Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

STABILISASI POLITIK DAN REHABILITASI EKONOMI

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 8

Anggota

Arfina Putriananda
Andre Yano Tirayoh
Angel Eka Rizki
Kristian Norson Timbang
Viving

SMA Negeri 3 Palangka Raya

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana yang sudah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Dimana dalam makalah ini berjudul “STABILISASI POLITIK DAN REHABILITASI
EKONOMI”. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik dan
saran dari seluruh pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penyusunan
makalah ini mulai dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkahi segala
bentuk usaha kita. Amin…

                                                                                                                      Penyusun,

Kelompok 8

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terbentuknya pemerintahan Orde Baru yang diawali dengan keputusan Sidang Istimewa MPRS
tanggal 12 Maret 1967 yang menetapkan Jenderal Soeharto sebagai pejabat presiden.
Kedudukannya itu semakin kuat setelah pada 27 Maret 1968, MPRS mengukuhkannya sebagai
presiden penuh. Pengukuhan tersebut dapat dijadikan indikator dimulainya kekuasaan Orde Baru.

Setelah memperoleh kekuasaan sepenuhnya, pemerintah Orde Baru mulai menjalankan


kebijakan-kebijakan politik dan Ekonomi yang telah ditetapkan oleh Sidang MPRS tahun-tahun
sebelumnya, seperti Stabilitas Politik Keamanan (Tap MPRS No.IX/1966), Stabilitas ekonomi (Tap
MPRS No.XXIII/19 66), dan Pemilihan Umum (Tap MPRS No.XI/1966)

Pemerintahan Orde Baru memandang bahwa selama Orde Lama telah terjadi penyimpangan
terhadap pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila. Diantara penyimpangan tersebut adalah
pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dan pelaksanaan politik luar negeri yang cenderung memihak
blok komunis (Blok Timur). Sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh MPRS, maka
pemerintahan Orde Baru segera berupaya menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara konsekuen
dengan melakukan rehabilitasi dan stabilisasi politik dan keamanan (polkam). Tujuan dari rehabilitasi
dan stabilisasi tersebut adalah agar dilakukan pembangunan ekonomi bagi kesejahteraan rakyat
Indonesia.

Depolitisasi parpol dan ormas juga dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru melalui cara
penyeragaman ideologis melalui ideologi Pancasila atau stabilisasi penyeragaman. Dengan alasan
Pancasila telah menjadi konsensus nasional, keseragaman dalam pemahaman Pancasila perlu
disosialisasikan. Gagasan ini disampaikan oleh Presiden Soeharto pada acara Hari Ulang Tahun ke-25
Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, 19 Desember 1974.

3
1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana rehabilitasi ekonomi pada masa Orde Baru?


 Apa kebijakan pembangunan pada masa Orde Baru?
 Ada peristiwa konflik apa pada awal masa Orde Baru?
 Apa dampak kebijakan politik dan ekonomi masa Orde Baru?

1.3 Tujuan

 Memahami rehabilitasi ekonomi pada masa Orde Baru.


 Memahami kebijakan pembangunan pada masa Orde Baru.
 Mengetahui peristiwa konflik yang terjadi pada awal masa Orde Baru.
 Mengetahui dampak kebijakan politik dan ekonomi masa orde Baru.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rehabilitasi Ekonomi Orde Baru

Kondisi ekonomi yang diwarisi Orde Lama adalah sangat buruk. Sektor produksi barang-barang
konsumsi misalnya hanya berjalan 20% dari kapasitasnya. Demikian pula sektor pertanian dan
perkebunan yang menjadi salah satu tumpuan ekspor juga tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Hutang yang jatuh tempo pada akhir Desember 1965, seluruhnya berjumlah 2,358 Juta dollar AS.
Dengan Perincian negara-negara yang memberikan hutang pada masa Orde Lama adalah blok negara
komunis (US $ 1.404 juta), negara Barat (US $ 587 juta), sisanya pada negara-negara Asia dan badan-
badan internasional.

Untuk menanggulangi masalah hutang-piutang luar negeri itu, pemerintah Orde Baru berupaya
melakukan diplomasi yang intensif dengan mengirimkan tim negosiasinya ke Paris, Perancis (Paris Club),
untuk merundingkan hutang piutang negara, dan ke London, Inggris (London Club) untuk merundingkan
hutang-piutang swasta. Sebagai bukti keseriusan dan itikad baik untuk bersahabat dengan negara para
donor, pemerintah Orde Baru sebelum pertemuan Paris Club telah mencapai kesepakatan terlebih
dahulu dengan pemerintah Belanda mengenai pembayaran ganti rugi sebesar 165 juta dollar AS
terhadap beberapa perusahaan mereka yang dinasionalisasi oleh Orde Lama pada tahun 1958. Begitu
pula dengan Inggris telah dicapai suatu kesepakatan untuk membayar ganti rugi kepada perusahaan
Inggris yang kekayaannya disita oleh pemerintah RI semasa era konfrontasi pada tahun 1965.

Pada tanggal 10 Januari 1967 pemerintahan Orde Baru memberlakukan UU No 1 tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing (PMA) . Dengan UU PMA, pemerintah Order Baru ingin menunjukkan
kepada dunia internasional bahwa arah kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah orde baru
berbeda dengan order lama kebijakan yang dilakukan pemerintah pada awal Orde Baru mulai
menunjukkan hasilnya. Hiperinflasi mulai dapat dikendalikan dari 600% menjadi 120% (1967) dan 80%
(1968)

2.2 Kebijakan Pembangunan Orde Baru

Pembangunan Nasional pada Masa Orde Baru.


Pembangunan Nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang
meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Pembangunan nasional dilakukan untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

5
Adapun landasan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional adalah landasan idiil
(Pancasila), landasan konstitusional (UUD 1945), dan landasan operasional (GBHN). Untuk mewujudkan
tujuan nasional, MPR menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN merupakan pola
umum pembangunan nasional dengan rangkaian program-program yang kemudian dijabarkan dalam
rencana pembangunan lima tahun (Repelita).

konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akibat pelaksanaan pembangunan
tidak akan bermakna apabila tidak diimbangi dengan pemerataan pembangunan. Oleh karena hal itu,
sejak pembangunan lima tahun tahan III (1 April 1979-31 Maret 1984) pemerintah Order Baru
menetapkan delapan jalur pemerataan.

2.3 Peristiwa Konflik Pada Awal Masa Orde Baru (Integrasi Timor Timur)

Peristiwa konflik pada awal masa Orde Baru adalah Integrasi Timor Timur. Adanya Perang Dingin dan
konstelasi geopolitik kawasan Asia

Tenggara saat itu terjadi perebutan pengaruh antara Blok Barat dan Blok Timur. Pada tahun
1975 Amerika Serikat mengalami kekalahan di Vietnam. Dengan berdirinya pemerintahan
Republik Demokratik Vietnam yang komunis dianggap sebagai ancaman yang dapat
menyebabkan jatuhnya negara-negara di sekitarnya ke tangan pemerintah komunis. Secara
tidak langsung dengan wilayah Indonesia yang sama di wilayah koloni Portugis (Timor Timur)
yang berbatasan secara langsung dengan wilayah Indonesia terjadi krisis politik. Krisis tersebut
terjadi sebagai dampak kebebasan yang diberikan oleh pemerintah baru Portugal.

Adanya perubahan tersebut membuat kesempatan Timor Timur untuk menentukan masa
depannya. Timor Timur diperbolehkan mendirikan partai politik. Partai Politik tersebut adalah
UDT, Fretilin dan Apodeti.

1. Uniao Democratica Timorense (UDT/Persatuan Demokratik Rakyat Timur)


UDT didirikan oleh Mario Viegas Carracalao. UdT terdiri dari pimpinan senior
administrasi, pemilik perkebunan dan pemimpin suku asli. UdT ingin merdeka secara
bertahap. Untuk tahap awal UDT menginginkan Timor Timur menjadi negara bagian
Portugal. Adapun keinginan untuk tetap di bawah Portugal tersebut karena Timor
Timur belum dapat berdiri sendiri atas dasar ekonomi yang masih lemah dan rakyatnya
secara pendidikan masih tertinggal.

2. Frente Revolucionaria de Timor Leste Independent (Fretilin/Front Revolusioner Kemerdekaan


Timor Timur.
Salah satu tokohnya adalah Fransisco Xavier de Amaral. Partai ini ingin Timor Timur menjadi
negara yang merdeka dan berdiri sendiri.

3. Associacao Popular Democratica de Timor Pro Referendo ( (Apodeti/Ikatan Demokratik Popular


Timor)

6
Salah satu tokohnya dalam Arnaldo dos Reis Araujo. Partai ini ingin bergabung dengan
Indonesia. Apa yang disampaikan tokoh apodeti mendapat respons yang cukup positif
dari para elite politik Indonesia, terutama dari kalangan militer yang pada dasarnya
memang khawatir jika Timor Timur jatuh ke tangan komunis.

Adanya perbedaan kepentingan ketiga partai mengakibatkan adanya perang saudara. Dalam
perang tersebut dimenangkan oleh Fretilin. Fretilin memproklamasikan berdirinya sebuah
Republik Demokrasi Timor Timur pada tanggal 28 November 1975.

2.4 Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi Masa Orde Baru


1. Dampak Terhadap Politik.

• Dampak Negatif :
- Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar
kepada rakyat Indonesia.
- Sistem perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan
sebuah kekuasaan secara sepihak.
- Terbentuk pemerintahan yang bersifat otoriter, dominative dan sentralistis.
- Kebijakan politik teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.
- Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Dampak Positif :
- Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan
yang membuat semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat.
- Situasi keamanan pada masa ORBA relatif aman dan terjaga dengan baik karena pemerintah
mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.
- Dilakukan peleburan partai dimaksudkan agar pemerintah dapat mengontrol parpol.
- Keamanan dalam negeri lebih terjamin.

2. Dampak Terhadap Ekonomi.


• Dampak Negatif :
- Perbedaan ekonomi antardaerah, dalam masyarakat terasa semakin tajam.
- Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
- Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme)

7
- Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan
politik, ekonomi, dan sosial.
- Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan
ekonomi sangat rapuh.
- Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan,
terutama di Aceh dan Papua
- Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh
tunjangan pemerintah.
• Dampak Positif :
- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat terlihat secara konkrit.
- Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
- Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
- Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.
- Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996
telah mencapai lebih dari AS$1.000.
- Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
- Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pembangunan menjadi prioritas kebijakan pemerintah Orde Baru. Program berupa
Rencana Pembangunan Lima Tahun menunjukkan adanya pelaksanaan tahap demi tahap
pembangunan yang dilakukan dengan prioritas pembangunan tertentu.
2. Agenda pembangunan ini diformulasikan oleh pemerintah Orde Baru dalam bentuk
Trilogi Pembangunan.
3. Sistem kepartaian disederhanakan oleh pemerintah Orde Baru sejak awal tahun 1970-an
ke dalam tiga partai.
4. Krisis ekonomi dan tuntutan demokratisasi menjadi alasan gerakan mahasiswa yang
akhirnya menjadikan orde ini diganti dengan Orde Reformasi

3.2 Saran
Maju mundurnya suatu negara tergantung bagaimana pemimpinnya. Jadi saran kami
yaitu kepada setiap pemimpin janganlah cuman mementingkan kebutuhan pribadi saja, tapi
cobalah berfikir untuk mengambil gagasan yang sifatnya bisa merubah dan menguat orang yang
dipimpin menjadi lebih maju dan sejahtera.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Stabilisasi Politik dan Rehabilitasi Ekonomi Masa Orde Baru.
[Internet].

https://readyygo.blogspot.com/2016/10/stabilisasi -politik-dan-rehabilitasi_8.html

(diakses pada tanggal 8 Oktober 2019)

Anis, Rahma. 2010. Stabilitas Politik Orde Baru.


http://ajangpintar.blogspot.com/2010/03/03-stabilitas-politik-orde-baru.html.

(diakses pada tanggal 8 Oktober 2019).

Rusla, Rio. 2017. Integrasi Timor Timur Pada Masa Orde Baru.
http://culture.blogspot.com/2017/04/04-integrasi-timor-timur.html

(diakses pada tanggal 8 Oktober 2019).

Riko, Budi. 2016. Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi Masa Orde Baru.
http://ordebaru.blogspot.com/2016/01/01-dampak-kebijakan-politik-dan-ekonomimasa-orde-
baru.html.

(diakses pada tanggal 8 Oktober 2019)

10

Anda mungkin juga menyukai