Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Modul Sejarah Indonesia untuk siswa SMA kelas X yang berjudul
“Corak Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara”. Penulis menyadari dalam
penyelesaian modul ini, terdapat dukungan dari berbagai pihak. kekurangan-
kekurangan.
Harapan Penulis semoga modul ini dapat bermanfaat bagi para siswa SMA
kelas X agar mampu memaksimalkan modul ini sebagai salah satu sumber dan
media pembelajaran bagi pelajaran sejarah. Penulis menyadari bahwa modul ini
masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu saran dan kritik Penulis
terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Garut, Juli 2021


Penulis

(DADI RUSYANDI)

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i


Daftar Isi .................................................................................................................ii
Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara ................................................................1
A. Pendahuluan ..............................................................................................1
B. Capaian Pembelajaran .................................................................................2
C. Pokok-pokok Materi ...................................................................................2
D. Uraian Materi ............................................................................................3
1. Periodisasi Perkembangan Masyarakat Praaksara Berdasarkan
Arkeologi ............................................................................................3
2. Periodisasi Perkembangan Masyarakat Praaksara Berdasarkan Corak
Kehidupan ..........................................................................................16
3. Pengaruh Kehidupan Masyarakat Praaksara Pada Masa Sekarang......19
E. Tugas Terstruktur ...................................................................................21
F. Rangkuman ...............................................................................................22
G. Evaluasi ...................................................................................................23
H. Daftar Pustaka ..........................................................................................26

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Konsep Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia...................4


Gambar 1.2 Hasil Kebudayaan Paleolitikum ..........................................................4
Gambar 1.3 Kapak Genggam ..................................................................................4
Gambar 1.4 alat-alat dari tulang dan flakes .............................................................5
Gambar 1.5 Kjokkenmoddinger ..............................................................................6
Gambar 1.6 Pebble ..................................................................................................6
Gambar 1.7 Abris Sous Roche ................................................................................7
Gambar 1.8 Peta penyebaran Pebble dan Flakes ....................................................8
Gambar 1.9 Kapak Persegi dan Kapak Lonjong .................................................... 9
Gambar 1.10 Menhir ............................................................................................ 10
Gambar 1.11 Dolmen ........................................................................................... 11
Gambar 1.12 Kubur Batu...................................................................................... 11
Gambar 1.13 Waruga............................................................................................ 11
Gambar 1.14 Sarkofagus ...................................................................................... 11
Gambar 1.15 Punden Berundak ........................................................................... 12
Gambar 1.16 Candrasa ......................................................................................... 13
Gambar 1.17 Nekara ............................................................................................ 13
Gambar 1.18 Moko .............................................................................................. 13
Gambar 1.19 Bejana Perunggu ............................................................................ 14
Gambar 1.20 Arca Perunggu................................................................................. 14
Gambar 1.21 Kapak Corong ................................................................................ 14
Gambar 1.22 Teknik Bivalve ............................................................................... 15
Gambar 1.23 Teknik A Cire Perdue ..................................................................... 16

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 iii


Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia

A. Pendahuluan
Pernahkah melihat peralatan di rumah dan di lingkungan yang
terbuat dari batu seperti cobek dan ulekan? Tanpa kita sadari itu semua
adalah warisan dari nenek moyang kita dari zaman praaksara. Zaman
praaksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan seringkali. Pada
zaman praaksara, manusia praaksara mengandalkan apa yang tersedia di
alam. Hal tersebut terlihat dari hasil kebudayaan yang mereka tinggalkan.
Benda-benda yang mereka hasilkan juga masih relatif sederhana, seperti
peralatan dari batu, tulang, tanduk ataupun dari logam. Mereka
menggunakan alat-alat tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, seperti
berburu, memotong hewan hasil buruan, sampai untuk keperluan bertani
dan berladang.
Manusia adalah mahluk sempurna yang memiliki akal dan pikiran
untuk dipergunakan dalam perkembangan kehidupannya. Diharapkan
wawasan berpikir perasaan dalam diri Anda untuk menghargai hasil
karya orang lain akan tumbuh melalui proses mempelajari dinamika
kebudayaan masyarakat praaksara.
Materi yang tertuang dalam modul ini ada tiga pokok bahasan,
diantaranya periodisasi zaman praaksara Indonesia berdasarkan hasil-
hasil budaya (arkeologi), periodisasi zaman praaksara Indonesia
berdasarkan corak kehidupannya, dan pengaruh kehidupan masyarakat
praaksara Indonesia pada masyarakat masa kini. Berikut ini beberapa
petunjuk yang harus Anda ikuti agar memahami keseluruhan isi modul
ini.
1. Silahkan baca setiap penjelasan yang diberikan dengan tahap demi tahap
secara cermat dan jangan tergesa-gesa.
2. Kerjakanlah latihan soal dalam uraian materi sesuai arahan yang diberikan
untuk menguji tingkat pemahaman Anda.
3. Hendaknya Anda berusaha untuk mempelajari peta Indonesia di
perpustakaan sekolah selama mempelajari modul ini.

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 1


4. Apabila Anda sudah merasa paham terhadap isi materi, maka kerjakan soal
latihan yang ada pada akhir kegiatan, lalu cocokkan jawaban Anda dengan
kunci jawaban yang ada dihalaman belakang modul ini.
5. Anda harus membaca kembali bagian yang belum Anda pahami jika
jawaban Anda masih banyak yang tidak sesuai dengan kunci jawabannya,
usahakan Anda benar-benar jelas.
B. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kepada peserta didik
memahami Corak Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara dan menarik
kesimpulan sendiri serta mengambil nilai-nilai dari kehidupan manusia
pada masa praaksara untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi pada modul ini dituangkan dalam peta konsep
sebagai berikut

Paleolitikum
Zaman
Batu
Periodisasi Mesolitikum
perkembangan
masyarakat
praaksara Neolitikum
berdasarkan
arkeologi
Megalitikum

Zaman
Kehidupan Logam
Masyarakat Pengaruh
Praaksara Kehidupan
Indonesia Masyarakat
Masa Berburu dan Praaksaran
Mengumpulkan Pada Masa
Makanan Sekarang

Periodisasi
perkembangan Masa Bercocok
masyarakat Tanam
praaksara
berdasarkan
corak Masa
kehidupan Perundagian

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 2


Gambar 1.1 Peta Konsep Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia

D. Uraian Materi
Kehidupan pada zaman praaksara menitik beratkan dalam aktivitas
kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di alam terbuka.
Melihat kondisi alam pada saat itu memberikan tantangan nyata yang terus
menstimulus daya pikir manusia praaksara untuk berinovasi mengembangkan
teknologi yang berasal dari alam. Teknologi pada masa praaksara meliputi
penggunaan batu dan logam. Catatan sejarah tentang kehidupan manusia pada
masa praaksara seperti yang tertuang dalam teori challenge and response oleh
Arnold Toynbee. Beliau menilai bahwa peradaban besar berada dalam situs
kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian.
Suatu peradaban bisa muncul karena tantangan dan tanggapan antara
manusia dan alam sekitarnya. Peradaban hanya tercipta karena suatu peradaban
dapat mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang
terbuka (Miftakhul, 2016). Peradaban dalam kaitannya zaman praaksara merujuk
kedalam perkembangan corak kehidupan manusia. Perkembangan corak
kehidupan ini meliputi masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa
bercocok tanam dan masa perundagian
1. Periodisasi Perkembangan Masyarakat Praaksara Berdasarkan Arkeologi
Periodisasi kehidupan manusia pada masa praaksara berdasarkan
arkeologi atau hasil-hasil Kebudayaaan dibagi menjadi dua zaman, yaitu:
zaman batu dan zaman logam.
a. Zaman Batu
Alat kehidupan manusia praaksara tertua adalah batu. Sehingga
pada masa ini dikenal dengan istilah litikum yang berarti zaman batu.
Berdasarkan jenisnya zaman batu terbagi ke dalam tiga masa, yaitu
zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum) dan
zaman batu muda (neolitikum)
a) Zaman Paleolitikum

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 3


Peralatan hidup pada zaman ini dibuat dari tulang dan batu yang
masih sederhana. Manusia masih hidup secara berpindah-pindah
(nomaden) karena masih sangat tergantung pada alam. Untuk
memperoleh sumber makanan yang ada di sekitar tempat tinggal
dilakukan dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan secara
sederhana. Sumber air yang berpohon dijadikan sebagai tempat tinggal
manusia pada masa tersebut untuk sementara.
Untuk memperkaya pengetahuan anda, silahkan amati gambar berikut ini !

Gambar 1.2 Hasil Kebudayaan Paleolitikum


Sumber: Al Faruq (2016)
Gambar di atas merupakan hasil kebudayaan pada zaman
Palaeolithikum. Benda-benda tersebut banyak ditemukan di daerah Pacitan
(Jawa Timur) dan Ngandong (Jawa Timur), sehingga para arkeolog sepakat
untuk membedakan temuan benda-benda praaksara pada masa paleolitikum
sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1) Kebudayaan Pacitan
Wilayah Pacitan terletak di Provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah., Diperkirakan pada zaman praaksara aliran Bengawan
Solo mengalir ke selatan dan bermuara di pantai Pacitan. Di sana banyak
ditemukan ala-alat seperti kapak genggam, kapak perimbas, ala-alat dari tulang
dan alat serpih. Proses pembuatannya masih sederhana dan bentuknya masih
kasar seperti batu biasa namun salah satu sisinya berbentuk tajam. Manusia
pendukung yang hidup pada masa ini adalah Meganthropus Palaeojavanicus
Pithecanthropus Erectus, dan Pithecantropus Robustus.

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 4


Gambar 1.3 Kapak Genggam
Sumber: Gurupendidikan (2021)
Sekitar tahun 1935, Von Koenigswald pertama kali menemukan kapak
genggam, sesuai dengan bentuknya yang memungkinkan dipakai dengan cara
digenggam. Kapak genggam dalam ilmu praaksara terkenal dengan sebutan
chopper atau kapak perimbas yang artinya alat penetak. Proses pembuatannya
dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi
lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam. Kapak genggam
dipergunakan oleh Pihecanthropus Erectus.
2) Kebudayaan Ngandong
Ngandong berada di daerah Madiun dekat Ngawi. Di sana banyak ditemukan
alat dari tulang dan alat serpih (flakes). Alat-alat dari tulang berbentuk seperti
belati dan ujung tombak yang berfungsi untuk mengorek ubi dan keladi dari
dalam tanah, serta menangkap ikan. Agar lebih jelas bisa dilihat gambar berikut.

Gambar 1.4 alat-alat dari tulang dan flakes


Sumber: Gurupendidikan (2021)
Alat serpih atau flakes biasanya terbuat dari serpihan batu biasa yang
tajam, namun ada juga yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti
calsedon. Flakes berfungsi seperti pisau sebagai alat untuk menguliti kulit hewan
hasil buruan, mengiris daging atau memotong umbi-umbian.
b) Zaman Mesolitikum

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 5


Secara garis besar, kebudayaan pada zaman mesolitikum hampir
sama dengan zaman paleolitikum, manusia pada saat itu masih
menggunakan alat dari batu dan tulang. Akan tetapi perbedaannya
terletak kepada proses pembuatannya yang sudah lebih baik dan halus,
seperti kapak sumatera (pebble). Manusia yang hidup pasa masa ini
adalah jenis homo sapiens, yaitu papua melanosoid. Manusia pada masa
ini berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjutan, namun tidak
sering berpindah-pindah dan hidup secara semi-sedimenter di gua-gua
yang disebut abris sous roche. Manusia praaksara yang dipedalaman
memperoleh makanan dengan cara berburu hewan-hewan liar dan buah-
buahan dari pepohonan yang ada di hutan, sedangkan yang dipesisir
pantai dengan mengumpulkan kerang-kerang.

Gambar 1.5 Kjokkenmoddinger


Sumber: Stepanus (2012)
Gambar di atas penampakan dari kjokkenmoddinger yang
ditemukan oleh Dr. P.V. Van Stein Callenfels pada tahun 1925
disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Medan dan Langsa.
Dalam bahasa Denmark, kjokken berarti dapur dan modding artinya
sampah, jadi kjokkenmoddinger artinya adalah sampah dapur.
Kjokkenmoddinger berupa tumpukan fosil dari kulit kerang dan siput
yang tertimbun mencapai ketinggian 7 meter. dan sudah
membatu/menjadi fosil. Selain kjokkenmoddinger, di sana juga banyak
ditemukan kapak yang strukturnya berbeda dengan chopper dan diberi
nama kapak sumatera (sumatralith) atau dikenal dengan nama pebble.
Agar lebih jelas, amatilah gambar berikut.

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 6


Gambar 1.6 Pebble
Sumber: Stepanus (2012)
Berdasarkan gambar tersebut, perkemabngan berpikir manusia
praaksara sudah lebih maju dari sebelumnya, sehingga pembuatan pebble
sudah sedikit halus dan mendekati sempurna. Penggunaan bahan untuk
membuat pebble adalah batu kali yang dipecah-pecah. Di dalam
Kjokkenmoddinger, selain pebble juga ditemukan pipisan yaitu batu-batu
penggiling beserta landasannya. Batu ini berfungsi untuk menggiling
makanan dan menghaluskan tanah merah menjadi cat merah. Adapun
fungsi dari pemakaian cat merah diperkirakan untuk keperluan
keagamaan atau untuk ilmu sihir. Sehingga dapat dikatakan pada zaman
ini sudah memiliki kepercayaan. Hal ini Nampak dari adanya seni yang
berupa lukisan di dinding gua berbentuk hewan-hewan dan cap tangan
berwarna merah. Pada masa ini manusia praaksara juga sudah mengenal
api.
Coba anda amati gambar berikut ini.

Gambar 1.7 Abris Sous Roche


Sumber: Stepanus (2012)

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 7


Gambar di atas merupakan tempat tinggal manusia praaksara
berupa abris sous roche. Di Indonesia kebudayaan mesolitikum ini
ditemukan di tiga tempat, yaitu kebudayaan pebble di Sumatera Timur
seperti yang dijelaskan sebelumnya, lalu kebudayaan tulang di Sampung
Ponorogo, kemudian kebudayaan flakes di Toala, Timor dan Rote.
Sekitar tahun 1928-1931 Dr. Van Stein Callenfels melakukan
penyelidikan pertama di goa Lawa (Abris sous roche) dekat Sampung
Ponorogo Jawa Timur. Goa ini digunakan oleh manusia praaksara untuk
melindungi diri dari binatang buas dan cuaca ekstrim. Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya alat-alat mesolitikum di dalam goa diantaranya
alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, batu pipisan, pebble, dan mata
panah.
Fritz Sarasin dan Paul Sarasin melakukan penelitian di goa Leang
Patae yang berada di daerah Lamoncong, Sulawesi Selatan. Goa tersebut
menjadi tempat tinggal Suku Toala dan di dalamnya ditemukan pebble,
flakes, dan ujung mata panah yang sisi-sisinya bergerigi. Kemudian
Alfred Buhler melakukan penelitian terhadap Abris Sous Roche di daerah
Timor dan Rote. Di dalam goa ini ditemukan flakes dan ujung mata
panah dari batu indah.
Setelah menyimak uraian di atas, coba anda amati peta jalur
penyebaran kebudayaan Mesolithikum berikut ini:
MESOLITHIKUM

Alat-alat Pebble Alat-alat Flake Alat-alat Tukang


Jalan Penyebaran Pebble
Jalan Penyebaran Fekle

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 8


Gambar 1.8 Peta penyebaran Pebble dan Flakes
Sumber: Kementrian Pendidikan RI, 2014
Para arkeolog melakukan penyelidikan terhadap keberadaan
manusia jenis papua melanosoid di Indonesia berdasarkan penyebaran
pebble dan flakes sampai ke daerah teluk Tonkin sebagai asal daerah
bangsanya. Sehingga diperoleh hasil bahwa Penyebaran papua
melanosoid berasal dari wilayah pegunungan Bacson dan Hoabinh, di
Asia Tenggara. Akan tetapi, ternyata di daerah tersebut tidak ditemukan
flakes, sedangkan flakes yang ditemukan dalam abris sous roche juga
ditemukan di pulau Luzon (Filipina). Kebudayaan flakes yang berasal
dari daratan Asia masuk ke Indonesia melalui Kepulauan Jepang lalu ke
Formosa dan Philipina. Kebudayaan Bascon-Hoabinh berdasarkan alat
persebaran yaitu berupa pebble, kapak pendek serta alat- alat dari tulang
masuk ke Indonesia melalui jalur barat, sedangkan persebaran flakes
masuk ke Indonesia melalui jalur timur.
c) Zaman Neolitikum
Manusia praaksara pada masa ini sudah mengenal sistem
bercocok tanam dengan cara berladang melalui cara yang dikenal dengan
istilah slash and burn. Pada masa ini, manusia praaksara sudah tinggal
secara menetap dan mulai memelihara hewan ternak. Hal ini membangun
pola hidup berkelompok besar yang menjadikan hidup bermasyarakat,
sehingga mulai ada pamilihan pemimpin suku secara primus interpares.
Kehidupan manusia praaksara sudah mengenal pakaian yang terbuat dari
kayu dan menggunakan perhiasan berupa manik-manik dari batu yang
indah dan kulit kerang. Sistem kepercayaan masyarakat pada masa ini
adalah animisme dan dinamisme yang dikembangkan melalui
pemamfaatan batu-batu besar sebagai sarana upacara keagamaan.
Pada zaman neolitikum, peralatan hidup yang digunakan masih
terbuat dari batu, namun sudah diasah hingga halus dan berbentuk lebih
sempurna serta memakai tangkai dari kayu. Alat yang terkenal dari
zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong. silahkan Anda amati
gambar berikut ini.

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 9


Gambar 1.9 Kapak Persegi dan Kapak Lonjong
Sumber: http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/alat-zaman-
neolitikum.html
Menurut Van Heine Heldern, kapak persegi memiliki ciri khas
dari penampang lintangnya yang berbentuk trapezium atau persegi
panjang dan memiliki dua ukuran yaitu besar dan kecil. Kapak persegi
yang berukuran besar disebut beliung persegi yang berfungsi sebagai
cangkul, sedangkan kapak persegi yang ukuran kecil disebut tarah atau
tatah yang berfungsi sebagai alat pahat untuk mengerjakan kayu. Bahan
untuk membuat kapak persegi selain batu biasa, ada yang berasal dari
batu api/calsedon. Akan tetapi, kapak yang terbuat dari calsedon tidak
dibuat banyak karena hanya dipergunakan sebagai alat upacara
keagamaan atau tanda kebesaran.
Persebaran kapak persegi berasal dari daratan Asia masuk ke
Indonesia melalui jalur barat diantaranya Pulau Sumatera, Pulau Jawa,
Pulau Bali, Pulau Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan
Kepulauan Maluku. Kemudian pada waktu bersamaan, di Indonesia
bagian timur juga tersebar sejenis kapak lonjong karena bentuk yang
penampang melintangnya lonjong.

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 10


Kapak lonjong terbuat dari batu kali yang berwarna kehitam-
hitaman dan berbentu bulat telur dengan ujungnya yang lancip sebagai
tempat menggenggam, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam dan
halus. Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut
dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil. Kapak
lonjong banyak tersebar di daerah Minahasa, Gerong, Seram, Leti,
Tanimbar dan papua.
d) Zaman Megalitikum
Zaman Megalitikum berkaitan dengan sistem kepercayaan
masyarakat praaksara yang berkembang sejak zaman neolitikum sampai
zaman logam. Hasil peninggalan kebudayaan megalithikum berupa
bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu, sehingga masih dapat
kita lihat sampai sekarang. Beberapa suku bangsa di Indonesia masih
memanfaatkan kebudayaan megalithikum sampai sekarang, contohnya
suku Nias. Beberapa hasil kebudayaan zaman megalitikum:
1) Menhir yaitu suatu tugu yang terbuat dari
batu besar dan digunakan untuk tempat
memuja arwah leluhur. Lokasi tempat
ditemukannya menhir di Indonesia adalah
Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi
Tengah dan Kalimantan. Gambar 1.10 Menhir
Sumber: Stepanus (2012)

2) Dolmen adalah meja dari batu


yang digunakan untuk meletakkan
sesaji. Dolmen memiliki alas yang
berbentuk lempengan batu besar
dengan permukaan datar, kemudian
Gambar 1.11 Dolmen
diberikan empat batu panjang sebagai Sumber: Stepanus (2012)
penyangganya. Lokasi penemuan
dolmen antara lain Cupari Kuningan/Jawa Barat, Bondowoso/Jawa Timur,
Pasemah/Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur. Bagi masyarakat Jawa Timur,
dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/ tempat menyimpan

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 11


mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.

3) Kubur batu yaitu tempat menyimpan mayat. Kubur batu ini berbentuk
persegi panjang, dan terbuat dari lempengan-lempengan batu dan dipendam
dalam tanah. Kubur batu banyak ditemukan di daerah Cepari Kuningan,
Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Selain
rangka manusia, di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan alat-alat
perunggu dan besi serta manik-manik.

Gambar 1.12 Kubur Batu


Sumber: Kementrian Pendidikan RI. (2014)
4) Waruga merupakan sejenis kubur batu,
namun berbentuk kubus dengan tutup
menyerupai atap rumah. Waruga berfungsi
sebagai penyimpanan mayat, namun posisi
mayat yang ditempatkan dalam keadaan
jongkok. Daerah penemuan waruga berada di
Minahasa.
Gambar 1.13 Waruga
Sumber: Kementrian Pendidikan RI. (2014)
5) Sarkofagus merupakan peti yang terbuat dari batu bentuknya
menyerupai lesung yang diberi tutup dan berfungsi sebagai tempat
menyimpan mayat. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan
sudah dikenal sejak masa perundagian. Menurut masyarakat
setempat, Sarkofagus memiliki kekuatan gaib. Selain mayat, di
dalam sarkofagus banyak ditemukan
Gambar 1.14 Sarkofagus
Sumber: Kementrian Pendidikan RI. (2014) benda-benda lain dari perunggu dan
besi seperti kapak persegi, periuk dan
perhiasan manik-manik.
6) Punden berundak adalah suatu bangunan terbuat dari batu-batu yang
disusun bertingkat atau berundak-undak. Bangunan megalitikum ini dianggap
sebagai bangunan yang suci, berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 12


nenek moyang yang telah meninggal. Punden berundak yang fenomenal
ditemukan di Gunung padang Cianjur, kemudian Lebak Sibedug di Banten
Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur.

Gambar 1.15 Punden Berundak


Sumber: Suka_sejarah. (2019)

b. Zaman Logam
Zaman logam lebih dikenal sebagai masa perundagian. Menurut
bahasa, perundagian berasal dari kata undagi yang berarti seseorang yang
ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu. Sehingga pada masa ini
kehidupan masyarakat telah berada di tahap yang lebih maju, karena
sudah memiliki keterampilan untuk membuat alat-alat dari bahan dasar
logam. Manusia praaksara yang hidup di zaman logam sudah menetap
dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian tertentu.
Sehingga, telah terlihat adanya pembagian status social berdasarkan
keahlian dan jumlah kekayaan yang dimiliki. Di Indonesia, zaman logam
dibagi menjadi 2 zaman, yaitu perunggu dan besi.
a) Zaman Perunggu
Zaman perunggu di Indonesia dikenal dengan kebudayaan
Dongson. Hal ini dikarenakan asal mula persebaran kebudayaan
pengunggu dari daerah Dongson, sebuah kota kuno di daerah Tonkin
(Vietnam) yang menjadi pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara.
Beberapa peninggalan praaksara dari zaman perunggu sebagai berikut:

1) Candrasa
Candrasa adalah sejenis kapak yang
digunakan untuk keperluan upacara.
Bentuknya yang unik menyerupai senjata

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 Gambar 1.16 Candrasa 13


Sumber: Stepanus (2012)
tapi tidak cocok sebagai peralatan perang maupun pertanian karena tidak
kuat dan kokoh. Candrasa ditemukan di Bandung, Jawa Barat.

2) Nekara
Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu digunakan untuk
upacara ritual, khususnya sebagai pengiring upacara kematian, upacara
memanggil hujan, dan sebagai genderang perang. Di Indonesia, daerah penemuan
Nekara diantaranya pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa,
Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau Selayar. Yang fenomenal
adalah Nekara “The Moon of Pejeng”
yang berada di desa Intaran daerah Pejeng,
Bali. Nekara ini merupakan nekara
terbesar di Indonesia, karena memiliki
ketinggian 1,86 meter dengan garis
tengahnya 1,60 meter. Oleh masyarakat
setempat nekara tersebut dianggap suci
Gambar 1.17 Nekara
Sumber: Stepanus (2012) dan ditempatkan di Pure Penataran Sasih.

3) Moko
Moko adalah genderang yang terbuat
dari perunggu dan bentuknya mirip seperti
nekara tetapi ukurannya lebih kecil. Moko
menjadi benda pusaka seorang kepala suku
yang diwariskan kepada anak laki-laki kepala
suku dan juga bisa dijadikan sebagai mas
Gambar 1.18 Moko
kawin. Di Indonesia, penemuan moko banyak Sumber: Suka_sejarah. (2019)

terdapat di Pulau Alor dan Manggarai


(Kepulauan Flores).

4) Bejana Perunggu
Bejana perunggu digunakan dalam upacara
keagamaan sebagai tempat minum. Sekilas bentuk

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 14


bejana perunggu seperti periuk namun langsing dan gepeng. Bejana
perunggu di Indonesia banyak ditemukan di sekitar tepi danau Kerinci
(Sumatera) dan daerah Madura. Nilai estetika dalam bejana yang
ditemukan terdapat pada hiasan berupa gambar-gambar geometri dan
pilin-pilin berbentuk huruf J yang sangat indah.
5) Arca Perunggu
Arca perunggu merupakan perhiasan yang digunakan pada masa
praaksara sebagai wujud kepercayaan animism dan dinamisme manusia
pada masa itu. Bentuk arca perunggu menyerupai manusia dan binatang.
Penemuan arca perunggu terdapat di Limbangan (Bogor). Bangkinang
(Riau), dan Palembang (Sumsel). Pada umumnya arca perunggu
berbentuk kecil seperti liontin yang terdapat cincin sebagai media untuk
menggantungkan arca tersebut.

Gambar 1. 20 Arca Perunggu


Sumber: Al Faruq (2016)
6) Kapak Corong
Kapak corong berbentuk seperti kapak
persegi tetapi terbuat dari logam. Sesuai namanya,
kapak corong memiliki tangkai berbentuk corong
untuk memasangkan tangkai kayu sebagai pegangan
dan bagian tajam menyerupai kapak. Kapak corong
ini digunakan oleh masyarakat praaksara untuk
Gambar 1.21 Kapak Corong
membalikan tanah dalam kegiatan bercocok tanam Sumber: Sukasejarah. (2019)

dengan teknik bersawah. Kapak Corong banyak


ditemukan di Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Berdasarkan uraian materi di atas, terlihat bahwa manusia
praaksaraa sudah memiliki kemajuan teknologi dalam membuat peralatan

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 15


dari perunggu. Secara umum ada dua teknik dalam pembuatan ala-alat
dari logam, yaitu teknik bivalve dan a cire perdue.
1. Teknik Bivalve
Teknik bivalve dilakukan dengan cara menangkupkan dua bagian
batu kemudian diisi cairan logam. Teknik ini sering disebut sebagai
teknik setangkup dalam membuat perunggu. Berikut adalah langkah-
langkahnya :

Gambar 1.22 Teknik Bivalve


Sumber: Gurupandai. 2020

1) Cetakan yang terbuat dari batu terdiri dari dua bagian.


2) Ke dua bagian cetakan kemudian diikat dan dituangkan perunggu cair
ke dalam rongga cetakan.
3) Dibutuhkan waktu hingga cetakan menjadi dingin dan membeku.
4) Setelah bahan terlihat membeku, kemudian cetakan baru dilepas untuk
melihat hasil cetakannya.
2. Teknik A Cire Perdue
Teknik A Cire Perdue disebut juga sebagai teknik cetak lilin,
karena bahan dasarnya berupa tanah liat dan lilin. Berikut ini adalah
langkah-langkahnya :

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 16


1) Dibuatkan model benda yang diinginkan dari lilin atau sejenisnya.
2) Model tersebut dibungkus dengan tanah liat yang diberi lubang.
3) Lakukan pembakaran sampai lilin meleleh dan muncul rongga.
4) Rongga bekas lilin diisi dengan cairan perunggu, kemudian dinginkan
sampai membeku
5) Buang tanah liat yang menempel sehingga menghasilkan barang yang
dicetak
Agar anda memahami langkah-langkah di atas, perhatikan gambar
teknik a cire perdue berikut:

Gambar 1.23 Teknik A CIre Perdue


Sumber: Suka_sejarah. (2019)
b) Zaman Besi
Zaman besi menunjukkan kemajuan teknologi pada masa praaksara,
karena manusia praaksara sudah mampu membuat peralatan dari besi
yang lebih sempurna daripada tembaga ataupun perunggu. Proses
pembuatan peralaran dilakukan dengan cara meleburkan besi dari
bijihnya lalu menuangkan cairan besi tersebut ke dalam cetakan. Hasil
kebudayaan dari zaman besi di Indonesia diantaranya mata sabit, mata
pisau, mata kapak, mata pedang, dan cangkul. Mata kapak berfungsi
sebagai alat untuk membelah kayu sedangkan mata sabit digunakan untuk
menyabit tumbuh-tumbuhan. Lokasi penemuan alat-alat besi dari masa
praaksara di Indonesia berada di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor,
Besuki dan Punung (Jawa Timur).

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 17


2. Periodisasi Perkembangan Masyarakat Praaksara Berdasarkan Corak
Kehidupan
Berdasarkan corak kehidupan periodisasi zaman praaksara
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu kehidupan masyarakat pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan, pada masa bercocok tanam dan
pada masa perundagian. Dilihat dari corak kehidupannya, perkembangan
masyarakat praaksara berawal dari hidup nomaden sampai menetap,
kemudian dimulai membuat peralatan dari batu yang paling sederhana
hingga membuat alat-alat dari logam dengan keahlian khusus.
Pembahasan materi ini menitik beratkan bagaimana manusia praaksara
hidup dengan cara mengumpulkan makanan hingga menghasilkan
makanan sendiri atau dikenal dengan istilah food gathering ke food
producing.
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan diperkirakan berlangsung
pada jaman batu tua (Palaeolithikum). Pada masa ini, manusia praaksara pada
masa sangat tergantung terhadap apa yang disediakan oleh alam. Laki-laki
bertugas untuk berburu binatang, sedangkan wanita bertugas mengumpulkan
makanan seperti ubi, buah-buahan, daun-daunan dan kacang. Untuk menghadapi
kondisi alam yang berat, manusia praaksara hidup dalam kelompok-kelompok
kecil sekitar 10-15 orang. Mereka hidup secara berpindah-pindah (nomaden)
mencari tempat yang dekat dengan air dan tersedia makanan. Hubungan dalam
kelompok terjalin melalui pembagian kerja, saling berbagi makanan dan saling
menjaga dari ancaman binatang buas. Kelompok yang solid tercermin dari
kepemimpinan yang dipilih secara primus interpares, dimana yang memiliki
kekuatan fisik menjadi pemimpin kelompok. Corak kehidupan masa berburu dan
mengumpulkan makanan dibagi menjadi 2 tahapan yaitu :
a) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat awal
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal keadaan
bumi masih belum stabil, banyak gunung berapi yang masih aktif dan kerap
meletus, sehingga lingkungan sekitar manusia praaksara masih liar. Manusia
praaksara yang hidup pada masa ini adalah Phitecanthropus dan Homo

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 18


Wajakensis. Manusia praakasara pada masa ini sangat bergantung pada alam,
sehingga hidup secara berpindah-pindah (nomaden) dan alat-alat yang digunakan
dibuat dari batu yang masih kasar seperti kapak genggam dan kapak perimbas.
Ada dua hal yang menyebabkan manusia praaksara hidup secara nomaden yaitu
Pergantian musim dan sumber makanan.

b) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut


Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan
berlangsung pada masa Messolithikum. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan
kebiasaan yang semula mengumpulkan makan (food gathering) menuju
menghasilkan bahan makanannya sendiri (food Producing). Sehingga corak
kehidupan manusia praaksara sedikit lebih maju daripada masa sebelumnya,
namun masih tergantung kepada alam. Adanya perkembangan berpikir
menghasilkan pembaharuan alat-alat yang digunakan, sehingga mengasilkan
kapak genggam (pebble), alat serpih (flakes) dan alat-alat dari tulang dan tanduk
rusa. Pada masa ini manusia praaksara hidup secara berkelompok menempati gua-
gua secara semi-sedenter (tinggal cukup lama di suatu tempat). Gua-gua yang
dihuni umumnya pada bagian atasnya dilindungi karang atau disebut juga Abris
Sous Roche. Tempat tinggal yang dekat dengan pantai membuat masyarakat
praaksara mengenal makanan laut dan meninggalkan jejak berupa
kjokkenmoddinger. Adapun yang tinggal di hutan sudah mengenal bercocok
tanam yang dilakukan oleh wanita walau masih sederhana.
b. Masa Bercocok Tanam
Masa bercocok tanam berlangsung sejak zaman Neolitikum.
Manusia praaksara yang hidup pada masa ini adalah jenis homo sapiens
yang berasal dari rumpun melayu tua (Proto Melayu). Adanya perubahan
corak kehidupan dari semi sedenter menjadi menetap, maka sistem
huma/perladangan yang sudah dikenal oleh masyarakat mengalami
penyempurnaan menjadi sistem bercocok tanam atau dikenal dengan food
producing. Selain bertani, manusia praaksara mengembangkan kegiatan
berternak yang berasal dari hewan buruan.

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 19


Pola Hunian masyarakat praaksara yang sudah menetap
menciptakan kehidupan bermasyarakat yang teratur. Dengan demikian
tercipta organisasi masyarakat yang rapi bahkan membentuk
pemerintahan semacam desa. Kemudian pemilihan kepala suku
(pemimpinya) dilakukan dengan cara musyawarah walaupun masih
melihat sisi primus inter pares. Hal ini dikarenakan pemimpin dipilih
diantara mereka yang memiliki kelebihan baik fisik (kuat) maupun
spiritual (keahlian). Kehidupan ekonomi manusia praaksara mulai
tumbuh melalui sistem baerter, yakni adanya pertukaran barang dengan
barang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi manusia praaksara pada masa
bercocok tanam mengalami kemajuan. Ala-alat yang digunakan adalah
kapak persegi dan kapak lonjong sudah dibuat secara halus dan
mendekati sempurna. Manik-manik berbahan dasar batuan yang indah
digunakan sebagai alat upacara (keagamaan) sebagai wujud kepercayaan
animisme dan dinamisme.
c. Masa Perundagian
Perundagian berasal dari kata undagi yang berarti tukang atau
seseorang yang memiliki keterampilan dalam melakukan pekerjaan
tertentu. Pada masa ini spesialisasi kerja manusia praaksara sudah sangat
maju. Manusia praaksara yang hidup pada masa ini adalah jenis homo
sapiens yang berasal dari rumpun melayu muda (deutro melayu).
Pada masa ini manusia sudah menetap dan tidak bergantung
sepenuhnya pada alam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di
masa perundagian terlihat dari masyarakat praaksara yang sudah pandai
dalam membuat perkakas dari logam. Sehingga berpengaruh terhadap
perkakas yang mereka gunakan untuk bercocok tanam, yakni sudah
menggunakan kapak corong berbahan dasar logam yang lebih tajam dari
peralatan berbahan dasar batu. Kapak corong berfungsi menyerupai
cangkul, sehingga manusia praaksara mengembangkan pola bercocok
tanam dengan teknik bersawah. Pola pikir yang maju membuat manusia
dapat mengatasi kesuburan tanah melalui kegiatan pengolahan tanah,

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 20


irigasi dan pemupukan. Akhirnya dalam system pertanian lebih teratur
dengan menggunakan sistem pengairan dan sistem terasering dalam
membuat sawah. Selain itu, perekonomian masyarakat mengalami
kemajuan dengan munculnya perdagangan secara barter.
Teknologi pengolahan logam pada masa perundagian bukan
berarti meninggalkan penggunaan batu dalam kehidupan manusia. Hal ini
ditandai dengan pembuatan bangunan megalitikum sebagai tempat
pemujaan dan penghormatan terhadap roh nenek moyang. sistem
kepercayaan pada masa ini masih menganut animisme dan dinamisme.
3. Pengaruh Kehidupan Masyarakat Praaksara Pada Masa Sekarang
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki ribuan pulau
dengan adat istiadat yang beraneka ragam. Hal ini tidak terlepas dari warisan
buada nenek moyang kita, bangsa Indonesia. Corak kehidupan masyarakat
praaksara memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keberlangsungan
kehidupan masyarakat pada masa kini. Terdapat unsur-unsur pokok kebudayaan
asli Indonesia yang menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya masa praaksara masih
terpelihara hingga saat ini.
a. Sistem Kepercayaan
Kepercayaan animisme dan dinamisme pada masa praaksara masih
terpelihara sampai saat ini, walaupun seiring berjalannya waktu, di Indonesia
sudah masuk dan berkembang berbagai Agama. Aliran kepercayaan ini
merupakan warisan kebudayaan Indonesia yang masih dipegang utuh oleh
masyarakat, terutama di wilayah yang masih kental dengan adat istiadat warisan
nenek moyangnya. Contohnya masyarakat Toraja yang masih melakukan
penguburan di dalam dinding-dinding goa, sebagai bentuk pemujaan terhadap
arwah nenek moyang. Kemudian masih adanya masyarakat yang menggunakan
media pemujaan seperti Keris, Batu Mulia dan benda-benda keramat lainnya
yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.
b. Sistem Organisasi Masyarakat
Manusia praaksara sudah hidup berorganisasi, terlihat sejak masa berburu
dan mengumpulkan makanan sudah hidup berkelompok dalam jumlah yang kecil
dengan dipinpin oleh seorang yang terkuat dalam kelompoknya. Dalam

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 21


menghadapi kondisi alam yang berat, muncul kerjasama dan tolong menolong
dalam hidup bermasyarakat secara sederhana. Kemudian pada masa bercocok
tanam, manusia praaksara sudah hidup secara menetap, sehingga mendorong
untuk membentuk keteraturan hidup bermasyarakat yang terlaksana dengan baik
dan adanya pemilihan pemimpin dengan dasar musyawarah.
Selanjutnya sistem organisasi kemasyarakatan mengalami kemajuan pada
masa perundagian. Karena dengan munculnya golongan undagi mengakibatkan
pembagian kelompok masyarakat yang lebih komplek. Masing-masing kelompok
memiliki aturan-aturan sendiri, dan di samping adanya aturan yang umum yang
menjamin keharmonisan hubungan masing-masing kelompok. Aturan yang
umum dibuat secara demokrasi atas dasar musyawarah mufakat. Dengan
demikian kehidupan nenek moyang pada masa prasaksara di Indonesia
mewariskan budaya musyawarah dan gotong royong pada masyarakat sekarang.
Sistem kemasyarakatan yang demokrasi dan budaya musyawarah serta
gotong royong adalah warisan nenek moyang yang masih dijaga oleh masyarakat
Indonesia pada masa kini. Sistem pemerintahan yang berlandaskan Pancsila
dilajankan secara demokrasi dan penuh dengan nilai-nilai budaya musyawarah.
Kemudian semangat gotong royong di beberapa daerah pedesaan masih
dilaksanakan melalui pembangunan dan kebersihan lingkungan.
c. Pertanian
Indonesia menjadi Negara agraris merupakan warisan kebudayaan
praaksara. Pertanian yang dikenal oleh masyarakat praaksara pada awalnya
adalah perladangan atau huma, yang hanya mengandalkan humus, sehingga
dalam bertani masih berpindah tempat. Selanjutnya manusia praaksara mulai
mengembangkan sistem persawahan dan tidak bergantung lagi pada humus,
tetapi berusaha mengatasi kesuburan tanah melalui pemupukan dan irigasi.
Zaman Neolitikum manusia praaksara Indonesia sudah hidup menetap dan
mengenal sistem persawahan. Kemudian pada masa perundagian sistem
persawahan mengalami kemajuan, mengingat adanya pembagian tugas
berdasarkan keahlian. Sehingga kebudayaan praaksara Indonesia mewariskan
sistem persawahan kepada masyarakat masa kini.
d. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 22


Sejak zaman Neolithikum, masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu
pengetahuan yang tinggi dengan memanfaatkan angin musim sebagai tenaga
penggerak dalam aktivitas perdagangan dan pelayaran. Manusia praaksara juga
mengenal ilmu astronomi sebagai petunjuk arah ketika berlayar dan petunjuk
waktu ketika bertani.
Teknologi pada masa praaksara mengelami kemajuan pada zaman
perundagian dengan adanya teknologi pengecoran perunggu dan besi. Sehingga
manusia praaksara sudah mampu menghasilkan alat- alat kehidupan yang terbuat
dari logam dengan teknik bivalve dan a cire perdue.

e. Kesenian
Kesenian sudah dikenal oleh manusia praaksara sejak zaman
mesolithikum, dibuktikan dengan adanya lukisan-lukisan pada dinding gua.
Kemudian pada zaman neolitikum kesenian mengalami perkembangan yang
pesat, karena manusia praaksara memanfaatkan waktu senggang dari menanam
hingga panen melalui seni membatik, gamelan dan wayang.

E. Tugas Terstruktur
Agar memperkaya wawasan pengetahuan anda terhadap corak
kehidupan masyarakat praaksara di Indonesia, silahkan kerjakan tugas
berikut ini:
1. Dengan memperhatikan gambar dibawah ini , coba berikan pendapat anda
bahwa kemunculannya berkaitan dengan kepercayaan masyarakat praaksara di
Indonesia !

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 23


2. Apa pendapat anda setelah memperhatikan gambar dibawah ini baik dalam
segi bentuk, fungsi,maupun dasar filosofinya ?

3. Buktikan secara analisis tentang keberadaan budaya megalitik yang


berkembang dilingkungan anda dengan fungsi historis, ekonomis, maupun
pendidikan !

F. Rangkuman
Mempelajari kehidupan manusia praaksara dapat dilihat dari arkeologi dan
corak kehidupannya. Berdasarkan arkeologi, periodisasi praaksara dibagi menjadi
dua zaman, yaitu zaman logam dan zaman batu. Kemudian berdasarkan corak
kehidupannya dibagi menjadi tiga zaman, yaitu masa berburu dan mengumpulkan
makanan, masa bercocok tanam dan masa perundagian. Berikut ini penjelasannya:
a. Zaman logam terbagi menjadi dua bagian yaitu zaman perunggu dan zaman
besi. Peralatan hidup yang digunakan sudah modern dengan tektik
pembuatan yaitu bivalve dan a cire perdue
b. Zaman batu terbagi menjadi beberapa zaman, yaitu paleolitikum,
mesolitikum, neolitikum dan megalitikum
c. Zaman paleolitikum, alat masih dibuat dengan kasar, kemudian agak
diperhalus pada masa mesolitikum dan sangat halus pada masa neolitikum.
Kehidupan manusia praaksara berawal dari food gathering ke food
producing
d. Zaman berburu dan mengumpulkan makanan, manusia praaksara hidup
dalam kelompok kecil dan berpindah-pindah untuk mencari sumber
makanan dan air. Hidupnya masih bergantung kepada alam.
e. Zaman bercocok tanam, manusia praaksara sudah menetap dan

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 24


memanfaatkan alam untuk betani dengan teknik slash and burn, pada masa
ini sudah ada organisasi masyarakat dengan sistem pemilihan pemimpin
secara primus interpares. Pada masa ini juga sudah mengenal sistem
kepercayaan yaitu animisme dan dinamisme
f. Zaman perundagian, teknologi manusia praaksara sudah mengalami
kemajuan, dengan adanya golongan undagi, muncul pengelompokan lapisan
masyarakat atau status sosial berdasarkan keahlian.
g. Kebudayaan masyarakat praaksara mewariskan banyak hal dalam kehidupan
manusia pada masa kini, meliputi kepercayaan animisme dan dinamisme,
organisasi sosial kemasyarakatan secara musyawarah mufakat dan gotong
royong, teknologi pembuatan peralatan hidup baik dari batu maupun logam,
serta adat istiadat dan kesenian yang beraneka ragam.

G. Evaluasi
1. Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan bersifat
nomaden karena …
a. Untuk mencari daerah subur agar dapat bercocok tanam
b. Untuk mencari daerah yang menyediakan kebutuhan hidupnya
c. Keinginan sebagian anggota kelompoknya untuk pindah
d. Jumlah kelompok sedikit
e. Hubungan antara anggota kelompok sangat erat
2. Dalam mempertahankan hidupnya, manusia purba mengambil/bergantung
pada alam yang dilakukan dengan cara hidup berpindah-pindah. Ketika
mereka menemukan beberapa jenis tumbuhan yang sama muncul pemikiran
tentang pembaharuan penanaman kembali jenis tumbuhan itu. Pada waktu
panen yang berlimpah ruah mereka berpikir untuk menyimpan, merekayasa
dan memvariasikan jenis makanan dengan cara sederhana, maka pada waktu
itu telah lahir revolusi dalam kehidupan manusia dari ….
a. food gathering menjadi food producing
b. food producing menjadi food gathering
c. food producing dikembangkan dengan cara pendistribusian
d. food producing dikembangkan menjadi kegiatan barter

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 25


e. food gathering dikembangkan menjadi kegiatan barter
3. Alat-alat yang berasal dari tulang juga ditemukan didaerah ngandong yang
merupakan peninggalan paleothilikum. Alat dari tulang berfungsi sebagai .....
a. Perhiasan
b. Alat pemujaan
c. Alat tusuk/belati
d. Simbol kekayaan
e. Mata tombak
4. salah satu peninggalan mesolithikum adalah Kjokenmoddinger artinya …
a. Gua pada ceruk di batu karang yang digunakan untuk tempat tinggal
b. Berbagai peninggalan berupa batu manik-manik untuk perhiasan
c. Alat-alat dari berbagai batu yang sudah dihaluskan dengan cara diasah
d. Sampah dapur berupa gundukan kulit siput dan kerang yang dibuang
e. Sisa tubuh dinosaurus yang membatu
5. Pada zaman sekarang masih ada pedagang yang berkeliling menjajakkan alat-
alat rumah tangga berupa wadah yang terbuat dari perunggu seperti,katel,
panci, langseng atau seeng. Barang-barang tersebut merupakan peninggalan
kebudayaan nenek moyang bangsa Indonsia, yaitu ….
a. Meganthropus palaeojavanicus
b. Pithecanthropus Mojokertensis
c. homo robustus
d. Homo Soloensis
e. Proto dan Deutero Melayu
6. Perhatikan ciri-ciri zaman praaksara berikut ini:
 Beternak hewan
 Bercocok tanam
 Membangun rumah sederhana
 Hidup menetap
 Membuat gerabah
Ciri-ciri diatas merupakan ciri dari zaman ...
a. Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 26


b. Beburu dan megumpulkan makanan tingkat lanjut
c. Beburu dan megumpulkan makanan tingkat mahir
d. Bercocok tanam
e. Perundagian
7. Dolmen, menhir, waruga, sarkofagus, dan pundan berundak adalah bangunan
zaman praaksara yang bisa kita temukan pada masa ...
a. Mesolithikum
b. Megalithikum
c. Neolithikum
d. Paleolithikum
e. Perundagian
8. Pembagian kerja di kalangan manusia purba pada masa berburu didasarkan
pada . . .
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Kekuasaan
d. Kedudukan
e. Besar kecilnya tubuh
9. Masa perundagian mempunyai ciri khas yang menonjol, yaitu masyarakat
telah mengenal adanya . . .
a. Uang
b. Kepercayaan
c. Pertukangan
d. Pelayaran
e. Perdagangan
10. Zaman logam di Indonesia memberi indikasi bahwa masyarakat telah
mengenal teknologi baru yaitu teknik . . .
a. Melebur logam
b. Membuat alat dari logam
c. Pertanian
d. Membuat rumah
e. Bivalve

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 27


PEDOMAN PENILAIAN DAN KUNCI JAWABAN
Nomor soal Kunci Jawaban Skor nilai

1 B 10
2 A 10
3 C 10
4 D 10
5 E 10
6 D 10
7 B 10
8 B 10
9 C 10
10 B 10
Skor 100
maksimal

H. Daftar Pustaka
Al Faruq, Habibullah. (2016). Hasil Kebudayaan Masyarakat pada Masa
Praaksara. Tersedia Pada http://www.habibullahurl.com/2016/02/hasil-
kebudayaan-masyarakat-praaksara.html. Diakses pada tanggal 26 Juli 2021
Badrika, I Wayan. (2006). Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Djoned Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusato. (2009). Sejarah
Nasional Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka. 3.
NN. 2020. Zaman Perundagian. Tersedia pada https://www.gurupandai.com/zaman-
perundagian/. Diakses tanggal 26 Juli 2021.
Gurupendidikan, (2021). Zaman Paleolitikum. Tersedia Pada
https://www.gurupendidikan.co.id/zaman-paleolitikum/. Diakses pada 26 Juli 2021
Hapsari Ratna. (2013). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Erlangga
Hermawan dan Saraswati Ufi. (2014). Buku Siswa, Sejarah 1 untuk SMA/MA
Kelas X Kurikulum 2013 yang disempurnakan, Peminatan Ilmu Sosial.
Jakarta: Yudistira
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Sejarah
Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK, (Edisi Revisi). Jakarta
Kuntowijoyo.(2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana
Miftakhul, A. (2016). Teori Challenge and Response. (artikel). Yogyakarta:
Universitas

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 28


Notosusanto, Nugroho dkk. (1987). Sejarah Nasional Indonesia 2 untuk Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas. Jakarta: Depdikbud.
Stepanus, Haris. (2012). Hasil Kebudayaan Zaman Pra Aksara. Tersedia pada
https://haristepanus.wordpress.com/2012/09/17/hasil-kebudayaan-masa-pra-
aksara/. Diakses pada tanggal 26 Juli 2021.
NN. 2017. Alat-alat Zaman Neolitikum. Tersedia pada
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/alat-zaman-neolitikum.html.
Diakses pada tanggal 26 Juli 2021
NN. 2019. Manusia Praaksara Masa Perundagian. Tersedia pada
http://sejarahhits.blogspot.com/2019/01/manusia-praaksara-pada-masa-
perundagian.html. Diakses pada tanggal 26 Juli 2021.

Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 29

Anda mungkin juga menyukai