I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya SMP NEGERI 1 MAJALAYA mengadakan program
Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) adalah untuk belajar diluar
sekolah. Hal ini bertujuan agar murid-murid SMP NEGERI 1 MAJALAYA
menambah wawasan dan pengetahuan dari lingkungan-lingkungan
yang berada diluar sekolah, serta menghilangkan kejenuhan selama
belajar didalam kelas.
B. TUJUAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
C. MANFAAT
a. Sebanyak-banyaknya kami mengumpulkan
data , secara langsung dan
terperinci dari tiap tiap objek wisata yang dikunjungi.
b. Kami mendapatkan pengetahuan yang praktis yang dijadikan seb
agai landasan
untuk mengembangkan intelektual dimasa yang akan datang.
c. Menghilangkan Verbalisme antara teori dan praktek .
d. Memperluas cakrawala bagi kami mengenai objek-objek wisata te
rsebut
e. Menambah wawasan dan mengetahui secara dalam mengenai bu
daya,sejarah, lingkungan, dan sebagainya .
Destiana Arinda
Page 1
BAB
II
ISI
1. Makam Sultan Maulana Yusuf
Sultan maulana Yusuf merupakan salah satu putra dari Sultan Maulana
Hasanuddin dan merupakan Sultan Banten ke-2 (1570-1580).
Berdasarkan Sejarah Banten, setelah Maulana Hasanuddin meninggal
pada tahun 1570, Maulana Yusuf naik tahta, kemudian melanjutkan ekspansi
Banten ke kawasan pedalaman Sunda, dengan menaklukan Pakuan Pajajaran
pada tahun 1579.
Sultan Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan merupakan cucu dari
Sunan Gunung Jati. Beliau lahir di Kasemen, Serang, Banten dan
dimakamkan di Pekalangan Gede, Kasemen, Serang, Banten.
Komplek makam yang berada di kampung Sunyatan, Pekalangan
Gede, kasemen, Serang, banten atau sekitar 6km dari kota Serang ini
menjadi destinasi wisata ziarah banten yang paling banyak dikunjungi.
Berkunjung ke komplek makam ini selain anda dapat melakukan
wisata ziarah Banten tentang tokoh yang sangat berperan aktif dalam
kemajuan kota banten anda juga dapat mengambil hikmah dari apa yang
sudah diberikan oleh sultan ke 2 banten ini.
2.
Destiana Arinda
Page 2
3. Keraton Surosowan
Keraton Surosowan adalah sebuah keraton di Banten. Keraton ini
dibangun sekitar tahun 1522-1526 pada masa pemerintahan Maulana
Hasanuddin, yang kemudian dikenal sebagai pendiri dari Kesultanan Banten.
Selanjutnya pada masa penguasa Banten berikutnya bangunan
keraton ini ditingkatkan bahkan konon juga melibatkan ahli bangunan asal
Belanda, yaitu Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek berkebangsaan
Belanda yang memeluk Islam yang bergelar Pangeran Wiraguna. Dinding
pembatas setinggi 2 meter mengitari area keraton sekitar kurang lebih 3
hektare. Surowowan mirip sebuah benteng Belanda yang kokoh dengan
bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di empat sudut bangunannya.
Sehingga pada masa jayanya Banten juga disebut dengan Kota Intan.
Destiana Arinda
Page 3
Saat ini bangunan di dalam dinding keraton tak ada lagi yang utuh.
Hanya menyisakan runtuhan dinding dan pondasi kamar-kamar berdenah
persegi empat yang jumlahnya puluhan.
Keraton Surosowan ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing
terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Namun, pintu selatan telah ditutup
dengan tembok, tidak diketahui apa sebabnya.
Pada bagian tengah keraton terdapat sebuah bangunan kolam berisi
air berwarna hijau, yang dipenuhi oleh ganggang dan lumut. Di keraton ini
juga banyak ruang di dalam keraton yang berhubungan dengan air atau
mandi-mandi (petirtaan). Salah satu yang terkenal adalah bekas kolam
taman, bernama Bale Kambang Rara Denok. Ada pula pancuran untuk
pemandian yang biasa disebut pancuran mas.
Page 4
Ada pula hiasan pintu gerbang Keraton Surowsoawan yang terbuat dari
batu berjejer di halaman depan museum. Sementara itu, reruntuhan
gerbang keraton yang terbuat dari batu karang dipagari guna menjaga dari
hal yang dapat merusak benda bersejarah ini.
Masuk ke dalam bangunan museum, pengunjung akan disambut
dengan 2 gerabah berukuran besar. Walaupun terlihat retak dan tambalan
dibagian sisinya, gerabah ini masih terlihat kuat dan memperlihatkan sisasisa kejayaan zaman Kerajaan Banten Lama.
Berjalan ke sisi kiri bangunan, terdapat gambar yang menjelaskan
kejayaan Kesultanan Banten lewat Pelabuhan Karangantu. Terlihat dalam
gambar, Banten telah menjadi kota pelabuhan yang maju, dimana para
pedagang saling berinteraksi juga berkomunikasi. Pedagang yang datang ke
Banten saat itu kebanyakan adalah pedagang Cina, Persia, dan Portugis.
Salah satu gambar yang menarik adalah gambar yang menceritakan
dua utusan Banten yang dikirim ke Inggris pada tahun 1682, yakni Kyai
Ngabehi Naya Wipraya dan Kyai Ngabehi Jaya Sedana. Mereka berdua diutus
Sultan untuk membeli peralatan perang. Saat bertemu dengan raja Inggris
Charles II, utusan dari Banten ini menerima gelar sebagai Sir Abdul dan Sir
Ahmad.
Pada bagian belakang, museum ini memiliki peninggalan perabotan
rumah tangga. Barang berupa keramik, gelas, dan mangkuk ini didominasi
dengan warna putih. Terdapat juga kunci dan gembok pada masa Banten
Lama. Selain itu, di museum ini juga terdapat koleksi senjata seperti keris
dan tombak yang menghiasi salah satu sudut ruangan.
Menuju pintu keluar museum, terdapat arca nandi yang merupakan
peninggalan kebudayaan Hindu-Budha. Arca ini merupakan wahana atau
kendaraan Dewa Siwa.
Arca ini semula ditempatkan di Pancaniti, Kabupaten Serang. Kemudian
hilang dan ditemukan kembali di timur Pelabuhan Karangantu setelah
sebelumnya menjadi koleksi dari Museum Situs Kepurbakalaan Banten lama.
Page 5
6. Pantai Carita
Pantai Carita adalah sebuah pantai di pesisir barat
provinsi Banten,Indonesia. Pantai ini merupakan obyek pariwisata pantai
di Indonesia yang cukup terkenal selain Pantai Anyer, Pantai Karang
Bolong dan Pantai Tanjung Lesung.
Pantai Carita merupakan objek wisata yang terletak di Kabupaten
Pandeglang dan telah ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian
No.440/kpts/UM/1978 pada tanggal 15 Juli 1978 sebagai Taman Wisata Alam.
Pantai ini terkenal dengan pasir pantainya yang putih sehingga membuat
kawasan ini sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pantai Carita kaya akan sumber daya alamnya. Hamparan tepian yang
amat landai dengan ombak laut yang kecil dan lembut menyapu di
sepanjang pantai, dipadu dengan pemandangan Gunung Krakatau.
Jarak tempuh dari Jakarta ke Pantai Carita sekitar 130 km dapat
melalui jalan tol Jakarta-Merak dan keluar di gerbang tol Cilegon Timur.
Fasilitas di Pantai Carita cukup lengkap yaitu Banana boat, snorkling,
papan seluncur, diving, dan fasilitas lainnya. Banyak juga penginapanpenginapan sepanjang pesisir pantai dan atau rumah-rumah warga yang
difungsikan untuk penginapan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Destiana Arinda
Page 6
Hasil observasi dari kunjungan wisata ini juga bisa menjadi modal pem
belajaran di dalam kelas.
B. KESAN
Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) ini memberikan banyak kesan
khususnya buat saya. Saya yang baru pertama kali mengunjungi daerah
Banten sangatlah bangga dan adanya rasa keingin tahuan yang tinggi
dengan beberapa tempat bersejarah bagi Indonesia khususnya umat Islam,
karena Banten merupakan kota dimana pernah Berjayanya umat islam di
nusantara.
Banten juga memberi keindahan, dengan adanya beberapa pantai di
daerah barat pesisir Banten seperti Pantai Karang Bolong san Pantai Carita.
Namun, itu semua jadi hal yang fiksi karena dengan adanya beberapa
peserta yang kurang mempunyai rasa kebangsaan, saya, mungkin bukan
hanya saya yang kecewa mungkin yang lain juga sama kecewanya karena
tidak dapat menikmati keindahan Pantai Carita.
C. PESAN
Daftar Pustaka
Destiana Arinda
Page 7
Https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Banten
WWW.Paseban.org/.../Makam-Sultan-Maulana-Yusuf-Sang-SultanBanten-Ke-2.html
Destiana Arinda
Page 8