Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Modul Sejarah Indonesia untuk siswa SMA kelas X yang berjudul
“Corak Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara”. Penulis menyadari dalam
penyelesaian modul ini, terdapat dukungan dari berbagai pihak. kekurangan-
kekurangan.
Harapan Penulis semoga modul ini dapat bermanfaat bagi para siswa SMA
kelas X agar mampu memaksimalkan modul ini sebagai salah satu sumber dan
media pembelajaran bagi pelajaran sejarah. Penulis menyadari bahwa modul ini
masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu saran dan kritik Penulis
terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
(DADI RUSYANDI)
A. Pendahuluan
Pernahkah melihat peralatan di rumah dan di lingkungan yang
terbuat dari batu seperti cobek dan ulekan? Tanpa kita sadari itu semua
adalah warisan dari nenek moyang kita dari zaman praaksara. Zaman
praaksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan seringkali. Pada
zaman praaksara, manusia praaksara mengandalkan apa yang tersedia di
alam. Hal tersebut terlihat dari hasil kebudayaan yang mereka tinggalkan.
Benda-benda yang mereka hasilkan juga masih relatif sederhana, seperti
peralatan dari batu, tulang, tanduk ataupun dari logam. Mereka
menggunakan alat-alat tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, seperti
berburu, memotong hewan hasil buruan, sampai untuk keperluan bertani
dan berladang.
Manusia adalah mahluk sempurna yang memiliki akal dan pikiran
untuk dipergunakan dalam perkembangan kehidupannya. Diharapkan
wawasan berpikir perasaan dalam diri Anda untuk menghargai hasil
karya orang lain akan tumbuh melalui proses mempelajari dinamika
kebudayaan masyarakat praaksara.
Materi yang tertuang dalam modul ini ada tiga pokok bahasan,
diantaranya periodisasi zaman praaksara Indonesia berdasarkan hasil-
hasil budaya (arkeologi), periodisasi zaman praaksara Indonesia
berdasarkan corak kehidupannya, dan pengaruh kehidupan masyarakat
praaksara Indonesia pada masyarakat masa kini. Berikut ini beberapa
petunjuk yang harus Anda ikuti agar memahami keseluruhan isi modul
ini.
1. Silahkan baca setiap penjelasan yang diberikan dengan tahap demi tahap
secara cermat dan jangan tergesa-gesa.
2. Kerjakanlah latihan soal dalam uraian materi sesuai arahan yang diberikan
untuk menguji tingkat pemahaman Anda.
3. Hendaknya Anda berusaha untuk mempelajari peta Indonesia di
perpustakaan sekolah selama mempelajari modul ini.
Paleolitikum
Zaman
Batu
Periodisasi Mesolitikum
perkembangan
masyarakat
praaksara Neolitikum
berdasarkan
arkeologi
Megalitikum
Zaman
Kehidupan Logam
Masyarakat Pengaruh
Praaksara Kehidupan
Indonesia Masyarakat
Masa Berburu dan Praaksaran
Mengumpulkan Pada Masa
Makanan Sekarang
Periodisasi
perkembangan Masa Bercocok
masyarakat Tanam
praaksara
berdasarkan
corak Masa
kehidupan Perundagian
D. Uraian Materi
Kehidupan pada zaman praaksara menitik beratkan dalam aktivitas
kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di alam terbuka.
Melihat kondisi alam pada saat itu memberikan tantangan nyata yang terus
menstimulus daya pikir manusia praaksara untuk berinovasi mengembangkan
teknologi yang berasal dari alam. Teknologi pada masa praaksara meliputi
penggunaan batu dan logam. Catatan sejarah tentang kehidupan manusia pada
masa praaksara seperti yang tertuang dalam teori challenge and response oleh
Arnold Toynbee. Beliau menilai bahwa peradaban besar berada dalam situs
kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian.
Suatu peradaban bisa muncul karena tantangan dan tanggapan antara
manusia dan alam sekitarnya. Peradaban hanya tercipta karena suatu peradaban
dapat mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang
terbuka (Miftakhul, 2016). Peradaban dalam kaitannya zaman praaksara merujuk
kedalam perkembangan corak kehidupan manusia. Perkembangan corak
kehidupan ini meliputi masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa
bercocok tanam dan masa perundagian
1. Periodisasi Perkembangan Masyarakat Praaksara Berdasarkan Arkeologi
Periodisasi kehidupan manusia pada masa praaksara berdasarkan
arkeologi atau hasil-hasil Kebudayaaan dibagi menjadi dua zaman, yaitu:
zaman batu dan zaman logam.
a. Zaman Batu
Alat kehidupan manusia praaksara tertua adalah batu. Sehingga
pada masa ini dikenal dengan istilah litikum yang berarti zaman batu.
Berdasarkan jenisnya zaman batu terbagi ke dalam tiga masa, yaitu
zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum) dan
zaman batu muda (neolitikum)
a) Zaman Paleolitikum
3) Kubur batu yaitu tempat menyimpan mayat. Kubur batu ini berbentuk
persegi panjang, dan terbuat dari lempengan-lempengan batu dan dipendam
dalam tanah. Kubur batu banyak ditemukan di daerah Cepari Kuningan,
Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Selain
rangka manusia, di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan alat-alat
perunggu dan besi serta manik-manik.
b. Zaman Logam
Zaman logam lebih dikenal sebagai masa perundagian. Menurut
bahasa, perundagian berasal dari kata undagi yang berarti seseorang yang
ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu. Sehingga pada masa ini
kehidupan masyarakat telah berada di tahap yang lebih maju, karena
sudah memiliki keterampilan untuk membuat alat-alat dari bahan dasar
logam. Manusia praaksara yang hidup di zaman logam sudah menetap
dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu.
Sehingga, telah terlihat adanya pembagian status social berdasarkan
keahlian dan jumlah kekayaan yang dimiliki. Di Indonesia, zaman logam
dibagi menjadi 2 zaman, yaitu perunggu dan besi.
a) Zaman Perunggu
Zaman perunggu di Indonesia dikenal dengan kebudayaan
Dongson. Hal ini dikarenakan asal mula persebaran kebudayaan
pengunggu dari daerah Dongson, sebuah kota kuno di daerah Tonkin
(Vietnam) yang menjadi pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara.
Beberapa peninggalan praaksara dari zaman perunggu sebagai berikut:
1) Candrasa
Candrasa adalah sejenis kapak yang
digunakan untuk keperluan upacara.
Bentuknya yang unik menyerupai senjata
2) Nekara
Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu digunakan untuk
upacara ritual, khususnya sebagai pengiring upacara kematian, upacara
memanggil hujan, dan sebagai genderang perang. Di Indonesia, daerah penemuan
Nekara diantaranya pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa,
Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau Selayar. Yang fenomenal
adalah Nekara “The Moon of Pejeng”
yang berada di desa Intaran daerah Pejeng,
Bali. Nekara ini merupakan nekara
terbesar di Indonesia, karena memiliki
ketinggian 1,86 meter dengan garis
tengahnya 1,60 meter. Oleh masyarakat
setempat nekara tersebut dianggap suci
Gambar 1.17 Nekara
Sumber: Stepanus (2012) dan ditempatkan di Pure Penataran Sasih.
3) Moko
Moko adalah genderang yang terbuat
dari perunggu dan bentuknya mirip seperti
nekara tetapi ukurannya lebih kecil. Moko
menjadi benda pusaka seorang kepala suku
yang diwariskan kepada anak laki-laki kepala
suku dan juga bisa dijadikan sebagai mas
Gambar 1.18 Moko
kawin. Di Indonesia, penemuan moko banyak Sumber: Suka_sejarah. (2019)
4) Bejana Perunggu
Bejana perunggu digunakan dalam upacara
keagamaan sebagai tempat minum. Sekilas bentuk
e. Kesenian
Kesenian sudah dikenal oleh manusia praaksara sejak zaman
mesolithikum, dibuktikan dengan adanya lukisan-lukisan pada dinding gua.
Kemudian pada zaman neolitikum kesenian mengalami perkembangan yang
pesat, karena manusia praaksara memanfaatkan waktu senggang dari menanam
hingga panen melalui seni membatik, gamelan dan wayang.
E. Tugas Terstruktur
Agar memperkaya wawasan pengetahuan anda terhadap corak
kehidupan masyarakat praaksara di Indonesia, silahkan kerjakan tugas
berikut ini:
1. Dengan memperhatikan gambar dibawah ini , coba berikan pendapat anda
bahwa kemunculannya berkaitan dengan kepercayaan masyarakat praaksara di
Indonesia !
F. Rangkuman
Mempelajari kehidupan manusia praaksara dapat dilihat dari arkeologi dan
corak kehidupannya. Berdasarkan arkeologi, periodisasi praaksara dibagi menjadi
dua zaman, yaitu zaman logam dan zaman batu. Kemudian berdasarkan corak
kehidupannya dibagi menjadi tiga zaman, yaitu masa berburu dan mengumpulkan
makanan, masa bercocok tanam dan masa perundagian. Berikut ini penjelasannya:
a. Zaman logam terbagi menjadi dua bagian yaitu zaman perunggu dan zaman
besi. Peralatan hidup yang digunakan sudah modern dengan tektik
pembuatan yaitu bivalve dan a cire perdue
b. Zaman batu terbagi menjadi beberapa zaman, yaitu paleolitikum,
mesolitikum, neolitikum dan megalitikum
c. Zaman paleolitikum, alat masih dibuat dengan kasar, kemudian agak
diperhalus pada masa mesolitikum dan sangat halus pada masa neolitikum.
Kehidupan manusia praaksara berawal dari food gathering ke food
producing
d. Zaman berburu dan mengumpulkan makanan, manusia praaksara hidup
dalam kelompok kecil dan berpindah-pindah untuk mencari sumber
makanan dan air. Hidupnya masih bergantung kepada alam.
e. Zaman bercocok tanam, manusia praaksara sudah menetap dan
G. Evaluasi
1. Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan bersifat
nomaden karena …
a. Untuk mencari daerah subur agar dapat bercocok tanam
b. Untuk mencari daerah yang menyediakan kebutuhan hidupnya
c. Keinginan sebagian anggota kelompoknya untuk pindah
d. Jumlah kelompok sedikit
e. Hubungan antara anggota kelompok sangat erat
2. Dalam mempertahankan hidupnya, manusia purba mengambil/bergantung
pada alam yang dilakukan dengan cara hidup berpindah-pindah. Ketika
mereka menemukan beberapa jenis tumbuhan yang sama muncul pemikiran
tentang pembaharuan penanaman kembali jenis tumbuhan itu. Pada waktu
panen yang berlimpah ruah mereka berpikir untuk menyimpan, merekayasa
dan memvariasikan jenis makanan dengan cara sederhana, maka pada waktu
itu telah lahir revolusi dalam kehidupan manusia dari ….
a. food gathering menjadi food producing
b. food producing menjadi food gathering
c. food producing dikembangkan dengan cara pendistribusian
d. food producing dikembangkan menjadi kegiatan barter
1 B 10
2 A 10
3 C 10
4 D 10
5 E 10
6 D 10
7 B 10
8 B 10
9 C 10
10 B 10
Skor 100
maksimal
H. Daftar Pustaka
Al Faruq, Habibullah. (2016). Hasil Kebudayaan Masyarakat pada Masa
Praaksara. Tersedia Pada http://www.habibullahurl.com/2016/02/hasil-
kebudayaan-masyarakat-praaksara.html. Diakses pada tanggal 26 Juli 2021
Badrika, I Wayan. (2006). Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Djoned Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusato. (2009). Sejarah
Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka. 3.
NN. 2020. Zaman Perundagian. Tersedia pada https://www.gurupandai.com/zaman-
perundagian/. Diakses tanggal 26 Juli 2021.
Gurupendidikan, (2021). Zaman Paleolitikum. Tersedia Pada
https://www.gurupendidikan.co.id/zaman-paleolitikum/. Diakses pada 26 Juli 2021
Hapsari Ratna. (2013). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Erlangga
Hermawan dan Saraswati Ufi. (2014). Buku Siswa, Sejarah 1 untuk SMA/MA
Kelas X Kurikulum 2013 yang disempurnakan, Peminatan Ilmu Sosial.
Jakarta: Yudistira
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Sejarah
Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK, (Edisi Revisi). Jakarta
Kuntowijoyo.(2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana
Miftakhul, A. (2016). Teori Challenge and Response. (artikel). Yogyakarta:
Universitas