang dipakai pada jalan malioboro?
Malioboro adalah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Candi Borobudur
Bagi sebagian masyarakat, nama Hutan Pinus Pengger memang masih terasa asing
terdengar karena memang lokasinya agak jauh dari Kota Yogyakarta. Tapi bagi
pelancong yang gemar berpetualang alam, lokasi ini sangat layak dikunjungi.
Hutan ini menawarkan daya tarik wisata alam yang alami dan asri sehingga jangan
dibayangkan sebagai hutan belantara yang tidak tertata rapi dan berkeliaran hewan
buas.
Lokasi Hutan Pinus Pengger berada di perbukitan Dlingo sebelah utara yang dekat
dengan perbukitan wilayah Piyungan Bantul. Rute terdekat menuju Hutan Pinus
Pengger dari pusat Kota Yogyakarta ke arah timur melewati Jalan Wonosari
Yogyakarta.
Dari pertigaan Piyungan ambil jalan naik menuju ke arah Patuk, Gunungkidul.
Sesampai di perempatan puncak Bukit Patuk atau Bukit Bintang, ambil arah ke kanan
menuju Jalan Raya Patuk–Dlingo. Selama perjalanan akan melewati Wisata Watu
Amben dan beberapa menit berselang tiba di kawasan wisata Hutan Pinus Pengger di
sisi kanan jalan. Kendaraan pengunjung dapat diparkir di area parkir yang dijaga oleh
pengelola wisata hutan pinus tersebut.
Tiket masuk ke hutan itu relatif murah, yaitu 2.500 rupiah per orang. Parkir kendaraan
sepeda motor 2.000 rupiah per kendaraan, parkir mobil 5.000 rupiah per kendaraan,
dan parkir bus 20.000 rupiah. Hutan Pinus Pengger Dlingo diresmikan sebagai tempat
wisata pada 7 April 2016, dan saat ini dikelola oleh masyarakat desa setempat yang
tergabung dalam kelompok sadar wisata.
Hutan pinus ini menggunakan area hutan di bawah pengelolaan Hak Pengusahaan
Hutan (HPH) Mangunan sama seperti wisata hutan pinus lain yang berada di perbukitan
Dlingo Bantul.
Kontur tanah hutan pinus ini berbukit di mana memiliki kemiripan dengan kontur tanah
di Puncak Pinus Becici. Pengunjung yang ingin berada di tengah-tengah area hutan
pinus harus berjalan menaiki puncak bukit melewati anak tangga sederhana yang
terbuat dari tanah. Disarankan menggunakan alas kaki yang tidak licin. Sebelum
dikembangkan sebagai tempat wisata, hutan pinus ini berfungsi sebagai hutan produksi
yakni getah pinusnya disadap sebagai bahan baku industri.
Pepohonan pinus di Hutan Pinus Pengger masih terbilang rapat sehingga pada siang
hari pun matahari tidak menembus area dasar pohon. Pemandangan ini tampak
istimewa bagi yang mendambakan hutan pinus yang rapat dan masih terlihat alami.
Suasana di sekitar hutan pinus terasa sejuk dengan angin sepoi-sepoi yang berhembus
dari sisi timur dan kadang dari sisi selatan.
Salah satu daya tarik lain Hutan Pinus Pengger Dlingo adalah spot untuk menikmati
matahari terbenam di area Watu Adeg (Watu Ngadeg) atau ujung barat hutan pinus
yang ditandai oleh area batu lava vulkanik yang telah membeku.
Batuan lava beku ini mirip batuan lava beku di Wisata Watu Amben dan Gunung Api
Purba Nglanggeran yang letaknya tidak jauh dari tempat tersebut. Dari tempat ini,
pengunjung dapat menikmati momentum matahari terbenam atau sunset dari atas
ketinggian dengan pemandangan yang hampir sama dengan Puncak Pinus Becici yang
letaknya berada di sebelah selatannya.
Bila kondisi cuaca cukup cerah, akan terlihat jelas Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu di sisi sebelah kanan.
Hutan Pinus Pengger memiliki banyak spot untuk berfoto dan semuanya keren. Karena
itu, tak heran jika kunjungan ke hutan ini dari hari ke hari makin banyak. Di siang hari
bukan akhir pekan, minimal ada 200-an pelancong, baik wisatawan lokal, dari luar kota,
maupun turis asing. Malamnya, pengunjung membeludak empat kali lipat, mulai magrib
tiba sampai pukul 12.00 WIB malam minimal 800-an orang akan antre foto di spot foto
Hutan Pengger yang bernama Pancawara. Di akhir pekan, pengunjung bisa dua kali
lipatnya.
Pancawara dalam bahasa Sanskerta berarti lima kabar, kabar berupa hubungan antara
manusia dengan elemen-elemen yang menyertainya, seperti api, logam, air, kayu, dan
tanah yang berarti untuk membangun peradaban manusia musti bekerja sama dengan
kelima elemen tersebut. Pancawara juga menjadi nama satu pekan di Jawa atau
disebut pasaran. Pada intinya, kelima elemen dan hari-hari manusia tidak boleh
dieksploitasi, namun kawan dan bekal untuk menghadapi tantangan bersama, dari
zaman ke zaman.
Pabrik Gula
Selama ini, masyarakat awam apabila ditanya soal pabrik gula apa yang
berada di Yogya, rata-rata pasti akan menjawab PG Madukismo.
Benarkah demikian? Fakta sejarah menunjukkan bahwa di masa
kolonial, Yogya pernah memiliki 19 pabrik gula. Selain Gunungkidul
dan Kota Yogyakarta, pabrik gula itu tersebar hampir merata di penjuru
Provinsi D.I.Y. Penasaran bagaimana ketujuh belas pabrik gula tersebut
bisa berdiri di Yogyakarta dan mengapa akhirnya tinggal nama saja?
Tanahnya yang subur dan banyaknya sumber air yang cukup untuk
menghidupi tanaman tebu menjadi alasan di
wilayah Vorstenlanden khususnya Yogyakarta bisa memiliki 19 pabrik
gula. Seandainya semua pabrik gula tersebut melakukan giling bersama,
dapat dibayangkan udara Yogyakarta bakal pekat oleh asap pabrik dan
di mana-mana akan tercium aroma limbah gula yang khas. Pabrik gula
yang pernah berdiri di bumi Mataram antara lain PG Medari, PG Beran,
PG Cebongan, PG Sewugalur, PG Gesikan, PG Bantul, PG
Gondanglipuro, PG Barongan, PG Padokan, PG Demakijo, PG Rewulu,
PG Sedayu, PG Klaci, PG Sendangpitu, PG Kedaton Plered, PG
Pundong, PG Kalasan, PG Randugunting, dan PG Wonocatur.
PG Padokan. Di sinilah nantinya akan dibangun PG Madukismo ( sumber : troppenmusuem.nl ).
a. Lokasi Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke
perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan
Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan
ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
b. Nama Malioboro
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro
menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak
hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga
cinderamata di jantung Kota Jogja.
Malioboro
Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja
andalan kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan,
pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya.
Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada
sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar
lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-
nama lokal.Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun
lokal, dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika,
mebel dan lain sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal
batik, wayang, ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat
penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati.
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari
banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro
menjajakan dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah
barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.
Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain
kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam
bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit,
gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon batik [semacan
topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih
banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar
dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar plastik
di lantai.
Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar
pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan bagi para
pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan
dan kiri.
Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian khusus
karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini
terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal
pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga
menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya
GOA Pindul
Goa Pindul Jogja adalah sebuah goa yang sangat unik, dimana di dalam goa
ini terdapat sebuah sungai yang melintas disepanjang goa tersebut. Aktivitas
yang umumnya dilakukan di wisata ini adalah cave tubing. Cave tubing adalah
aktifitas menyusuri sungai yang ada di dalam goa dengan menggunakan
sebuah ban pelampung. cave tubing sebenarnya hampir mirip
dengan rafting. Hanya saja yang membedakan keduanya
adalah, rafting biasanya dilakukan di aliran air sungai yang deras.
Sedangkan cave tubing dilakukan di aliran sungai yang tenang.
Goa Pindul Jogja memiliki panjang 350 meter dengan lebar 5 meter.
Terdapat tiga zona yang harus dilalui ketika melintas di Goa Pindul, yaitu
zona terang, zona gelap, dan zona remang. Zona terang terdapat di
area start ketika hendak memasuki goa. Zona remang berada di beberapa
meter setelah memasuki pintu goa. Dan Zona Gelap berada di tengah tengah
dalam goa Pindul.
Goa Pindul
Ornamen ornamen di dinding goa ditambah dengan ricuhnya kekelawar
membuat goa Pindul bak lukisan yang ternilai harganya.
Tepat di tengah tengah goa terdapat ruang yang cukup besar, dan uniknya
diatas ruang tersebut terdapat sebuah lobang, yang biasanya digunakan
sebagai jalur pintu masuk vertikal oleh TIM SAR . Dari lobang ini sinar
matahari dapat masuk menyinari ke dalam goa. Sehingga menjadikan
pemandangan di dalam Goa menjadi sangat luar biasa indah.
Kisah ini di awali orang orang pada zaman dahulu yang bernama Ki Ageng
Pemanahan dan Ki juru Mertani. Keduanya mendapatkan tugas untuk
membunuh bayi yang diperintahkan oleh Panembahan Senopati Mataram.
bayi tersebut adalah anak dari Puteri Penembahan Senopati.
Malioboro => Terminal Giwangan => Kota Wonosari => Goa Pindul
Apabila menggunakan kendaraan pribadi pun juga kurang lebih rute nya
sama.
Baca juga: Pantai Krakal, Surfing dan Landscape Alam yang Sangat Indah
MAKAM Sunan Gunung Jati
CIREBON merupakan salah satu kota yang lekat dengan sejarah penyebaran
agama Islam. Sosok yang berjasa dibalik penyebaran ini adalah Sunan Gunung
Jati, salah satu dari sembilan wali atau Wali Songo.
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syekh Syarif Hidayatullah. Ia lahir pada
tahun 1448 dan wafat pada tahun 1568. Untuk mengenang jasanya dalam
mengenalkan agama Islam, Sunan Gunung Jati dimakamkan di tanah Cirebon.
Ada waktu-waktu tertentu di mana makam ini padat oleh para peziarah. Sebut
saja malam Jumat Kliwon, Maulid Nabi, Grebeg Syawal, Grebeg Rayagung, dan
ritual pencucian benda-benda pusaka.
Tak sulit untuk menuju kompleks makam Sunan Gunung Jati ini. Kalau dari arah
Cirebon, makam ini berada di sebelah kiri jalan, tepatnya di Gunung Sembung.
Di dalam kompleks pemakaman ini tidak hanya ada makam Sunan Gunung Jati,
tapi juga kerabat-kerabat sang wali. Sedangkan tempat yang disebut Gunung
Jati adalah merupakan lokasi makam-makam kuno lainnya.
Ketika memasuki Jalan Alun-alun Astana Gunung Jati, di sisi jalanan akan
dipadati oleh para pedagang yang menjajakan berbagai macam barang seperti
tasbih, alat salat, minyak wangi, dan lainnya. Saat mulai memasuki halaman
depan pintu masuk utama, akan ada banyak orang yang meminta sumbangan
dengan membawa wadah. Mereka akan terus berdatangan dan meminta.
Meskipun begitu, peziarah tidak diwajibkan untuk memberi, karena itu hanya
bersifat seikhlasnya.
Kotak sumbangan berjejer, hanya berjarak sekitar satu meter dari satu ke kotak
lainnya. Kotak-kotak itu ditunggui oleh setiap orang yang seolah "memaksa"
untuk meminta. Memang agak mengganggu bagi peziarah yang datang ke sana.
Di kiri dan kanan tangga terlihat banyak makam yang merupakan kerabat dari
Sunan Gunung Jati. Semakin dekat dengan makam Wali, artinya semakin dekat
pula kekerabatannya. Makam Sunan Gunung Jati terletak di tangga teratas, yaitu
tingkat ke sembilan. Namun makam ini tidak dibuka untuk umum, tetapi hanya
boleh dikunjungi oleh keluarga keraton dan keturunannya. Peziarah hanya bisa
mendoakan dari depan pintu dan luar tembok untuk Sunan Gunung Jati.
Sebetulnya tidak ada biaya tiket masuk untuk bisa berziarah ke makam ini.
Hanya saja peziarah harus waspada dengan berbagai sumbangan dari pihak-
pihak yang ada di sana. Jika memang ingin bersedekah, siapkanlah beberapa
uang recehan. (Elvin Rizki Prahadiyanti)***
Ibu Sunan Gunung Jati Bernama Nyai Rara Santang merupakan putri dari Sri
Baduga Maharaja Prabu siliwangi dari istrinya yang bernama Sumbang Larang,
Kakak dari Nyi Rara Santang adalah tokoh terkenal yang bernama Pangeran
Walangsungsang dengan gelar Cakrabumi / Cakrabuana dan Kian Santang.
A. Waktu
Pemberangkatan 21.00 WIB, di Cimeneng menuju ke Yogyakarta
Istirahat pertama di SPBU jam 23.25 WIB
Tiba di Kampong Ulu 03.00 WIB.
Berangkat ke Candi Borobudur 06.36 WIB dan sampai 07.00 WIB
Ke Gembira Loka 10.15 WIB dan sampai 11.00 WIB
Ke Museum Dirgantara 14.15 WIB dan sampai 15.10 WIB
Ke rumah oleh-oleh 17.00 WIB
Ke Malioboro 17.15 WIB dan sampai 17.30 WIB
Perjalanan pulang 19.00 WIB
Translit ke rumah makan Candi Emas 20.00 WIB
Tiba di depan Alfa Mart Gandrungmangu 01.30 WIB
B. Tempat Wisata
1. Candi Borobudur
2. Hutan Pinus
3. Pabrik Gula
4. Malioboro
5. GOA Pindul
6. Hotel Nigara
7. Makam Sunan Gunung Jati
8. Bakpia Pathok
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja
itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta merawatnya agar tetap asri
seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita tambahkan
dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trend.tapi justru itu
salah,kita harus tetap menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian
yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur
dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata yang ada di
jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat luas,para
wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota Jogja
sudah terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena di daerah Jogja
juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah, berkualitas, terjamin
mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan beragam
sekali di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah budaya Jawa.
Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja. Maka dari
itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.
D. Saran
Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung di objek
wisata,penulis menyarankan kepada :
- Pemerintah, khususnya pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan pada
para wisatawan dan menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta berinovasi agar
ada penambahan wahana wisata baru untuk mengikuti perkembangan wahana wisata
diluar agar wisatawan betah karena ini merupakan devisa.
- Generasi muda Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat
wisata terutama yang berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal sebagai
Negara yang beranekaragam namun bisa hidup berdampingan dengan latar belakang
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan . 1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar
Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka