PENDAHULUAN
Dalam perkembangan dunia saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan
berwisata sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi setiap orang. Semakin padatnya
aktivitas yang dilakukan seseorang akan berimbas pada besarnya kebutuhan untuk
mendapatkan hiburan yang menyenangkan untuk melepaskan penat dari rutinitas
sehari-hari ataupun sekedar berkumpul bersama keluarga. Hal ini menjadi peluang
bagi pelaku usaha pariwisata untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana
pariwisata apabila ditinjau dari tingginya kenaikan jumlah kedatangan wisatawan di
Indonesia.
Kota Batu memiliki peluang untuk lebih dikembangkan sebagai daerah wisata
yang lebih menarik, hal ini didasarkan pada kondisi alam dan letak geografis yang
sangat mendukung. Kota Batu juga banyak menyediakan tempat rekreasi dan
edukasi yang bisa dijadikan tempat berliburan yang sangat diminati oleh keluarga
dan bahkan banyak sekolah yang mengajak liburan siswanya untuk berkunjung ke
Kota Batu salah satu nya wisata petik apel. Sebagai salah satu penghasil apel
terbesar di Kota Batu, banyak potensi wisata lainnya di Desa Tulungrejo. Mulai
dari wisata agro, wisata peternakan, wisata alam, wisata seni dan budaya hingga
wisata industri rumahan. Wisata industri perumahan menjadi salah satu andalan
Desa Wisata Tulungrejo. Buah apel yang dihasilkan dari kebun diolah menjadi
berbagai bahan olahan, seperti keripik buah apel, sari apel dan lain sebagainya. Ada
pula wisata kebun apel yang lahannya mencapai 576 Ha.
Wisatawan bisa menikmati kesegaran buah apel jenis rome beauty, anna,
manalagi, dan grany smith langsung dari pohonnya, dengan hanya membayar
1
20.000 hingga 40.000 rupiah per orangnya. Desa Wisata Tulungrejo merupakan
salah satu desa yang ditunjuk Pemerintah Kota Batu sebagai desa percontohan
dalam rangka pengembangan wilayah kepariwisataan, khususnya pertanian. Dalam
pelaksanaannya, kelompok pengembang yang bernama TFE (Tulungrejo
Funducation Experience) bekerja sama dengan masyarakat yang berdomisili di
daerah Tulungrejo dan memiliki aset yakni lahan pertanian yang berpotensi wisata
untuk dijadikan sebagai investor dalam perkembangan paket wisata bersama
pengelola. Salah satu permasalahan yaitu Promosi agrowisata kebun apel di desa
Tulungrejo Kota Batu oleh Dinas pariwisata Kota Batu, karena wisata agro kebun
apel di desa Tulungrejo berbasis dari para kelompok Tani.
2
1.2.2 Strategi Pengembangan Wisata Petik Apel Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo Kota Batu Jawa Timur
1.2.3 Kendala Pengembangan Wisata Petik Apel Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo Kota Batu Jawa Timur
3
1.5.3 Mengetahui Kendala Pengembangan Wisata Petik Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo Kota
Batu Jawa Timur
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dampak dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah pengaruh kuat
yang mendatangkan suatu akibat tertentu (baik positif maupun negatif). Dampak
secara sederhana dapat diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dampak juga
akibat adanya aktifitas manusia. Dalam setiap keputusan yang diambil maka akan
mendatangkan suatu dampak, baik itu berupa dampak positif maupun negatif.
Dampak positif merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari suatu perbuatan yang
pengaruh yang ditimbulkan dari suatu perbuatan yang berakibat tidak baik/ buruk
Wisata Petik Apel adalah salah satu tempat wisata buah yang berada di jalan
Abdul Gani Atas Kabupaten Malang , Provinsi Jawa Timur. Wisata Petik Apel
Malang adalah Tempat wisata yang ramai wisatawan pada hari hari biasa maupun
pada weekand atau hari libur. Tempat sangat indah dan bisa memberikan suasana
yang menghibur kejenuhan akan aktivitas kita sehari hari. Harga tiket masuk ke
Wisata Petik Apel Malang terbilang sangat murah, tetapi jangan salah menilai
pesona keindahan yang di hidangkan oleh Wisata Petik Apel Malang , bukanlah
5
yang murahan. Sangat di sayangkan jika anda berada di kota Malang , tidak
menggunjungi wisata buah , yang mempunyai pesona keindahan yang tiada duanya.
Wisata Petik Apel Malang , sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda,
apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, Hari libur Lebaran, Hari libur
Kemerdekaan, Hari libur nyepi, Hari libur idul adha, Hari libur idul fitri, Hari libur
tahun baru, Keindahan Wisata Petik Apel Malang , ini sangatlah cocok bagi anda
semua yang berada di didekat atau di kejauhan untuk merapat menggunjungi tempat
Wisata Petik Apel di kota Batu Malang.
6
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dari
Undang– Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan
dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya
memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita
hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan
pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita
hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.
Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Jadi
kesimpulan meningkatan kesejahteraan masyarakat ialah bertambah baiknya
keadaan masyarakat sehingga mencapai tujuan yang diinginkan dapat memenuhi
semua kebutuhan sehari-hari, dan mampu mengembangkan diri menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
Desa Tulungrejo terletak di ujung utara Kota Batu dengan luas wilayah 807.019
Ha (80.701 Km²) pada ketinggian 1300 m dibawah permukaan laut. Suhu rata - rata
berkisar antara 18 ° C sampai dengan 24 ° C, dengan curah hujan 30 mm dengan
jumlah hujan yang tidak tentu dalam satu tahun. Bentang wilayah Desa Tulungrejo
berbukit, warna tanah hitam dengan tekstur tanah gembur dengan kondisi pada
umumnya sangat subur. Wilayah Desa Tulungrejo disebelah utara berbatasan
dengan Desa Sumberbrantas, sebelah timur Desa Sumbergondo, Sebelah Selatan
Desa Punten dan Sebelah Barat Hutan Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Dari
segi orbitasi atau jarak desa dengan Pemerintah Kecamatan Bumiaji ± 1,5 Km,
jarak desa dengan Pemerintah Kota Batu 6 Km, jarak desa dengan Pemerintah
Propinsi Jawa Timur 133 Km, Jarak desa dengan Pemerintah Kota Negara 980 km.
Sarana umum kendaraan sebagai angkutan ke pusat pemerintahan adalah mikrolet.
7
Dilihat dari penggunaan tanah di Desa Tulungrejo terbagi atas tanah sawah irigasi
yang sekarang berubah fungsi menjadi tanah kebun apel 24.210 Ha, tanah sawah
setengah tehnis 16.045 Ha, tanah ladang / tegal 559.227 Ha, tanah pemukiman
102.257 Ha, tanah pemukiman Purnawirawan TNI AU 8.000 Ha, fasilitas umum
termasuk: Perkantoran 0,277 Ha, Sekolahan 1,902 Ha, Jalan 21 Ha, Taman Desa
400 m2, lapangan olah raga 3 Ha taman rekreasi 17 Ha, tempat ibadah 2 Ha,
pemakaman umum 2,317 Ha. Desa Tulungrejo dengan kesuburan tanahnya pada
kategori sangat subur mencapai 264.752 Ha, suburban 397.400 Ha, sedang 99.283
Ha.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dalam bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan narasumber di tempat untuk
mendapatkan informasi tentang objek penelitian.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah kegiatan mengambil foto ketika kegiatan
observasi dan wawancara, sehingga dapat dijadikan bukti bahwa penelitian
ini benar dilaksanakan.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Batu merupakan sentra penghasil apel di Indonesia. Lahan apel di Kota
Batu seluas 2.993,89 Ha terpusat di Kecamatan Bumiaji yang tersebar di Desa
Tulungrejo, Sumbergondo, Sumberbrantas, Punten, Bulukerto, Bumiaji, Giripurno
dan Gunungsari. Luas lahan apel di desa Tulungrejo 400 Ha dengan jumlah pohon
apel 24.000 pohon, total produksi apel 11.000 ton per musim panen dengan
produktivitas 27.5 ton/Ha/tahun (BPS Kota Batu, 2016). Namun meskipun
dikaruniai dengan tanah yang subur serta hasil pertanian yang melimpah tidak
menjadikan masyarakat petani Kota Batu sejahtera secara ekonomi. Hal ini
dikarenakan produksi apel semakin lama semakin menurun. Penyebabnya
bermacam-macam mulai dari kondisi kesuburan tanah yang menurun, adanya
serangan hama penyakit, hingga masyarakat petani yang tidak mampu menentukan
harga jual produknya sendiri melainkan pasrah dengan harga yang ditentukan oleh
tengkulak. Terkadang petani harus merugi dengan hasil panennya dikarenakan
harga yang ditawarkan tengkulak terlalu rendah dan tidak dapat menutupi
pengeluaran semasa merawat kebunnya yang terbilang cukup tinggi. Hal ini
mengakibatkan banyak petani apel yang mulai berpindah menjadi petani jeruk atau
petani sayur. Hal ini tentu merisaukan karena Kota Batu merupakan kota dengan
ikon buah apel, namun kondisi di lapangan menunjukkan bahwa buah apel mulai
mengalami penurunan produksi. Dikarenakan hal-hal tersebut maka masyarakat
petani harus mencari cara agar penjualan apelnya dapat meningkat. Salah seorang
petani dari Desa Tulungrejo menjadi pionir untuk memulai sebuah usaha petik apel
yang dapat membuat petani menentukan harga jual apelnya. Pada tahun 2010 usaha
wisata petik apel Top Apel Mandiri terbentuk sebagai sebuah usaha yang
10
dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat lokal. Sehingga usaha wisata petik
apel ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata yang berbeda
di Kota Batu karena dalam usaha wisata petik apel melibatkan sektor pertanian
serta melibatkan masyarakat lokal secara penuh. Wisata petik apel juga merupakan
sarana yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.
11
dalam pengembangan desa wisata. Obyek wisata petik apel menawarkan
suasana alam yang berada di pedesaan dengan nuansa alami. Para
wisatawan dapat dengan mudah berwisata petik apel dengan menikmati
pemandagan alam dan kesejukan udara di daerah pegunungan. Dengan
adanya pengembangan desa wisata, hal ini menambah atau membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat dan dapat meningkatkan
pendapatan kesejateraan masyarakat.
12
4.3 Faktor Pendukung Dan Penghambat Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan
Kota Batu Dalam Pengembangan Wisata Petik Apel Untuk
Kesejahteraan Masyarakat Tulungrejo
13
4.4 Dampak Perekonomian Kesejahteraan Masyarakat Desa Tulungrejo
Dalam Wisata Petik Apel
Kedua, masyarakat non petani juga turut merasakan dampak positif dari
kegiatan agrowisata di Desa Tulungrejo karena dengan ramainya wisatawan yang
berkunjung maka membuka peluang untuk masyarakat non petani terlibat dalam
kegiatan pariwisata misalnya dengan pembangunan villa atau homestay, kemudian
membuat sebuah rumah makan, menjual berbagai olahan khas Kota Batu, dan lain-
lain.Sebelumnya masyarakat hanya memiliki satu pekerjaan sebagai petani,
peternak atau tidak memiliki pekerjaan seperti ibu rumah tangga. Sekarang
masyarakat juga dapat mendapatkan penghsilan tambahan dengan menjadi tour
guide, pembuat oleh-oleh dan pembuat kerajinan
14
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Wisata Petik Apel adalah salah satu tempat wisata buah yang berada di jalan
Abdul Gani Atas Kabupaten Malang , Provinsi Jawa Timur.
2. Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo:
1. Pengembangan berbasis kemasyarakatan
2. Pengembangan berbasis sektoral
3. Pengembangan berbasis kewilayahan
3. Kendala Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Tulungrejo
1. Kendala musim apel di wisata agro kebun apel.
2. Anggaran terbatas dari Dinas Pariwisata.
3. SDM aparatur yang kurang kompeten.
5.1 Saran
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya,
maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang bersifat melestarikan
atau memperkenalkan wista petik apel kepada para wistawan.
2. Diharapkan lebih dikenalkan kembali kepada masyarakat khususnya kota
Tulungrejo atau masyarakat luas akan potensi yang dimiliki Kota Batu,
Malang, Jawa Timur.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://pemerintahan.umm.ac.id/files/file/Intan%20Dia%20Prastiti(1).pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/61852-1141-159808-1-10-20200713.pdf
http://eprints.umm.ac.id/21741/2/jiptummpp-gdl-yutariamal-39243-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/39875/2/BAB%20I.pdf
https://medium.com/@Agent_Bromotour/wisata-petik-apel-batu-malang-
b87472f982fd
16
LAMPIRAN
17