DISUSUN OLEH
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat nikmat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kasus-kasus Pelanggaran
Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara" dengan tepat waktu. Dalam pembuatan
makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu, yaitu:
1. Bapak Slamet Riyanto, S.Pd., selaku guru bidang studi mata pelajaran pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas dan membimbing
dalam proses belajar-mengajar.
2. Teman-teman yang telah memberi saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan, karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar dapat menulis makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini
bemanfaat bagi kita.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa
berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh
merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Hak asasi manusia adalah hak
yang melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena itu, hak asasi manusia itu
berbeda dari pengertian hak warga negara.
Hak warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri
manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya
universal,tidak terpengaruh status kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga
Negara dibatasi oleh status kewarganegaraan. Dengan kata lain, tidak semua hak
warga Negara adalah hak asasi manusia, akan tetapi dapat dikatakan semua hak asasi
juga hak warganegara, misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan
dalam pemerintahan Republik Indonesia adalah hak warga negara Indonesia, sehingga
tidak berlaku bagi setiap orang.
Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanakan. Jika tidak
dilaksanakan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan hak
adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh
undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak
sampai melanggar hak orang lain. Jadi, pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah
seimbang.
Antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Artinya, kita tidak boleh
terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban. Sebaliknya, negara juga tidak boleh
berlaku sewenang-wenang dengan menuntut warga negara menjalankan kewajibannya
tanpa pernah memenuhi hak-hak mereka.
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
Manfaat makalah bagi penulis adalah untuk mengetahui cara yang benar dalam
penulisan makalah dan dapat mengetahui tentang hak dan kewajiban warga negara.
2. Bagi Pembaca
2
BAB II
PEMBAHASAN
Rakyat dan penduduk merupakan salah satu syarat untuk berdirinya suatu negara.
Rakyat atau penduduk adalah semua orang yang bertempat tinggal atau mendiami
wilayah suatu negara yang tunduk terhadap peraturan dari kekuasaan negara tersebut.
Pada mulanya, seseorang dapat dikatakan sebagai penduduk atau rakyat suatu negara
jika seseorang tersebut masih memiliki hubungan pertalian darah dari satu keturunan
yang berasal dari satu nenek moyang. Namun, dalam perkembangannya banyak
orang-orang yang berasal dari nenek moyang berbeda.
Siapa saja yang dapat menjadi warga negara dari suatu negara? Setiap negara
berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara. Dalam
menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan adanya asas
kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewaraganegaraan berdasarkan
perkawinan.
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek
perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat :
3
a. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu
ikatan yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu
kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas
ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak
yang sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat
berbeda kewarganegaraan seperti halnya ketika belum berkeluarga.
Negara memiliki wewenang untuk menentukan warga negara sesuai dengan asas
yang dianut negara tersebut. Dengan adanya kedaulatan ini, pada dasarnya suatu
negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara lain
juga tidak boleh menentukan siapa saja yang menjadi warga negara dari suatu negara.
4
b. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang menjadi
warga negara.
5
d. Asas kewaraganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang ini.
Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak
bisa berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak
yang diperoleh merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban.
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi
manusia. Hak warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam
diri manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak
asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh status kewarganegaraan seseorang.
Akan tetapi, hak warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraannya.
Setiap warga negara Indonesia tentunya mempunyai ketiga jenis hak warga
negara tersebut. Hal tersebut sebagai konsekuensi dari kedudukan setiap warga
negara. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui dan
menghormati hak asasi setiap individu menusia yang berada dalam wilayah
NKRI, berlaku pula bagi setiap individu dan warga negara Indonesia.
Disamping jaminan hak asasi manusia itu, setiap warga negara Indonesia juga
diberikan jaminan hak konstitiutional dalam UUD Negara Republik
IndonesiaTahun 1945.
6
kekhususan tertentu, misalnya hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan, dan
lain-lain yang secara bertimbal balik menimbulkan kewajiban bagi negara
untuk memenuhi hak-hak itu khusus bagi warga negara Indonesia. Hak-hak
tersebut dikategorikan sebagai hak warga negara yang meliputi :
a. Hak asasi manusia yang hanya berlaku sebagai hak konstitutional bagi
warga negara Indonesia saja. Misalnya,
1) Hak yang tercantum dalam pasal 28D ayat (3) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan “setiap warga negara
berhak atas kesempatan yang sama dalam pemerintahannya”
2) Pasal 27 Ayat (2) menyatakan “tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
3) Pasal 27 Ayat (3) berbunyi “setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam pembelaan negara”
4) Pasal 30 Ayat (1) berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”
5) Pasal 31 Ayat (1) menentukan “setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan”
b. Hak asasi manusia tertentu yang meskipun berlaku bagi setiap orang,
khusus bagi Warga negara Indonesia berlaku keutamaan-keutamaan
tertentu. Misalnya,Pasal 28D Ayat (2) UUD Negara Republik Indonesi
tahun 1945 menentukan “ setiap orang berhak untuk bekerja,,,”. Namun
Negara dapat membatasi hak orang asing untuk bekerja di Indonesi.
Misalnya, turis asing dilarang memamfaatkan visa kujungan untuk
mendapatkan penghidupan atau imbalan dengan cara bekerja di Indonesi
selama masa kunjungannya itu.
c. Hak warga negara untuk menduduki jabatan-jabatan yang di isi melalui
prosedur pemilihan, seperti Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan
Wakil Gubernur,Bupati dan Wakil Bupati, Wali kota dan Wakil Walikota,
Kepala Desa, Hakim Konstitusi, Hakim Agung, Anggota badan
pemerintah keuangan,anggota lembaga permusyawaratan dan perwakilan
yaitu MPR, DPR, DPD, Dan DPRD, Panglima TNI, Kepala Kepolisian RI,
Dewan Gubernur Bank Indonesi, dan jabatan-jabatan lain yang diisi
7
melalui prosedur pemilihan,baik secara langsung maupun tidak langsung
oleh rakyat.
d. Hak warga negara untuk di angkat dalam jabatan-jabatan tertentu,seperti
tentara nasional Indonesia, polisi negara, jaksa, pegawai negeri sipil
beserta jabatan-jabatan struktual dan fungsional lingkungan kepegawaian,
dan jabatan lain yang diisi oleh pemilihan. Semua jabatan diatas hanya
bisa diisi oleh warga negara indonesia itu sendiri sesuai dengan maksud
ketentuan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (3).
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Keduanya memiliki hubungankausalitas atau hubungan sebab akibat, hak yang
yang di dapatkan seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang dipenuhi oleh
warga lain. Hak dan kewajiban warga negara juga tidak bisa terpisahkan,
karena bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya.
Akan tetapi sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban mendapatkan
8
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang
belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya, karena di
sebabkan oleh banyak terjadinya tidak keseimbangan antara hak dan
kewajiban, Jika seimbang itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial
yang berkepanjangan.
Sebagai anggota dari suatu negara, yakni sebagai warga negara maka secara otomatis
akan memperoleh yang namanya hak warga negara maupun kewajiban sebagai warga
negara. Hak dan kewajiban tersebut merupakan dua hal yang saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul hak dan
begitupun sebaliknya. Keduanya juga memiliki hubungan kausalitas atau hubungan
sebab akibat. Seseorang mendapatkan hak karena kewajibannya dipenuhi. Selain itu,
hak yang didapatkan seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang dipenuhi oleh
orang lain. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak
seimbang yang akhirnya akan menimbulkan terjadinya pelanggaran dan pengingkaran
kewajiban warga negara. Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara
tidak dapat menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh
undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya
pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun oleh warga negara sendiri. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, diantaranya :
9
dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul perilaku atau tindakan
penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.
4. Penyalahgunaan kekuasaan
10
6. Penyalahgunaan teknologi
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat
perhatian khusus dari negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5
yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Pengakuan hak
sebagai warga negara Indonesia dalam konsepnya mendorong terciptanya
suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam praktik atau kenyataannya
hak warga negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah untuk menarik
simpati warga negara dan diajak untuk “bermimpi” bisa mendapatkan
pengakuan akan hak-hak tersebut secara utuh. Misalnya saja hak warga
negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Tentunya jika melihat
kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya menjadi impian semata.
11
Pengakuan hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli hak-hak
tersebut dengan uang, jabatan, dan kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang
kurang beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu kapan mereka
diperhatikan kesejahteraannya atau menunggu berubahnya kebijakan
pemerintah yang lebih memihak kepada mereka.
12
harus memberi tahu kepada pihak keamanan (polisi) paling kurang tiga hari
sebelum hak itu digunakan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghormati hak orang lain seperti tidak
menggangu kepentingan orang banyak, mentaati etika dan moral sesuai
dengan budaya bangsa kita. Contoh lain, dalam lingkungan kampus dapat saja
terjadi mahasiswa yang melakukan kegiatan seperti diskusi yang bebas
mengemukakan pendapat tetapi mereka dituntut pula menghormati hak hak
orang lain agar tidak terganggu.begitu pula kebebasan untuk mengembangkan
kreatifitas, minat, dan kegemaran (olahraga, kesenian, dll) tetapi hendaklah
diupayakan agara kegiatan tersebut tidak menganggu kegiatan lain yang
dilakukan oleh mahasiswa atau warga kampus lainnya yang juga merupakan
haknya. Banyak contoh lain dalam lingkungan kita baik dikampus maupun di
masyarakat yang menuntut adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Untuk itu marilah kita laksanakan apa yang menjadi hak dan kewajiban kita
dan itu termuat dalam berbagai aturan dari norma yang ada dalam negara dan
masyarakat.
Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat
ini terjadi misalnya sebagai berikut :
1. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih
terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak
hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau
jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa
amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan “Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya” belum sepenuhnya dilaksanakan.
2. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih
cukup tinggi, padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
3. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan
13
sebagainya. Padahal, Pasal 28A–28J UUD NRI Tahun 1945 menjamin
keberadaan Hak Asasi Manusia.
4. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya
penyerangan tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945 menegaskan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. 20 Kelas XII
SMA/SMK/MA/MAK
5. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana
secara sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.
6. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku
plagiat dalam membuat sebuah karya dan sebagainya. Contoh-contoh yang
diuraikan di atas membuktikan bahwa tidak terpenuhinya hak warga
negara dikarenakan adanya kelalaian atau pengingkaran dalam pemenuhan
kewajiban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUD NRI Tahun 1945
dan ketentuan perundang-undangan lainnya. Hal-hal tersebut apabila tidak
segera diatasi, dapat mengganggu kelancaran proses pembangunan yang
sedang dilaksanakan.
14
pemerintah (ekstrim), hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah
satu bentuk pehnggaran hak asasi warga negara.
5. Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapat,
karena dikhawatirkan akan menjadi oposan terhadap pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa Kasus pelanggaran ataupun kontroversi HAM dan
Hak Warga Negara khususnya yang terjadi di negara kita yaitu:
1. Hukuman Mati
15
kebanyakan dari mereka tidak memiliki integritas moral dan kapasitas
keahlian yang memadai. Karena itu, tidak jarang cara-cara licik dan
premanisme poltik, entah sengaja atau terpaksa, digunakan dalam politik
perebutan kekuasaan. Di sinilah pelanggaran hak warga negara kerap
terjadi.
4. Tragedi Trisakti
5. Penggusuran Rumah
16
Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi setiap tahun. Tata
ruang kota selalu menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan
kebijakan yang merugikan bagi sebagian warga kota itu. Kebijakan
pemerintah melakukan penggusuran ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran
Hak Warga Negara.
Kalian tentunya sering membaca slogan “Orang Bijak Taat Pajak”. Slogan
singkat mempunyai makna yang sangat dalam, yaitu ajakan kepada setiap
warga negara untuk memenuhi kewajibannya, salah satunya adalah membayar
pajak, tetapi masih banyak lagi bentuk lainnya seperti taat aturan, menjunjung
tinggi pemerintahan, bela negara dan sebagainya. Kewajiban-kewajiban
tersebut apabila dilaksanakan akan mendukung suksesnya pembangunan di
negara ini serta mendorong terciptanya keadilan, ketertiban, perdamaian, dan
sebagainya.
Salah satu pendapatan utama negara berasal dari sektor pajak yang
disetorkan oleh setiap warga negaranya. Para wajib pajak harus paham
17
betrul bahwa penyokong utama pendapatan negara kita berasal dari sektor
ini. Keengganan mamatuhi aturan dan membayar pajak secara rutin tentu
akan berimbas pada jumlah penerimaan kas negara. Tidak atau
menghindari membayar pajak artinya pengingkaran kewajiban warga
negara pada pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi semua pajak untuk
keperluan negara berdasarkan undang-undang”. Pengingkaran pada pajak
hampir dilakukan oleh seluruh warga negara, mulai dari pajak kendaraan,
pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, pajak penjualan, dan lain
sebagainya. Contohnya, jalan raya yang dibuat dengan semua fasilitasnya,
itu dibiayai salah satunya oleh pajak kendaraan . Karenannya perbuatan
tidak melanggar dan mengabaikan membayar pajak merupakan bentuk
pengingkaran warga negara sebagaimana juga pelanggaran karyawan
terhadap perusahaan .
b) Pelanggaran HAM
18
hak tersebut terselip kewajiban yang perlu diperhatikan. Artinya seseorang
atau kelompok yang ingin berunjuk rasa dalam undang-undang tersebut
harus memberi tahu kepada pihak keamanan (Polisi) paling kurang 3 hari
sebelum hak itu digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk menghormati hak
orang lain seperti tidak mengganggu kepentingan orang banyak, mentaati
etika dan moral sesuai dengan budaya bangsa kita.
Kewajiban bela negara menjadi salah satu hal utama yang melekat
sebagai tanggung jawab menjadi warga negara. Sebab dalam sebuah
negara tentu tidak dapat hanya menggantungkan nasib bangsa kepada
anggota TNI dan polri saja. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 Berbunyi Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara, Artinya semua warga negara wajib ikut serta dalam
bentuk-bentuk usaha pembelaan negara sesuai dengan perannya masing-
masing. Contoh pelanggaran atau pengingkaran kewajiban negara
19
terhadap pembelaan negara, ialah seorang pelajar yang tidak bersungguh-
sungguh dalam melaksanakan sebuah tugas dan kewajibannya sebagai
warga Negara Atau seorang warga negara yang tidak ingin tahu dengan
lingkungannya serta negaranya atau melakukan tindakan yang memecah
belah Bangsa Indonesia.
20
masyarakat untuk memahuti aturan lalu lintas rendah. Setiap warga negara
memiliki kewajiban menaati peraturan lalu lintas, baik sebagai pejalan
kaki, pengendara bermotor, serta pengguna jalan lain. Contoh perbuatan
yang tidak menaati peraturan lalu lintas adalah tidak memiliki surat
kendaraan yang lengkap, parkir di sembarang tempat, melanggar lampu
merah, dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan tersebut selain melanggar UU
Lalu Lintas pun melanggar kewajiban menghormati hak orang lain.
Apalagi Jika pelanggaran diikuti dengan membahayakan orang lain, maka
seseorang dinyatakan telah melanggar hak asasi orang lain.
Kerap kali kita temui tangan tangan nakal yang tidak bertanggung
jawab merusak lingkungan dan berbagai fasilitas umum yang ada. Membuang
sampah sembarangan dan merusak fasilitas umum artinya pengingkaran
terhadap kewajiban warga negara terhadap lingkungan dan alam sekitar.
Padahal, lingkungan dan alam sekitar tersebut memiliki peran penting untuk
kehidupan manusia. Contoh pengingkaran kewajiban warga negara pada
fasilitas umum yaitu, mencoret coret jembatan penyebrangan, merusak
fasilitas telepon umum, halte dan masih banyak lagi. Padahal jika fasilitas
umum dirusak akan merugikan diri sendiri yang memakai fasilitas umum
tersebut. Sedangkan membuang sampah sembarangan, akibatnya kalau
lingkungan kotor dan bau, bahkan hingga banjir, maka kita sendiri yang rugi
dan merugikan orang lain. Merugikan orang lain juga berarti mengingkari
kewajiban warga negara pada orang lain. Hal ini memnunjukkan bahwa
mental masyarakat indonesia masih belum dewasa. Serta masih bersikap
kurang peduli dan cinta tergadap sara publik yang dimiliki.
h) Korupsi
21
kewajiban menghormati orang lain, membela negara, dan ikut serta dalam
mencapai tujuan pembangunan nasional.
Penegakan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara
dimaksudkan untuk menjamin adanya kepastian agar pelaksanaannya dapat berjalan
dengan baik karena pada dasarnya hak dan kewajiban negara terhadap warga negara
merupakan kewajiban dan hak warga negara. Sehingga, kehidupan negara akan
berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila antara negara dan warga negara
mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan proporsional.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk penegakan
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara:
1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan warga
negara agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.
Isu yang sering muncul ke permukaan adalah pandangan para warga negara yang
menilai tidak adanya kepastian penegakan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak
dasar warga negara di negara ini berkaitan dengan anggapan banyaknya pelanggaran
terhadap hal tersebut. Itulah suara dari rasa keadilan para warga negara yang perlu
22
ditangkap oleh negara untuk dijadikan sebagai motivasi dalam upaya penegakan hak
dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara.
Bagi warga negara juga diharapkan adanya kesadaran untuk berpartisipasi secara
aktif untuk membantu terwujudnya penegakan pelaksanaan hak dan kewajiban negara
terhadap hak-hak dasar warga negara. Masalah penegakan pelaksanaan hak dan
kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak semudah yang terlihat
karena negara tidak mungkin bekerja sendiri di dalam penegakan pelaksanaan hak dan
kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara, peran serta warga negara
mutlak diperlukan atau kita harus memilih tenggelam dalam keterpurukan akibat tidak
berjalan dengan baiknya pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak
dasar warga negara.
Selain upaya yang dapat dilakukan warga negara, adapun beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh pemeritah dalam menegakkan HAM bagi warga negara
Indonesia antara lain:
23
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
24
TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998
Oleh pemerintah saat itu, produk MPR berupa ketetapan ini disebut
sebagai piagam hak asasi manusia yang dimiliki oleh negara Indonesia.
Dalam ketetapan MPR ini, hak asasi manusia diakui sebagai hak yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada ciptaannya yang perlu dijaga
dan dilindungi oleh negara. Selain itu, hak asasi manusia juga diakui
sebagai hak-hak yang mendasar dan melekat dalam diri manusia semenjak
manusia tersebut di dalam kandungan. Penegakan hak asasi bagi warga
negara Indonesia dalam keketapan MPR ini merupakan bentuk
perlindungan hak asasi yang menjunjung tinggi arti penting dan fungsi
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Beberapa hak asasi
manusia yang terdapat dalam ketetapan MPR ini antara lain:
Hak untuk hidup
Hak untuk berkeluarga
Hak untuk melakukan pengembangan diri
Hak untuk mendapatkan keadilan
Hak untuk mendapatkan kemerdekaan
Hak atas kebebasan informasi
Hak atas rasa aman
Hak atas kesejahteraan
25
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 merupakan undang-undang yang
menggantikan Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998. Undang-
undang ini bersikan hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap warga
negara tanpa terkecuali. Melalui undang-undang ini, penegakan hak asasi
bagi seluruh masyarakat Indonesia lebih diperkuat sejalan dengan
pandangan bangsa mengenai Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Karena Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 adalah penyempurnaan dari
Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998, maka terdapat beberapa
tambahan mengenai hak-hak asasi manusia sebagai warga negara Indonesia.
Penambahan cakupan hak-hak asasi tersebut antara lain:
Hak untuk berperan serta dalam sistem pemeritnahan
Hak-hak perempuan
Hak-hak anak
Tiga tambahan dari cakupan hak asasi manusia sebagai warga negara
Indonesia menjadi pelengkap dalam penegakan hak asasi yang dilakukan
oleh pemerintah. Penambahan cakupan hak-hak tersebut telah mewakili
enam hak asasi manusia secara umum. Adanya cakupan khusus terhadap
hak-hak perempuan dan anak menjadikan pemerintah Indonesia membentuk
lembaga khusus terkait dengan kedua hal tersebut. Lembaga khusus ini akan
dibahas secara lebih lanjut dalam artikel ini.
26
Perwujudan rasa bahagia serta rasa aman terhadap anggota keluarga
merupakan peran yang sebaiknya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga
tanpa terkecuali. (baca juga: Peran Ayah dalam Keluarga) Kekerasan baik
secara fisik maupun non fisik sangat dilarang dalam kehidupan keluarga.
Pelarangan tindak kekerasan dalam rumah tangga juga dimuat dalam
undang-undang ini. Bagi siapapun yang melakukan kekerasan dalam rumah
tangganya, orang tersebut dapat dikenai sanksi baik secara hukum maupun
sosial sesuai dengan undang-undang ini.
Isi dari UUD 1945 pasal 27 sampai dengan pasal 34 mengatur dan
menjamin hak-hak warga negara Indonesia dalam berbagai aspek. Pada
intinya, isi yang terkandung dalam UUD 1945 pasal 27 sampai dengan pasal
34 ini berkaitan dengan hak-hak asasi yang dimiliki oleh manusia secara
umum seperti yang dipaparkan pada paragraf pertama dalam artikel ini.
UUD 1945 Pasal 27 – 34 lebih mekankan kepada penjaminan terhadap hak-
hak yang dimiliki oleh segenap warga negara Indonesia.
27
2.3.2 Pembentukan Komisi Nasional
28
nantinya dapat mengembangkan keterampilannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
29
2.3.4 Penegakan melalui proses pendidikan
30
Tindakan seperti ini sangat diperlukan guna meminimalisir dan mengurangi
kemungkinan terjadinya pelanggaran hak warga negara Indonesia. Perlu
diketahui oleh kita semua, pada era sistem pemerintahan orde baru
berlangsung, terdapat banyak peristiwa atau kasus yang menimpa warga
negara Indonesia terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia seperti yang
diungkapkan oleh Ignatius Haryanto dalam bukunya tentang Kejahatan Negara
(1999). Selain itu, setelah masa pemerintahan orde baru selesai, pelanggaran
hak asasi manusia di Indonesia juga masih terjadi. Peristiwa atau kasus yang
pernah kita dengar tekait dengan hal ini adalah peristiwa pelanggaran HAM di
Timor Timur pada tahun 1999.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian
khusus dari negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu “Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Pengakuan Hak sebagai warga negara
indonesia dalam konsepnya mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata
baik. Namun dalam praktik atau kenyataannya hak warga negara justru hanya
dijadikan slogan pemerintah untuk menarik simpati warga negara dan diajak untuk
“bermimpi” bisa mendapatkan pengakuan akan hak – hak tersebut secara utuh.
Misalnya saja hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Tentunya jika melihat kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya menjadi
impian semata. Pengakuan hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli hak
– hak tersebut dengan uang, jabatan dan kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang
kurang beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu kapan mereka dioerhatikan
kesejahteraannya atau menunggu berubahnya kebijakan pemerintah yang lebih
memihak kepada mereka.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Keduanya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang
mendapatkan haknya dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya.
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang.
Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau
pengingkaran terhadap kewajiban, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
warga negara sendiri. Pengingkaran kewajiban warga negara biasanya disebabkan
oleh tingginya sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara, yang ada di
pikirannya hanya sebatas bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang menjadi
kewajibannya dilupakan. Selain itu, rendahnya kesadaran hukum warga negara juga
mendorong terjadinya pengingkaran kewajiban oleh warga negara. Tindakan terbaik
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara adalah mencegah timbulnya semua
faktor penyebab dari pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Apabila factor penyebabnya tidak muncul, maka pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara dapatdiminimalisir atau bahkan dihilangkan.
32
Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada
beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada
beberapa hal yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada
beberapa hal yang menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang
menjadi hak dari warga negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan
warga negara terdapat dalam konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945
adalah konstitusi Republik Indonesia.
Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila antara
negara dan warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan
proporsional. Perlu disadari bahwa pelaksanaan hak adalah berkaitan dengan
kewajiban. Kedua-duanya harus seimbang dan serasi serta selaras. Penuntutan hak
oleh negara dan juga warga negara harus berimbang dengan kewajibannya. Tidak
mungkin orang hanya menutut haknya saja sedang kewajibannya diabaikan. Bila ada
orang yang hanya menuntut haknya saja maka akan pasti merugikan orang lain,
masyarakat bangsa dan negara.
3.2 Saran
Apabila kita menginginkan hak yang sesuai dengan keinginan kita, maka kita harus
melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita terlebih dahulu sebagai warga negara.
Dengan begitu kehidupan di negara Indonesia akan berjalan dengan aman dan tenteram
tanpa adanya perilaku-perilaku yang dapat menimbulkan terjadinya pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara, selain itu kami menyarankan kepada
pemerintah agar dapat memenuhi apa yang menjadi kewajibannya, sehingga kita
sebagai warga negara dapat menikmati yang menjadi hak kita. Dengan begitu kita
sebagai warga negara dapat melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita dan dapat
dilaksanakan dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31638547/MAKALAH_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WARGA_NEGA
RA
https://www.academia.edu/36099888/HAKIKAT_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WARGA_NEGAR
A
http://blog-kenyut.blogspot.co.id/2016/01/kasus-pengingkaran-kewajiban-warga.html
https://duniapendidikan.co.id/kasus-pengingkaran/
https://hukamnas.com/contoh-kasus-pengingkaran-warga-negara-dan-solusinya
https://edutalk.id/pembelajaran/materi-pembelajaran/kasus-pelanggaran-hak-dan-
pengingkaran-kewajiban-warga-negara.html
http://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59c1c0bf865eacd503e3cd29/dd9d70b
24ce59684a434eb40768d1ac5.pdf
https://www.academia.edu/37472069/Kasus-
Kasus_Pelanggaran_Hak_dan_Pengingkaran_Kewajiban_Warga_Negara
https://www.slideshare.net/auliaputri26/makalah-ppkn-kasuskasus-pelanggaran-hak-dan-
pengingkaran-kewajiban-warga-negara
https://guruppkn.com/upaya-pemerintah-dalam-menegakkan-ham
https://www.academia.edu/10568802/Hak_Warga_Negara_Indonesia
34