Anda di halaman 1dari 9

JURNAL

KONFLIK KEDAULATAN INDONESIA DAN


TIMUR LESTE

POLITIK KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
Kelompok 4
Ardiansyah
Andi Wijaya IP VI.01
Argian Prayoga
Destya Hikayati
Ery Kusnadi
Eva Silvana
Muhammad Edo Kasjoliandra
Samsul Bahri
Syahri Ramadhan
Umi
Konflik perbatasan Indonesia Timor
Leste
Konflik antarnegara Indonesia dan Timur Leste adalah masalah
perbatasan di darat Indonesia dan Timor Leste, ada beberapa wilayah
perbatasan antara Indonesia-Timor Leste yang masih belum
disepakati dan masih menjadi klaim Fokus penelitian terdiri atas dua
pertanyaan, yaitu bagaimana konflik perbatasan antara Indonesia dan
Malaysia dan bagaimana upaya penyelesaian konflik. Dengan
menggunakan metode kualitatif yang deskriptif analitis, penelitian ini
menemukan bahwa isu belum selesainya delimitasi dan rendahnya
tingkat kesejahteraan menjadi faktor struktural penyebab konflik,
dimana aktor-aktor yang bermain pun tidak hanya melibatkan unsur
pemerintah dan aparat militer, tetapi juga masyarakat sipil. Dalam
penyelesaian konflik, upaya pemeliharaan perdamaian berupa
penghentian kekerasan dan penciptaan perdamaian berupa negosiasi
delimitasi perbatasan sudah dilakukan, sementara pembangunan
perdamaian masih belum terlihat. Selain itu, berbagai kebijakan
pengelolaan batas wilayah dan pembangunan kawasan perbatasan
juga berpotensi berperan mencegah kembali pecahnya konflik.

Sengketa Perbatasan Indonesia Timor Leste Pemerintah
Indonesia akhirnya mengambil keputusan untuk memberikan
referendum atas nasib timor leste, dan akhirnya dari hasil
referendum tersebut rakyat timor-timur berkendak untuk
memisahkan diri dari Indonesia. Timor-leste dulunya adalah
wilayah jajahan dari portugis, namun pada tahun sekitar 1975an
Indonesia menginvasi timor leste dan akhirnya menjadi wilayah
negara Indonesia.Berbagai macam gugatan dunia internasional
mengenai keabsahan invasi ABRI (TNI Kalo sekarang) terhadap
timor leste dipertanyakan, pelanggaran HAM berat dan ringan
menjadi suatu polemic di masyarakat internasional menjelang
akhir tahun 1990-an atau tepatnya tahun-tahun menjelang 2000.
Yang pada saat itu Indonesia juga mengalami krisis politik dan
ekonomi yang luar biasa pada tahun 1998 yang terkenal dengan
sebutan reformasi. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh Jose Ramos
Horta untuk meminta dukungan internasional guna menekan
pemerintah Indonesia
Geo-Politik dan Geo-strategi, dengan permasalahan perbatasan
Indonesia denga Timor Leste, hubungan pada dimana letak
mempertahankan kedaulatan negara karena yang diketahui ruang
lingkup pada geo politik salah satunya yaitu national power, tentang
negara mempertahankan negaranya dan kekuasaan negara. Jadi
hubungan antara Indonesia dengan Timor Leste oleh geo politik jelas
pada national power letak kekuatan di dua negara dalam
mempertahankan kedaulatan negara.
Geo-fisik,Berdasarkan perjanjian perbatasan darat 2012, kedua negara
telah menyepakati 907 koordinat titik-titik batas darat atau sekitar 96%
dari panjang total garis batas. Garis batas darat tersebut ada di sektor
Timur (Kabupaten Belu) yang berbatasan langsung dengan Distrik
Covalima dan Distrik Bobonaro sepanjang 149,1 km dan di sektor Barat
(Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara) yang
berbatasan langsung dengan wilayah enclave Oecussi sepanjang 119,7
km
Geo-kultural, Secara geo-kultural Indonesia memilikiKomposisi agama
dan etnis dalam populasinya beberapa kekhasan kultural.Geo-
ekonomi,Sengketa perbatasan yang terjadi antara Indonesia dan timor
leste memang lebih disebabkan perebutan lahan petanian (sumber
daya alam) antara kedua warga negara. Geo-ideologis, perbedaan
ideologi setelah berpisah dengan Indonesia tentu akan berubah
ideologi yang dipakai dalam suatu negara di Timor Leste yang berbeda
dengan Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai