Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu
berbeda dengan wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Wilayah Formal (uniform region/homogeneous) adalah suatu wilayah yang
memiliki keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, baik fisik maupun
sosialnya. Contoh: suatu wilayah mempunyai kesamaan bentang alam
pegunungan disebut wilayah pegunungan atau suatu wilayah mempunyai
keseragaman dalam bidang kegiatan bercocok tanam disebut wilayah pertanian.
Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang dalam
banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berkaitan dan
ditandai dengan adanya hubungan atau interaksi dengan wilayah di sekitarnya.
Perwilayahan berarti membagi wilayah-wilayah tertentu di permukaan
bumi untuk keadaan tujuan tertentu. Untuk menentukan regionalisasi wilayah
harus diperhatikan fisik yang meliputi iklim, morfologi, sumber daya alam,
dan keadaan sosial budaya yang meliputi penduduk dan budayanya.

1.2 Rumusan Msalah


a. Apa pengertian konsep wilayah ?
b. Konsep Wilayah menurut Para Ahli ?
c. Apa pengertian dari Perwilayahan ?
d. Apa Manfaat dari Perwilayahan ?

1.3 Tujuan
a. Dapat mengengetahui pengertian konsep wilayah.
b. Dapat mengetahui pengertian wilayah menurut para Ahli.
c. Dapat mengetahiu apa itu wilayah.
d. Dapat mengetahui manfaat dari perwilayahan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wilayah
wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang
memiliki karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu
keseragaman atau homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari
wilayahwilayah lain di daerah sekitarnya. Karakteristik khas dari suatu wilayah
dapat berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-
budaya.
Secara umum suatu wilayah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah
formal (formal region) dan wilayah fungsional (functional region atau nodal
region). Pengertian wilayah formal identik dengan definisi wilayah secara umum,
yaitu suatu daerah atau kawasan di muka bumi yang memiliki karakteristik yang
khas sehingga dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.

2.1.1 Wilayah Formal


Wilayah formal adalah kawasan geografis yang melmiliki kritera-
kriteria tertentuyang homogen atau seragam misalnya kriteria fisik adalah iklim,
vegetasi dan topografi, sedangkan kriteria sosial dan politik adalah partai politik,
tipe pertanian, tipe industri, jumlah pengangguran, tingkat pendapatan dan laju
pertumbuhan ekonomi. Wilayah formal sering juga disebut uniform regiona.

2.1.2 Wilayah Fungsional


Wilayah fungsional adalah kawasan Geografis yang di fungsikan menurut
jenis dan kekuasaannya atau suatu wulayah yang sering berhubungan antara
bagian satu dengan yang lainnya. Wilayah fungsional sering disebut wilayah
nodal atau Polaried Region. Wilayah ini memiliki bagian-bagian yang Heterogon
misalnya desa dan kota secara fisik berbeda tetapi secara fungsional saling
berhubungan.
Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi
oleh kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal.

2
Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu; (1) wilayah homogen, (2)
wilayah nodal, (3) wilayah perencanaan, (4) wilayah administrative.
Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari aspek/kriteria
mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat atau ciri-ciri
kehomogenan ini misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan stuktur
produksi dan kosumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan
rendah/miskin dll.),geografi seperti wilayah yang mempunyai topografiatau iklim
yang sama), agama, suku, dan sebagainya. Richarson (1975) dan Hoover (1977)
mengemukakanbahwa wilayah homogen di batasi berdasarkan keseragamamnya
secara internal (internal uniformity).
Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional
mempunyai ketergantungan antarapusat (inti) dan daerah belakangnya (interland.
Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi,
barang dan jasa, ataupunkomunikasi dan transportasi. Sukirno (1976) menyatakan
bahwa pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk digunakan dalam analisis
mengenai ekonomi wilayah,mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang
yang dikuasai oleh suatu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. tersebut sebagai
ekonomi.
Wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan
berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi,
kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. Sukirno (1976) menyatakan
bahwa di dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah,
maka pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak
digunakan. Lebih populernya pengunaan pengertian tersebut disebabkan dua
factor yakni: (a) dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah
diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan
demikian, lebih praktis apabila pembangunan wilayah didasarkan pada suatu
wilayah administrasi yang telah ada; dan (b) wilayah yang batasnya ditentukan
berdasarkan atas suatu administrasi pemerintah lebih mudah dianalisis, karena
sejak lama pengumpulan data diberbagai bagian wilayah berdasarkan pada suatu
wilayah administrasi tersebut.

3
Namun, dalam kenyataannya, pembangunan tersebut sering kali tidak
hanya dalam suatu wilayah administrasi, sebagai contoh adalah pengelolaan
pesisir, pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaan lingkungan dan sebagainya,
yang batasnya bukan berdasarkan administrasi namun berdasarkan batas ekologis
dan seringkali lintas batas wilayah administrasi.
Boudeville (dalam Glasson, 1978) mendefinisikan wilayah perencanan
(planning region atau programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan
koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan
dapt dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya
perubahan-perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatankerja,
namun cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya
dapatdipandang sebagai satu kesatuan.
Berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam satu
kesatuan politis yang umumnya dipimpin oleh suatu sistem birokrasi atau sistem
kelembagaan dengan otonomi tertentu. wilayah yang dipilih tergantung dari jenis
analisis dan tujuan perencanaannya. Sering pula wilayah administratif ini sebagai
wilayah otonomi. Artinya suatu wilayah yang mempunyai suatu otoritas
melakukan keputusan dan kebijaksanaan sendiri-sendiri dalam pengelolaan
sumberdaya-sumberdaya di dalamnya.

2.2 Konsep Wilayah Menurut Para Ahli


Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis
dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah
tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan
wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis.
Komponen-komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya
buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan.
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia
dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit
geografis tertentu. Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,
1977 dalam Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan
konsep wilayah ke dalam tiga kategori, yaitu:

4
1. wilayah homogen (uniform/homogenous region);
2. wilayah nodal (nodal region); dan
3. wilayah perencanaan (planning region atau programming region).
Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005)
berdasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah
menjadi :
1. fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan
keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik
yang seragam menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi,
ekonomi, sosial dan politik.
2. fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan
interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam
wilayah tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan
terdiri dari satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara
fungsional saling berkaitan.
3. fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau
kesatuan keputusan-keputusan ekonomi.
Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang
antar bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Wilayah berasal dari
bahasa Arab “wālā-yuwālī-wilāyah” yang mengandung arti dasar “saling tolong
menolong, saling berdekatan baik secara geometris maupun similarity”.
Contohnya: antara supply dan demand, hulu-hilir.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan (penyusunan wilayah)
adalah pendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau
intensitas hubungan fungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung
melindungi) antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Wilayah
Pengembangan adalah pewilayahan untuk tujuan
pengembangan/pembangunan/development. Tujuan-tujuan pembangunan terkait
dengan lima kata kunci, yaitu:
1. pertumbuhan;
2. penguatan keterkaitan;
3. keberimbangan;

5
4. kemandirian;
5. keberlanjutan.

2.3 Perwilayahan
Regionalisasi di dalam geografi adalah suatu upaya mengelompokkan atau
mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama. Mengingat lokasi di muka bumi
memiliki jumlah tak terbatas dan cenderung saling berdekatan, maka lokasi-lokasi
tersebut harus disusun dan dikelompokan menurut kriteria tertentu. Dengan
demikian informasi yang diperlukan dapat diperoleh secara efisien dan ekonomis.
Salah satu prinsip pembuatan suatu region adalah menyederhanakan wilayah
tersebut dengan cara menyatukan tempat-tempat yang memiliki kesamaan atau
kedekatan tersebut menjadi satu kelompok.
Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria dan kepentingan tertentu.
Misalnya, pada pembagian region permukaan bumi berdasarkan iklim maka
kriteria yang digunakan adalah unsur cuaca, seperti temperatur, curah hujan,
penguapan, kelembapan, dan angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat
berguna untuk mengetahui persebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin
kurang berguna dalam hal komunikasi atau transportasi. Karena itulah
pengelompokkan region dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna,
tergantung pada kepentingan atau tujuan pengelompokkan region tersebut.
Regionalisasi suatu fenomena atau gejala di muka bumi memberikan
berbagai manfaat. Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.

2.4 Manfaat perwilayahan


a. Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.
b. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.
c. Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan
yang sangat beragam.
d. Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun
manusia.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang
memiliki karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu
keseragaman atau homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari
wilayahwilayah lain di daerah sekitarnya. Karakteristik khas dari suatu wilayah
dapat berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-
budaya.Regionalisasi di dalam geografi adalah suatu upaya mengelompokkan atau
mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama.

3.2 Saran
Saran dari penulis adalah melakukan perbaikan apa bila terdapat
kesalahan-kesalahan pada makalah ini, sehingga untuk kedepannya menjadi lebih
baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

I Made Sandy, 1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Penerbit


Jurusan Geografi FMIPA Universitas Indonesia-PT. Indograph Bakti.
Burgess, E.W. (1925) ”The Geography of city” dalam R.E. Park et. Al. The City,
Chicago: Chacago University Press.

Anda mungkin juga menyukai