Anda di halaman 1dari 9

DEMOKRASI MASA REFORMASI

Era Reformasi
Masa demokrasi pancasila pada Era Reformasi berusaha menembalikan perimbanan kekuatan antara
lembaga Negara,antara eksekutif, legeslatif dan yudikatif . Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai
dengan sekarang. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol dan menjadi nafas baru buat
indonesia.
Soeharto Mengundurkan Diri :O
Merupakan puncak perjuangan gerakan reformasi
menumbangkan renzim otoriter orde baru.
Pengangkatan BJ. Habibie
Diangkatnya beliau sebagai presiden
pada masa transisi mengawali usaha
menciptakan sistem kenegaraan yang
lebih demokratis.
Apakah itu Demokrasi Reformasi?
Demokrasi = hukum yang berlaku
Reformasi = bebasan yg bebas

Demokrasi Reformasi adalah demokrasi yang menuntut perubahan bagi rakyat menuju ke arah yang
lebih baik.
Ciri Utama Pemerintahan
Adanya partai politik yang independen.
Adanya pemberdayaan masyarakat sipil.
Adanya penguatan lembaga - lembaga perwakilan rakyat.
Adanya konsensus atau persetujuan umum mengenai aturan politik.
Contoh Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Era Reformasi
2004
Pemilu 2004 adalah pemilu pertama sejak Indonesia merdeka yang dilaksanakan secara langsung, dalam
arti masyarakat Indonesia dapat memilih Capres (Calon Presiden) dan Cawapres (Calon Wakil Presiden)
dan memilih anggota legislatif secara langsung. Peserta pemilu legislatif tahun 2004 sebanyak 24 partai
dan dimenang kan oleh Partai Golongan Karya, sedangkan peserta Pilpres (Pemilihan Presiden) sebanyak
5 pasangan dan di menangkan oleh pasangan SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla).
2009
KPU memutuskan untuk mengadakan Kampanye Terbuka, yang dimana para kompetitor mempunyai
jadwal yang ketat dalam berkampanye dalam waktu yang singkat. Hal ini merupakan salah satu contoh
pe laksanaan demokrasi. Namur hal ini juga tidak lepas dari banyak kekurangan, seperti panitia dengan
kinerja buruk, cuaca tidak mendukung, para perusuh dari partai lain. Mestinya di dalam Kampanye
Terbuka, hal ini harus di HILANGKAN secara hermanen agar menciptakan demokrasi.
Reformasi adalah suatu perubahan tatanan perikehidupan lama menjadi perikehidupan baru
yang lebih baik. Terjadinya peristiwa reformasi merupakan hal yang sudah menjadi pengalaman
kelam oleh seluruh bangsa indonesia, mengingat banyak penderitaan yang sudah mereka alami
selama berada dibawah keotoriteran Presiden Soeharto. Peristiwa Reformasi ini diwujudkan
dengan mengundurkan dirinya Soeharto dari jabatan sebagai presiden Republik Indonesia. Untuk
mengingat apa saja hal yang terjadi selama Presiden Soearto menjabat khususnya puncaknya
pada tahun 1998 bisa dilihat dibawah ini.

Kronologis Peristiwa Reformasi/Berakhirnya Masa Jabatan Soeharto

Berikut merupakan kronologi peristiwa pada masa jabatan Soeharto.

1. Tanggal 22 Januari 1998, Rupiah tembus 17.00,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan
rencana bantuannya.
2. Tanggal 12 Februari 1998, Sorharto menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan
Bersenjata,
3. Tanggal 5 Maret 1998, 20 Mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi gedung
DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggunjawaban Presiden
yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda Reformasi
Nasional. Mreka diterima oleh fraksi ABRI.
4. Tanggal 10 Maret 1998, Soeharto terpilh kembali untuk masa jabatan lima tahun yang
ketujuh kalinya dengan menggandeng B.J Habibie sebagai Wakil Presiden.
5. Tanggal 14 Maret 1998, Soeharto mengumunman kabinet baru yang dinamai dengan
Kabinet Pembangunan VII. Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana
terpilih sebagai menteri.
6. Tanggal 1 Mei 1998, Soeharto melalui menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri
Penerangan Alwi Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
7. Tanggal 2 Mei 1998, Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto
mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (1998).
8. Tanggal 4 Mei 1998, Harga BBM meroket 71%, disusul 3 hari kerusuhan di Medan
dengan korban sedikitnya 6 meninggal.
9. Tanggal 7 Mei 1998, Peristiwa Cimanggis, bentrokan antar mahasiswa dan aparat
keamanan terjadi di kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya, Cimanggis yang
mengakibatka sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di
antarana terkena tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat
pentungan ritan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
10. Tanggal 8 Mei1998, Peristiwa Gejayan. 1 Mahasiswa Trisakti terbunuh.
11. Tanggal 9 Mei 1998, Soeharto berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri
pertemuan KTT G-15. Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden
RI.
12. Tanggal 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti, 4 Mahasiswa Trisakti terbunuh.
13. Tanggal 13 Mei 1998, Kerusuhan Mei 1998 pecah di Jakarta. Kerusuhan juga terjadi di
kota Solo. Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15
di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam
pertemuan tatap muka dengan masyarakat Indonesia ki Kairp, Soeharto menyatakan akan
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Etnis Tionghoa mulai eksodus
meninggalkan Indonesia.
14. Tanggal 14 Mei 1998, Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di
Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah.
15. Tanggal 18 Mei 1998, Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko, meminta
Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden. Jenderal Wiranto mengatakan bahwa
pernyataan Harmoko tidak mempunyai dasar hukum. Wiranto mengusulkan pembentukan
"Dewan Reformasi". Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ, Forum Kota, UI dan
HMIMPO memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa
menduduki Gedung DPR/MPR.
16. Tanggal 19 Mei 1998, Soeharto berbicara di TV, menyatakan bahwa dia akan turun dari
jabatannya, tetapi menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya. Beberapa
tokoh muslim, termasuk Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, bertemu dengan
Soeharto . Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta. Dilaporkan
bentrokan terjadi dalam demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
17. Tanggal 20 Mei 1998, Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di
Monas, setelah 80.000 tentara bersiaga di kawasan Monas, 500.000 orang berdemonstrasi
di Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwono X, Demonstrasi besar lainnya juga
terjadi di Surakarta, Medan, Bandung. Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya
mengundurkan diri pada jumat, 22 Mei atau DPR/MPR akan terpaksa memilih Presiden
baru. Sebelas menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk Ginandjar Kartasasmita,
Milyuner kayu Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.
18. Tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengumukan pengunduran dirinya pada hari kamis 21
Mei 1998 pukul 09.00 WIB di Istana Merdeka. Wakil Presiden B.J Habibie menjadi
Presiden baru Indonesia. Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan tetap melindungi
presiden dan mantan-mantan presiden.Terjadi perdebatan tentang proses transisi ini.
Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan
kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
19. Tanggal 22 Mei 1998, Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi". Letjen
Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR,
bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol dan
antribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR,
mahasiswa menggangap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru.
Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas Atma Jaya.

Simpulan
Munculnya reformasi disebabkan oleh krisis ekonomi dan politik di Asia, ketidakpuasan masyarakat
Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto, dan adanya para demonstran yang menginginkan
diadakannya reformasi total, peristiwa Trisakti yang menyebabkan presiden Soeharto mengundurkan diri
dari jabatannya. Kemudian untuk menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat tersebut, ada
beberapa hal yang di keluarkan yakni;
• kebijakan dari B.J Habibieyang meliputi:
― kebijakan dalam bidang politik
― kebijakan dalam bidang ekonomi
― kebijakan dalam menyampaikan pendapat dan pers
― kebijakan pemilihan umum
• dikeluarkannya ketetapan MPR dan Tap MPR
• dilaksanakannya Amandemen UUD 1945
setelah dilaksanakannya Amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan. Pelaksanaan demokrasi
didasari atas nilai-nilai yang terkandumg dalam pancasila. Sistem pemerintahan pada masa orde
reformasi mulai diatur dalam UU dan ataupun UUD 1945.
3.2 Saran
Diharapkan kita sebagai generasi bangsa agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dan
merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menghargai pendapat orang lain serta menyelesaikan
masalah secara musyawarah mufakat tanpa adanya kekerasan sehimgga negara kita tetap damai dan
tenteram.
INDONESIA PADA MASA ERA REFORMASI
Pahma Herawati/S/A Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik secara
konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi,
hukum,sosial dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan
dan persaudaraan. Gerakan Reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai
segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum dan krisis sosial merupakan faktor-faktor yang
mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan krisis kepercayaan telah menjadi salah satu
indikator yang menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-
tawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat indonesia mendukung sepenuhnya gerakan
reformasi tersebut
1. Pengertian dan Agenda sistem pemerintahan Reformasi Reformasi merupakan suatu
perubahan tatanan perikehidupan lama dengan perikehidupan baru dan secara hukum menuju
kearah perbaikan. Reformasi merupakan formulasi menuju indonesia baru dengan tatanan baru.
Tatanan gerakan reformasi pada mulanya disuarakan dari kalangan kampus yaitu Mahasiswa,
dosen maupun rektor. Situasi politik dan ekonomi indonesia yang demikian terpuruk mendorong
kalangan kampus tidak hanya bersuara melalui mimbar bibas di kampus, namun akhirnya
mendorong mahasiswa turun ke jalan.[1]
2. Latar belakang lahirnya masa pemerintahan Reformasi Krisis finansial Asia yang terjadi sejak
tahun 1997 menyebabkan ekonomi indonesia melemah. Keadaan memburuk. Adanya sistem
monopoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha. Pada masa orde baru, orang-orang dekat
dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan kesempatan bahkan mampu berbuat
apa saja demi keberhasilan usahanya. Terjadi krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak
yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehingga
terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul
kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan. KKN semakin merajalela, ketidakadilan dalam
bidang hukum, pemerintahan orde baru yang otoriter dan tertutup, besarnya peranan militer
dalam orde baru, adanya 5 paket UU serta memunculkan demonstrasi yang digerakkan oleh
mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total.[2]
3. Munculnya Gerakan Reformasi Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan
kehidupan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, tujuan lahirnya gerakan reformasi adalah untuk
memperbaiki tatanan perikehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesulitan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok merupakan faktor atau penyebab utama lahirnya
gerakan reformasi. Namun, persoalan itu tidak muncul secara tiba-tiba. Banyak faktor yang
mempengaruhinya, terutama ketidakadilan dalam kehidupan politik, ekonomi dan hukum.
Pemerintahan orde baru dipimpin presiden Soeharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten
dan konsekuen dalam melaksanakan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966,
Orde baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintahan Orde Baru
banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai pancasila dan ketentuan-ketentuan yang
tertuang dalam UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat kecil. Bahkan, Pancasila dan UUD
1945 hanya dijadikan legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan. Penyimpangan-
penyimpangan itu melahirkan krisis multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya
gerakan reformasi, yaitu:
a. Krisis Politik Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai
kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang dikeluarkan
pemerintahan orde baru selalu dengan alasan dalam kerangka pelaksanaan demokrasi pancasila.
Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam rangka mempertahankan kekuasaan presiden
Soeharto dan kroni-kroninya. Artinya, demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan orde baru
bukan demokrasi yang semestinya, melainkan demokrasi rekayasa. Dengan demikian, yang
terjadi bukan demokrasi yang berarti dari, oleh, untuk rakyat, melainkan demokrasi yang berarti
dari,oleh dan untuk penguasa. Pada masa orde baru, kehidupan politik sangat represif, yaitu
adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi atau orang-orang yang berpikir
kritis.[3]
Ciri-ciri kehidupan politik yang represif, yaitu:
1. Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai tindakan
subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indinesia)
2. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau demokrasi
rekayasa.
3. Terjadinya Korupsi, kolusi dan Nepotisme (KKN) yang merajalela dan masyarakat tidak
memiliki kebebasan untuk mengontrolnya.
4. Pelaksanaan Dwifungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga negara sipil untuk ikut
berpartisipasi dalam pemerintahan
5. Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Soeharto dipilih menjadi
presiden melalui sidang umum MPR, tetapi pemilihan itu merupakan hasil rekayasa dan tidak
demokratis.
b. Krisis Hukum Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak
terbatas pada bidang politik. Dalam bidang hukumpun, pemerintah melakukan intervensi.
Artinya, kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para penguasa dan
bukan untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan, hukum sering dijadikan alat
pembenaran para penguasa. Kenyataan itu bertentangan dengan ketentuan pasal 24 UUD 1945
yang menyatakan bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari
kekuasaan pemerintah (eksekutif). Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia tenggara
sejak juli 1996 mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ternyata, ekonomi
indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis ekonomi indonesia
diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat. Pada tanggal 1
Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp. 2,575.00 menjadi 2,603.00 per dollar Amerika
serikat. Pada bulan desember 1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun
menjadi Rp. 5,000.00 per dollar. Bahkan pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus
melemah dan mencapai titik terendah, yaitu Rp. 16,000.00 per dollar. Krisis ekonomi yang
melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti: 1. Hutang luar negeri
indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi. Meskipun, hutang itu
bukan sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk
mengatasi krisis ekonomi.
d. Krisis Sosial Krisis politik, hukum dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis
sosial. Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya konflik
politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada meletusnya berbagai
kerusuhan dibeberapa daerah. Ketimpangan perekonomian indonesia memberikan sumbangan
terbesar terhadap krisis sosial. Pengangguran, persediaan sembako yang terbatas, tingginya
harga-harga sembako, rendahnya daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang rentan
terhadap krisis sosial.
e. Krisis Kepercayaan Krisis multidimensional yang melanda bangsa indonesia telah
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto.
Ketidakmampuan pemerintah dalam membangun kehidupan politik yang demokratis,
menegakkan pelaksanaan hukum dan sistem peradilan, dan pelaksanaan pembangunan ekonomi
yang berpihak kepada rakyat banyak telah melahirkan krisis kepercayaan. Kronologi peristiwa
reformasi secara garis besar, kronologi gerakan reformasi yaitu sebagai berikut: 1. Sidang Umum
MPR (maret 1998) memilih Soeharto dan B.J Habibie sebagai presiden dan wakil presiden RI
untuk masa jabatan 1998-2003. Presiden Soeharto membentuk dan melantik kabinet
Pembangunan VII. 2. Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak
menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut penurunan harga barang-barang
kebutuhan (sembako), penghapusan KKN dan mundurnya Soeharto dari kursi Kepresidenan. 3.
Pada tanggal 12 mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa universitas Trisakti jakarta telah
terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan empat orang mahasiswa (elang
mulia lesmana, Hery Hartanto, Hafdhin A. Royan, dan Hendriawan Sie) tertembak hingga tewas
dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka-luka. Kematian empat mahasiswa tersebut
mengobarkan semangat para mahasiswa dan kalangan kampus untuk menggelar demonstrasi
secara besar-besaran. 4. Pada tanggal 13-14 mei 1998, di jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan
massal dan penjarahan sehingga kegiatan masyarakat menalami kelumpuhan. Dalam peristiwa
itu, puluhan toko dibakar dan isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati terbakar. 5. Pada tanggal
19 mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di jakarta dan sekitarnya
menduduki DPR dan MPR pada saat yang bersamaan, tidak kurang dari satu juta manusia
berkumpul di alun-alun utara keraton yogyakarta untuk menghadiri pisowanan agung, guna
mendengarkan maklumat dari Sri Sultan Hamengku Buwana X dan Sri Paku Alam VII. 6. Pada
tanggal 19 mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR mengeluarkan pernyataan berisi
anjuran agar presiden Soeharto mengundurkan diri. 7. Pada tanggal 20 mei 1998, presiden
soeharto mengundang tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dimintai
pertimbangan dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden
Soeharto 8. Pada tanggal 21 mei 1998, pukul 10.00 di istana negara, presiden Soeharto
meletakkan jabatannya sebagai presiden RI dihadapan ketua dan beberapa anggota Mahkamah
Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, kemudian Soeharto menyerahkan jabatannya kepada
wakil presiden B.j.Habibie sebagai presiden RI. Pada waktu itu juga B.J habibie dilantik menjadi
presiden RI oleh ketua MA. Beberapa sebab lahirnya gerakan reformasi adalah krisis
moneter,ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, dan kepercayaan terhadap pemerintahan
soeharto. Nilai tukar rupiah terus merosot. Para investor banyak yang menarik investasinya.
Inflasi mencapai titik tertinggi dan pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah selama
pemerintahan orde baru. Kehidupan politik hanya kepentingan para penguasa. Hukum dan
lembaga peradilan tidak dapat menjalankan fungsi dan peranannya. Pengangguran dan
kemiskinan terus meningkat. Nilai-nilai budaya bangsa yang luhur tidak dapat dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah
sampai pada titik yang paling kritis. Oleh karena itu, krisis kehidupan masyarakat indonesia
sering disebut sebagai krisisi multidimensional. Demonstrasi bertambah gencar dilaksanakn oleh
para mahasiswa, terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos
angkutan pada tanggal 4 mei 1998. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa
mencakup beberapa tuntutan, seperti: 1. Adili soeharto dan kroni-kroninya 2. Laksanakan
Amandemen UUD 1945 3. Penghapusan Dwifungsi ABRI 4. Pelaksanaan Otonomi daerah
seluas-luasnya 5. Tegakkan Supersemar Hukum 6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN
Setelah peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 mei 1998, seluruh
lapisan masyarakat indonesia berduka dan marah, akibatnya, tragedi ini diikuti dengan peristiwa
anarkis di ibukota dan di beberapa kota lainnya pada tanggal 13-14 mei 1998, yang
menimbulkan banyak korban baik jiwa maupun material. Semua peristiwa tersebut makin
meyakinkan mahasiswa untuk menguatkan tuntutan pengunduran Soeharto dari kursi
kepresidenan. Pilihan aksi yang kemudian dipilih oleh kebanyakan kelompok massa mahasiswa
untuk mendorong turunnya Soeharto mengerucut pada aksi pendudukan gedung DPR/MPR.
Pendudukan Gedung DPR/MPR RI adalah peristiwa monumental dalam proses pelengseran
Soeharto dari tampuk kekuasaan presiden dan tuntutan reformasi. Dalam peristiwa ini, ribuan
mahasiswa dari berbagai kampus bergabung menduduki gedung DPR/MPR untuk mendesak
Soeharto mundur.[4] 4. Sistematika Pelaksanaan UU 1945 pada masa Orde Reformasi Pada masa
orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi dengan
berdasarkan kepada pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa Orde
Reformasi dilandasi semangat Reformasi, dimana paham demokrasi berdasar atas kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/ perwakilan, dilaksanakan
dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, selalu memelihara persatuan indonesia dan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa Reformasi telah
banyak memberi ruang gerak kepada parpol dan komponen bangsa lainnya termasuk lembaga
permusyawaratan rakyat dan perwakilan rakyat mengawasi dan mengontrol pemerintah secara
kritis sehingga dua kepala negara tidak dapat melaksanakan tugasnya sampai akhir masa
jabatannya selama 5 tahun karena dianggap menyimpang dari garis Reformasi.[5] Ciri-ciri umum
demokrasi Pancasila pada masa orde Reformasi: 1. Mengutamakan musyawarah mufakat 2.
Mengutamakan Kepentingan masyarakat, bangsa dan negara 3. Tidak memaksakan kehendak
pada orang lain 4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan 5. Adanya rasa tanggung jawab
dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah 6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati yang luhur 7. Keputusan dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan 8. Penegakan kedaulatan rakyat
dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga
swadaya masyarakat. 9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif,
Eksekutif dan Yudikatif 10. Penghormatan kepada beragam asas, ciri dan aspirasi dan program
parpol yang memiliki partai 11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari
pelaksanaan hak asasi manusia 5. Sistem pemerintahan Pada masa Orde Reformasi Sistem
pemerintahan masa orde baru reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan sebagai bersikut:
a. Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk
mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan sesuai pasal 28 UUD 1945 dapat
terwujud dengan dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai politik yang memungkinkan
multipartai b. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta
tanggung jawab dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX/MPR/1998 yang ditindak
lanjuti dengan UU no 30/2002 tentang KOMISI pemberantasan tindak pidana korupsi c.
Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui sidang tahunan dengan
menuntut adanya laporan pertanggung jawaban tugas lembaga negara, UUD 1945 di
amandemen, pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat presiden dalam
sidang istimewanya. d. Dengan Amandemen UUD 1945 masa jabatan presiden paling banyak
dua kali masa jabatan, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari
pemilu 2000 dan yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pertama pilihan langsung
rakyat adalah Susilo Bambang Yodoyono dan yoesuf kalla, MPR tidak lagi lembaga tertinggi
negara melainkan lembaga yang kedudukannya sama dengan presiden, MA, BPK, kedaulatan
rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD. Di dalam amandemen UUD 1945 ada
penegasan tentang sistem pemerintahan presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat.
Dengan mekanisme pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. 6. Beberapa
kebijakan yang dikeluarkan B.J. Habibie untuk mewujudkan Tujuan dari Reformasi a. Kebijakan
dalam bidang politik Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-
undang masa orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini
tiga undang-undang tersebut yaitu: · UU No. 2 tahun 1999 tentang partai politik · UU No. 3
tahun 1999 tentang pemilihan umum · UU No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan
DPR/MPR b. Kebijakan dalam bidang ekonomi Untuk memperbaiki perekonomian yang
terpuruk, terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU no 5 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen c. Kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan pers Kebebasan
menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat dari
munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat dapat
menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Disamping kebebasan dalam
menyampaikan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam Pers
dilakukan dengan cara menyederhanakan Permohonan Surat Ijin Usaha Penerbitan (SIUP) d.
Pelaksanaan Pemilu Pada masa pemerintahan B.J Habibie berhasil diselenggarakan pemilu
multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48
partai politik. Dalam pemerintahan B.J Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor
Timur. B.J Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Masa
Reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain: a) Keluarnya
ketetapan MPR RI No X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi b) Ketetapan No
VII/MPR/1998 tentang pencabutan Tap MPR tentang Referendum c) Tap MPR RI No
XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN d) Tap MPR RI No
XII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden RI e) Amandemen
UUD 1945 sudah sampai Amandemen I,II,III,IV

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Anda mungkin juga menyukai