MAKALAH
FUNGSI CANDI JEDONG BAGI MASYARAKAT SEKITAR
GURU PEMBIMBING:
BAPAK ANDY CANDRA LESMANA, S.Pd.
DISUSUN OLEH:
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia-Nya kepada kita semua,
khususnya kepada kami selaku penulis makalah sehingga kami dapat menyelsesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok pada mata pelajaran Sejarah yang diampu oleh Bapak dengan judul
“Fungsi Candi Jedong bagi Masyarakat Sekitar”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengerahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis.
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia pernah dikuasai
oleh seorang raja dari beberapa kerajaan. Salah satunya, Kerajaan Majapahit yang melegenda.
Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang paling besar di
Nusantara. Rupanya, wilayah Mojokerto sempat menjadi ibukota dari kerajaan Majapahit. Tidak
heran, jika banyak jejak-jejak Kerajaan Majapahit di kota ini.
Salah satu peninggalan yang jarang diketahui ialah Candi Jedong, beberapa orang juga
menyebutnya Gapura Jedong. Candi Jedong yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur menjadi
jejak peninggalan Majapahit. Tepatnya di Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro,
Mojokerto, Jawa Timur. Diperkirakan Candi Jedong dibangun pada abad ke 14.
Meski sudah tua, namun Candi Jedong tetap kokoh berdiri hingga kini. Dari lereng
Gunung Penanggungan, Candi Jedong berdiri megah dan kokoh. Candi ini punya dua bangunan
gapura yaitu Candi Jedong 1 dan Jedong 2. Menurut para peneliti, di Desa Jedong terdapat tiga
gapura, namun kini hanya tersisa dua gapura.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1
2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Candi Jedong
sisinya dan menghadap barat – timur. Selanjutnya terdapat hiasan berbentuk gapura keci yang
menempel berderet pada tingkatan atas atap candi. Tiap sudut dihiasi motif seperti gunung –
gunung kecil. Pada bagian ambang pintu gapura I terdapat candrasengkala yang berbunyi
Brahma Nora Kaya Bhumi yang berarti tahun 1307 Saka atau 1385 M. Sengkalan tersebut
barada pada ambang pintu yang dimungkinkan sebagai tahun peresmian gapura sebagai pintu
masuk ke Desa Perdikan.
Gapura II berbentuk paduraksa dengan atap menjadi satu berukuran panjang 6,86 meter,
lebar 3,40 meter dan tinggi 7,19 meter. Gapura II berbahan batu andesit dan tanpa pahatan
candrasengkala namun didekat Gapura II ditemukan batu bekas bangunan yang menunjukkan
angka tahun 1378 Saka atau 1456 M. Karena dua gapura Jedong memiliki kesamaan
diperkirakan keduanya berasal dari masa yang sama. Masyarakat sekitar memberi nama Candi
Jedong I sebagai Candi Lanang (laki) dan Candi Jedong II sebagai Candi Wadon (bini). Fungsi
kedua gapura ini diperkirakan sebagai pintu masuk menuju Desa Perdikan (Tanah Sima). Desa
Perdikan merupakan daerah yang dibebaskan dari kewajiban pajak. Candi Jedong telah banyak
diteliti oleh para ahli diantaranya: Verbeek (1891), Knebel (1907), Brandes (1913), Bosch
(1918), Naersen (1918), Damats (1951), Hasan Djafar (1978) dan Slamet Mulyana (1979).
Candi Jedong telah mengalami pemugaran sebanyak 11 tahapan. Pemugaran Candi Jedong
dilakukan pada tahun 1993 / 1994 hingga 2004 yang dilaksanakan oleh Proyek Pembinaan
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur. Ketika dilakukan penggalian (ekskavasi) pada
sisi kanan dan kiri gapura didapati struktur bata yang merupakan penghubung antara kedua candi
tersebut.
4
5
Dua bangunan tersebut berbentuk paduraksa, bangunan berbentuk gapura yang memiliki
atap penutup. Paduraksa adalah sebuah pintu gerbang, yaitu terdiri atas tiga bagian; kaki atau
landasan tempat tangga, tubuh bangunan tempat gawang pintu, dan atap bersusun yang
dilengkapi kemuncak atau mastaka. Paduraksa dilengkapi dengan lawang (lubang gawang pintu)
dan daun pintu.
Adanya gapura paduraksa menandakan bahwa kompleks bangunan yang memiliki gerbang
seperti ini adalah bangunan penting, seperti tempat suci, atau istana. Kabarnya, dahulu Candi ini
menjadi tempat peristirahatan para Raja Majapahit dan Singosari bersama permaisurinya.
Dilansir dari idsejarah.net, pendapat lain juga mengatakan Candi Jedong diperkirakan berfungsi
sebagai pintu masuk menuju Desa Perdikan (Tanah Sima). Di mana Desa Perdikan merupakan
daerah yang dibebaskan dari kewajiban pajak.
Jika dilihat lebih saksama pada bagian atas ambang pintu Candi 2 terdapat hiasan kala
bagian kepala. Relief kala memang biasanya diletakkan di ambang atas pintu, jendela, atau
relung pada candi. Relief kala bukan hanya sekedar hiasan semata, namun juga memiliki makna.
5
6
Beradai di lereng Gunung Penanggungan, suasana di Candi Jedong masih tetap asri.
Dilengkapi dengan tumbuhan rimbun di sekeliling candi. Walau usianya sudah ratusan tahun,
namun candi inimasih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Selain Candi Jedong, masih ada
beberapa Candi di Mojokerto yang patut dikunjungi seperti Candi Trowulan, Candi Jolotundo,
Candi Kesiman, Candi Bangkal dan lain sebagainya. Tak ada salahnya, jika kamu berkunjung ke
Mojokerto, sempatkanlah mengunjungi situs-situs bersejarah ini. Bangunan candi yang etnik dan
suasana alam asri cocok ditelusuri saat liburan di kota onde-onde ini.
6
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Candi Jedong merupakan gapura peninggalan Kerajaan Majapahit yang berada di lereng
Gunung Penanggungan. Secara adiminstratif, situs candi ini terletak di Desa Wotanmas Jedong,
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dari tulisan yang terpahat pada
bangunan gapura, diketahui bahwa Candi Jedong didirikan pada abad ke-14. Konon, fungsi
Candi Jedong pada zaman dulu adalah sebagai tempat peristirahatan para Raja Majapahit dan
permaisurinya.
B. Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang hidup dengan warisan leluhur yang kaya, baik itu
berupa karya seni rupa berbentuk candi, gapura, stupa, dan lain sebagainya. Maka perlu kiranya
bagi kita semua agar tetap senantiasa menjaga warisan leluhur tersebut agar dapat dijadikan
pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita semua.
7
8
DAFTAR PUSTAKA
https://idsejarah.net/2017/05/candi-jedong.html
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/candi-jedong/
https://www.merdeka.com/jatim/menyusuri-candi-jedong-jejak-majapahit-di-lereng-gunung-
penanggungan.html