Anda di halaman 1dari 2

Saudara mahasiswa, akhir-akhir ini kita tentu merasakan bahwa maraknya media sosial seperti Tiktok,

instagram dan lain sebagainya, memicu banyak fenomena yang cukup kontroversial, seperti fenomena
mandi lumpur "ngemis", Citayam Fashion week, perundungan/bullying yang diunggah ke media sosial
hingga konten-konten terkait LGBT yang viral.

Silakan Anda pilih salah satu dari 4 fenomena di atas dan berikan analisis Anda. Kaitkan analisis Anda
tersebut dengan 3 cara berpikir sosiologi yang tidak biasa atau beyond commonsense sebagaimana
telah dijelaskan pada modul 2 KB 1.

Jawaban

Mohon izin untuk menanggapi diskusi 2 ini.

Citayam Fashion Week adalah aksi peragaan busana di zebra cross kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Kenapa dinamakan Citayam Fashion Week, alasannya karena kebanyakan remaja yang ada di sana
adalah asli dari Citayam – Bojong Gede, sedangkan Fashion Week sendiri terinspirasi dari gaya unik,
layaknya seperti sedang berada di acara fashion show. Beberapa nama yang populer lewat fenomena ini
antara lain Bonge, Kurma, Roy, hingga Jeje.

Fenomena Citayam Fashion Week bermula dari video-video viral yang beredar di media sosial TikTok
dan Instagram yang menunjukkan wawancara hingga aksi para remaja yang berkumpul di kawasan
Dukuh Atas. Fenomena Citayam Fashion Week ini merupakan salah satu fenomena yang cukup
membuat public gempar sejak April 2022. Bahkan banyak pejabat dan kalangan menegah atas, hingga
artis ikut serta untuk meramaikan fenomena ini. Saking populernya, pengunjung terus memenuhi
kawasan Taman Dukuh Atas, Jakarta, hingga membludak. Akibatnya, Citayam Fashion Week mulai
dikeluhkan karena memicu kemacetan dan maraknya kriminalitas. Karena hal itulah Citayam Fashion
Week resmi dibubarkan, setidaknya pada awal Agustus 2022.

Dari gemparnya fenomena Citayam Fashion Week dapat dikaitkan dengan perspektif sosiologi di mana
dalam hal tersebut terdapat tiga cara berpikir sosiologi yang tidak biasa atau beyond commonsense,
yaitu :

1. Seeing the General in the Particular


Pada perspektif ini sosiologi melihat pada pola-pola umum dalam perilaku khusus seseorang.
Dari fenomena di atas kemudian muncul pertanyaan, kenapa kebanyakan remaja yang
“nongkrong” di kawasan Dukuh Atas justru berasal dari Citayam, Bojong Gede, dan Depok?, dan
kenapa mereka memilih untuk “nongkrong” di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat?. Dari
pertanyaan tersebut dapat dijelaskan bahwa hal ini ternyata akibat dari kurang tersedianya
ruang publik yang inklusif bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri. Lalu kenapa kawasan
Dukuh Atas yang menjadi pilihan anak-anak remaja, ini karena berada di dekat jantung Jakarta
yang bisa menjadi spot sebagai ruang untuk bercengkrama, berkenalan, hingga menunjukan
eksistensi diri mereka. Jarak yang jauh bukan menjadi kendala bagi mereka untuk memutuskan
nongkrong di kawasan Dukuh Atas. 
2. Seeing the Strange in Familiar
Pada perspektif sosiologi ini akan mampu melihat cela sekecil apapun untuk mengetahui apa
yang sesungguhnya menjadi akar suatu masalah. Pada awalnya, fenomena Citayam Fashion
Week ini hanya jadi tempat nongkrong dan ajang adu gaya para remaja. Namun, karena banyak
content creator yang membuat konten yang menunjukkan wawancara hingga aksi para remaja
yang berkumpul di kawasan Dukuh Atas, fenomena Citayam Fashion Week pun mencuri banyak
perhatian dari masyarakat Indonesia. Banyak artis lokal Indonesia yang memanfaatkan hal ini
untuk menjadikan sebuah konten. Bahkan bukan hanya masyarakat biasa saja, para pejabat dan
tokoh-tokoh penting pun ikut meramaikan Citayam Fashion Week ini. Dengan perspektif ini,
yang menjadi akar suatu masalah adalah karena daya tarik para remaja yang melakukan street
fashion show dengan menunjukkan kreativitas – kreativitas dalam berpakaian.

3. Seeing Personal Choise in Social Context


Menurut pengamatan saya, hubungan fenomena ini dengan keterangan di atas adalah para
remaja yang awalnya hanya ingin “nongkrong” di Dukuh Atas ini cenderung melakukannya
karena kurangnya perhatian dari keluarga, adanya problematic dalam keluarga yang
mengakibatkan mereka mencari tempat untuk mendapatkan hiburan serta rasa untuk diakui.
Tak jarang ada remaja yang datang karena hanya ingin populer seperti beberapa remaja yang
sebelumnya sempat viral.

Terima kasih.

Referensi :
- BMP ISIP4110/Pengantar Sosiologi/Modul 2/Halaman 2.6-2.8
- https://wartakota.tribunnews.com/2022/07/21/ternyata-ini-alasan-remaja-scbd-suka-
nongkrong-di-dukuh-atas-hingga-ciptakan-citayam-fashion-week

Anda mungkin juga menyukai