Oleh :
Dalam komunitas juga tentunya tidak dapat terpisahkan dari tempat dimana sebuah
komunitas tersebut tinggal. Pemanfaatan potensi lingkungan sangat berpengaruh dalam
mewujudkan tujuan atau kepentingan sebuah komunitas. Disamping adanya potensi
yang ada tentunya juga ada suatu permasalahan. Dengan memanfaatkan potensi yang
ada diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada dan dengan begitu potensi
dapat digunakan secara maksimal.
Menurut Undang-Undang Dasar 1945 tentang hak warga negara menjelaskan bahwa
setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali. Setiap
orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” jadi sudah dijelaskan dalam peraturan negara
bahwa setiap manusia atau masyarakat yang berkumpul atau membentuk suatu
komunitas dapat bebas menyampaikan pendapat dan memiliki hak untuk
bermusyawarah maupun bersuara.
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki luas daratan seluas 1.922.570
km2. Dengan luas yang sedemikian besarnya tentunya menjadikan Negara ini sebagai
Negara agraris terbesar di Asia Tenggara dimana sektor pertanian dan perkebunan
menjadi leading sector dalam pembangunan wilayah. Dengan luasnya sektor pertanian
dan perkebunan di Indonesia seharusnya menjadikan sektor ini lebih diperhatikan oleh
pemerintah keberadaannya. Keberadaan sumberdaya lahan merupakan kebutuhan
mendasar dari setiap aktifitas manusia yang dibutuhkan banyak masyarakat sebagai
lokasi tempat tinggal ataupun sebagai tempat melakukan aktifitas, misalnya pertanian
yang merupakan sektor strategis karena memiliki peranan penting yaitu sebagai
kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap lapisan masyarakat, baik dalam segi
perekonomian juga dalam keberlangsungan hidup masyarakat.
Potensi berikutnya adalah kebudayaan dari Desa Leuweung Kolot yaitu kegiatan
Serentaun yang merupakan upacara penyerahan hasil panen selama setahun dengan
memohon berkah Tuhan dan berharap hasil panen di musim berikutnya akan
meningkat. Selain upacara Serentaun, Desa Leuweung Kolot juga sarat akan kesenian
seperti kesenian karinding dan wayang golek yang masih ditekuni masyarakatnya. Oleh
karena itu, penelitian ini mengambil judul ”Identifikasi Keberlangsungan Hidup
Masyarakat Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor
berdasarkan potensi dan masalah”.
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengidentifikasi keberlangsungan hidup masyarakat
di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
berdasarkan potensi dan masalah yang ada dengan menyusun rekomendasi serta
konsep penanganan (action plan) bagi permasalahan yang ada.
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ruang lingkup studi ini terdapat ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup substansi,
sebagai berikut.
Pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu pada bulan September sampai Desember 2018,
yang dilakukan di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Ruang Lingkup penelitian yang diambil mencakup wilayah
administrasi Desa Leuweung Kolot dengan luas wilayah sekitar ± 189.9 hektar. Ruang
lingkup wilayah studi ini berbatasan dengan wilayah lain yaitu sebagai berikut :
Batasan-batasan lokasi studi lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Peta Administrasi Desa Leuweung Kolot
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi Penelitian
Kebutuhan data dalam studi ini bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan pengumpulan data yang dibagi berdasarkan jenis data yaitu data primer dan
data sekunder, sebagai berikut.
a. Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber asli. Sumber asli
yang dimaksud adalah diperoleh secara langsung di wilayah studi dengan tujuan
menyediakan data yang akan digunakan dalam proses analisis. Sumber data primer ini
didapatkan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang diperoleh oleh tim peneliti dalam studi ini adalah dari data yang
sudah ada dan tersedia di instansi yang berwenang. Data sekunder yang dimaksud
seperti data kependudukan, data kegiatan-kegiatan sosial dan data organisasi.
Metode pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode untuk pengumpulan
data, yang akan dijelaskan seperti berikut :
a. Survei
b. Live in
Live in merupakan suatu kegiatan menghargai dan mengetahui makna kehidupan yang
dilakukan dengan cara tinggal di rumah-rumah penduduk dan mengikuti seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat agar peneliti dapat lebih mengenal dan
mengerti dinamika kehidupan yang terjadi di wilayah studi. Metode ini akan dilakukan
selama menetap di rumah warga selama 3 hari 2 malam yang merupakan bentuk upaya
pendekatan sosial dimana peneliti berbaur bersama masyarakat setempat di Desa
Leuweung Kolot.
c. Kunjungan ke Instansi
Dalam studi ini peneliti melakukan beberapa teknik dalam proses pengumpulan data,
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan
pengamatan secara langsung dan sistematis dalam Nurkancana (1986). Pengamatan
lapangan merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan
pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Dalam hal ini
bertujuan untuk mengamati kegiatan sosial budaya, sarana dan prasarana,
kependudukan dan ekonomi masyarakat di Desa Leuweung Kolot.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(responden) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut dalam Lexy (1988).
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan keterangan dan meminta pendapat dari
pihak yang dijadikan sebagai informan, serta untuk lebih memahami obyek penelitian
secara cermat dan akurat, sehingga diperoleh kesempurnaan data dan hasil penelitian
yang bersifat obyektif dalam Koentjaraningrat (1983). Bentuk wawancara yang
digunakan adalah wawancara berstruktur, artinya untuk keperluan wawancara terlebih
dahulu disusun daftar pertanyaan dengan maksud agar pertanyaan yang diajukan
terarah dan wawancara berlangsung dengan lancar. Wawancara ditujukan kepada
beberapa pihak yang berwenang untuk memberikan data atau keterangan yang
diberikan
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penemuan kembali dan penyebaran dokumen dalam International Economic
Conference (1905). Informasi yang peneliti dapatkan adalah dalam bentuk foto dan
video yang menggambarkan tentang kegiatan komunitas di wilayah studi.
Dokumentasi yang dipakai oleh peneliti dengan menggunakan alat-alat pendukung
seperti kamera dan handycam. Pengambilan gambar diambil sebagai pendukung data
di wilayah studi.
d. Mental Map
Pembuatan mental map digunakan untuk menggambarkan informasi dalam bentuk peta
secara jelas kondisi lokasi studi. Mental map ini berguna untuk membantu peneliti,
melihat potensi dan masalah dari aspek sosial budaya, kependudukan, ekonomi, sarana
dan prasarana.
Kilas balik sejarah dengan bernapak tilas untuk mengetahui sejarah awal terbentuknya
Desa Leuweung Kolot, serta mengetahui perkembangan komunitas Desa Leuweung
Kolot sejak pertama berdiri hingga saat ini.
Pengolahan data dalam studi ini, menggunakan metode sesuai dengan aspek yang
dikaji, sebagai berikut.
a. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul tujuannya
untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan bilangan dan
bersifat koreksi.
b. Tabulasi
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat
tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Dalam hal ini peneliti
membuat tabel-tabel yang dibuat secara ringkas sesuai dengan analisis yang
dibutuhkan dalam identifikasi potensi dan masalah di Desa Leuweung Kolot.
c. Pemetaan
Lokasi
Desa Leuweung Kolot, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat Action Plan
Analisis
Memaparkan tentang potensi dan
Tema masalah yang telah terjadi di Desa
Leuweung Kolot
Desa Agraris dan
Budaya
Rekomendasi
Sasaran
Laporan penelitian ini teridi dari enam bab, dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab I berisikan uraian dari latar belakang penelitian, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
studi, metodologi penelitian, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan.
Bab II menjelaskan tentang teori literatur yang terkait, sesuai dengan pembahasan tema
penelitian di Desa Leuweung Kolot.
Bab IV Analisis
Bab IV memaparkan tentang potensi dan masalah yang telah diteliti di Desa Leuweung
Kolot dari beberapa aspek, yaitu aspek kependudukan, aspek sosial budaya, aspek
ekonomi, dan aspek sarana-prasarana.
Bab VI Kesimpulan
Bab VI berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan selama
penelitian berlangsung untuk menunjang penelitian ini
Tabel 1.1
Kebutuhan Data
No. Aspek Sub Aspek Data yang dibutuhkan Pengumpulan Data
1 Kependudukan Jumlah Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Sekunder (Kantor Desa)
Penduduk
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok
umur
Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
2 Sosial Budaya Sejarah Sejarah Desa Leuweung Kolot Primer (Observasi dan
Wawancara)
Tradisi Tradisi di Desa Leuweung Kolot
MINGGU TENANG
Okt
6 BAB III Gambaran Umum 4 Okt-4 Des
16 Okt-04
7 UTS
Nov
10
8 Survei 2
Nov
23-25
9 Live in
Nov
26 Nov-14
10 BAB IV Analisa
Des
10-17
11 BAB V Action Plan
Des
18-
12 BAB VI Kesimpulan 30
Des
13 UAS 03-15 Jan
September Oktober November Desember Januari
No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
21-
14 Perbaikan 31
Des
1.8 Rincian Dana
Laporan
Kegiatan/kebutuhan Jumlah Biaya
Kertas A4 2rim x @55.000 Rp 110.000,-
Tinta warna 1 set x @60.000 Rp 60.000,-
Tinta hitam 2 set x @30.000 Rp 60.000,-
Fotocopy Rp 200.000,-
Buku Gambar A3 1 buku Rp 55.000,-
ATK Rp 100.000,-
Jumlah Rp 585.000,-
Survei
Kegiatan Jumlah Biaya
Survei 1
- Kendaraan 2 x Rp 20.000 Rp 40.000,-
- Konsumsi 4 x Rp 20.000 Rp 80.000,-
Survei 2
- Kendaraan 2 x Rp 20.000 Rp 40.000,-
- Konsumsi 4 x Rp 20.000 Rp 80.000,-
Live in
- Kendaraan 3 x Rp 20.000 Rp 60.000,-
- Konsumsi (6 x Rp 20.000) 3 hari Rp 360.000,-
Jumlah Rp 660.000,-
Maket
Bahan Jumlah Biaya
PVC (1 mm) 8 x @20.000 Rp 160.000,-
Kertas duplex 5 x @9.000 Rp 45.000,-
Kertas mika (0.1 mm) Rp 10.000,- Rp 10.000,-
Lem korea 5 x @3.500 Rp 17.500,-
Lidi atau tusuk sate Rp 5.000,- Rp 5.000,-
Kawat Rp 5.000 Rp 5.000,-
Lakban kertas Rp 10.000,- Rp 10.000,-
Penggaris Rp 3.000,- Rp 3.000,-
Cutter Rp 13.000,- Rp 13.000,-
Gunting Rp 10.000,- Rp 10.000,-
Tang Rp 22.000,- Rp 22.000,-
Jumlah Rp 300.500,-
Jumlah Keseluruhan
Kegiatan Jumlah
Laporan Rp 585.000,-
Survei Rp 660.000,-
Maket Rp 300.500,-
Jumlah Rp 1.545.500,-
1.9 Struktur Peserta Studio Integral Komunitas Tahun 2018