0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan2 halaman
Citayam Fashion Week adalah aksi peragaan busana di Jakarta yang diikuti remaja dari daerah sekitar. Mereka memamerkan gaya berpakaian unik sambil menyeberangi jalan raya. Aksi ini menjadi viral di media sosial dan menimbulkan berbagai tanggapan masyarakat. Pemerintah berupaya mengatasi dampak negatifnya dengan memberikan ruang kreativitas bagi remaja.
Citayam Fashion Week adalah aksi peragaan busana di Jakarta yang diikuti remaja dari daerah sekitar. Mereka memamerkan gaya berpakaian unik sambil menyeberangi jalan raya. Aksi ini menjadi viral di media sosial dan menimbulkan berbagai tanggapan masyarakat. Pemerintah berupaya mengatasi dampak negatifnya dengan memberikan ruang kreativitas bagi remaja.
Citayam Fashion Week adalah aksi peragaan busana di Jakarta yang diikuti remaja dari daerah sekitar. Mereka memamerkan gaya berpakaian unik sambil menyeberangi jalan raya. Aksi ini menjadi viral di media sosial dan menimbulkan berbagai tanggapan masyarakat. Pemerintah berupaya mengatasi dampak negatifnya dengan memberikan ruang kreativitas bagi remaja.
Citayam Fashion Week adalah aksi peragaan busana di zebra cross
kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Para 'model' berlenggak-lenggok mengenakan busana khasnya sambil menyeberangi jalan. Para 'model' yang meramaikan Citayam Fashion Week adalah remaja dari Depok, Citayam, dan Bojonggede, daerah penyangga Jakarta.
Mereka ini dikenal sebagai anak-anak SCBD, anak-anak yang kerap
nongkrong di kawasan perkantoran elit di jantung ibu kota, Jakarta. Bukan Sudirman Central Business District, mereka mewakili kelompok Sudirman-Citayam-Bojonggede-Depok. Di antara banyaknya remaja yang ada di sana, beberapa di antaranya bahkan memiliki ketenaran dan dijuluki sebagai "penguasa SCBD". Misalnya Jeje, Roy, Bonge, Kurma, dan lain-lain. Gaya pakaian mereka yang nyentrik seolah-olah menduplikasi gaya berpakaian orang-orang kantoran di SCBD yang terkenal dengan gaya busana yang fancy.
Aksi para remaja yang memamerkan cara berpakaiannya di zebra
cross ini kemudian ramai dijuluki sebagai Citayam Fashion Week dan terkenal hingga mancanegara. Gaya berbicara blak-blakan, cablak, dan penuh jargon dari para remaja ini mengundang tawa penonton. Ditambah gaya fesyen yang unik, mereka sukses jadi pusat perhatian khalayak.
Akhir-akhir ini Citayam Fashion Week (CFW) terus menjadi bahan
perbincangan, pusat perhatian, dan obyek perdebatan masyarakat luas. Ini berawal dari konten TikTok yang memperlihatkan wawancara jalanan dengan pasangan remaja yang nongkrong di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas di Jakarta. Kemudian, puluhan remaja dari berbagai wilayah di pinggiran Jakarta bahkan daerah lain berkumpul di sana, adu gaya berpakaian, dan berlenggak-lenggok bak model kenamaan melintasi zebra cross di tengah jalan raya kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Citayam Fashion Week banyak disoroti oleh warganet karena keunikan dan menjadi daya tarik tersendiri. Banyak dari para remaja tersebut melenggak-lenggok layaknya berada di panggung Paris Fashion Week. Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, akan segera membangun sebuah ruang publik untuk bisa dimanfaatkan karena beberapa pekerja atau masyarakat merasa terganggu dengan keadaan di kawasan trotoar BNI City yang ramai dan padat.
Kepopuleran tersebut menuai banyak pro dan kontra. Sebagian
masyarakat mengapresiasi cara kreatif para remaja mengekspresikan diri melalui fashion. Sebagian lainnya menilai bahwa aksi mereka mengganggu dan membuat kumuh kawasan Sudirman. Terlepas dari itu, keberadaan Citayem Fashion Week juga menguntungkan para pedagang. Keberadaan para remaja ini turut meningkatkan penghasilan Pedagang Kali Lima yang berada di sekitar Sudirman. Selain dampak positif, tentu saja hal ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif seperti budaya buang sampah sembarangan dan cara berpakaian yang dinilai terlalu terbuka.
Untuk melakukan pengurangan dampak negatif, perlu adanya kerja
sama dari berbagai pihak, utamanya pemerintah. Upaya kerja sama ini utamanya untuk mengedukasi, mengarahkan, dan mendampingi kepada para remaja agar komunitas ini tetap berlangsung namun dengan mengurangi dampak buruk.
Dengan demikian, Citayam Fashion Week tidak hanya memiliki
dampak positifnya saja, tetapi juga memiliki dampak negatifnya. Untuk mengatasi berbagai pro dan kontra permasalahan ini, pemerintah harus memberikan wadah yang dapat mengembangkan kreativitas para remaja dan menghasilkan berbagai karya serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan jati diri mereka.