Anda di halaman 1dari 4

1.

Menurut pendapat kamu teori mana yang paling kuat terkait dengan masuknya Hindhu
Budha? Jelaskan!
Teori arus balik, bahwa agama Hindhu masuk ke Indonesia karena dibawa oleh orang
Indonesia, yang mempelajarinya ketika mereka berada di India untuk berbagai keperluan.
Meski demikian, sampai saat ini teori arus balik masih memerlukan banyak bukti lagi untuk
membuktikan kebenarannya
2. Jelaskan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atau pendapat pernyataan tersebut!
Teori Waisya
Kelemahan : Diragukan kebenarannya. Jika para pedagang yang berperan terhadap
penyebaran kebudayaan, maka pusat-pusat kebudayaan mestinya hanya terdapat
di wilayah perdagangan, seperti di pelabuhan atau dipusat kota yang ada di
dekatnya. Kenyataannya, pengaruh kebudayaan Hindu ini banyak terdapat di
wilayah pedalaman.
Kelebihan :
Teori Ksatria
Kelemahan : Tidak adanya bukti tertulis bahwa pernah terjadi kolonisasi oleh para Ksatria
India
Kelebihan :
Teori Brahmana
Kelemahan : Diragukan kebenarannya. Karena kendati benar hanya Brahmana yang dapat
membaca dan menguasai Weda, para pendeta Hindu itu pantang menyebrang
lautan
Kelebihan :
Teori Arus Balik
Kelemahan :
Kelebihan :
3. Mengapa rakyat Indonesia mudah menerima ajaran agama Hindu Budha tersebut?
4. 1. Rakyat Indonesia belum mengenal agama

2. Sifat dasar rakyat Indonesia yang terbuka

3. Agama Hindu Budha memiliki kultur yang hampir mirip dengan kepercayaan
awal masyarakat

4. Pengaruh penguasa nusantara

5. Apa bentuk pengaruh Hindu Budha yang masih dilakukan masyarakat setempat?
6. Siapa yang membawa budaya Hindu Budha tersebut?

7. Siapa pendukung budaya Hindu Budha tersebut saat ini?


Kelebihan Teori Brahmana

Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan
paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum
Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya
golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu.
Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sanskerta, sedangkan di India
sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa
Sanskerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan
menulis bahasa Sanskerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa
Sanskerta sehingga hanya merekalah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda.
Karena Raja-raja yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti Raja-
raja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India
untuk mengadakan upacara penobatan dan mensahkan kedudukan mereka di Indonesia
sebagai Raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut
secara Hindu maka secara otomatis Raja juga dinyatakan beragama Hindu, jika Raja
beragama Hindu maka rakyatnya pun akan mengikuti Raja.
Ketika menobatkan Raja, kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke Indonesia.
Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meninggalkan Kitab
Weda sebagai hadiah bagi Raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh Raja dan
digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
Karena Raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus Raja juga meminta
Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan
budaya India dapat berkembang di Indonesia.

Kelemahan Teori Brahmana

Menurut ajaran Hindu kuno, seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan
apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan
kehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia
bukan merupakan hal yang wajar.
Mempelajari bahasa Sanskerta merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin
dilakukan oleh Raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui
isinya bahkan menyebarkan pada yang lain, sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum
Brahmana.

2. Teori Waisya

Kelebihan teori Waisya:

Banyaknya sumber daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik
untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang datang ke
Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika mereka
berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.
Kelemahan teori Waisya:

Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana.

Bantahan para ahli terhadap teori waisya:

Motif mereka datang sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu
sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan
para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan membawa
perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan
perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah
mungkin hanya sekedar mencari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau
untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan.
Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman
seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu
tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.
Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka
tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian
besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak
jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa
tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan
masyarakat setempat.
Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang
bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak
menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami
bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda.

Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia
berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-
kitab Weda dan upacara keagamaan.

3. Teori Campuran

Kelebihan : Ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk


belajar agama Hindu-Budha dan Budaya, tujuanya agar dengan ilmu yang mereka dapat
dari india, para bangsawan bisa membuat kekuasaan di Indonesi dengan mencotoh
kebudayan Hindu-Budha
Kelemahan : Kemungkinaan orang Indonesia untuk belejar agama Hindu-Budha ke india
sulit, karena pada masa itu oran indonesia masih bersifat pasif.

4. Teori Arus Balik

Kelebihan :Ada kemungkinan orang di Indonesia pergi ke India untuk belajar agama &
kebudayaan Hindu-Buddha, tujuannya agar dengan ilmu yang mereka dapat dari India, para
bangsawan bisa membuat kekuasaan di Indonesia dengan mencontoh kebudayaan Hindu-Buddha
di India.

Kelemahan: Pada teori arus balik ini, sepertinya tidak mungkin jika orang Indonesia pergi ke
India untuk belajar agama & budaya Hindu-Buddha karena pada saat itu masyarakat Indonesia
masih bersifat pasif, jadi tidak mungkin orang Indonesia belajar ke India untuk menuntut ilmu
agama & budaya Hindu-Buddha kemudian mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkan
ilmu mereka.

5. Teori Ksatria

Ada tiga ahli mengemukakan pendapatnya tentang kelebihan dari teori Ksatria yaitu C>C.
Berg,Mokerji dan Moens
a. C.C Berg
Mengemukakan bahwa para ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan
kekuasaan di Indonesia. Mereka dijanjikan akan di beri hadiah apabila menang, yaitu dinikahkan
dengan seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari perkawinan ini, tradisi hindu
berkembang dengan mudah.
b. Mookerji
Mengemukakan bahwa para ksatria ini membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang
menjadi kerajaan dan menjalin hubungan dengan kerajaan India.
c. J.L. Moens
Mengemukakan bahwa pada abad ke-5, banyak para ksatria yang melarikan diri karena
peperangan di India. Para ksatria yang berasal dari keluarga kerajaan mendirikan kerajaan baru
di Indonesia.
Kelemahan: Para ksatria tidak menguasai bahasa sanskerta dan huruf dan pallawa. Apabila
daerah Indonesia pernah menjadi taklukan kerajaan-kerajaan India, pastinya ada prasasti.
Sedangkan di Indonesia tidak ada satupun prasasti yang menjelaskan bahwa daerah Indonesia
pernah menjadi taklukan kerajaan-kerajaan India.

6. Teori Sudra

Kelebihan

Semua orang yang ada pada kasta Sudra pasti ingin memperbaiki hidup, salah satu
caranya adalah pergi ke tempat lain seperti Indonesia

Kelemahan

Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa


Kasta Sudra umumnya tidak memiliki ilmu pengetahuan/pendidikan
Biasanya jika ada budak maka ada tuannya,maka jika pastilah ada kasta yang lebih tinggi
dari sudra yang membawa kasta Sudra ke Indonesia.

PENDETA DAN BIKSU

Anda mungkin juga menyukai