Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah ini Dan juga kami berterima kasih pada teman-teman yang telah
memberikan ide untuk penyelesaian tugas ini. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
kritik seni dan Unsur-unsur seni rupa. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sekolah tidak lagi sekadar berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan memberikan
keterampilan baca, tulis, hitung dan setumpuk pengetahuan yang telah
dipelajarinya. Namun, diharapkan agar keseluruhan keterampilan ini harus
bermakna bagi anak. Keterampilan tersebut dapat dijadikan alat untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan anak pada saat ini dan
masa mendatang. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, sangat penting dalam
proses pembelajaran. Program di sekolah dilaksanakan secara teratur dan
sistematis, dengan sarana dan prasarana yang memadai serta peran guru sebagai
pembimbing akan menghasilkan pemahaman yang cepat bagi siswa. Meskipun,
dalam kenyataannya, banyak sarana dan prasarana yang masih kurang memadai
terutama di Sekolah terpencil. Keberhasilan tentunya juga sangat ditentukan oleh
berbagai faktor salah satunya harus ada keterkaitan antar komponen pembelajaran
yaitu: tujuan, metode, media, materi, dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran teori
seni rupa berfokus pada pembinaan aspek kognitif (pengetahuan) kesenirupaan
yang bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai aspek dari
seni rupa meliputi pengertian dan jenis-jenis karya seni rupa, teknis penciptaan
berbagai jenis karya seni rupa yang menyangkut pengetahuan tentang bahan, alat
dan prosedur kerja, aspek kesejarahan yang membahas mengenai perkembangan
seni rupa dari masa ke masa termasuk corak karya, faktor yang mempengaruhi, dan
riwayat hidup seniman. Tentunya, tingkatan pemahaman pengetahuan ini bersifat
berjenjang dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, masalah yang ingin
dikemukakan sebagai berikut:
1. Apa saja konsep dalam pengkajian seni rupa?
2. Bagaimana prosedur dalam pengkajian seni rupa?
3. Apa fungsi dari seni rupa?
4. Bagaimana penokohan dalam seni rupa?
5. Apa pengertian dari nilai estetis?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dalam pengkajian seni rupa.
2. Untuk mengetahui prosedur dalam pengkajian seni rupa.
3. Untuk mengetahui fungsi dari seni rupa.
4. Untuk mengetahui penokohan dalam seni rupa.
5. Untuk mengetahui pengertian dari nilai estetis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dalam pengkajian seni rupa


Pengkajian seni rupa mencakup beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.
a. Aspek visual
Aspek visual berhubungan dengan wujud karya seni rupa. Wujud karya seni
rupa dapat direspons oleh indra manusia. Seni rupa adalah wujud hasil karya
manusia yang dapat dinikmati melalui indra penglihatan (visual). Aspek visual
dalam karya seni rupa terapan terdiri atas struktur visual, komposisi, dan gaya
pribadi.
b. Aspek konseptual
Aspek konseptual berhubungan dengan konsep-konsep penciptaan sebuah
karya seni rupa itu sendiri. Aspek konseptual ini sangat berpengaruh terhadap
hasil karya seni yang akan dibuat atau diciptakan. Aspek konseptual terdiri atas
penemuan sumber inspirasi, penetapan interes seni, penetapan interes bentuk,
dan penetapan prinsip bentuk.
c. Aspek kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan
dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas, misalnya dalam
penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau
memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila hal-hal di atas dapat dicapai
pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka
penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.
d. Aspek keterampilan
Penguasaan teknik atau keterampilan (skill) adalah tuntutan dasar proses
penggarapan ide menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap unsur-
unsur estetis sebagai langkah lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan
asas-asas estetis, seniman perlu ditunjang dengan kemampuan teknik atau
keterampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh dengan
asas atau prinsip estetis.

2.2 Prosedur
Aspek prosedur berhubungan dengan proses kreasi, yaitu langkah-langkah
kerja kreatif yang ditempuh perupa untuk menghasilkan suatu karya. Misalnya
dalam pembuatan desain logo, tahapan kerjanya dimulai dari penemuan gagasan,
alternatif sketsa, gambar, simbol, teks, komposisi, warna, teknis, proses kreasi,
sampai tercipta sebuah logo.

2.3 Fungsi karya seni rupa


Fungsi seni rupa pada hakikatnya adalah manfaat pada konteks tertentu.
Misalnya, seni bagi perupa murni adalah media ekspresi, sementara bagi apresiator
adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman estetis dan nilai seni. Sedangkan
fungsi seni bagi perupa terapan adalah menciptakan benda guna yang estetis. Dalam
konteks masyarakat seni rupa terapan berfungsi memenuhi kebutuhan benda
fungsional yang indah.

2.4 Tokoh karya seni rupa


Pengenalan akan tokoh-tokoh perupa murni (pelukis, pematung, pegrafis)
dalam lingkup lokal, nasional dan internasional adalah penting dalam
meningkatkan kemampuan berapresiasi seni dan mengembangkan rasa empati
sehingga kepekaan dan pengetahuannya dapat memicu rasa kagum akan prestasi
dan jasa-jasa para seniman (budayawan) berdasarkan bukti-bukti kualitas karya seni
dan pengakuan yang diberikan tokoh tertentu. Tokoh-tokoh seni rupa di Indonesia,
antara lain Raden Saleh, Affandi, Basuki Abdullah, Sudjojono, GM Sidharta, Barli,
dan Sasmitawinata. Sedangkan tokoh-tokoh seni rupa mancanegara, antara lain
Rembrant, Vincent Van Gogh, Andi Warhol, Kandinsky, dan sebagainya. Dengan
mengetahui dan mempelajari tokoh-tokoh dalam seni rupa, diharapkan wawasan
serta pengetahuan dalam apresiasi, kritik, dan berkarya seni akan semakin luas.
Wawasan dan pengetahuan yang luas ini akan sangat membantu dalam
mengapresiasi dan mengkritisi (memberikan tanggapan) karya seni rupa dengan
lebih baik sekaligus memperkaya gagasan dalam proses berkarya seni.

2.5 Nilai estetis


Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi
tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni menyebabkan
pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada keindahan yang
sedap dilihat mata. Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif
dan subjektif. Nilai estetis bersifat objektif jika memahami keindahan karya seni
rupa secara kasat mata. Dalam pandangan objektif ini, nilai estetis atau keindahan
sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang
sesuai, penempatan objek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan
dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Berbeda halnya dengan nilai estetis yang bersifat subjektif, keindahan tidak hanya
pada unsur-unsur fisik yang ditangkap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan
oleh selera orang yang melihatnya. Sebagai contoh ketika melihat sebuah karya seni
rupa, beberapa orang mungkin tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya
tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya,
tetapi orang lain justru kurang tertarik pada karya seni tersebut. pertimbangan
estetika dalam pengolahan rupa setidaknya dapat didekati melaluic
1. Pemahaman karya sebagai objek estetik.
2. Pemahaman terhadap manusia sebagai subjek yang mengamati atau
menciptakan karya yang estetik.
Tuntutan teknik tidak satu-satunya pernyataan dalam berkarya seni. Sering
dikatakan bahwa penguasaan teknik atau ketrampilan (skill) adalah tuntutan dasar
proses penggarapan ide menjadi karya seni. Ini berarti bahwa dalam menggarap
unsur-unsur estetis sebagai langkah lanjut dalam mencipta atau dalam menentukan
azas-azas estetik, seniman perlu ditunjang dengan kemampuan teknik atau
ketrampilan. Bahkan kemampuan teknik itu sendiri saling berpengaruh dengan azas
atau prinsip estetis.
Kemampuan estetika adalah kemampuan mencipta nilai-nilai keindahan
untuk karya seni sesuai dengan pengalaman artistik seorang seniman. Pada
pemanfaatan karya seni, melekat pengertian sikap estetik. Berawal dari perbedaan
pengertian keindahan, lahirlah teori obyektif dan subyektif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam analisis konsep, prosedur, fungsi, tokoh dan nilai estetis karya seni rupa
banyak hal yang harus depelajari diantaranya adalah aspek-aspek dalam karya seni
rupa, fungsi arya seni rupa, tokoh dalam karya seni rupa dan nilai estetis dalam
karya seni rupa.

3.2 Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu
kepada semua pihak bisa menggali ilmunya dengan mendalami isi makalah ini.
Penulis memohon agar diberikan saran yang membangun dalam pembuatan
makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Sem Cornelyus dkk. 2017. Seni Budaya : Studi dan Pengajaran. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
annisaturrohmahbb.blogspot.com. (2020, 30 Januari). Menganalisis konsep seni
rupa. Diakses pada 31 Januari 2020, dari
https://annisaturrohmahbb.blogspot.comybf19yfbymenganalisis-konsep-
prosesur-fungsi.html
siswacerdassmanegeri.blogspot.com. (2020, 30 Januari). Analisis konsep,
prosedur, tokoh dalam seni rupa . Diakses pada 31 Januari 2020, dari
https://siswacerdassmanegeri.blogspot.com/bf19yf1/menganalisis-konsep-
prosedur-fungsi.html

Anda mungkin juga menyukai