Anda di halaman 1dari 3

Resensi Film “MARS : Mimpi Ananda Raih Semesta”

Judul : Mimpi Ananda Raih Semesta


Jenis Film :
Sutradara : Sahrul Gibran
Produser : Andy Shafik, Sahrul Gibran
Ditulis Oleh : John De Rantau, Aisworo Ang
Pemain : Kinaryosih, Acha Septriasa, Teuku
RifnuWikana,
Cholidi Asadil Alam , Chelsea Riansy
Perusahaan Produksi : Multi Buana Kreasindo Productions, Leica
Production, Harry Global Production, Silent D
Picture
Tanggal Rilis : 4 Mei 2016
Durasi : 105 Menit
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia

Orientasi:
film MARS “Mimpi Ananda Raih Semesta” yang rilis pada 4 Mei 2016 dan merupakan sebuah yang diadaptasi dari
novel dengan judul yang sama. Ini adalah informasi mengenai orang-orang yang terlibat dalam produksi film
tersebut. Sahrul Gibran adalah sutradara dan juga produser bersama Andy Shafik. John De Rantau dan Aisworo Ang
adalah penulis naskah film tersebut.
Sinopsis:
Film Ini menceritakan kisah pilu dari keluarga karakter bernama Tupon (Kinaryosih). Tupon adalah seorang istri
dari pria (Teuku Rifnu Wikana) yang bekerja sebagai buruh angkut batu dan ibu dari putrinya yang bernama Sekar
Palupi. Tupon dan suaminya, sama-sama berjuang demi kesejahteraan Sekar. Suami-istri ini berusaha agar anak
semata wayangnya bisa menempuh bangku pendidikan.

Bercerita tentang perjuangan seorang ibu bernama Tupon dalam membesarkan anak perempuannya, Sekar Palupi,
ditengah keterbatasan yang dia miliki, hingga kesuksesan dan impian dapat diraih oleh sang anak. Kisah inspiratif
mengenai ibu dan anak ini diwarnai oleh air mata dan kehilangan, namun rintangan demi rintangan tidak dapat
menghentikan langkah kaki mereka. Pasrah pada keadaan dan menyerah adalah pilihan terakhir. Berlatar belakang
kehidupan keras yang penuh derita di Desa Gunung Kidul, yang terkenal memiliki angka bunuh diri tertinggi di
Indonesia, keduanya bertekad mengguratkan jalan cerita berbeda yang berakhir bahagia.

Meski buta huruf, sang Ibu selalu menanamkan arti pentingnya pendidikan pada anak perempuannya sejak masih
kecil. Dia ingin nasib anak perempuannya berbeda dan menjadi bintang yang paling terang bersinar di malam hari,
mengalahkan cahaya bintang yang lain di sekitarnya. Sang Ibu menyebutnya lintang lantip 'bintang yang cerdas'
yang ternyata merupakan planet Mars.

Resensi:
Film ini menceritakan sebuah anak yang Bernama Sekar Palupi Dari ibu Bernama Tupon. Mereka berdua tingal di
desa Gunung Kidul, dimana Sekolah sangat lah langka di sana. Tupon (ibunya) sangat berusaha untuk
menyekolahkan Sekar supaya dia bisa menjadi anak yang pintar.dia membeli baju seragam dari hasil menjual
kambingnya. Tupon mendaftarkan Sekar untuk sekolah di SD Gombang 2. Tupon buta huruf jadi ia kesulitan untuk
mengisi formular pendaftaran, lalu guru di sekolah itu menyuruh Tupon untuk Kembali ke rumah dan mengabil KTP
unutk membantu pengisian formulir sekolah. Lalu Tupon bergegas untuk ke rumah menggunakan sepeda untuk
mengambil KTP dan berkas yang dibutuhkan untuk mendaftarkan Formulir nya. Setelah Kembali ke sekolah
gurunya mengatakan bahwa Sekar belum cukup umur untuk sekolah di tingkat SD karena umur Sekar belum genap
7 Tahun. Tetapi Tupon Memohon agar Sekar bisa sekolah di sana, tetapi peraturan tersebut tidak bisa dirubah dan
Sekar harus menunggu 2 Bulan untuk bisa mendaftar.

Setelah diterima sekolah, Sekar sering bolos sekolah dan bermain di rumah Mbah Atmo karena sering diejek oleh
teman-temannya di sekolah. Tupon yang mengetahui hal itu menyuruh Sekar untuk tidak pernah bolos sekolah lagi.
Di sekolah Sekar dipanggil oleh guru karena sudah 5 kali bolos sekolah. Saat sedang dimarahi oleh guru, salah satu
teman Sekar mendengarnya lalu mengejek Sekar saat di kelas. Sekar yang geram atas ejekan itu mengambil pensil
yang ada di meja lalu melukai temannya itu.

Atas kejadian itu Tupon dianggil untuk menghadap kepala sekolah dan diberitahu bahwa Sekar dikeluarkan dari
sekolah. Tupon tetap ingin Sekar sekolah lalu mendaftarkan Sekar ke sekolah lain yang jauh dari rumahnya. Supri
ayah Sekar meninggal karena tertimpa batu saat bekerja di tambang batu. Setelah itu Tupon berjuang sendirian
untuk tetap menyekolahkan Sekar dengan penghasilan dari berjualan tempe keliling.
Setelah sekian lama akhirnya Sekar lulus SMA dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Yogyakarta. Tupon dan
Sekar pergi ke Yogyakarta untuk bertemu dengan pamannya Sekar guna meminta bantuan untuk mencarikan tempat
tinggal untuk sekar disana. Setelah selesai beristirahat di sebuah masjid, Sekar menemukan sebuah dompet lalu
bersama dengan imam masjjid tersebut Sekar dan Tupon pergi untuk mengembalikan dompet tersebut. Ternyata
dompet tersebut adalah dompet milik istri dari Ustad Ali, Ustad yang dulu pernah tinggal di Desa Gunung Kidul.
Ustad Ali menawarkan agar Sekar tinggal bersama mereka.
Setelah sekian lama akhirnya Sekar lulus kuliah dan menjadi seorang sarjana. Setelah lulus Sekar kembali ke Desa
Gunung Kidul untuk bertemu dengan Tupon. Tapi ternyata Tupon sudah meninggal. Sekar mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan kuliahnya di Oxford University dan kemudian ia menjadi lulusan terbaik disana.

Kelebihan:
Film ini sangat cocok untuk ditonton bagi para anak anak, remaja dan orang tua karena di dalam film ini kita di
beritahu perjuangan orang tua demi anaknya agar anaknya bisa berpendidikan dan membuat hidup anaknya menjadi
lebih baik.

Kekurangan:
Terlalu cepatnya perpindahan cerita yang satu ke cerita yang lainnya sehingga dapat mengurangi kenikmatan saat
meontonnya.

Saran:
Menurut saya film ini sangat cocok untuk di tonton di semua kalangan mulai dari anak anak hingga orang tua karena
film ini alurnya bagus dan Bahasa nya sangat mudah dipahami bagi anak anak. Dan pemilihan lokasi syuting nya
pun sangat bagus dan cocok.

Anda mungkin juga menyukai