Anda di halaman 1dari 3

Huru-Hara Politik Bangladesh

Latar Belakang

Bangladesh adalah salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang memiliki catatan
politik yang begitu memprihatinkan. Situasi politik yang tidak stabil, kemiskinan dan korupsi
yang semakin tinggi dan masih banyak lagi permasalahan. Persaingan politik antara partai
Bangladesh Nationality Party (BNP) dengan Liga Awami di Bangladesh menjadikan huru-hara
panas di bidang politik. Kedua partai saling bertarung untuk memeperkuat kedudukan dinasti
politik. Dinasti politik dimulai sejak awal berdirinya Bangladesh, yang saat itu dipimpin oleh
Sheikh Mujibur Rahman, yang kemudian penerusnya yaitu Ziaur Rahman.

Pada awal kepemimpinan Mujibur, ia menetapkan konstutitusi pada tahun 1972 yang
berprinsip paa nasionalisme, demokrasi, sosialisme, dan sekularisme. Kebijakan konstitusi ini
bertumpu pada non-aliansi dalam politik luar negeri (Lewis, 2011). Namun, dalam penetapan
prinsip sekularisme terkendala karena partai islam ikut anil dalam politik di Bangladesh. Pada
masa pemerintahan Ziaur Rahman tahun 1978, ia membangun Partai BNP dibawah kuasa
mmiliter dan elit pemerintah. Setelah terbunuhnya Ziaur, Bangladesh dipimpin oleh Jenderal
Ershad (1982-1990). Jenderal Ershad mebubah konstitusi sebelumnya dan melakukan
amandemen konstitusi pada 1988 dan mengubah ketetapan sekularisme. Islam menjadi agama
resmi negara dan juga Jeneral Ershad melaksanakan program islamisasi Bangladesh (Lewis,
2011).

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana sejarah politik dinasti di Bangladesh?


2. Bagaimana pertarungan politik yang terjadi antara BNP dengan Liga Awami?
3. Bagaimana penyelesaian untuk meredakan huru-hara politik di Bangladesh?

Sejarah Politik Dinasti Bangladesh.

Perpolitikan di Bangladesh dipegang oleh dua partai politik besar, yaitu BNP dan Liga
Awami. Pemerintah yang berkuasa di Bangladesh dikenal dengan adanya diskriminasi politik,
korupsi, pelanggaran hukum yang tidak memberatkan pemerintah, serta pemerintahan yang tidak
demokratis (Rahman, 2010:3). Liga Awami umumnya mewakili kelompok kelas menengah,
masyarakat di kota-kota kecil serta masyarakat kelas atas, sedangkan BNP mewakili kalangan
muslim tradisonal. Tidak hanya BNP dan Liga Awami, terdapat dua partai politik yang memiliki
pendukung cukup kuat di masyarakart, yaitu Partai Jatiya dan Partai Jl (Lewis, 2011:12).
Meskipun dianggap cukup kuat, namun kedua partai ini mengalami pelemahan karena dinasti
politik di Bangladesh. Poltik bukan hanya untuk mengejar kepentingan tetapi juga pengukuhan
identitas diri. Perilaku politik terbentuk karena adanya keinginan kekuasaan dan kemakmuran
yang dia inginkan saat dia ada posisi tersebut (Huntington, 1996:28).

Liga Awami adalah partai yang berdiri pada 23 Juni 1949 dan merupakan partai tertua di
Bangladesh. Liga Awami juga merupakan partai pergerakan kemerdekaan di Bangladesh
sewaktu Bangladesh masih di bawah Pakistan. Liga Awami memiliki sejarah kepimpinan yang
cukup panjanmg di Bangladesh pada periode 1972-2975, 1979-1983, 19991-1995, 2001-2006,
dan 2008-2012 yang mana sebagian besar dipimpin oleh Sheikh Hasina (Rahman, 2010:10). Ia
merupakan putri dari Perdana Menteri pertama Bangladesh, yaitu Sheikh Mujibur Rahman.
Sementara itu BNP didirikan pada 1 September 1978 oleh Ziaur Rahman. Dasar negara
Bangladesh pada masa pemereintahan Mujibur Rahman meiliki 4 prinsip, yaitu demokrasi,
nasionalisme, sosialisme, dan sekularisme. Namun, pada masa pemerintahan Ziaur, ia berupaya
untuk membentuk konstitusi baru dengan mengahapus sekularisme dan menggantinya dengan
nilai islam-islam. Pada saat Ziaur terpilih, barulah ia membentuk BNP dengan tujuan untuk
mewadahi kepentingan Bangladesh dalam jangka panjang (Lewis, 2011:83). BNP kemudian
berkembang di bawah kekuasaan Khaleda Zia, istri Ziaur.

Setelah terbunuhnya Ziaur, Bangladesh dipimpin oleh Jenderal Muhammed Ershad pada
tahun 1982-1990. Dibawah kepimpinannya, ia menggabungkan sistem militer dan sistem
demokrasi dibawah kekuasaannya. Ia juga mendirikan partai Jatiya yang kemudian berkembang
bersaing dengan 2 partai politik besar, BNP dan Liga Awami pada pemilu Bangladesh tahun
1985 (Lewis, 2011:85). Tetapi pada Oktober 1986, Partai Jatiya mendapat boikot dari partai BNP
dan Liga Awami. Walaupun antara BNP maupun Liga Awami bermusuhan, tetapi dua kubu ini
mampu menggulingkan pemerintahan militer. Pada tahun 1990, terjadi demo besar-besaran di
ibukota Bangladesh, Dhaka yang mana demo itu idukung dua partai besar, BNP dan Liga
Awami. Sehingga pada tahun 1991 Jenderal Ershad berhasil digulingkan (Lewis, 2011:88).

Pada tahun 2007 terjadi pemboikotan kembali atas oposisi Liga Awami setelah pemilu
yang dimenangkan oleh Khaleda Zia. Kubu dari Sheikh Hasina melakukan blockade besar-
besaran yang melumpuhkan aktivitas Bangladesh sdan juga akibat blockade tersebut
menewaskan kurang lebih 45 orang yang berasal masyarakat sipil. Hal ini berawal dari pemilu
yang diadakan pada 22 Januari 2008. Dalam pemilu itu, Sheikh Hasina menang di parlemen
dengan jumlah suara 229 kursi dari 295 kursi yang ada. Banyak yang beranggapan bahwa pemilu
kali ini bisa dianggap pemilu yang paling memiliki demokratis dari Bangladesh. Tetapi Liga
Awami dibawah kepimpinan Sheikh Hasina sudah berusaha untuk melumpuhkan lawan
politiknya sebelum pemilu dimulai. Yang mana kita ketahui bahwa Hasina mampu untuk
menjatuhkan kekuasaan dibawah militer yang waktu itu dipimpin oleh Jenderal Ershad yang
sebelumnya juga dipilih melalui demokratis.

Anda mungkin juga menyukai