Anda di halaman 1dari 20

Proposal Penelitian

Kearifan Lokal Olahan Bandeng Asap Khas Sidoarjo

Disusun oleh :

1. Bernadetta Criselly (06)


2. Galih Satria (13)
3. Sekar Arum M (31)

SMAN 1 SIDOARJO

TAHUN AJARAN 2023/2024


DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1-3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
BAB 2 KAJIAN TEORI ........................................................................................ 4
2.1 Pengertian Komunitas ............................................................................ 4
2.2 Ciri-ciri Komunitas ................................................................................ 5
2.3 Jenis Komunitas ..................................................................................... 6
2.4 Pengertian Kearifan Lokal .....................................................................6
2.5 Ciri-ciri Kearifan Lokal ......................................................................... 7
2.6 Pengertian Bandeng ............................................................................... 7
2.7 Sejarah Bandeng Asap ........................................................................... 8
2.8 Ciri Khas Bandeng Asap ........................................................................8
2.9 Cara Membuat Bandeng Asap Khas Sidoarjo ................................... 8-9
2.10 Fungsi Bandeng bagi Tubuh Manusia ................................................. 9
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................ 10
3.1 Metode Penelitian ................................................................................ 10
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................. 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................10
BAB 4 HASIL PENGAMATAN ......................................................................... 11
4.1 Asal Usul Ikan Bandeng bisa dijadikan Olahan Makanan .................. 11
4.2 Permberdayaan Komunitas Bandeng Asap di Sidoarjo ...................... 12
4.3 Pengaruh Komunitas terhadap Perkembangan Bandeng Asap ........... 13
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 14
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
5.2 Saran ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
Makanan khas kota Sidoarjo “Bandeng Asap”. Laporan ini kami buat dalam rangka
memenuhi tugas sosiologi yang bertujuan menjelaskan lebih dalam terkait kearifan lokal
Sidoarjo yaitu bandeng asap.

Kami berterima kasih kepada ibu Hartini Soeprapto selaku guru pembimbing mata
pelajaran sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapt
melakukan penelitian dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada pihak pihak lain yang
dilibatkan seperti narasumber, orang tua, dan rekan rekan XII IPS 2 yang mendukung kami.

Demikian laporan ini kami buat dengan sebaik baiknya. Semoga proposal sederhana
ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya. Kami menyadari bahwa
proposal yang kami buat adalah jauh dari sempurna, maka kami meminta kritik dan saran
para pembaca untuk perkembangan proposal kami.

Kami memohon maaf yang sebesar besarnya apabila terdapat kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenan bagi para pembaca. Sekian yang bisa kami sampaikan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


ABSTRAK

Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui asal usul bandeng asap dan perkembangan makanan
bandeng asap lewat komunitas bandeng asap di kota Sidoarjo. Ikan bandeng dikenal memiliki
bentuk yang panjang dengan kepala lonjong, serta sisik yang kecil-kecil dengan daging putih
bersih. Oleh masyarakat dunia, ikan bandeng disebut sebagai Milk Fish. Pada masa kini, ikan
bandeng banyak dijadikan makanan olahan, seperti yang dikenal adalah bandeng asap,
pindang bandeng, bandeng presto (bandeng duri lunak), otak-otak bandeng, bandeng gepuk,
kerupuk bandeng, dan bandeng cabut duri. Makanan olahan berbahan ikan bandeng ini,
diketahui umum menjadi usaha bisnis oleh-oleh dari kota di pantai utara Jawa Tengah,
misalnya Semarang dan Jawa Timur yaitu Sidoarjo. Bandeng asap merupakan olahan dari
ikan bandeng segar yang dimatangkan dengan cara pengasapan, menghasilkan bandeng asap
dengan rasa yang khas dan lezat. IG Bandeng Asap Sidoarjo juga sudah masuk dalam list IG
Uni Eropa.

Kata Kunci : Asal -usul, bandeng asap, makanan olahan Sidoarjo, Uni Eropa.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan dari Sabang hingga Merauke juga
makanan, minuman dan kue tradisional yang memiliki ciri khas yang berbeda setiap
daerahnya. Sidoarjo, sebagai salah satu penghasil ikan bandeng, olahan ikan bandeng disini
banyak diburu orang yang sedang berkunjung ke Sidoarjo. Selain itu ikan bandeng Sidoarjo
konon dikenal lebih gurih dan tidak bau tanah. Melimpahnya hasil tambak berupa ikan
bandeng itu, maka sejumlah warga Sidoarjo membuat beragam olahan dari ikan bandeng.
Seperti ikan bandeng asap, bandeng presto, maupun otak-otak bandeng.

Sejak Kerajaan Majapahit (tahun 1293-1527) pun, ikan bandeng sebenarnya sudah
dipelihara. Awalnya, ikan bandeng dijadikan ikan hias yang dipelihara di kolam
ikan Kerajaan itu. Namun suatu ketika, Raja Majapahit kemudian lapar, lalu ingin mencoba
memakan ikan bandeng yang dijadikan ikan hias itu. Setelah dimakan, ternyata rasanya enak.
Akhirnya Raja Majapahit pun memerintahkan penangkapan ikan bandeng secara besar-
besaran.

Namun, saat itu ikan bandeng masih sebatas dijadikan santapan raja dan kerabatnya
saja. setelah Kerajaan Majapahit runtuh sekitar tahun 1520-an, oleh para mantan abdi dalem,
ikan bandeng kemudian disebarkan ke masyarakat umum. Seiring perkembangan zaman,
disebutkan pula, ikan bandeng kemudian dibudidayakan, dari semula masih di keramba
kemudian dibudidayakan pada kolam berukuran luas. Bersamaan dengan itu, ikan bandeng
pun kemudian banyak dimasak dengan aneka olahan.

Bandeng asap merupakan oleh-oleh khas kota Sidoarjo, Jawa Timur yang sudah terkenal
sejak lama. Mengapa disebut bandeng asap? Hal ini dikarenakan ikan bandeng di matangkan
dengan cara diasap atau dipanggang hanya dengan menggunakan asap yang keluar dari batok
kelapa dan seabutnya sehingga bandeng tidak cepat gosong. Di kota yang berjarak sekitar
satu jam dari pusat kota Surabaya ternyata terdapat banyak sekali produsen ikan bandeng
asap rumahan. Salah satunya yang cukup terkenal adalah ikan bandeng asap Tanjung.
Ikan bandeng yang biasa digunakan adalah ikan bandeng berukuran sedang, panjangnya
sekitar 30-40 cm dengan berat sekitar 1-2 kg. Ikan bandeng tersebut dibersihkan dari sisik
dan juga dihilangkan isi perutnya agar tidak menimbulkan bau amis.

Ikan bandeng ini kemudian dibersihkan kembali sebelum direndam dengan air garam selama
kurang lebih 2 jam.

Selama kurang lebih dua jam, air garam akan meresap ke bagian dalam daging ikan.
Sebelum akhirnya diasap, ikan bandeng dicuci kembali untuk mengurangi kadar garam.
Sebelum diasap, daging ikan bandeng ditusuk dengan bambu seperti satai untuk memudahkan
proses pengasapan. Daging ikan bandeng yang sudah matang akan berwarna kuning
kecokelatan.

Bandeng asap ini bisa langsung disantap dengan cocolan sambal petis yang pedas atau
bisa dibuat sayur dengan diberikan santan, tergantung dengan selera masing-masing.
Bandeng asap ini dibandrol dengan harga yang bervariasi, mulai dari harga Rp 35.000 per
bungkusnya tergantung ukuran. Sekarang ini, bandeng asap cukup mudah dijumpai. Hampir
seluruh kota yang cukup dekat dengan Sidoarjo sudah bisa mencicipinya langsung. Makanan
olahan ini juga bisa tahan beberapa hari tanpa disimpan dalam lemari es, sehingga cocok
dijadikan oleh-oleh.

Bandeng asap khas Sidoarjo siap masuk pasar Uni Eropa secara gratis setelah komoditas
tersebut memperoleh kategori produk Indikasi Geografis (IG) dari Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Kepala Divisi
Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Hukum dan HAM Jawa Timur Hajerati di Sidoarjo,
mengatakan bahwa bandeng asap Sidoarjo merupakan IG pertama Indonesia yang produknya
berupa ikan bandeng sejak 2013.

“IG Bandeng Asap Sidoarjo juga sudah masuk dalam list IG Uni Eropa” katanya saat
memberikan sambutan dalam kegiatan persiapan pengawasan produk IG di Aula Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sidoarjo yang diikuti oleh Forum Komunikasi
Masyarakat Tambak (FKMT) Kota Delta. Ia mengatakan, untuk menjaga mutu produk,
Ditjen KI akan melakukan pengawasan produk terdaftar secara berkala.
“Promosi Bandeng Asap Sidoarjo (yang berlogo IG) di tingkat lokal masih kurang
optimal, jadi kami harus dorong agar bisa menjadi kekuatan di dunia internasional”.
Sementara itu, Kasi Pemantauan dan Pengawasan Indikasi Geografis Ditjen KI, Gunawan
mengungkapkan bahwa tujuan dari pengawasan yang dilakukan pihaknya adalah untuk
menjamin tetap ada reputasi, kualitas dan karakteristik yang menjadi dasr diterbitkannya IG.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana asal – usul ikan bandeng bisa dijadikan olahan?
2. Bagaimana perkembangan komunitas penjual bandeng asap di Sidoarjo?
3. Bagaimana bandeng asap bisa menjadi salah satu kearifan lokal di Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menganalisis asal – usul ikan bandeng bisa dijadikan olahan.
2. Menganalisis perkembangan bandeng asap di Sidoarjo.
3. Mengetahui alasan bandeng asap bisa menjadi salah satu kearifan lokal di Sidoarjo .
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Komunitas

Tidak ada pengertian atau definisi yang diterima dan diakui secara luas untuk sebuah
kata “komunitas”. Kata – kata yang digunakan adalah untuk mendiskriminasikan yang
ditujukan kepada suatu grup negara, grup keagamaan, sebuah grup dari suatu organisasi
professional, serta suatu grup dari ketetanggaan. Bagaimanapun juga, dalam sebuah survey
kontemporer yang digunakan dalam hal ini, Garcia, Giuliani, dan Wiensenfeld menemukan
bahwa diperlukan satu atau lebih konsep dasar untuk membentuk sebuah atau suatu
komunitas.

Hal ini termasuk: sekelompok masyarakat, mempunyai interaksi sosial, berbagi


pengalaman atau budaya, memiliki kesamaan dalam hal geographis seperti suatu lingkungan
tempat tinggal yang sama, dan memiliki rasa kepemilikan terhadap komunitas tersebut.
Gusfield membagi penggunaan arti komunitas yang berbeda menjadi dua kategori. Yang
pertama merujuk pada persamaaan lokasi geografi, atau teritori. Persamaan ini muncul dari
adnya perasaan memiliki wilayah tempat tinggal yang sama, kota ataupun negara bagian.
Kategori yang kedua terdiri dari komunitas yang terbentuk dikarenakan oleh persamaan
minat ataupun hobi dari para anggotanya, yang tidak terlalu peduli akan wilayah tempat
tinggal seperti pada kategori pertama

Setelah lebih dari dua puluh tahun, konsep komunitas yang berdasarkan pada sisi
geografi untuk berinteraksi sosial telah berpindah ke satu tempat yang lebih baik dan penting
dalam hal arti dan identitas. Dalam Cohen (1985) menyarankan bahwa komunitas memiliki
pengertian yang lebih baik sebagai simbol sebuah struktur daripada hanya sebagai tempat
berdasarkan pada pelatihan serta pembelajaran sosial.
2.2 Ciri-ciri Komunitas

Komunitas terbentuk karena adanya rasa persatuan dan persaudaraan di antara


anggotanya. Begitu pula dengan komunitas sosial yang bisa ditemui dalam kehidupan
bermasyarakat. Mengutip dari buku Sosiologi Komunitas Penyimpang (2018) karya Suardi,
komunitas merupakan kumpulan individu yang terikat oleh perekat sosial dengan berbagai
ciri khas, yang kemudian membedakannya dengan komunitas lain. Ciri-ciri komunitas sosial
antara lain :

1. Adanya kesatuan hidup yang teratur Masyarakat yang memiliki kesatuan hidup teratur
dan tetap, cenderung mempunyai hubungan sosial. Contohnya rasa kekeluargaan, saling
menolong, dan lain sebagainya.
2. Bersifat teritorial Suatu kelompok bersifat teritorial artinya komunitas sosial dilihat dari
tempat asal anggotanya. Artinya komunitas sosial dapat juga disebut masyarakat
setempat, karena mempunyai kesamaan tempat asal atau tempat tinggal.
3. Sifatnya ada dan nyata Komunitas sosial ada dan dapat ditemui di kehidupan nyata. Hal
ini berarti komunitas sosial harus dikenali dan diketahui oleh pihak lainnya, baik secara
formal ataupun informal.
4. Adanya hubungan timbal balik Hubungan timbal balik menjadi suatu keharusan dalam
komunitas sosial. Hubungan ini muncul karena dipengaruhi hasrat serta kemauan yang
tinggi dari para anggotanya.
5. Faktor yang sama Artinya anggota komunitas sosial mempunyai faktor yang serupa antar
satu sama lain. Contohnya rasa senasib, kepentingan yang sama, ideologi serta pandangan
politik yang serupa, dan lain sebagainya.
6. Adanya struktur, aturan serta pola perilaku Tiap anggota komunitas sosial mempunyai
status sosial tertentu, baik sederajat ataupun tidak. Status sosial tersebut kemudian
membentuk struktur, yang dijalankan dengan berpedoman pada aturan, dan akhirnya
memengaruhi pola perilaku anggotanya.
2.3 Jenis Komunitas
1) Berdasarkan lokasi : pada dasarnya, komunitas yang dibentuk berdasarkan lokasi juga
berdiri karena atas dasar untuk menjalankan kegiatan sosialisasi dan juga memperat
hubungan satu sama lain karena memiliki ruang lingkup yang terbatas.
2) Berdasarkan minat yang sama : perkumpulan atas dasar minat yang sama juga
biasanya terbentuk berdasarkan minat terbanyak dari jumlah keseluruhan anggota. Hal
ini dikarenakan alasan dibentuknya untuk mendukung dan menyalurkan minat para
anggota.
3) Berdasarkan komuni (tujuan bersama) : suatu komunitas yang terbentuk karena
adanya kepentingan dan juga tujuan Bersama. Pada dasarnya, perkumpulan atas dasar
komuni ini karena adanya kepentingan di dalam organisasi social pada kehidupan di
masyarakat.
2.4 Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke
mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat.
Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu
melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman
terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.

Indonesia memiliki berbagai macam kearifan lokal yang sangat berperan strategis
dalam membangun peradaban suatu masyarakat. Bentuk kearifan lokal ini diantaranya dapat
dilihat dalam bentuk sebagai berikut :

1. Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, bentuk kearifakan lokal seperti ini
misalnya dapat kita temui dalam seni batik yang motifnya tidak hanya indah, tetapi juga
menyimpan makna yang mendalam dalam tiap motifnya.
2. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam, bentuk kearifan lokal seperti ini
dapat kita jumpai dalam konsep Tana' Ulen pada masyarakat Dayak di Kalimantan. Pada
wilayah Tana' Ulen, penduduk dilarang menebang pohon, membakar hutan, membuat
ladang , serta melakukan aktivitas lain yang dapat menimbulkan kerusakan hutan.
3. Kearifan lokal dalam bidang pertanian , bentuk kearifan lokal seperti ini dapat kita temui
dalam sistem pertanian Nyabuk Gunung di daerah Jawa . Sistem pertanian ini dilakukan
di dataran tinggi tanpa harus mengubah kontur tanah. Jadi ketika lahan diubah menjadi
area pertanian, kontur tanah tetap dipertahankan sebagaimana aslinya.
2.5 Ciri-ciri Kearifan Lokal
▪ Memiliki kemampuan mengendalikan.
▪ Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
▪ Memiliki kemampuan mengakomodasi budaya luar.
▪ Memiliki kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
▪ Memiliki kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar dan budaya asli
2.6 Pengertian Bandeng

Ikan bandeng adalah jenis ikan pelagis yang secara umum bersifat sebagai pemakan
plankton, jenis ikan tersebut termasuk perenang cepat, terutama jika berada di laut terbuka.
Bandeng juga sering terlihat berenang dalam kelompok kecil di pantai, dan terkadang pada
stadia juvenile (ikan muda) terdapat di sungai – sungai air payau. Pusat penyebaran bandeng
di Asia Tenggara, terdapat di Philipina, Indonesia, Taiwan dan di sepanjang pantai Thailand
dan Burma (Muslim, 2006). Ikan bandeng adalah jenis ikan laut dengan bentuk tubuh
langsing seperti terpedo, mempunyai moncong agak runcing, ekornya bercabang dan halus
sisiknya. Ikan bandeng berwarna putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah
dan punggungnya agak gelap (Soeseno, 1988).

Secara fisik, bandeng mempunyai sejumlah jari-jari pada siripnya yang tersebar sebagai
berikut : 14-16 jari-jari pada sirip punggung, 16-17 jari-jari pada sirip dada, 11-12 jari-jari
pada sirip perut, 10-11 jari-jari pada sirip anus, dan 19 jari-jari pada sirip ekor yang berlekuk
simetris. Pada garis rusuk terdapat sisik yang berjumlah 75-80 sisik (Kordi, 2000). Ikan
bandeng (Chanos chanos atau Milkfish) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai
rasa spesifik dan telah dikenal di Indonesia. Kandungan omega-3 pada ikan bandeng 14,2%
melebihi kandungan omega-3 pada ikan salmon (2,6%), ikan tuna (0,2%) dan ikan
sarden/mackerel (3,9%). Bandeng merupakan salah satu sumber pangan yang sangat bergizi
karena mempunyai kandungan protein tinggi (20,38%), (Salman, 2012). Ikan bandeng
mengandung energi sebesar 129 kilokalori, protein 20 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 4,8
gram, kalsium 20 miligram, fosfor 150 miligram, dan zat besi 2 miligram.
2.7 Sejarah Bandeng Asap

Sejak Kerajaan Majapahit (tahun 1293-1527) pun, ikan bandeng sebenarnya sudah
dipelihara. Awalnya, ikan bandeng dijadikan ikan hias yang dipelihara di kolam
ikan Kerajaan itu. Namun suatu ketika, Raja Majapahit kemudian lapar, lalu ingin mencoba
memakan ikan bandeng yang dijadikan ikan hias itu. Setelah dimakan, ternyata rasanya enak.
Akhirnya Raja Majapahit pun memerintahkan penangkapan ikan bandeng secara besar-
besaran. Namun, saat itu ikan bandeng masih sebatas dijadikan santapan raja dan kerabatnya
saja. setelah Kerajaan Majapahit runtuh sekitar tahun 1520-an, oleh para mantan abdi dalem,
ikan bandeng kemudian disebarkan ke masyarakat umum. Seiring perkembangan zaman,
disebutkan pula, ikan bandeng kemudian dibudidayakan, dari semula masih di keramba
kemudian dibudidayakan pada kolam berukuran luas. Bersamaan dengan itu, ikan bandeng
pun kemudian banyak dimasak dengan aneka olahan.

Disebut bandeng asap karena masaknya di asap atau di pangggang hanya dengan
menggunakan asap yang keluar dari batok kelapa dan serabutnya. Namun sebelumnya ikan
bandeng harus dibersikan sisiknya terlebih dahulu, dan dihilangkan kotorannya untuk
menghilangkan bau amis. Ikan ini kemudian di cuci bersi dan derendam dalam air garam
selama kurang lebih dua jam. Kemiduan kembali di cuci untuk mengurangi kadar garamnya
sebelum akhirnya masuk ke proses pengasapan ikan bandeng yang sudah matang akan
berwarna kuning kecoklatan (Faridatul, 2016).

2.8 Ciri Khas Bandeng Asap

Ikan bandeng yang biasa digunakan adalah ikan bandeng berukuran sedang, panjangnya
sekitar 30-40cm dengan berat sekitar 1-2 kg. Ikan bandeng tersebut dibersihkand ari sisik dan
juga dighilangkan isi perutnya agar tidak menimbulkan bau amis. Ikan bandeng ini kemudian
dibersihkan kembali sebelum akhirnya direndam dengan air garam selama kurang lebih 2
jam. Selama kurang lebih dua jam ini, air garam akan meresap ke bagian dalam daging ikan.
Sebelum akhirnya diasap, ikan bandeng dicuci kembali untuk mengurangi kadar garam.

Sebelum diasap, daging ikan bandeng ditusuk dengan bambu seperti satai untuk
memudahkan proses pengasapan. Daging ikan bandeng yang sudah matang berwarna kuning
kecokelatan. Bandeng asap ini bisa langsung disantap dengan cocolan sambal petis yang
pedas. Atau bisa dibuat sayur dengan diberikan santan, tergantung dengan selera. Bandeng
asap ini dibandrol dengan harga yang bervariasi, mulai dari harga Rp 35.000 per bungkusnya
tergantung ukuran.
2.9 Cara Membuat Bandeng Asap Khas Sidoarjo
o Bahan :
➢ 3-4 ekor bandeng.
➢ 2 kepal tangan beras.
➢ 3 potong daun pisang.
➢ Minyak goreng.
➢ Garam
o Cara Membuat :
1. Bersihkan sisik, insang dans isi perut, cuci bersih dan olesi garam seluruh badans,
terutama perut dalam.
2. Siapkan wajan + tutup, beras sekitar 2 kepal tangan, daun pisang 3 potong @
(30x30cm), sumpit/tusuk sate 8 buah dans kain serbet.
3. Olesi bagian dalam wajan dengan minyak goreng.
4. Masukkan ikan tadi dalam wajan dengan susunan sebagai berikut :
Paling bawah: beras (diratakan), atasnya sumpit/tusuk sate yang disusun silang
menyilang (agar bandeng bisa ditaruh diatasnya), diatas susunan sumpit taruh 2-3
lembar daun pisang, paling atas taruh bandeng dengan posisi sejajar (tidak
bertumpuk).
5. Tutup wajan rapat2, beri serbet diatasnya, mengelilingi tutup (agak basah, tapi tidak
menetes) agar lebih rapat.
6. Nyalakan kompor gas selama sekitar 20 menit.
7. Matikan kompor, buka tutup, lihat kulit bandeng harus berwarna seperti coklat
tembaga gelap.
8. Bandeng siap disajikan.
9. Tambahkan sambel terasi biar nikmat.
2.10 Fungsi Bandeng bagi Tubuh Manusia

1. Ramah Bagi Jantung

Bandeng adalah makanan yang aman untuk penderita penyakit jantung koroner karena
mengandung lemak tak jenuh yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Selain
itu, ini juga merupakan sumber Vitamin B3 yang baik yang membantu menjaga
keseimbangan lemak baik dan jahat dalam tubuh kita. Mengkonsumsi bandeng juga
menurunkan tekanan darah tinggi.

2. Meningkatkan Kesehatan Tulang

Bandeng secara alami adalah ikan bertulang, itu sebabnya lebih tinggi kalsium. 100 g
bandeng memberi kita 51 mg kalsium yang menghasilkan 5 persen dari nilai kalsium
harian. Makanan kaya kalsium membuat tulang dan gigi kita kuat.

Selain kalsium, bandeng juga mengandung fosfor yang merupakan bagian integral
dari tulang dan gigi. Konsumsi bandeng secara teratur meningkatkan kesehatan tulang
dan juga mencegah masalah yang berhubungan dengan tulang seperti osteoporosis.

3. Meningkatkan Penglihatan

Ikan bandeng mengandung asam lemak omega-3 yang mencegah mata kering dan
cenderung mencegah hilangnya penglihatan di usia lanjut. Selain itu, ikan ini kaya
akan vitamin ramah mata yang dikenal sebagai Vitamin A. 100g bandeng
menyediakan 150 IU Vitamin A yang menjaga kesehatan mata, serta mencegah
gangguan mata.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara, langkah, atau prosedur yang ilmiah dalam
mendapatkan data untuk tujuan penelitian yang memiliki tujuan dan kegunaan tertentu.
Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2018, hlm. 2) yang menjelaskan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara ilmiah dalam mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan
tertentu. Ilmiah berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yakni
rasional, empiris, dan sistematis seperti yang telah ditelusuri dalam filsafat ilmu. Dalam
penelitian ini kami menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Moleong (2016:6) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian


yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistic, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif karena bertujuan untuk memaparkan masalah yang timbul serta
mendeskripsikan data dalam bentuk kata-kata sesuai fakta selama penelitian berlangsung agar
memahami fenomena mengenai kearifan lokal makanan khas sidoarjo “bandeng asap”.

3.2 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya penelitian untuk memudahkan peneliti


mencari informasi terkait. Pada proposal ini, penelitian dilakukan di kota yang terkenal
dengan bandeng asapnya, yaitu Kota Sidoarjo tepatnya di Jl. Mojopahit No.90, Sidowayah,
Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan


narasumber. Pengertian wawancara-mendalam (In-depth Interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawncarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman.
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Asal Usul Ikan Bandeng bisa dijadikan Olahan Makanan

Berawal sejak Kerajaan Majapahit (tahun 1293-1527) pun, ikan bandeng sebenarnya
sudah dipelihara. Awalnya, ikan bandeng dijadikan ikan hias yang dipelihara di kolam
ikan Kerajaan itu. Namun suatu ketika, Raja Majapahit kemudian lapar, lalu ingin mencoba
memakan ikan bandeng yang dijadikan ikan hias itu. Setelah dimakan, ternyata rasanya enak.
Akhirnya Raja Majapahit pun memerintahkan penangkapan ikan bandeng secara besar-
besaran.

Namun, saat itu ikan bandeng masih sebatas dijadikan santapan raja dan kerabatnya
saja. setelah Kerajaan Majapahit runtuh sekitar tahun 1520-an, oleh para mantan abdi dalem,
ikan bandeng kemudian disebarkan ke masyarakat umum. Seiring perkembangan zaman,
disebutkan pula, ikan bandeng kemudian dibudidayakan, dari semula masih di keramba
kemudian dibudidayakan pada kolam berukuran luas. Bersamaan dengan itu, ikan bandeng
pun kemudian banyak dimasak dengan aneka olahan seperti bandeng asap, bandeng presto,
dan otak-otak bandeng.

Mungkin inilah alasan Sidoarjo menjadi kota yang terkenal akan bandengnya.
Pengolahan yang kreatif membuat bandeng segar menjadi cemilan yang tidak nanggung-
nanggung enaknya. Pengolahan yang berbeda dengan bandeng presto, makanan ini di
matangkan dengan cara diasap atau dipanggang hanya dengan menggunakan asap yang
keluar dari batok kelapa dan seabutnya sehingga bandeng tidak cepat gosong. Untuk
mempermudah para pembeli kini kemasannya menggunakan kardus kotak yang tujuannya
agar bisa dibawa menjadi oleh-oleh khas yang berasal dari Sidoarjo.
4.2 Pemberdayaan Komunitas Penjual Bandeng Asap di Sidoarjo

Bandeng asap merupakan produk unggulan dari Kabupaten Sidoarjo yang banyak
diproduksi oleh UKM binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo. Mengacu
pada data Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sidoarjo, sebanyak 13 UKM pengolah ikan
bandeng tersebar di beberapa lokasi yang ada di Kab. Sidoarjo. Tersebarnya lokasi
menyebabkan UKM masih berjalan secara individu dalam pemenuhan kebutuhan produksi
serta belum terbentuknya klaster industri bagi UKM bandeng asap. Tujuan dari penelitian ini
adalah menentukan klaster UKM bandeng asap yang ada di Kab. Sidoarjo serta dapat
memberikan usulan strategi pengembangan bagi UKM yang bersangkutan. Metode yang
digunakan yakni K-means clustering untuk pengklasteran UKM. Responden berasal dari
UKM yang dijadikan sebagai subyek,. Hasil analisis K-means clustering menunjukkan bahwa
terbentuk 2 klaster dimana klaster 1 yang beranggotakan 2 UKM.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor yang menyerap tenaga
kerja terbesar di Indonesia hingga 97%. UMKM merupakan bagian terpenting dari
perekonomian negara karena UMKM lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja produktif
melalui investasi dan perubahan teknologi, UMKM juga lebih fleksibel yang menjadi
keunggulan dibandingkan perusahaan besar (Faqir, 2020; Mardiyono, 2013). Oleh karena itu,
UMKM sangat berpengaruh dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dan merupakan
sektor yang harus diperhatikan. Kota Sidoarjo merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang
memiliki UMKM terbesar dan terkenal.

Menurut Sumaryadi (2005:11) pemberdayaan adalah "upaya mempersiapkan masyarakat


seiring dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka mampu
mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang
berkelanjutan". Sedangkan komunitas merupakan kumpulan dari para anggotanya yang
memiliki rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan lainnya dan percaya bahwa kebutuhan
para anggota akan terpenuhi selama para anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama -
McMillan dan Chavis (1986).

Pemberdayaan komunitas untuk membentuk individu dan masyarakat yang mandiri.


Seperti, kemandirian berpikir, kemandirian bertindak, dan memutuskan apa yang akan
dilakukan. Pemberdayaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat
dan memberi kesadaran akan kebebasan setiap orang. Orientasinya pada komunitas yang
tidak berdaya. Namun, pemberdayaan bisa dilakukan untuk komunitas yang sudah berdaya.
4.3 Bandeng Asap Menjadi Salah Satu Kearifan Lokal di Sidoarjo

Bandeng Asap adalah makanan khas yang berbahan dasar ikan bandeng yang
dimatangkan dengan cara di asapkan. Proses pengasapan ikan bandeng ini dilakukan dengan
cara khusus sehingga menghasilkan ikan bandeng yang gurih, tidak amis, dan tidak gosong.
Bandeng asap ini selain menjadi makanan bisa juga dijadikan oleh-oleh bila berkunjung ke
kota Sidoarjo, terutama disekitaran Jl. Mojopahit Sidoarjo, banyak sekali menjual bandeng
asap. Untuk menikmatinya, bandeng asap yang sudah jadi bisa kita nikmati dengan sambal
petis. Selain itu Bandeng Asap ini bisa kita olah sebagai hidangan lain seperti digoreng
dimasak sayur dan lain-lain (Wigi, 2017).

Kota Sidoarjo memiliki banyak sekali kuliner khas salah satunya ialah Usaha
Bandeng Asap Tanjung yang paling legendaris sejak tahun 1975. Biasanya bandeng asap
Tanjung buka setiap hari mulai dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Toko tanjung sangat
mudah untuk ditemukan karena disana ada papan nama/spanduk yang terpajang, tidak hanya
itu pemilik toko juga menjual dengan cara menggantung bandeng-bandeng tersebut di sebuah
etalase yang ditaruh tepat didalam toko tersebut. Bandeng asap ini dibandrol dengan harga
yang bervariasi, mulai dari harga Rp 35.000 per bungkusnya tergantung ukuran.

Disebut dengan Bandeng Asap karena bandeng ini dimasak dengan cara diasap atau
dipanggang hanya dengan menggunakan asap yang keluar dari batok kelapa dan serabutnya
sehingga bandeng tidak gosong seperti halnya jika dipanggang diatas batok kelapa. Bandeng
Asap yang dijual disini sebetulnya sudah dalam keadaan matang, jika ingin dinikmati bisa
langsung dimakan dengan sambal petisnya atau dikukus sebentar saja untuk menghangatkan.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan dari Sabang hingga Merauke juga
makanan, minuman dan kue tradisional yang memiliki ciri khas yang berbeda setiap
daerahnya. Sidoarjo, sebagai salah satu penghasil ikan bandeng, olahan ikan bandeng
disini banyak diburu orang yang sedang berkunjung ke Sidoarjo.
Bandeng asap merupakan oleh-oleh khas kota Sidoarjo, Jawa Timur yang sudah
terkenal sejak lama. Di kota yang berjarak sekitar satu jam dari pusat kota Surabaya
ternyata terdapat banyak sekali produsen ikan bandeng asap rumahan. Salah satunya yang
cukup terkenal adalah ikan bandeng asap “Tanjung” tepatnya di Jl. Mojopahit No.90,
Sidowayah, Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Bandeng asap khas Sidoarjo siap masuk pasar Uni Eropa secara gratis setelah
komoditas tersebut memperoleh kategori produk Indikasi Geografis (IG) dari Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Hukum dan HAM Jawa Timur
Hajerati di Sidoarjo, mengatakan bahwa bandeng asap Sidoarjo merupakan IG pertama
Indonesia yang produknya berupa ikan bandeng sejak 2013.
5.2 Saran

Kearifan lokal diperlukan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya lokal dan sebagai
upaya untuk mengapresiasi nilai-nilai budaya yang selama ini sudah menjadi
kebanggaan masyarakat Sleman. Menumbuhkembangkan minat dan hasrat generasi
muda agar mencintai nilai kesenian, termasuk kekayaan budaya yang sudah ada.
Dengan begitu harapan untuk mempertahankan eksistensi seni tradisi nenek moyang
kita dapat menjadi kenyataan. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya lokal
dan regional dalam mendukung pembangunan yang bertumpu pada kekuatan dan
identitas dan kearifan lokal dalam konteks pembangunan nasional dan global.
DAFTAR PUSTAKA

https://deskjabar.pikiran-rakyat.com/ekbis/pr-1131445333/ikan-bandeng-sejarah-
awalnya-makanan-orang-orang-kerajaan-majapahit

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandeng_asap

https://www.linovhr.com/apa-itu-komunitas/

https://tirto.id/pengertian-kearifan-lokal-menurut-para-ahli-dan-fungsinya-gjsF

https://food.detik.com/all-you-can-eat/d-1674193/bandeng-asap-oleh-oleh-khas-sidoarjo

https://www.liputan6.com/hot/read/5100134/8-manfaat-ikan-bandeng-bagi-kesehatan-
menjaga-kesehatan-jantung-dan-mental

https://www.kompilasitutorial.com/2019/08/bandeng-asap-khas-sidoarjo-cara-
membuat.html

https://www.tribunnews.com/travel/2015/05/16/bandeng-asap-sidoarjo-gurih-tidak-bau-
tanah-bumbunya-nendang-meresap-sampai-tulang

https://serupa.id/metode-penelitian/

http://repository.stei.ac.id/5292/3/BAB%203.pdf

https://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/491
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai