Anda di halaman 1dari 3

Lingkungan Tanpa Kejahatan

I. Pendahuluan

Adanya perubahan zaman yang menuju kehidupan yang lebih baik tidak menjamin
akan hilangnya masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat. Justru
semakin berkembangnya zaman maka semakin banyak pula masalah-masalah sosial dalam
masyarakat. Masalah sosial sendiri merupakan suatu masalah yang berhubungan dengan nilai
nilai sosial maupun yang berhubungan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Seperti
masalah sosial yang paling tinggi angkanya di negara kita ini adalah kejahatan sosial.
Kejahatan adalah salah satu bentuk masalah sosial yang dapat merugikan anggota masyarakat
lainnya, yang juga bersifat tidak susila dan menimbulkan begitu banyak ketidaktenangan
tertentu. Kondisi-kondisi dari proses sosial dalam masyarakat banyak menghasilkan berbagai
perilaku sosial masyarakat, termasuk perilaku kejahatan. Kejahatan yang terjadi dalam diri
manusia seringkali didasari dari proses imitasi seseorang pada pergaulan, dorongan karena
membaca sebuah berita atau koran yang hoax, keadaan ekonomi yang lemah, dan bentuk
penyimpangan sosial lainnya.

Beberapa definisi kejahatan yang diungkapkan oleh para ahli. Seperti definisi
kejahatan menurut Sutherland, “Kejahatan adalah perilaku penyimpangan sosial masyarakat
yang keluar dari norma dan sosial, perilaku ini menjadi penentu dalam pelanggaran ketentuan
hukum pidana, sehingga seseorang yang melakukan kejahatan haruslah mendapat hukuman
sesuai dengan pasal dalam ketetapan Undang-Undang”. Dari pengertian tersebut dapat
dikatakan bahwa kejahatan dari perilaku penyimpang masyarakat yang dilakukan secara
individu atau kelompok untuk mengambil hak orang lain tanpa perizinan.

Dalam kehidupan bermasyarakat di negara kita ini, sudah tidak asing lagi tentunya
bila setiap harinya angka kejahatan disetiap wilayah terus mengalami peningkatan. Kejahatan
jalanan itu akan terus berkembang anatara lain karena banyak korban tidak memiliki nyali
untuk melawan penjahat yang mengancam untuk merampas hak milik mereka. Apalagi,
belakangan ini para penjahat banyak menggunakan senjata tajam bahkan senjata api. Rasa
takut itulah yang kerap dieksploitasi, sehingga korban menyerah dan merelakan harta
bendanya diambil sang penjahat. Ketidakberdayaan korban dan sering langkanya
pertolonganlah sebagai faktor penyebab maraknya terjadi street crime seperti penodongan,
perampasan, perampokan, pemerkosaan, dan pembunuhan. Dalam catatan tribuns.com, street
crime yang merupakan jenis kejahatan konvensional akhir-akhir ini sangat berkembang
dikalangan masyarakat, apalagi kejahatan jalanan disertai kekerasan bahkan pembunuhan.
Kejahatan jalanan ini hadir ditengah tengah masyarakat yang setiap saat dan kapan saja dapat
terjadi sehingga mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

II. Permasalahan

Latar belakang terjadinya kejahatan dalam masyarakat bisa terjad karena adanya beberapa
faktor. Faktor yang meliputi penyebab kejahatan dalam masyarakat ini antara lain; 1)
Keinginan yang timbul dalam diri tiap seseorang, yaitu keinginan untuk mendapatkan hak
orang lain menjadi salah satu penyebab terjadinya kejahatan. Keinginani ini bisa didasarkan
pada kondisi psikis berdasarkan psikologi manusia itu sendiri, yang selalu merasa kekurangan
dengan apa yang dia miliki; 2) Kesempatan. Kesempatan ini diperoleh dari adanya hubungan
kedekatan antara pelaku dan si korban. Kejahatan yang terjadi dalam masyarakat bisa
didasari pada kesempatan seperti ini. Oleh karena itulah kesempatan yang mendorong
seseorang melakukan kejahatan misalnya pada saat kondisi yang sepi; 3) Kelemahan iman
yang dimiliki seseorang juga menjadi salah satu unsur kejahatan seseorang. Iman berkaitan
dengan kepercayaan pada Tuhan, maka jika seseorang imanya lemah akan mudah
terpengaruh juga pada hal hal negatif seperti kejahatan. Maka iman haruslah diyakini dalam
hati, dilakukan dengan amal perbuatan yang senantiasa membawa hal hal menuju kebaikan.

Perlu diketahui juga bagaimana keadaan kejahatan sosial dalam lingkungan masyarakat di
negara katulistiwa ini. Jika mengacu pada data kepolisian, data yang dirilis Mabes Polri
menyebutkan jumlah kejahatan pada 2017 berada di angka 291.748 kasus. Jumlah ini
menurut Mabes Polri dinyatakan menurun ketimbang tahun 2016 yang mencapai angka
380.826 kasus kejahatan di Indonesia. Dari sekian banyak kasus kejahatan ini, masih
disebutkan Mabes Polri, bahwa mereka mengategorikan kasus kejahatan menjadi empat
golongan, yakni kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara dan ketidakpastian.
Data yang dirilis Indonesia Police Watch (IPW) kejahatan jalanan (street crime) masih
mendominasi selama tahun 2018 seperti pembunuhan, pengeroyokan dan perampokan. Tren
itu terus saja meningkat di awal tahun 2019 ini. Kriminologi Universitas Indonesia, Bambang
Widodo menilai kejahatan jalanan atau street crime masih menjadi dominasi dari sekian jenis
tindak kriminal karena pelemahan ekonomi sangat berdampak pada masyarakat kelah bawah.

Karenanya, prediksi ini perlu dicermati seksama. Artinya, kewaspadaan terhadap aksi
kejahatan juga mutlak diperlukan. Kesadaran akan hadirnya hukum juga harus diperkuat.
Disinilah tantangan Mabes Polri sebagai korps yang bertugas mejaga keamanan dan
ketertiban mampu menekan angka kriminalitas di masyarakat.

III. Solusi dan Penutup

Ini sudah zamannya demokrasi, sudah seharusnya diadakannya suatu perubahan


bukan hanya dari sisi infrastruktur namun perubahan dari sisi intelektual masyarakat agar
lebih berfikir untuk tidak melakukan tindak kejahatan. Hukum juga harus lebih tegas dan
adil dalam menangani setiap kasus, contohnhya kasus kejahatan yang mengakibatkan
munculnya korban korban. Hukum sebagai aturan tertinggi dalam suatu negara dibuat
untuk menjerakan pelaku pelanggarnya bukan malah mempermudah pelaku untuk terus
melanggar. Untuk membantu mengatasi dan menangani kasus-kasus kejahatan jalanan
yang terus meningkat tiap tahunnya, dibutuhkan dukungan serta kepedulian dari semua
pihak. Pihak yang paling utama tentunya adalah dari pihak Kepolisian. Polisi harus bisa
menjaga rasa aman dalam masyarakat. Sebab, implementasi mewujudkan rasa aman
terhadap tindak pidana yang dilakukan penjahat jalanan memang mewajibkan polisi
mengambil langkah-langkah yang tepat guna menanggulangi kejahatan jalanan. Dari sisi
pemerintah juga perlu diperbanyak ruang publik untuk kegiatan positif. Tingkat kejahatan
di Indonesia tentu memerlukan kerja keras pemerintah untuk menurunkannya. Harus
adanya saling dukung mendukung, termasuk pihak legislatif memberikan dukungan atas
tindakan tegas polisi terhadap pelaku kejahatan jalanan.

Selain kedua pihak tersebut, tentunya konteks masyarakat harus terlibat dalam upaya
mengurangi tingkat kejahatan jalanan di setiap wilayah di Indonesia. Polisi menghimbau
kepada masyarakat untuk membantu mengurangi angka kejahatan dengan memperkuat
kembali nuansa keagamaan di lingkungan masyarakat. Dari sisi keamanan nya diperlukan
juga untuk memperkuat kegiatan siskamling disetiap lingkungan sekitarnya. Dengan
begitu, secara perlahan lingkungan akan mulai aman tanpa adanya kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai