PENDAHULUAN
( Gus Dur)?
BAB 2
ISI
Pada tanggal 21 Oktober 1999 dilak sanakan pemilihan wakil presiden dengan
calonnya Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz. Pemilihan wakil presiden ini
kemudian dimenangkan oleh Megawati Soekarnoputri. Kemudian pada tanggal 25
Oktober 1999 Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati
Soekarnoputri berhasil membentuk Kabinet Persatuan Nasional.
2) Pemulihan ekonomi
3) Masalah BPPN
4) Kinerja BUMN
5) Pengendalian Inflasi
2) Bidang Ekonomi
Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus Dur
memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Hak itu
dibuktikan dengan adanya beberapa keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu :
a) Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut
Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka dengan adanya
Keppres No. 6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama maupun
menggelar budayanya secara terbuka seperti misalnya pertunjukan Barongsai.
b) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga
menjadi hari libur nasional.
5) Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan mengizinkan
pengibaran bendera Bintang Kejora.
Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal
Brunei Gate dan Bulog Gate yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi,
maka pada tanggal 1 Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan memorandum yang
pertama sedangkan memorandum yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 Aril
2001. Gus Dur menanggapi memorandum tersebut dengan mengeluarkan
maklumat atau yang biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi antara lain :
Gus Dur adalah sosok orang yang pintar, Gus Dur mengetahui akan
permainan dunia intelijen. Setelah mengetahui kinerja intelijen era soeharto yang
mengecewakan serta terpilihnya dirinya yang ternyata suatu permainan, yang
sangat disayangkan Gus Dur begitu arogan memandang sebelah mata serta
memperlihatkan ketidak percayaannya kepada intelijen, bahkan berniat
membubarkan BIN -kala itu bernama BAKIN-. Hubungan TNI dengan Gus Dur terlihat
adanya ketidak harmonisan. Kesalahan terbesar Gus Dur adalah kepercayaan diri
yang terlalu tinggi menganggap mampu mengatasi dan membangun negeri ini dari
awal sendiri, namun bagai seorang bayi yang baru dilahirkan, apakah mampu hidup
di alam liar yang ganas tanpa seseorang penjaga?
Namun dekret tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR
secara resmi melengserkankan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati
Sukarnoputri.
Bab 3
penutup
3.1 Kesimpulan
Dalam Sidang Umum itu Amien Rais dikukuhkan menjadi Ketua MPR dan Akbar
Tanjung menjadi Ketua DPR. Sedangkan pada Sidang Paripurna MPR XII, pidato
pertanggungjawaban Presiden Habibie ditolak. Pada tanggal 21 Oktober 1999 dilak
sanakan pemilihan wakil presiden dengan calonnya Megawati Soekarnoputri dan
Hamzah Haz. Pemilihan wakil presiden ini kemudian dimenangkan oleh Megawati
Soekarnoputri.
Gus Dur membentuk kabinet kerja yang diberi nama Kabinet Persatuan Nasional
yang anggotanya diambil dari perwakilan masing-masing partai politik yang dilantik
pada tanggal b28 Oktober 1999.
2) Bidang Ekonomi
Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus Dur
memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
Terperosoknya Gus Dur dalam kasus demi kasus membuatnya tergeletak, tak
mampu lagi untuk bangkit. Lemahnya kemampuan administratif, kurangnya
pengalaman dalam mengorganisir dengan baik, serta banyaknya orang-orang yang
menyesatkan di sekeliling Gus Dur telah membuat Gus Dur membuta-tuli atas suara
intelijen akhirnya 23 Juli, MPR secara resmi melengserkankan Gus Dur dan
menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://politik.kompasiana.com/2012/06/29/dibalik-lensernya-gus-dur-467872.html
http://makalahpedia.com/3011/makalah-sejarah/pemerintahan-abdurrahman-wahid-
gus-dur.html
http://sriastutikkimia.blogspot.com/2010/11/setelah-lengsernya-soeharto-dari-
kursi.html
A. Latar Belakang dan Perjalanan Hidup Presiden Abdurahman Wahid
Siang, pukul 12.30 Oktober 1999, ketegangan yang memuncak di hari-hari Sidang
Istimewa tiba-tiba meledak menjadi ungkapan keterharuan sekaligus kebahagiaan
yang tidak tergambarkan. Abdurrahman Wahid secara mengejutkan dan luar biasa
terpilih sebagai Presiden RI ke-4 menggantikan B.J Habibie. Dimata banyak orang,
terutama kalangan Nadliyin, kemenangan Gus Dur merupakan puncak dari
perjuangan NU dalam memposisikan kiprahnya bagi bangsa Indonesia, dan juga
kemenangan bagi kalangan Islam modernis sekaligus harapan bagi demokrasi itu
sendiri. Orang yang tidak disukai pemerintah sebelumnya (Orba), yang
mengenakan baju batik ukuran longgar ketika mengerahkan ratusan ribu orang di
Jantung Jakarta dua tahun sebelumnya, seorang tokoh yang banyak merebut
perhatian nasional sebab mampu mengambil posisi sebagai oposisi, sekarang tanpa
disangka menjadi Presiden RI ke-4. Untuk itu kami angkat perjalanan hidup dan
latar belakangnya untuk mengenal lebih jauh lika-liku hidupnya.
Kehadiran Abdurrahman Wahid dikalangan masyarakat Indonesia saat ini tidak lain
disebabkan oleh kualitas pribadinya yang luar biasa, disamping faktor lingkungan
keluarga yang sangat mendukung. Abdurrahman Wahid, cucu dari dua serangkai
pendiri NU, Kiai Hasjim Asj'ari dan Kiai Bisri Sjansuri, dilahirkan di Jombang pada
tahun 1940. Ayah Abdurrahman Wahid, Kiai Wahid Hasjim, adalah putra Kiai Hasjim
Asj'ari, dan ibunya, Solichah adalah putri Kiai Bisri Sjansuri. Sejak masa kanak-
kanak, ibunya telah diberi berbagai isyarat bahwa Abdurrahman Wahid, anaknya,
akan mengalami hgaris hidup yang berbeda dan memiliki kesadaran penuh akan
tanggung jawab tersebut ternyata secara dramatis meningkat setelah kematian
ayahnya dalam suatu kecelakaan mobil, dan saat kecelakaan terjadi Abdurrahman
Wahid duduk di samping ayahnya di jok depan.Ayah Abdurrahman Wahid meninggal
dunia dalam usia 40 tahun, dan saat itu masih menjabat Ketua NU. Ibunya tetap
melanjutkan peran informal yang vital dalam menjalankan NU. Dan sejak ayahnya
meninggal, ada sesuatu yang terasa berubah secara tajam, yaitu bahwa rumah
Abdurrahman Wahid mulai sepi dari orang-orang dan para tamu penting.
Abdurrahman Wahid tidak hanya dikenal dikalangan kiai NU dan para politisi,
melainkan juga oleh masyarakat luas Indonesia. Hal tersebut disebabkan bimbingan
kedua orang tuanya, saat ia masih kecil banyak berhubungan dengan tradisi diluar
NU. Waktu kecil ia sering banyak berhubungan dengan tradisi diluar NU. Waktru
kecil ia sering dititipkan pada seorang Belanda teman ayahnya dan saat itulah,
menurut Abdurrahman Wahid ia bersentuhan dan akhirnya mencintai musik-musik
klassik Eropa. Kemudian dari tahun 1953 sampai 1957, saat belajar di Sekolah
Menengah Ekonomi Pertama(SMEP) ia tinggal dirumah Kiai Haji Junaid, seorang Kiai
Muhammadiyah dan anggota Majlis Tarjih Muhammadiyah. Beberapa tahun
kemudian ia mondok di Pesantren Tegalrejo, sebuah pesantren NU terkemuka di
Magelang. Dari tahun 1957 sampai 1963, ia sempat nyantri di Pesantren Krapyak
Yogyakarta dan tinggal dirumah K:H:Ali Maksum.
Pada tahun 1964 Abdurrahman Wahid meninggalkan Tanah Air menuju Kairo, Mesir
untuk belajar ilmu-ilmu agama dilingkungan Al Azhar Islamic University. Barangkali
tidak terlampau mengejutkan jika Abdurrahman Wahid sangat kecewa dengan
atmosfir intelektual di Al-Azhar yang memadamkan potensi pribadi karena tekhnik
pendidikannya yang masih bertumpu pada kekuatan hafalan. Meskipun demikian, ia
memanfaatkan waktu di Kairo ini dengan baik, yaitu dengan cara yang tidak
mengikuti pelajaran yang diberikan. Sebagai gantinya, ia kerap menghabiskan
waktu disalah satu perpustakaan yang lengkap di Kairo, termasuk American
University Library. Biarpun pada satu sisi ia kecewa dengan Al-Azhar sebagai
lembaga, namun pada sisi lain ia tetap menikmati kehidupan kosmopolitan Kairo,
bahkan beruntung karena terbukanya peluang untuk bergabung dengan kelompok-
kelompok diskusi dan kegiatan tukar pikiran yang umumnya diikuti para intelektual
Mesir. Yang perlu dicatat bahwa selama di Kairo, Abdurrahman Wahid ternyata
begitu tertarik pada film-film Perancis dan sepak bola.Dari Kairo Abdurrahman
Wahid terbang ke Baghdad. Di kota ini ia lewati dengan penuh rasa bahagia karena
mempelajari sastra Arab, tapi juga filsafat dan teori sosial Eropa, disamping
terpenuhinya hobi dia menonton film-film klassik. Bahkan Abdurrahman Wahid
merasa lebih senang dengan sistem yang diterapkan Universitas Baghdad, yang
dalam beberapa segi dapat dikatakan lebih berorientasi Eropa daripada sistem yang
diterapkan Al-Azhar. Dan selama belajar di Timur-Tengah inilah Abdurrahman Wahid
menjadi ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia untuk Timur Tengah masa bakti
1964-1970.
Tahun 1980-1983 Abdurrahman Wahid dipilih sebagai salah satu seorang yang turut
serta memberikan pertimbangan atas penerima penghargaan Agha Khan Award
untuk arsitektur Islam di Indonesia. Dan sejak tahun 1994 ia menjadi penasehat
untuk Proyek Pembinaan Dialog Internasional untuk kajian-kajian Wawasan dan
Hukum Sekular di The Hague.
Pada bulan Desember 1984, Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Ketua Umum PB
Syuriah NU. Dengan terpilihnya ia, berarti berakhirlah pula jabatan dan masa
kepengurusan Idham Chalid sebagai ketua Umum. Seperti halnya tradisi NU, tidak
diragukan lagi bahwa ada unsur-unsur harapan yang mesianik dalam pemilihan
Abdurrahman Wahid ini dan ia ternyata berhasil memenuhi janjinya berhadapan
dengan perubahan. Upaya Abdurrahman Wahid mengembalikan NU sebagai
organisasi yang bergerak diwilayah sosio-keagamaan berhasil mencapai sasarannya
dan ia pun secara luas berhasil mencapai perubahan luar biasa dalam cara pandang
NU. Abdurrahman Wahid memperlihatkan bahwa demi keuntungan organissasi dan
masyarakat, Nu harus beralih dari kegiatan politik-kepartaian, tidak saja
berdasarkan pragmatisme, melainkan juga atas nama pluralisme. Tentu saja tidak
setiap orang dalam NU, bahkan tidak semua orang-orang luar yang mendukungnya
mengerti atau dapat memahami cara berfikir yang dikembangkan Abdurrahman
Wahid bahwa sektarianisme merupakan ancaman serius bagi keharmonisan
masyarakat Indonesia yang majemuk. Lebih jauh Abdurrahman Wahid berhasil
membongkar cara berfikir komunitas NU terhadap pluralisme bahkan sampai pada
titik penghormatan perihal keanekaragaman, khususnya dikalangan anak mudanya.
Abdurrahman Wahid juga berhasil dalam mempengaruhi masyarakat Indonesia
secara lebih luas agar memaklumi hubungan antara pluralisme dan demokrasi,
sehingga lahir sebuah kedewasaan baru bagi umat Islam ataupun masyarakat luas
Kelemahan dan Kelebihan Kepemimpinan Presiden Gus Dur di Indonesia
1. Di Bidang Politik
a. Kelebihan :
Semua tahu bahwa pada masa Gus Dur suasana demokratis mulai tampak
terwujud. Hal ini dapat terlihat dengan tindakan gusdur yaitu:
6) Pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (departemen penerangan dan
sosial) hengga niat Gusdur ini membuka hubungan diplomati dengan Israel.
9) Gus Dur terkenal dengan faham pluralismenya. Pada eranya lah kelompok
minoritas Tionghoa mendapatkan pengakuan lebih besar, seperti dalam pengurusan
dokumen kependudukan dan penetapan Imlek sebagai hari libur nasional.
10) Sayang, sistem dan pola pemerintahan Gus Dur tidak berjalan dengan
baik. Terjadi kegaduhan politik yang tidak perlu, sehingga stabilitas politik tidak
terjaga.
b. Kelemahan :
6) Gus Dur bukanlahtokoh dari partai yang memenangkan pemilu. Partai yang
mengusungnya saat itu (PKB), bukan partaidengansuara terbanyak.
7) Proses terpilihnya Gus Dur punterbilang unik. Hasil dari lobby-lobby plitik yang
akhirnya membuat Gus Dur dipilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet
pemerintahan yang dibentuk oleh Gus Dur, ia terpaksa merengkuh semua partai
tanpamelihat kesamaan platform (visi/misi) dengan dirinya.
8) Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang
awalnya menunjukkan dukungan, sedikit demi sedikit menarik dukungannya.
Simpati berubah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur pun dilengserkan oleh MPR
dan dipaksa keluar dari Istana Negara hanya dengan celana pendek dan kaos
singlet.
2. Di Bidang Ekonomi
a. Kelebihan :
1) Memberi kebebasan seluas-luasnya kepada setiap suku terutama Tionghoa yang
notabenenya banyak berkecimpung di bidang ekonomi dengan seluas-luasnya.
b. Kelemahan :
1) Keterbatasan fisik sehingga performa beliau dalam memimpin negeri ini kurang
maksimal yang berimbas pada bidang ekonomi.
3. Di Bidang Sosial
a. Kelebihan :
Dapat menciptakan kehidupan rukun antar umat beragama dan antar suku di
Indonesia.
b. Kelemahan :
4. Di Bidang Budaya
a. Kelebihan :
Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antar umat beragama, Gus Dur
memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
1) Keputusan Presiden No.6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut
Agama Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka dengan adanya
Keppres No.6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama maupun
menggelar budayanya secara terbuka misalnya pertunjukan barongsai.
2) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga
menjadi hari libur nasional.
b. Kelemahan :
a. Kelebihan :
1) Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai melakukan negosiasi dengan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani
nota kesepahaman dengan GAM hingga awal tahun 2001, saat kedua
penandatangan akan melanggar persetujuan. Gus Dur juga mengusulkan agar TAP
MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.
b. Kelemahan :
6. Di Bidang Ideologi
Ideologi yang ada pada masa pemerintahan Gus Dur menggunakan Ideologi
Pancasila.
Meskipun memimpin kurang lebih 2 tahun tepatnya 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli
2001, Gus Dur telah menuai keberhasilan pada masany namun juga mengalami
kegagalan dalam pemerintahannya di Indonesia.
1. Keberhasilan
Telah membawa Indonesia ke dalam taraf demokratisasi yang lebih baik lagi melalui
perdamaianny dengan Israel.
2. Kegagalan
Sebagian kalangan menganggap Gus Dur adalah tokoh nasional yang diakui
kecermelangannya. Sebagai sosok utama di kalangan Nahdiyin (basis masa
keagamaan organisasi Nahdatul Ulama), Gus Dur memang disegani
kepemimpinannya. Tapi, sebagai seorang negarawan yang harus arif dalam
membuat kebijakan, Gus Dur siragukan kemampuannya.
Gus Dur bukanlah tokoh dari partai yang memenagkan pemilu. Partai yan
mengusungnya pada saat itu ( PKB), bukan partai dengan suara terbanyak.
Proses terpilihnya Gus Dur adalah hasil dari lobby-lobby politik yang akhirnya
membuat Gus Dur terpilih sebagai presiden. Akibatnya, dalam kabinet
pemerintahan yang di bentuk oleh Gus Dur, ia terpaksa merengkuh semua partai
tanpa melihat kesamaan platform (visi/misi) dengan dirinya.
Dengan gaya Gus Dur yang ceplas-ceplos, membuat banyak pihak yang awalnya
menunjukan dukungan. Simpati berubah menjadi antipati. Puncaknya, Gus Dur
dilengserkan oleh MPR dan dipaksa keluar dari istana Negara hanya dengan
celana pendek dan kaos singlet.