Katalase
Hari ini admin membagikan Laporan Praktikum Enzim Katalase pada hati
ayam, Laporan enzim katalase pada pankreas dan hati ayam lengkap
dengan pembahasannya.
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
o A. Latar belakang
o B. Pembatasan masalah
o C. Rumusan masalah
o D.Tujuan praktikum
o B. Struktur enzim
o C. Ciri-Ciri Enzim
o E. Hipotesa
Alat
Bahan
BAB V PENUTUP
o A. Kesimpulan
o B. Saran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Metabolisme berasal dari kata metabole (yunani) yang berarti berubah.
keseluruhan proses kimiawi suatu organisme disebut metabolisme
metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel
hidup. Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses
penyusunan yang disebut anabolisme dan proses pembongkaran yang
disebut katabolisme.perubahan – perubahan yang terjadi pada proses
anabolisme dan katabolisme daapat di percepat dengan suatu zat yang di
sebut enzim.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap.
Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas
oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan
peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu
yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja
secara optimal pada suhu kamar (±30*C) dan suasana netral. Hal ini dapat
dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi
sangat lambat. Bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya
gelembung yang dihasilkan dan bara api tidak menyala. Sedangkan pada
suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.
Cara kerja yang dilakukan enzim yaitu molekul selalu bergerak dan saling
bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk
molekul enzim yang tepat maka akan menempel pada enzim. Tempat
menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif.
Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
B. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah dalam laporan ini adalah ;
Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup
yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah “ pengaruh enzim
katalase terhadap larutan asam klorida(HCL),Larutan hidrogen
peroksida(H2O2),Dan larutan natrium hidroksida (NAOH)”
C. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah ;
A. Enzim
Metabolisme sangat bergantung pada enzim. Enzim berperan sebagai
pemercepat reaksi metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup, tetapi
enzim tidak ikut bereaksi.
B. Struktur enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya.akan
tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan
dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif (active side)
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian,
yaitu bagian protein dan bagain bukan protein.
C. Ciri-Ciri Enzim
1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup
yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak
pada suhu yang tinggi dan dipengaruhi pH.
3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi
reaks tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang
terpengaruhi oleh enzim rtersebut substrat. Substrat adalah zat yang
bereaksi. Oleh karena
4. macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam
enzim pun banyak
5. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali
karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul
enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.
6. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan
suatu protein . Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika
telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
7. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat
reaksi namun tidak ikut bereaksi.
8. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu
senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula
bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.
E. Hipotesa
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini
juga memiliki ciri – ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan
sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat keasaman lingkungannya.
Tabung reaksi
Lampu bunsen/ lampu spritus
Gelas ukur
Tungku segitiga
Pipet tetes
Corong pemisah
Penjepit tabung reaksi
Botol cuci
Rak tabung reaksi
Sikat tabung reaksi
Ose / bara api
Alat tulis
Kamera digital /hp
Tisu
Korek api
Lumpang porselin
Penangas
Alu
Kertas labe
Bahan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan dalam Laporan Praktikum Enzim Katalase ini adalah ;
B. Saran
adapun Saran dalam laporan praktikum ini adalah ;
1. Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar
jam pelajaran) untuk melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti
dan intensif dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja enzim.
2. Dibutuhkan alat -alat yang lebih lengkap agar data hasil percobaan
kami lebih akurat.
3. dalam melakukan praktikum harus berhati-hati agar tidak terkena
cairan yang berbahaya.
https://www.academia.edu/42005863/
LAPORAN_PRAKTIKUM_ENZIM_KATALASE
Disusun oleh :
Kelompok 4
Finka Nur Indira
Muhammad Rafky Addina
Piga Raken Sabhira
Sheilla Nadia Faizatu Aisha
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan laporan penelitian kali ini yaitu:
H202 H20 + 02
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Penemuan-Penemuan Sebelumnya
Enzimologi merupakan ilmu yang dipelajari dalam bidang kedokteran, ilmu pangan, teknologi
pengelolaan pangan dan cabang-cabang ilmu pertanian. Penemuan enzim berawal pada tahun 1700-an
dan awal tahun 1800-an. Penemuan pada pencernaan daging oleh sekresi perut dan ludah. Namun
mekanisme perubahan tersebut dijelaskan.
Perubahan gula menjaddi alkohol oleh ragi, telah dikemukakan oleh Louis Pasteur pada abad ke-
19. Louis Pasteur mengemukakan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang
terdapat dalam sel ragi tersebut sebagai "ferment" dan diperkirakan bahwa hanya berfungsi dalam
tubuh hidup.
Pada tahun 1878, jerman Wilhelm kuhe (1837-1900) pertama kali menggunakan istilah "enzyme"
yang berasal dari bahasa yunanai yang berarti "dalam bahan pengembang" ragi. Untuk menjelaskan
prosses ini. Kata enzyme digunakan untuk merajuk kepada benda mati seperti pepsin dan kata ferment
digunakan untuk emrajuk kepada aktifitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Pada tahun 1907, eduard bucher menerima penghsrgssn nobel dalam bidang kimia "atas riset
biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya". Mengikuti praktek bucner, enzim
biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk
mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran –ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut
(lactase merupakan merupakan enzim yang mengurai laktosa).
Pada tahun 1926, James B. Summer berhasil mengkristlisasi enzim urase dan menunjukkan bahwa
enzim ini merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim.
Hal ini secara tuntas dibuktikkan oleh northop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin
(1930), tripsin dan kemotripsin.
Enzim dapat dikatalisasi dan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. metode ini
pertama kali diterapkan pada lisozim. Enzim ditemukan pada air mata, air ludah dan putih telur.
Struktur enzim digambarkan oleh sejumlah ilmuan yang diketahui oleh David Chilton Philips dan
dipublikasikan pada tahun 1965.
2.2 Dasar Teori
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan
untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut
bereaksi. Oleh sebab itu enzim disebut sebagai salah satu katalisator alami. Enzim terdiri dari apoenzim dan
gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian
enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim
(tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel
badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida ( H202), merupakan
senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam
tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air ( H20) dan oksigen (02) yang tidak berbahaya. Enzim
katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H202) menjadi air (H20) dan oksigen (02). Penguraian
peroksida (H20) ditandai dengan timbulnya gelembung.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian
yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti
besi,tembaga , seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik
merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus
prospetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif seperti halnya
gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan
biotin). Holoenzim merupakan enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengaktalisis bersama dengan
koenzim atau gugus logam.
Sifat-Sifat Enzim
1. Biokatalisator
2. Termolabil
Satu jenis enzim bekerja secara khusus hanya pada satu jenis substrat.
menjadi air (H20) dan oksigen (02), sedangkan enzim lipase menguraikan
Cara kerja enzim dikenal dalam 2 teori yaitu teori “lock and key” dan teori induced fit.
Diagram yang menggambarkan hipotesis ketepatan induksi. Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan
modifikasi model kunci dan gembok: oleh karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tapak aktif secara
terus menerus berubah bentuknya sesuai dengan interaksi antara enzim dan substrat. Akibatnya, substrat tidak
berikatan dengan tapak aktif yang kaku. Orientasirantai samping asam amino berubah sesuai dengan substrat
dan mengijinkan enzim untuk menjalankan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus, misalnya glikosidase,
molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki tapak aktif. Tapak aktif akan terus berubah bentuknya
sampai substrat terikat secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.
1. Suhu
Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada batas maksimalnya. Untuk hewan misalnya,
batas tertinggi suhu adalah 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk
tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25ºC.
2. pH
Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja secara optimal pada
kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada kondisi basa.
3. Konsentrasi substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal
pada konsentrasi tertentu.
4. Konsentrasi enzim
5. Adanya inhibitor
Inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. Inhibitor dibagi menjadi 2 yaitu inhbitor kompetitif dan
inhibitor nonkompetitif.
a) Inhibitor Kompetitif
Pada inhibitor kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim. Seringkali
inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Sebagai contoh, metotreksat
adalah inihibitor kompetitif untuk enzim dihidrofolat reduktase. Kemiripan antara struktur asam folat dengan
obat ini ditunjukkan oleh gambar di samping bawah. Perhatikan bahwa pengikatan inhibitor tidaklah perlu
terjadi pada tapak pengikatan substrat apabila pengikatan inihibitor mengubah konformasi enzim, sehingga
menghalangi pengikatan substrat. Pada inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun
memerlukan konsentrasi substrat yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga
meningkatkan Km.
b) Inhibitor Non-Kempetitif
Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama substrat berikatan dengan enzim. Baik
kompleks EI dan EIS tidak aktif. Karena inhibitor tidak dapat dilawan dengan peningkatan konsentrasi substrat,
Vmax reaksi berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, Km tetaplah sama.
2.3 Hipotesa
Dengan membaca dasar teori yang ada untuk melakukan “Uji Enzim Katalase” ini, kami mengambil
hipotesa bahwa :
a) Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 (Hidrogen Peroksida) maka akan terbentuk
reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi, hal tersebut menandakan bahwa enzim
katalase yang terdapat dalam hati ayam dapat mengubah H2O2 menjadi H2O.
b) Enzim katalase dapat bekerja optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH basa lemah
c) Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik adalah pada suhu ruangan (25-30 oC)
d) Konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja enzim katalase.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Dalam hal metode penelitian, kelompok kami melakukannya menggunakan beberapa metode, yaitu :
Kami melakukan eksperimen langsung dengan bahan ekstrak hati dan jantung ayam segar untuk
mengetahui kerja enzim katalase dalam bahan-bahan tersebut dengan empat macam perlakuan.
Setelah melakukan eksperimen, kami melakukan observasi yaitu untuk mengetahui reaksi yang terjadi
pada enzim katalase dengan empat perlakuan.
4.2. Sampel Penelitian
a) Alat Penelitian
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas kimia
Sendok/pengaduk
Pembakar spirtus
Tisu
Korek api
Tusuk sate
b) BahanPenelitian
Ekstrak jantung ayam segar
Larutan
Larutan HCL
Larutan KOH
Air
Spirtus
c) Cara kerja
1) Ekstrak hati/jantung ayam segar +
Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, jangan lupa untuk kenakan jas
lab
Tuangkan ekstrak hati/jantung ayam segar dan larutan yang akan digunakan ke tabung-tabung
yang berbeda
Pada percobaan, gunakan hati hangan. Panaskan esktrak hati terlebih dahulu
Tuangkan ekstrak hati/jantung ayam segar ke tabung reaksi berisi larutan dengan perbandingan
1;2, langsung tutup tabung reaksi dengan ibu jari
Masukkan tusuk sate yang membara ke dalam tabung reaksi yang menguji bara
Amati apa yang terjadi dari hasil reaksi dan uji bara, jika bara mati ulangi lagi
Dari percobaan yang telah kami lakukan, ada 2 hal yang bisa diamati, yaitu banyaknya gelembung
yang dihasilkan dan keadaan bara api pada tusuk sate. Intensitas gelembung yang
dihasilkan merupakan bukti dari berlangsungnya enzim katalase menguraikan
O2 sedangkan bara api pada tusuk sate adalah langkah untuk mengetahui zat apa yang
dihasilkan dari penguraian tersebut. Dalam suatu pembakaran suatu zat, O2 berperan penting dalam proses
pembakarantersebut. Dan pada percobaan kali ini kelompok kami berusaha membuktikan apakah
H2O2 diuraikanmenjadi H2O dan O2, dalam hal ini nyala bara api akan membesar akibat dari O2
sendiri. Pada percobaan berikut perikutnya gembung yang dihasilkan sedikit bahkan tidak ada dan
nyala bara api tetap atau bahkan mati. Ini membuktikan bahwa emzim sebagai katalisator yang sambil
nyawa sok. Sedeng aing digodain kodok siah.
BAB IV
PEMBAHASAN
1 Air + H202 - Padam
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu
hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 2H2O + O2
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena banyak mengandung
enzim katalase. Reaksi kimia yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase yang terdapat di dalam hati telah terjadi reaksi H2O2 menjadi H2O (air) yang terlihat pada lapisan di
atas hati ayam pada tabung reaksi, sedangkan pada saat dimasukkan bara api lidi, timbul nyala api. Hal ini
membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2), hal ini dapat dilihat melalui gelembung udara
yang dihasilkan, gelembung tersebut terdapat gas O2 sehingga pada saat memasukkan bara api lidi
menyebabkan bara tersebut menyala
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan basa. Kemudian ditambah
H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, saat bara api dimasukkan ke dalamnya nyala api
redup. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu
basa.
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan asam. Kemudian ditambah
H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi
nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul gelembung udara yang sangat sedikit dan
saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam
enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan
O2.
BAB V
PENUTUP
5.1.Simpulan
AktivitasEnzimdipengaruhiolehfaktor-faktorberikut.
Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati yaitu jantung
5.2. Saran
Sebaiknya bahan-bahan yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum, agar
praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain itu juga harus lebih teliti dalam mengamati gelembung
dan nyala api yang muncul.