Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

HASIL WAWANCARA

TOPIK : BADUT JALANAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi

Dosen Pengampu :

Dini Valdiani, S.Sos, M.Si.

Penyusun :

Alifia Syafina (044121336)

Selina Damayanti (044121347)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini membahas tentang
Badut Jalanan di Jalan Bangbarung Kota Bogor. Terlaksananya penelitian ini,
tidak terlepas atas peran berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya ditujukan kepada Dosen Pengantar Sosiologi Ibu Dini Valdiani,
S.Sos, M.Si. yang memberikan keleluasaan waktu dalam penelitian. Secara
khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua informan (badut jalanan,
pengguna jalan, ojek online, anggota Satpol PP Kota Bogor) yang telah bersedia
berbagi cerita dan memberikan waktunya, sehingga penelitian ini dapat
terlaksana. Akhirnya, semoga penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan
keilmuan bidang Sosiologi. Segala kekurangan dalam penelitian ini semoga dapat
menjadi pendorong untuk melakukan kajian lebih lanjut.

Bogor, Januari 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pekerjaan mengacu pada pentingnya suatu aktifitas, waktu, dan
tenaga yang dihabiskan, serta imbalan yang diperoleh. Pekerjaan termasuk
salah satu sektor penting dalam berbagai jenis perekonomian. Pekerjaan
atau profesi merupakan hal yang dibutuhkan pada umumnya setiap
manusia di dunia untuk membiayai kehidupan. Khususnya orang-orang
yang sudah memasuki status dewasa dan sudah tidak lagi dibiayai oleh
orang tuanya atau sebuah keluarga yang membutuhkan pekerjaan untuk
membiayai anak-anak mereka. Pada sebagian orang saat ini mencari
pekerjaan yang layak tidaklah mudah. Terlebih lagi kondisi pandemic
yang terjadi saat ini di dunia menyebabkan banyak perusahaan atau lapak
pekerjaan terpaksa harus merumahkan pekerjanya dikarenakan finansial
dan pendapatan yang mulai tidak stabil. Para pekerja yang dirumahkan
terpaksa harus mencari pekerjaan lain demi menyambung hidup
kelurganya, namun ini bukanlah hal yang mudah. Pekerjaan apapun akan
dilakukan untuk membiayai diri sendiri maupun keluarga yang sudah
menjadi tanggung jawabnya, contohnya menjadi badut penghibur di
jalanan.

B. Tujuan
Adapun tujuan untuk melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang badut penghibur yang kita lihat
sehari-hari di jalanan.
2. Untuk mempelajari lebih lanjut dari berbagai sudut pandang mengenai
badut penghibur.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
mengembangkan konsep dan teori ilmu Sosiologi dan pada khususnya
tentang teori dan konsep mengenai profesi atau pekerjaan rakyat kecil.

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat pada umumnya penelitian ini dapat


memberikan gambaran mengenai pekerjaan atau profesi sebagai
badut penghibur yang biasa ditemukan di jalanan.
b. Bagi Pemerintah hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan bagi instansi terkait, serta
dapat memberikan perhatian lebih dan keadilan bagi para badut
penghibur.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator
penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap
Negara akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
optimal dan menurunkan angka kemiskinan. Di banyak negara di dunia
syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan adalah pertumbuhan
ekonomi. Namun, kondisi di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata juga diiringi
dengan munculnya permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang
hidup dibawah garis kemiskinan.
Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau
sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Kemiskinan menjadi salah satu masalah yang perlu diatasi di Indonesia.
Namun, Tren nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia terus
meningkat. Peningkatan tersebut menunjukkan Indonesia semakin
sejahtera secara ekonomi. Namun, kesejahteraan tersebut ternyata belum
mampu dinikmati seluruh rakyat. Ketimpangan ekonomi yang dalam
masih terjadi di negeri ini.

B. Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial merupakan kondisi ketidakseimbangan yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan
status sosial, ekonomi maupun budaya. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, kesejahteraan perekonomian di Indonesia belum bisa
dinikmati oleh seluruh rakyat. Kurangnya lapangan pekerjaan dan
ketidakmerataan tingkat pendidikan menjadi penyebab terbesar
ketimpangan sosial. Dengan begitu, tidak sedikit rakyat yang memiliki
latar belakang pendidikan yang kurang baik terpaksa untuk melakukan
pekerjaan apapun untuk mencukupi kehidupan mereka, seperti menjadi
pengemis, pengamen, pedagang asongan, maupun badut penghibur yang
harus bekerja di jalanan. Dibawah terik matahari yang tidak mengetahui
akan berapa banyak uang atau imbalan yang bisa mereka dapatkan setiap
hari. Tanpa memerlukan banyak dana untuk dijadikan modal membuka
sebuah usaha, mereka turun ke jalan untuk mencari pundi-pundi rezeki
mereka. Seorang pengemis mengharapkan rasa iba dari para pengguna
jalan dan seorang pengamen mencoba menghibur demi mendapatkan uang
dan apresiasi. Namun, tidak semua pengguna jalan merasa terhibur akan
kehadiran mereka. Ada beberapa pengguna jalan yang merasa tidak
nyaman karena menganggap mereka mengganggu. Beberapa tempat juga
melarang kehadiran mereka. Pemerintah pun sering kali mengerahkan para
Satpol PP untuk menertibkan mereka bersama para pedagang kaki lima
yang mengganggu atau menggunakan fasilitas umum sebagai lapak
mereka.
BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Wawancara Subjek 1


Kami menemui subjek pertama yaitu salah satu badut penghibur
yang berada di Jalan Bangbarung Kota Bogor yang tidak ingin
identitasnya disebut. Berikut hasil wawancara pada tanggal 5 Januari 2022
:

1. Sejak kapan menjadi badut?


Narasumber : Sejak awal pandemic, 2 tahun yang lalu.
2. Apakah alasan menjadi badut?
Narasumber : Karena terkena PHK, menjadi badut sementara sampai
mendapat pekerjaan baru.
3. Apa pekerjaan anda sebelumnya?
Narasumber : Buruh Pabrik.
4. Apakah anda sudah berkeluarga?
Narasumber : Sudah, 1 istri dan 3 anak.
5. Apakah kostum badut yang digunakan merupakan kostum sewaan?
Narasumber : Tidak, milik sendiri.
6. Apakah badut-badut di jalan memiliki komunitas atau atasan?
Narasumber : Tidak, semua bekerja masing-masing secara individu.
7. Apakah penghasilan menjadi badut cukup untuk mencukupi kebutuhan
keluarga sehari-hari?
Narasumber : Tidak dapat dikatakan cukup atau tidaknya, setiap hati
pendapatan tidak menentu, setiap manusia pasti merasa kurang, jadi saya
berusaha untuk hidup sesuai dengan pendapatan saya.
8. Apa ada niat untuk mencari pekerjaan lain?
Narasumber : Ada, saya bekerja menjadi badut sembari menunggu
panggilan pekerjaan.

B. Hasil Wawancara Subjek 2


Kami menemui subjek kedua yaitu pengguna jalan yang memiliki
profesi sebagai ojek online bernama Indra. Berikut hasil wawancara pada
tanggal 5 Januari 2022 :
1. Apakah anda terganggu dengan kehadiran badut di jalan?
Narasumber : Tidak, lebih merasa kasihan. Tetapi lebih baik menjadi
pedagang daripada menjadi badut.
2. Apakah ada solusi untuk para badut mendapatkan pekerjaan lain?
Narasumber : Untuk kondisi seperti ini memang agak sulit mencari
pekerjaan, tetapi menurut saya lebih baik menjadi pedagang asongan yang
menjual air atau tisu daripada harus menjadi badut yang sering dijekar-
kejar Satpol PP.
3. Setujukah dengan usaha pemerintah untuk menertibkan mereka?
Narasumber : Setuju, karena beberapa dari mereka meminta uang secara
paksa dan banyak orang atau pengguna jalan yang merasa terganggu akan
hal itu.

C. Hasil Wawancara Subjek 3


Kami menemui subjek ketiga yaitu salah seorang anggota Satpol
PP Kota Bogor. Berikut hasil wawancara pada tanggal 5 Januari 2022 :
1. Apakah badut-badut dijalan perlu ditertibkan?
Narasumber : Perlu, jika mereka di tempat yang tidak seharusnya.
Contohnya di lampu merah, disana berbahaya dan kita tidak tahu apa ada
yg terganggu akan kehadiran mereka.
2. Adakah Peraturan tertulis soal penertiban badut di jalanan?
Narasumber : Terdapat Perda soal Ketertiban Umum, dan badut di jalanan
termasuk ke dalamnya.
3. Adakah rasa prihatin saat melakukan penertiban?
Narasumber : Secara nuranu kami prihatin, tetapi kami hanya menjalankan
tugas untuk melaksanakan aduan masyarakat yang minta untuk ditertibkan
karena ada sebagian yang berpikir posisi mereka membahayakan untuk
mereka sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN & PENUTUP

Pada kondisi pandemic ini, mencari lapangan pekerjaan memang sulit.


Apalagi dengan keterbatasan latar belakang pendidikan yang rendah. Namun
kewajiban untuk membiayai keluarga menjadi dorongan untuk melakukan
pekerjaan apapun. Walaupun penghasilan yang didapat sering kali tidak sepadan
dengan keringat dan tenaga yang dibuang setiap hari. Banyak para pekerja yang
terpaksa dirumahkan dan kehilangan pekerjaan mereka. Para pekerja yang telah
kehilangan pekerjaannya memutuskan untuk menjadi badut di perempatan jalan.
Namun ternyata banyak pengguna jalan yang merasa terganggu akan kehadiran
badut di jalanan lalu melapor ke pihak penertiban jalan yaitu Satpol PP. Sesuai
dengan Perda yang telah di tentukan, para petugas Satpol PP menertibkan mereka
walaupun terdapat rasa iba akan orang-orang yang harus kehilangan
pekerjaannya. Indonesia butuh lapangan pekerjaan yang lebih luas, perlu
mengedukasi lebih soal lapangan pekerjaan sendiri sehingga mereka tidak perlu
lagi melakukan hal yang tidak sesuai Perda demi mencari uang. Berdasarkan
masalah tidak memiliki modal usaha, pemerintah pun sudah memberikan
kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk membuka lapak usaha sendiri dengan
modal dari pemerintah.
Demikianlah laporan hasil wawancara yang dapat penulis sajikan. Dengan
selesainya penelitian ini, penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi siapapun
yang membaca ini. Kesalahan-kesalahan yang penulis lakukan saat menulis
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi penulis untuk kedepannya.
LAMPIRAN

Wawancara Subjek 1 Wawancara Subjek 2

Anda mungkin juga menyukai