Anda di halaman 1dari 21

Sistematika Penulisan

Laporan Study Tour Bali

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Sistematika Laporan
Bab II Hasil Pengamatan
A.
B.
C.
D.
E.

.....................................................
....................................................
.....................................................
...................................................
.....................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Contoh Laporan Study tour Ke Bali

LAPORAN HASIL STUDY TOUR


KE BALI

LOGO SEKOLAH

Disusun oleh :
1. ........................................
2. ........................................
3. ........................................

SMA NEGERI 1 PACIRAN


TAHUN AJARAN 2014/2015

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Study Tour ini telah disetujui oleh pembimbing dan disahkan oleh Kepala SMA
Negeri 1 Paciran pada
Hari

Tanggal

Kepala Sekolah

Guru Pembimbing

H. Kiswanto, S.Pd. M.Pd.


NIP. ..................................

...................................
NIP. ...........................

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena saya dapat menyelesaikan
laporan studi tour yang ditugaskan kepada saya. Laporan yang saya buat ini berjudul
LAPORAN HASIL STUDY TOUR KE BALI.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak akan mampu jika melakukanya sendiri.
Sehingga dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih pada :
1. Bapak H. Kiswanto, S.Pd.M.Pd. selaku Kepala SMA N 1 Paciran sekaligus penanggung
jawab dalam pembuatan laporan ini.
2. Bapak ................ dan ibu ................ selaku pembimbing dalam bus 2 yang telah memberi
bimbingan dan pengarahan kepada penulis baik materiil maupun imateriil.
3. Ibu .................... selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak / Ibu guru SMA N 1 Paciran yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
5. Orang tua Penulis yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Selain itu saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu saya dan mendukung saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Dalam menyelesaikan kegiatan ini, saya menyadari akan kekurangan serta hasil yang jauh
dari sempurna, oleh sebab itu saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk memperbaiki laporan ini.
Saya mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ................................................................................................ i


Kata Pengantar ......................................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................................... iii
Daftar Lampiran ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 2
E. Sistematika Laporan ............................................................................................. 3
BAB II HASIL PENGAMATAN
A. Bali Sebagai Pulau Dewata .................................................................................. 4
B. Letak Geografis Bali ............................................................................................ 4
C. Topografi............................................................................................................... 5
D. Penduduk Bali ..................................................................................................... 5
E. Objek Wisata ........................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ........................................................................................................... 23
B.Saran ..................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24
LAMPIRAN ............................................................................................................. 25

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Salah
satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya banyak wisatawan asing maupun domestik datang
mengunjungi pulau Bali. Mereka tidak hanya tertarik oleh keindahan alamnya saja, tetapi

mereka juga tertarik pada kebudayaan masyarakat Bali yang begitu kental dan terjaga oleh
masyarakatnya meskipun banyak kebudayaan asing yang mulai masuk kedalamnya.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambatkan kebudayaan
masyarakat Bali dan obyek wisata yang menarik di Bali. Disamping itu penulis juga ingin
mengetahui lebih jauh tentang keindahan dan kebudayaan di pulau Bali yang mampu
memperkenalkan namanya hingga mancanegara dan menjadi salah satu pulau terindah di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Bali disebut Pulau Dewata ?
2 Di manakah letak Pulau Bali secara geografis ?
3. Bagaimana topografi pulau Bali ?
4. Bagaimana keadaan penduduk Bali ?
5. Objek wisata apa saja yang telah dikunjungi selama di Bali ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis menyusun laporan ini :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mendeskripsikan alasan Bali disebut Pulau Dewata.


Untuk deskripsikan letak pulau Bali secara geografis.
Untuk mendeskripsikan topografi Pulau Bali.
Untuk mendeskripsikan keadaan penduduk Bali
Untuk mendeskripsikan objek wisata yang telah dikunjungi di Bali.

D. Teknik Pengumpulan Data


a. Metode Observasi

Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati objek dengan
langsung dan pandu oleh pemandu wisata.
b. Metode Interview (Metode Wawancara)
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya-jawab dengan pemandu
wisata atau dengan cara diskusi.
c. Metode Study Pustaka
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bukti-bukti dari
buku perpustakaan yang isinya berkaitan dengan kepariwisataan di Bali.

E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan mengetahui isi laporan ini secara utuh,
maka penulis menyusun laporan ini dengan sistematika sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Teknik Pengumpulan Data

E. Sistematika Laporan
Bab II Hasil Pengamatan
F.
G.
H.
I.
J.

Bali Sebagai Pulau Dewata


Letak Pulau Bali
Topografi
Penduduk Bali
Objek Wisata

BAB III PENUTUP


C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
HASIL PENGAMATAN
A. Bali Sebagai Pulau Dewata
Bali berasal dari kata BALI dalam bahasa Sansekerta berarti Kekuatan dan dari
bahasa Bali BALI berarti Pengorbanan yang artinya agar kita tidak melupakan kekuatan
kita dan selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai dua pahlawan yang sangat berjasa
dalam mempertahankan wilayah Bali yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.
Pulau Bali disebut Pulau Dewata karena memiliki ciri khas tersendiri yaitu mayoritas
penduduknya beragama Hindu, dan mereka menyembah Dewa sebagai perwujudan Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam penyembahan di Bali, sesaji dan upacara khusus menjadi daya tarik
untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara.

B. Letak Pulau Bali


Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar
112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 82523 Lintang

Selatan dan 1151455 Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian
Indonesia yang lain.
Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan
bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan
lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau
yang

berlokasi

di

daerah

pegunungan,

yaitu Danau

Beratan atau

Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali
terkenal sebagai daerah wisata.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km 2 atau 0,29% luas wilayah Republik
Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan
701 desa/kelurahan. Batas-batas wilayah Bali :
a. Utara : Laut Bali.
b. Selatan : Samudra Indonesia.
c. Barat : Selat Bali, Provinsi Jawa Timur.
d. Timur : Provinsi Nusa Tenggara Timur.

C. Topografi
Di tengah-tengah pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke
timur. Gunung tersebut adalah Gunung merbuk (1.386 m), Gunung parai (1.414 m), Gunung
watukara (2.276 m), Gunung panggilingan (2.098 m), Gunung batur (1.717 m), dan Gunung
Agung (3.140 m). Di antara gunung gunung tersebut yang masih aktif adalah Gunung Batur
dan Gunung Agung. Dibagian selatan Gunung Batur terdapat semacam bukit yang tingginya
220 m, sedangkan Nusa Penida merupakan bukit kapur dengan puncaknya setinggi 529 m.
Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi
menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit

dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan
lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (215%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam
(>40%) seluas 132.189 ha.
Provinsi Bali memiliki 3 (tiga) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu :
Danau Beratan dengan luas 370 ha, Danau Tamblingan dengan luas 110 ha dan Danau
Batur dengan luas 1.718.751 ha.

D. Penduduk Bali
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3%
menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Islam, Protestan, Katolik, dan
Buddha.
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan
perikanan. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali
adalah Bahasa Indonesia, Bali, dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor
pariwisata.
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas
pemakaiannya di Bali, dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar
masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual.

F. Objek Wisata
1. Pantai Sanur

Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancongan pariwisata yang terkenal di pulau
Bali. Tempat ini letaknya adalah persis di sebelah timur kota Denpasar, ibukota Bali.
Sanur berada di Kotamadya Denpasar.
Pantai Sanur terutama adalah lokasi untuk berselancar (surfing). Terutama ombak
pantai Sanur sudah termasyhur di antara para wisatawan mancanegara. Tak jauh lepas
Pantai Sanur terdapat juga lokasi wisata selam dan snorkeling. Oleh karena kondisinya
yang ramah, lokasi selam ini dapat digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan
keahlian.
Pantai Sanur juga dikenal sebagai Sunrise beach (pantai Matahari terbit) sebagai
lawan dari Pantai Kuta.Karena lokasinya yang berada di sebelah timur pulau Bali, maka
pantai Bali ini menjadi lokasi yang tepat untuk menikmati sunrise atau Matahari terbit. Hal
ini menjadikan tempat wisata ini makin menarik, bahkan ada sebuah ruas di pantai Sanur
ini yang bernama pantai Matahari Terbit karena pemandangan saat Matahari terbit sangat
indah jika dilihat dari sana.

2. PULAU PENYU
Deluang sari adalah sebuah delta kecil ditumbuhi hutan bakau di Tanjung
Benoa , berpantai pasir putih, dengan gelombangnya yang tenang, terletak menghadap
dengan pusat rekreasi laut Pelabuhan Benoa.
Karena memiliki sistem ekologi yang utuh, pantainya yang bersih, hutan bakaunya yang
subur, maka tempat ini telah dikembangkan untuk penangkaran Penyu laut. Di saat air
surut kita dapat menyebrang ke sana dengan berjalan kaki di sela-sela pohon bakau
dari Tanjung Benoa, namun di saat air laut pasang, kita harus menyeberang dengan
perahu / jukung dari pelabuhan Benoa selama sekitar 10 menit.

Di samping melihat penangkaran penyu, wisatawan yang datang ke sini juga dapat
melihat berbagai jenis ayam aduan, binatang dan burung-burung liar serta sebuah pura
kecil. Sebagai kawasan wisata, di pulau kecil ini juga sudah tersedia rumah makan, toko
cindera mata serta tempat atraksi pertunjukan satwa.
Untuk melihat penyu di Tanjung Benoa ini, silakan ikut program Tour Pulau Penyu dan
Memberi Makan Ikan.

3. Pantai Pandawa
Pantai Pandawa adalah salah satu kawasan wisata di area Kuta selatan,
Kabupaten Badung, Bali. Pantai ini terletak di balik perbukitan dan sering disebut sebagai
Pantai Rahasia (Secret Beach). Di sekitar pantai ini terdapat dua tebing yang sangat besar
dan dihiasi dengan patung Pandawa lima di bagian dinding tebing karst. Patung Pandawa
dari cerita Mahabarata tersebut mencakup Yudhistira / Dharmawangsa, Bima, Arjuna,
Nakula, dan Sahadewa.
Selain untuk tujuan wisata dan olahraga air, pantai ini juga dimanfaatkan untuk
budidaya rumput laut karena kontur pantai yang landai dan ombak yang tidak sampai ke
garis pantai. Cukup banyak wisatawan yang melakukan paralayang dari Bukit Timbis
hingga ke Pantai Pandawa. Kawasan pantai ini juga sering digunakan sebagai lokasi
pengambilan gambar untuk sinetron FTV
Tidak salah jika Pantai Pandawa di sebut sang perawan di Bali Selatan karena pantai
tersebut sangat alami sekali dan air laut sangat jernih. Yang tampak di pantai hanyalah
rumput laut dan tidak ada sampah-sampah berserakan di tempat ini. Pantai Pandawa
terletak di desa Kutuh Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali, 3 km dari
kawasan Wisata Nusa dua dan Pura Uluwatu. Akses jalan menuju Pantai Pandawa masih
dalam proses perbaikan karena kita akan melewati tebing batu kapur yang saat ini masih

dalam tahap perbaikan juga. Tidak banyak yang tahu mengenai Pantai Pandawa ini, selain
penduduk lokal yang menjadikan Pantai Pandawa ini sebagai tempat mereka bertani
rumput laut. Pantai Pandawa sendiri sudah dilengkapi dengan kedai makan dan minum
untuk wisatawan karena aktivitas yang biasa yang dilakukan adalah paragliding. Nama
Pandawa Beach sendiri diambil dari tokoh pewayangan karena pantai ini setiap tahunnya
dijadikan sebagai tempat untuk melakukan upacara melasti.
Di jalan menuju pantai ini terdapat patung dari lima tokoh pewayangan Pandawa
dan akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang tidak saja gemar berwisata di
pantai ini akan tetapi bisa mengabadikan tokoh pewayangan ini.
Berkunjung ke pantai ini berarti Anda perlu bersiap-siap untuk basah. Berenang
menjadi aktivitas utama selain kano atau paragliding. Akan tetapi, apabila tidak ingin
berbasah-basahan maka Anda bisa bersantai duduk di warung-warung pinggir pantai
sembari menikmati air kelapa bersama jagung bajar. Anda juga bisa berjalan-jalan di
sepanang pesisir pantainya menyaksikan petani rumput laut yang sedang beraktivitas.
Pantai Pandawa memang dijadikan sebagai tempat budidaya rumput laut. Di pantai
ini Anda bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang budidaya rumput laut
yang dijalankan masyarakat sekitar sejak 1980-an. Kabarnya kini aktivitas budidaya
tersebut menggandeng mitra dari negara lain seperti Denmark dan Amerika Serikat. Selain
dikenal dan dijadikan sebagai tujuan wisata pantai, Pantai Pandawa juga digunakan
sebagai lokasi upacara hindu melasti oleh masyarakat desa setempat. Oleh karena itu,
datang pada saat upacara tersebut dapat memberikan atraksi yang lebih mengesankan.

4. Garuda Wisnu Kencana


Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana
Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali.

Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer
di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini,
direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran
raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12
meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas
permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu
adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara.
Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu
kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond.
Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang
yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000
orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk
mengadakan acara besar dan internasional.Terdapat juga patung tangan Wisnu yang
merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat
untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan
sementara di daerah Tirta Agung.

5. Puja Mandala
Semangat kebersamaan yang kental dalam masyarakat Bali melahirkan kompleks
peribadatan Puja Mandala di Nusa Dua. Berawal dari keinginan umat Islam di Bali untuk
mendirikan masjid di daerah Nusa Dua, inisiatif ini disambut dengan ide dari Menteri
Pariwisata yang pada saat itu dijabat oleh Joop Ave untuk membangun tempat ibadah
kelima agama dalam satu kompleks sebagi simbol kerukunan umat beragama di

Bali.
Lokasi Puja Mandala mulai dibangun pada tahun 1994 di atas tanah hibah seluas 2 hektar
dari PT. Bali Tourism Development Corporation (BTDC). PT. BTDC adalah pihak
pengelola daerah Nusa Dua dimana telah berhasil membangun daerah Nusa Dua sebagai
salah satu tempat tujuan utama wisata di Bali. Pada tahun 1997, daerah Puja Mandala
secara

resmi

disahkan

oleh

Menteri

Agama

Tarmidzi

Taher.

Dengan penyelesaian bangunan secara bertahap, berikut daftar nama tempat ibadah di Puja
Mandala:
Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa (1997)
Gereja Kristen Prostestan Bukit Doa (1997)
Masjid Ibnu Batutah (1997)
Vihara Budhina Guna (2003)
Pura Jagat Natha (2005)
Biarpun tujuan awal dari Puja Mandala adalah sebagai fasilitas ibadah wisatawan
yang menginap di daerah Nusa Dua, seiring dengan jalannya waktu, lokasi Puja Mandala
sudah menjadi salah satu tempat kunjungan utama bagi wisatawan di Nusa Dua. Puja
Mandala juga sering disebut sebagai miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia.
Dengan relasi harmonis dan dinamis, semangat kebersamaan dalam Puja Mandala lahir
dari relung jati diri masyarakat pendukung nya. Keberadaan tempat-tempat beribadah di
Puja Mandala bukan hanya sebatas simbol saja, namun merupakan bentuk nyata dari
toleransi hakiki dalam suasana informal, akrab dan terinternalisasi dalam keseharian
hidup. Disini, perayaan Ekaristi umat Kristen seringkali diselingi suara adzan maghrib.
Atau shalat Jumat tetap digelar pada saat hari raya Nyepi, walau tanpa pengeras suara.
Disini dapat disaksikan secara lansung cermin Bhinneka Tunggal Ika secara nyata
6. Tari Barong dan Keris
Tari Barong adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan PraHindu. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan

(adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum
binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok
yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di
antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun,
di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah
Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau,
dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca
cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh
dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan
gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang
memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa
dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam
pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang
dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti,
Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.
Gending Pembukaan
Barong dan kera sedang berada didalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga
orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak
ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera
dapat memotong hidung salah seorang dari mereka
Babak Pertama

Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga
orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak
ketenangan hutan.Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera
dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.
Babak Kedua
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba.Salah seorang pengikut Randa berubah
menjadi setan dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang
menyebabkan mereka bisa menjadi marah.Keduanya menemui patih dan bersama-sama
menghadap Dewi Kunti.
Babak Ketiga
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji
kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban.Sebenarnya Dewi Kunti
tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda.Tetapi setan
semacam rangda memasuki roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi
marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan kepada patihnya untuk
membuang Sahadewa ke dalam hutan.Dan patih inipun tidak luput dari kemasukan roh
jahat oleh setan ke dalam hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.
Babak Keempat
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian kepada Sahadewa, dan
keabadian ini tidak diketahui oleh Rangda yang kemudia datang mengoyak-ngoyak dan
membunuh Sahadewa namun tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang
dianugrahkan oleh Dewa Siwa.Rangda menyerahkan kepada Sahadewa dan memohon
untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk surga.Permintaan ini dipenuhi
oleh Sahadewa dan Sang Rangda mendapat surga.
Babak Kelima

Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa, penolakan ini


menimbulkan perkelahian, dan Kalika merubah rupa menjadi Babi Hutan dan di dalam
pertarungan antara Sahadewa melawan Babi Hutan, Sahadewa mendapat kemenangan,
kemudian Kalika ini berubah menjadi burung tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya
Kalika yang telah berubah menjadi burung berubah rupa lagi menjadi rangda.Oleh
karena saktinya Rangda ini maka Sahadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya
Sahadewa berubah rupa menjadi barong. Karena sama saktinya maka pertarungan antara
barong melawan Rangda ini tidak ada yang menang dan dengan demikian pertarungan
dan perkelahian ini berlangsung terus abadi seperti Kebajikan melawan Kebatilan
kemudian muncullah pengikut-pengikut Barong masing-masing dengan kerisnya yang
hendak menolong barong dalam pertempuran melawan Rangda, dan semuanyapun tidak
berhasil melumpuhkan kesaktian sang Rangda.

7. Pasar Seni Sukowati


Pasar Sukowati berada di kabupaten Gianyar, yang dibangun di atas tanah seluas
600 m2 dengan jumlah bangunan 2 lantai. Arsitektur yang digunakan adalah paduan
antara warna merah. Arsitek pertama disebut Bagus Tuger. Pasar seni Sukowati terlihat
bersih, teratur, dan rapi, sehingga pengunjung nyaman selama berbelanja.Pusat pasar seni
Sukowati dibagi menjadi 3 bagian gedung utama yaitu :
a. Ardha Candra
Merupakan festival Bali yang dilaksanakan antara bulan Juni sampai bulan Juli. Ardha
Candra diresmikan pada tanggal 15 April 1997 oleh Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Bapak Drs. arif Tharif yangdiambil dari gunung Mahameru.
b. Kaisar Hawa
Merupakan tempat festival kesenian Bali di dalam ruangan tertutup.
c. Mahendra Giri Buana

Merupakan galeri untuk memamerkan karya seni rupa di Bali. Keseniannya


diresmikan oleh Bapak Marshori tanggal 14 Febuari 1973 yang berisi :

Melat
Senopati
Perang Buleleng

Di pasar seni Sukowati ini para pengunjung dapat membeli hasil kerajinan tangan
anak Bali. Sebagai pasar seni yang terdiri dari ratusan pedagang, transaksi yang terjadi
membutuhkan proses tawar menawar yang sengit. Pedagang pasar ini sering menaikkan
harga barang setinggi langit untuk menarik untung sebesar-besarnya, sehingga kejelian
para pengunjung serta kepandaian menawar harga adalah kunci mendapatkan barang
terbaik dengan harga termurah. Tak jarang pembeli harus membandingkan harga antara
satu kios ke kios lain karena selisih harga yang mungkin bisa puluhan ribu.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Seperti yang kita ketahui bahwa Bali merupakan magnet utama dalam bidang
pariwisata Indonesia. Bahkan bali menjadi andalan pariwisata Indonesia bagi masyarakat
mancanegara. Adapun daya tarik dari majunya dunia pariwisata Bali yaitu keindahan
serta kekayaan alamnya, kebudayaan serta adat istiadatnya yang unik sehingga menarik
para wisatawan untuk berkunjung ke Bali.
Pada kunjungan dari kegiatan Studi tour kali ini kami mendapat berbagai
informasi mengenai Bali. Dari kebudayaannya yang sangat beragam, Adat istiadat,
Sistem religi, sistem teghnologi, Pendidikan, Kesenian, serta objek objek yang ada di
Bali. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman yang didapat selama kegiatan Studi tour
berlangsung. Banyak pengalaman yang berguna salah satunya yaitu pengalaman
berkunjung di suatu sekolah di bali yang memiliki pengelolaan sekolah yang baik,
karakter siswa yang patut dicontoh, dan tetap memepertahankan sikap nasionalisme
walaupun Bali kental akan budaya dan sistem religinya.
B. Kritik dan Saran
Fasilitas yang mewadahi akan membuat siswa nyaman ketika melaksanakan studi
wisata ke pulau Dewata Bali. Menurut kami fasilitas yang diberikan oleh sekolah kami
kurang mewadahi, dari mulai bus, hotel hingga fasilitas dari leader yang seharusnya lebih
memperhatikan siswa yang mungkin mengalami pusing, mual, atau tidak enak badan.
Sehingga, siswa merasa kurang nyaman akan fasilitas yang diberikan.

Apabila dalam penyusunan laporan Studi tour di Bali ini banyak kekurangan dan
kesalahan, kami selaku penulis mohon saran dan bimbingannya agar dalam penyusunan
yang akan datang bisa lebih baik lagi. Dan semoga laporan Studi tour ini dapat
bermanfaat bagi teman-teman.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Sanur
http://buka-jogja.blogspot.com/2012/12/pantai-sanur-siapa-yang-tak-kenal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Dua - Tanjung_Benoa
http://perdanatransport.wordpress.com/2012/09/03/paket-perjalanan-gwk-pantai-dreamland/
http://tipsinformasi.blogspot.com/2012/11/patung-garuda-wisnu-kencana-bali.html
http://cahangonsolo.blogspot.com/2013/05/TariBarongBali.html
http://kesusastraandanbudayabali.blogspot.com/
http://umaseh.com/blog/pasar-sukawati/

Anda mungkin juga menyukai