Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana kondisi politik bangsa Indonesia menurut narasumber pada masa Orde Baru?

Dari literatur yang telah saya baca, orde baru merupakan orde baru lahir sebagai respon terhadap
orde lama yaitu kepemimpinan presiden Soekarno. Secara literatur yang menjadi ciri khas dari orde
baru ini adalah diterapkannya demokrasi pancasila, namun penerapannya memang tidak sesuai
dengan demokrasi pancasila. Jadi kekuasaan orde baru berdasarkan trias politik ada tiga yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pada masa orde baru, kekuasaan eksekutif lebih besar atau
overpower dibandingkan dengan kekuasaan-kekuasaan yang lain. Kalo dilihat dari praktiknya
kedudukan DPR itu lebih rendah daripada eksekutif dan DPR pun tidak memiliki andil atau kekuasaan
yang cukup kuat untuk menggulingkan eksekutif. Meskipun pada saat itu tetap dilaksanakan
demokrasi seperti pemilihan umum untuk presiden, namun berkali-kali presiden suharto tetap
terpilih karena memang pada saat itu presiden soeharto memiliki kekuasaan politik yang cukup
besar, tidak hanya dalam negara tetapi juga dalam sosial. Selanjutnya, ini juga berkaitan dengan
sistem kepartaian yang diterapkan oleh Indonesia pada saat itu. Jadi pada saat orde baru sistem
yang diterapkan adalah sistem multi partai, hanya saja terjadi penggabungan partai-partai politik,
yang awalnya pada saat orde lama ada hampir sampai 30an partai politik, pada saat orde lama
menjadi 3 partai politik yaitu PPP sebagai golongan islam dan agama, PDI sebagai golongan
nasionalis atau moderat, dan Golkar sebagai golongan karya. Karena presiden Suharto dari Golkar,
pada saat itu PNS sebagai abdi negara diharuskan untuk memilih golkar, hal itu yang menyebabkan
golkar menang terus menerus. Selain itu adanya pelarangan Partai Komunis Indonesia atau PKI, ini
berkaitan dengan kejadian G30SPKI maka dari itu pada saat orde baru PKI itu sangat dilarang.

Bagaimana kondisi ekonomi bangsa Indonesia menurut narasumber pada masa Orde Baru?

Membahas kondisi ekonomi akan berhubungan juga dengan ideologi yang diterapkannya juga.
Indonesia pada masa orde baru ini merapkan ekonomi pancasila yang mengedepankan asas
kekeluargaan dan musyawarah mufakat. Sementara itu sistem pemerintahan pada masa orde baru
ini menerapkan sistem sentralistik, jadi setiap urusan pemerintah dan pembangunan ini dipusatkan
oleh pemerintah pusat, maka dari itu proses pembangunan ekonomi ini berfokus di Pulau Jawa.
Salah satu programnya yaitu REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Jika dilihat dari
programnya sebenarnya dapat dikatakan berhasil karena ada efeknya, salah satunya Indonesia
menjadi Swasembada pangan yang di mana kemudian Indonesia bisa mengekspor bahan-bahan
pokok ke Negara-negara Asia Tenggara lainnya. REPELITA ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu
Tahap I, Tahap II, Tahap III, dan Tahap IV. Salah satu dampak positifnya adalah adanya program
ekonomi yang konsisten salah satunya REPELITA yang dijalankan 5 tahun sekali, kemudian
dampaknya pembangunan ekonomi pada saat itu baik, indonesia cukup independen dalam hal
perekonomian, sampai-sampai kurs dollar pada saat itu tidak terlalu jauh. Namun kemudian ada
beberapa hal yang mengganjal dalam perekonomian di Indonesia salah satunya adalah yang ditandai
dengan peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) pada tahun 1974, peristiwa ini terkait
protes dari bangsa Indonesia karena pada saat itu Indonesia gembor-gemboran sedang
melaksanakan investasi bagi pengusaha asing. Jadi pada saat itu ada perdana menteri jepang yaitu
Tanaka, mereka mau melaksanakan investasi, bahkan freeport pada saat juga dilaksanakan
kontraknya pada jaman orde baru. Dari banyaknya yang mau melakukan investasi di Indonesia,
kemudian mahasiswa dan pelajar saat itu keberatan dengan hal tersebut kemudian terjadinya demo
dan chaos juga kondisi sosial pada saat itu. Sayangnya program REPELITA yang telah dijalankan pada
masa orde baru itu kandas hanya dalam hitungan 1 tahun yaitu pada 1997 di mana terjadi krisis
moneter. Namun krisis moneter ini penyebab utamanya dari luar yaitu dari Amerika bahkan Asia
Tenggara lainnya dan berdampak pada Indonesia, hal ini menyebabkan kurs rupiah terhadap dolar
itu turun dan perekonomian di Indonesia menjadi kacau, inflasi tinggi, daya beli masyarakat
menurun. Yang kemudian membuat masyarakat menjadi chaos, terjadi penjarahan di toko-toko
orang Cina, kemudian memunculkan aktivitas pemberontakan dari masyarakat terhadap
pemerintahan orde baru karena melihat pemerintahan orde baru tidak bisa mengatasi
permasalahan ini. Pemerintah orde baru pada saat itu memang sudah bobrok termasuk banyaknya
peristiwa KKN. Hal tersebut menjadi pemicu terjadinya gerakan reformasi.

Bagaimana kondisi sosial budaya bangsa Indonesia menurut narasumber pada masa Orde Baru?

Karena orde baru merupakan respon bentuk ketidakpuasan dari orde lama. Salah satu respon
ketidakpuasan ini adalah penumpasan Partai Komunis Indonesia. Kondisi sosial pada saat itu adalah
pembersihan terhadap kabinet-kabinet atau unsur-unsur pemerintahan dari PKI. Yang terjadi adalah
penangkapan orang-orang yang dianggap sebagai antek-antek PKI. Selanjutnya yang menjadi khas
orde baru ini adalah adanya intervensi terhadap kebebasan berpendapat. Jadi pada saat orde baru,
warga negaranya tidak bisa berpendapat dengan bebas seperti sekarang, masyarakat tidak boleh
mengkritik pemerintah. Pemerintah menjadi pihak yang otoriter dan anti kritik. Ketika ada orang
yang mengkritik pemerintah, biasanya orang tersebut langsung ditangkap atau diculik. Misalnya
orang yang suka mengkritik seperti Iwan Fals lewat lagu-lagunya yang mana setiap kali beliau
menciptakan lagu yang mengkritik pemerintahan orde baru, setiap itu juga ia dipenjarakan.
Selanjutnya Munir, Salim Kancil, dan Marsinah yang membahas mengenai buruh. Yang sebenarnya
mereka yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia, mereka protes terhadap kekejaman rezim orde
baru kepada mereka. Hanya saja ketiga orang tersebut ada yang terbunuh dan ada yang hilang.
Namun sampai sekarang tidak diketahui pelakunya, ini yang menjadi salah satu dosa besar yang
dilakukan pada masa orde baru terhadap Pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Kemudian adanya kegiatan menasionalisasi warga-warga Tionghoa. Seperti yang kita tahu warga-
warga Tionghoa sudah ada di Indonesia sejak lama. Pada masa orde baru, presiden Soeharto ini
mempunyai sentimen yang agak besar terhadap warga-warga Tionghoa. Maka dari itu terjadi
diskriminasi yang cukup besar terhadap pemerintahan orde baru, salah satunya adalah
mengumpulkan orang-orang Cina ke dalam pecinan atau ke dalam suatu daerah yang mana disana
ada orang-orang cina termasuk menasionalisasi nama-nama mereka. Selanjutnya berkaitan dengan
sosial budaya pun yang khas adalah praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) di Pemerintahan orde
baru. Hal ini terjadi pada awalnya karena kekuasaan eksekutif yang terlalu besar, hal ini
menyebabkan orang-orang yang duduk di Pemerintahan itu adalah orang orangnya Soeharto atau
nepotisme. Kemudian Korupsi dan Kolusi ini merembet ke kegiatan birokrasi yang segala sesuatunya
itu harus ada uang suap, grativikasi ataupun harus ada korupsi dalam setiap kegiatannya. Dan itupun
yang kemudian menjadi membuat pemerintahan orde baru ini menjadi kacau.

Bagaimana kondisi ideologi bangsa Indonesia menurut narasumber pada masa Orde Baru?

Untuk ideologi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan politik, namun ideologi lebih ke landasan
negara dalam melaksanakan kegiatannya. Seperti yang kita ketahui ideologi Indonesia adalah
Pancasila. Kalau kita lihat sebenarnya pancasila itu merupakan gabungan antara kedua ideologi yaitu
liberal dan komunis. Liberal yang dimaksud adalah Indonesia tetap diberi kebebasan bagi
masyarakatnya namun kebebasan tersebut dibatasi oleh Undang-Undang yang kemudian dalam
pelaksanaannya tetap harus berorientasi pada kepentingan bersama yang merupakan salah satu
ideologi dari komunis. Yang berbeda selain pancasila adalah Indonesia juga menerapkan sistem
demokrasi. Demokrasi pada jaman orde baru ini konteksnya adalah demokrasi pancasila. Namun
dalam pelaksanaannya ini bisa dikatakan sebagai demokrasi terpimpin atau bahkan diktator, karena
meskipun ada pemilu, pemimpin yang ada ini tetap tidak bisa digantikan (tidak ada pergantian
kekuasaan). Alasan disebut sebagai ideologi pancasila karena yang menjadi ciri khas pada orde baru
yaitu penolakannya yang keras terhadap PKI atau golongan-golongan komunis. Yang mereka pahami,
pada saat demokrasi terpimpin ini bahwa komunis merupakan ideologi yang sesat karena mereka
tidak sesuai dengan asas pertama pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, lalu mereka tidak
memberikan kebebasan terhadap warga negaranya, dan terakhir karena adanya kejadian G30SPKI
itu dan kemudian membuat orang-orang di orde baru sangat membenci terhadap PKI. Meskipun
ideologinya demokrasi pancasila, namun pelaksanaannya sebenarnya tidak mencerminkan
demokrasi pancasila itu sendiri yang mana terjadinya KKN, kekuasaan yang terlalu berat sampai
maraknya kejahatan-kejahatan sosial yang terjadi di masyarakat seperti penangkapan-penangkapan
aktivis, pembungkaman pers, yang membuat tidak relevannya dengan demokrasi pancasila.

Menurut narasumber mana yang lebih baik antara pemerintahan Orde baru dengan pemerintahan
dewasa ini? Mengapa?

Sebenarnya jika berbicara mana yang lebih baik kita harus bersikap rasional dalam artian selama apa
yang ada pada orde baru ini hal yang positif untuk saat ini ya kenapa tidak diadaptasi. Namun secara
umum sifat reformasi merupakan pembaharuan dari sesuatu yang telah usang, dalam hal ini
konteksnya adalah pemerintahan orde baru. Jadi lebih baik pemerintahan saat ini, karena kejahatan-
kejahatan pemerintah seperti pelanggaran HAM, kekuasaan eksekutif yang terlalu besar sampai
pembungkaman pers sudah lebih batik daripada dulu. Sekarang sudah diberi kebebasan
berpendapat, mengkritik, bisa mendirikan partai politik sendiri, bisa berkontribusi dalam kegiatan
kenegaraan itu merupakan sesuatu yang sangat hebat. Namun belum bisa dikatakan era reformasi
sekarang merupakan yang terbaik, karena harus dibenahi sekarang. Karena keadaan sekarang
meskipun sudah era reformasi tetap saja ketika ada yang mengkritik pemerintah dipolisikan, dengan
alasan mengacaukan stabilitas negara, dan pelanggaran-pelanggaran HAM masih banyak terjadi
sekarang, seperti kekerasan-kekerasan aparat terhadap warga sipil, tindakan korupsi juga masih
menjadi permasalahan saat ini. Jadi intinya reformasi memang lebih baik dari orde baru, tetapi tidak
bisa dikatakan juga era reformasi ini sudah sempurna, karena reformasi tetap butuh pengawalan
dan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai