Anda di halaman 1dari 11

i

MAKALAH
FUNGSI CANDI JEDONG BAGI MASYARAKAT SEKITAR

GURU PEMBIMBING:
BAPAK ANDY CANDRA LESMANA, S.Pd.

DISUSUN OLEH:

1. LAILIL ASMAUL KHUSNAH (18)


2. LUTHFI NUR FAUZIA (19)
3. NAZWA NISWATUSSHOFIYAH (26)
4. YUNIA FATTUM AINIYASTUTIK (35)

SMA NEGERI 1 NGORO


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia-Nya kepada kita semua,
khususnya kepada kami selaku penulis makalah sehingga kami dapat menyelsesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok pada mata pelajaran Sejarah yang diampu oleh Bapak dengan judul
“Fungsi Candi Jedong bagi Masyarakat Sekitar”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengerahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Ngoro, Januari 2023

Penulis.

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .....................................................................................................................................i

Kata Pengantar ....................................................................................................................................ii

Daftar Isi ..............................................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan .....................................................................................................................1

BAB I A. Latar Belakang .........................................................................................................1

BAB I B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1

BAB I C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................2

BAB II Pembahasan .....................................................................................................................3

BAB I A. Sejarah Candi Jedong ..............................................................................................3

BAB I B. Deskripsi Bangunan Candi Jedong ..........................................................................4

BAB I C. Fungsi Candi Jedong bagi Masyarakat Sekitar ........................................................6

BAB III Penutup ...........................................................................................................................7

BAB I A. Kesimpulan ..............................................................................................................7

BAB I B. Saran ........................................................................................................................7

Daftar Pustaka .....................................................................................................................................8

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia pernah dikuasai
oleh seorang raja dari beberapa kerajaan. Salah satunya, Kerajaan Majapahit yang melegenda.
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang paling besar di
Nusantara. Rupanya, wilayah Mojokerto sempat menjadi ibukota dari kerajaan Majapahit. Tidak
heran, jika banyak jejak-jejak Kerajaan Majapahit di kota ini.

Salah satu peninggalan yang jarang diketahui ialah Candi Jedong, beberapa orang juga
menyebutnya Gapura Jedong. Candi Jedong yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur menjadi
jejak peninggalan Majapahit. Tepatnya di Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro,
Mojokerto, Jawa Timur. Diperkirakan Candi Jedong dibangun pada abad ke 14.

Meski sudah tua, namun Candi Jedong tetap kokoh berdiri hingga kini. Dari lereng
Gunung Penanggungan, Candi Jedong berdiri megah dan kokoh. Candi ini punya dua bangunan
gapura yaitu Candi Jedong 1 dan Jedong 2. Menurut para peneliti, di Desa Jedong terdapat tiga
gapura, namun kini hanya tersisa dua gapura.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah dibangunnya Candi Jedong?

2. Bagaimanakah deskripsi bangunan Candi Jedong?

3. Apa fungsi Candi Jedong bagi masyarakat sekitar?

1
2

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah dibangunnya Candi Jedong.

2. Untuk mengetahui deskripsi bangunan Candi Jedong.

3. Untuk mengetahui fungsi Candi Jedong bagi masyarakat sekitar.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Candi Jedong

Candi Jedong

Candi Jedong terletak di Desa Watonmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten


Mojokerto, Jawa Timur atau berjarak 30 km ke arah timur Kota Mojokerto. Diperkirakan Candi
Jedong dibangun pada abad ke 14. Yang menarik dari candi ini adalah keberadaan dua bangunan
tua berbentuk gapura paduraksa. Kedua bangunan inilah yang disebut Candi Jedong. Menurut
penelitian yang dilakukan pada tahun 1907 di Desa Jedong terdapat tiga buah gapura, yakni 2
gapura terbuat dari batu andesit dan satu gapura terbuat dari batu bata. Saat ini yang tersisa
adalah gapura yang terbuat dari batu bata yang masih utuh.
Gapura yang terbuat dari batu – bata terletak 300 meter di sebelah utara situs Candi Jedong
yang terpahat angka 1326 M dan kini kondisinya tinggal reruntuhan saja. Sedangkan dua gapura
yang terbuat dari batu andesit yang berdiri biasa kita lihat berporos (arah pintu) barat timur
masing-masing letaknya berjarak 80 meter. Kedua gapura tersebut berada di sisi barat sebuah
teras dengan bekas pagar tembok keliling.
Gapura I berbentuk paduraksa yaitu gapura yang beratap menjadi satu dengan ukuran
panjang 12,51 meter, lebar 5,19 meter dan tinggi 9,75 meter dengan bahan dasar batu andesit.
Sedangkan Gapura Jedong II terdiri dari 3 bagian diantaranya kaki, tubuh dan atap. Pintu keluar
dan masuk menghadap barat-timur. pada bagian kaki dan tubuh dalam keadaan polos tanpa
hiasan. Sedangkan pada bagian atap terdapat hiasan kala yang menempel pada masing-masing
3
4

sisinya dan menghadap barat – timur. Selanjutnya terdapat hiasan berbentuk gapura keci yang
menempel berderet pada tingkatan atas atap candi. Tiap sudut dihiasi motif seperti gunung –
gunung kecil. Pada bagian ambang pintu gapura I terdapat candrasengkala yang berbunyi
Brahma Nora Kaya Bhumi yang berarti tahun 1307 Saka atau 1385 M. Sengkalan tersebut
barada pada ambang pintu yang dimungkinkan sebagai tahun peresmian gapura sebagai pintu
masuk ke Desa Perdikan.
Gapura II berbentuk paduraksa dengan atap menjadi satu berukuran panjang 6,86 meter,
lebar 3,40 meter dan tinggi 7,19 meter. Gapura II berbahan batu andesit dan tanpa pahatan
candrasengkala namun didekat Gapura II ditemukan batu bekas bangunan yang menunjukkan
angka tahun 1378 Saka atau 1456 M. Karena dua gapura Jedong memiliki kesamaan
diperkirakan keduanya berasal dari masa yang sama. Masyarakat sekitar memberi nama Candi
Jedong I sebagai Candi Lanang (laki) dan Candi Jedong II sebagai Candi Wadon (bini). Fungsi
kedua gapura ini diperkirakan sebagai pintu masuk menuju Desa Perdikan (Tanah Sima). Desa
Perdikan merupakan daerah yang dibebaskan dari kewajiban pajak. Candi Jedong telah banyak
diteliti oleh para ahli diantaranya: Verbeek (1891), Knebel (1907), Brandes (1913), Bosch
(1918), Naersen (1918), Damats (1951), Hasan Djafar (1978) dan Slamet Mulyana (1979).
Candi Jedong telah mengalami pemugaran sebanyak 11 tahapan. Pemugaran Candi Jedong
dilakukan pada tahun 1993 / 1994 hingga 2004 yang dilaksanakan oleh Proyek Pembinaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Ketika dilakukan penggalian (ekskavasi) pada
sisi kanan dan kiri gapura didapati struktur bata yang merupakan penghubung antara kedua candi
tersebut.

B. Deskripsi Bangunan Candi Jedong


Candi Jedong pertama bernama Candi Lanang (laki-laki), letaknya dekat pintu masuk.
Sedangkan Candi Jedong kedua disebut Candi Wadon (perempuan). Kedua candi tersebut
dihubungkan oleh tembok yang terbuat dari susunan batu sekitar sepanjang 50 meter. Meski
nampak sama, namun rupanya kedua Candi ini memiliki tinggi dan ukiran yang berbeda.
Candi Jedong Lanang memiliki tinggi 9,75 meter, sedangkan Candi Wadon tinggi 7,19
meter. Pada bagian ambang pintu Candi I terdapat candrasengkala yang berbunyi Brahma Nora
Kaya Bhumi yang berarti tahun 1307 Saka atau 1385 M. Sedangkan candi 2 terdapat hiasan kala
dengan ukiran apik lainnya.

4
5

Dua bangunan tersebut berbentuk paduraksa, bangunan berbentuk gapura yang memiliki
atap penutup. Paduraksa adalah sebuah pintu gerbang, yaitu terdiri atas tiga bagian; kaki atau
landasan tempat tangga, tubuh bangunan tempat gawang pintu, dan atap bersusun yang
dilengkapi kemuncak atau mastaka. Paduraksa dilengkapi dengan lawang (lubang gawang pintu)
dan daun pintu.

Adanya gapura paduraksa menandakan bahwa kompleks bangunan yang memiliki gerbang
seperti ini adalah bangunan penting, seperti tempat suci, atau istana. Kabarnya, dahulu Candi ini
menjadi tempat peristirahatan para Raja Majapahit dan Singosari bersama permaisurinya.
Dilansir dari idsejarah.net, pendapat lain juga mengatakan Candi Jedong diperkirakan berfungsi
sebagai pintu masuk menuju Desa Perdikan (Tanah Sima). Di mana Desa Perdikan merupakan
daerah yang dibebaskan dari kewajiban pajak.

Jika dilihat lebih saksama pada bagian atas ambang pintu Candi 2 terdapat hiasan kala
bagian kepala. Relief kala memang biasanya diletakkan di ambang atas pintu, jendela, atau
relung pada candi. Relief kala bukan hanya sekedar hiasan semata, namun juga memiliki makna.

5
6

Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, bentuk dasar kala adalah Singga yang merupakan


binatang lambing kekuatan dan keadilan serta penghancur kekuatan jahat. Kala juga merupakan
perwujudan sebagai banaspati, penjaga hutan. Karena bangunan candi melambangkan gunung
(meru) yang dipenuhi dengan hutan lebat. Fungsi Kala digunakan untuk menangkal pengaruh
jahat. Oleh karena itu, letak relief kala berada pada bagian atas ambang pintu.

Beradai di lereng Gunung Penanggungan, suasana di Candi Jedong masih tetap asri.
Dilengkapi dengan tumbuhan rimbun di sekeliling candi. Walau usianya sudah ratusan tahun,
namun candi inimasih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Selain Candi Jedong, masih ada
beberapa Candi di Mojokerto yang patut dikunjungi seperti Candi Trowulan, Candi Jolotundo,
Candi Kesiman, Candi Bangkal dan lain sebagainya. Tak ada salahnya, jika kamu berkunjung ke
Mojokerto, sempatkanlah mengunjungi situs-situs bersejarah ini. Bangunan candi yang etnik dan
suasana alam asri cocok ditelusuri saat liburan di kota onde-onde ini.

C. Fungi Candi Jedong bagi Masyarakat Sekitar


Konon, fungsi Candi Jedong pada zaman dulu adalah sebagai tempat peristirahatan para
Raja Majapahit dan permaisurinya. Yang mana saat ini fungsi Candi Jedong sudah beralih
menjadi tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan
oleh pengunjung yang berwisata ke Candi Jedong adalah seperti mengelilingi bangunan candi,
berswafoto, bersantai di taman, menyaksikan keindahan pemandangan sekitar, belajar sejarah,
bahkan bisa berwisata kuliner. Yang tentunya berdampak positif juga bagi perekonomian
masyarakat yang tinggal di sekitar Candi Jedong.

6
7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Candi Jedong merupakan gapura peninggalan Kerajaan Majapahit yang berada di lereng
Gunung Penanggungan. Secara adiminstratif, situs candi ini terletak di Desa Wotanmas Jedong,
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dari tulisan yang terpahat pada
bangunan gapura, diketahui bahwa Candi Jedong didirikan pada abad ke-14. Konon, fungsi
Candi Jedong pada zaman dulu adalah sebagai tempat peristirahatan para Raja Majapahit dan
permaisurinya.

B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang hidup dengan warisan leluhur yang kaya, baik itu
berupa karya seni rupa berbentuk candi, gapura, stupa, dan lain sebagainya. Maka perlu kiranya
bagi kita semua agar tetap senantiasa menjaga warisan leluhur tersebut agar dapat dijadikan
pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita semua.

7
8

DAFTAR PUSTAKA

https://idsejarah.net/2017/05/candi-jedong.html
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/candi-jedong/
https://www.merdeka.com/jatim/menyusuri-candi-jedong-jejak-majapahit-di-lereng-gunung-
penanggungan.html

Anda mungkin juga menyukai