Anda di halaman 1dari 28

JAKARTA - Setelah perang dunia kedua, muncul perang dingin antara dua negara pemenang

perang: Amerika Serikat dan Soviet. Mereka berebut pengaruh. Dunia terbelah menjadi dua
kubu, timur dan barat.  

Kubu barat berisi negara liberalis-kapitalis yang dipimpin oleh AS. Sementara kubu timur
terdiri dari negara komunis yang dipimpin Uni Soviet. 

Salah satu bentuk pertentangan antara kedua kubu terlihat dengan bagaimana mereka unjuk
kekuatan militer. Melihat kekuatan kubu barat semakin kuat dengan bergabungnya Jerman
Barat dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kubu timur membentuk organisasi
serupa yaitu Pakta Warsawa. 

Mengutip laman arsip sejarah Uni Soviet,  yang menandatangani Perjanjian Persahabatan,


Kerja Sama, dan Bantuan Bersama sama ini adalah Uni Soviet, Jerman Timur, Polandia,
Hongaria, Cekoslowakia, Rumania, Bulgaria, dan Albania. Aliansi militer itu resmi berdiri
pada Mei 1955. Sejak saat itu lahirlah NATO Soviet.

Pasukan Pakta Warsawa ini menggabungkan kekuatan militer yang tidak bisa dibilang kecil.
Tentara mereka dilengkapi alutsista seperti tank besar dan formasi altileri.

Mengutip Russia Beyond, pasukan tank merupakan kekuatan utama Pakta Warsawa.


Jumlahnya mencapai 53.000 tank Soviet dan 12.000-15.000 tank Eropa Timur. Sebagian
besar tanknya jenis T-54A dan T-55 yang secara bertahap digantikan oleh T-64. 

Kekuatan yang dihimpun aliansi Pakta Warsawa terlihat kuat dan solid. Namun ironis, satu-
satunya invasi yang pernah diluncurkan oleh Pakta Warsawa justru ditujukan terhadap
anggotanya sendiri: Hongaria pada tahun 1956, dan Cekoslowakia pada tahun 1968. Lalu
raksasa aliansi militer Blok Timur itu dengan cepat runtuh tanpa serangan dari luar. 

Kuat di luar ringkih di dalam

Pakta Warsawa runtuh karena sejumlah alasan. Misalnya, Pakta Warsawa malah dijadikan
alat untuk rezim komunis di Eropa Timur. Meskipun Soviet bersikeras mempertahankan
perjanjian itu, namun seperti dijelaskan laman arsip sejarah Uni Soviet, permusuhan internal
menjadi penyebab runtuhnya organisasi itu. 

Mengutip Russia Beyond, goncangan pertama yang dihadapi Pakta Warsawa terjadi pada
1956. Saat itu muncul demonstrasi anti-Soviet di Hongaria yang didukung dinas-dinas
keamanan Barat. 

Pemerintah Hongaria sempat mengumumkan pengunduran dirinya dari Pakta Warsawa. Hal
itu membuat Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev segera bertemu dengan sekutu Eropa
Timurnya dan memutuskan untuk mengintervensi. Seminggu berikutnya pasukan Soviet dan
Hongaria, dibantu pasukan keamanan kedua negara, menekan seluruh perlawanan di
Budapest dan menyeret Hongaria kembali ke Pakta Warsawa. 

Guncangan lainnya pada Pakta Warsawa terjadi ketika Albania menantang Uni Soviet.
Mereka tak suka dengan politik de-Stalinisasi Soviet. Albania kemudian secara de facto
memutuskan berhenti berpartisipasi dalam kegiatan aliansi itu pada 1961. 
Kemudian masalah terbesar organisasi yang didominasi Uni Soviet ini adalah ketika
menghadapi Kebangkitan Praha pada 1968. Saat itu merupakan periode liberalisasi dan
reformasi kardinal di Cekoslowakia. 

Hal ini membuat Uni Soviet khawatir. Negara adidaya itu membonceng aliansi Pakta
Warsawa yang lain untuk menginvasi Cekoslowakia. Hal itu kemudian mengundang kutukan
dari Sekjen Partai Komunis Rumania Nicolae Ceasusescu. Oleh karenanya pasukan Rumania
tak ikut serta dalam operasi militer tersebut. 

Pakta Warasawa kemudian semakin berada di titik nadir setelah rezim Uni Soviet di negara
Eropa Timur runtuh.

Akhirnya pada hari ini, 25 Februari 29 tahun lalu, atau lebih tepatnya 1991, enam menteri
luar negeri dan pertahanan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Pakta Warsawa
(USSR atau Soviet, Bulgaria, Romania, Republik Demokratik Jerman, Hungaria, Polandia,
dan Cekoslowakia) mengadakan pertemuan di Budapest. Agendanya membubarkan pakta
pertahanan tandingan NATO tersebut. Aliansi itu secara resmi dibubarkan pada 1 Juli 1991
dan semua mantan anggotanya kecuali Rusia segera bergabung dengan aliansi musuh lama
mereka yakni NATO. 

Selama beberapa dekade, Pakta Warsawa terlihat sangat kuat dan


solid. Namun, “kaki” raksasa aliansi militer Blok Timur itu ibarat
terbuat dari tanah liat dan dengan cepat runtuh tanpa serangan dari
luar.

Di Barat, Uni Soviet selalu dipersepsikan sebagai agresor yang kejam.


Namun, banyak yang lupa bahwa Baratlah yang pertama kali mendirikan
NATO pada 1949. Uni Soviet baru merespons pendirian aliansi militer dan
politik tersebut enam tahun kemudian.

Soviet tidak bereaksi terhadap pendirian NATO hingga Republik Federal


Jerman (FRG, alias Jerman Barat) bergabung dengan aliansi tersebut pada
1955. Bergabungnya Jerman Barat adalah pelanggaran langsung
terhadap Perjanjian Potsdam (perjanjian antara Sekutu Perang Dunia II
[Inggris, AS, dan Uni Soviet] untuk pendudukan militer dan pembangunan
kembali Jerman pada masa pendudukan Sekutu). Padahal, perjanjian itu
sepakat melucuti dan mendemiliterisasi Jerman. Pada 9 Mei, Jerman Barat
secara resmi menjadi anggota NATO. Lima hari kemudian, 14 Mei, negara-
negara sosialis menandatangani Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan
Bantuan Bersama, yang umumnya dikenal sebagai Pakta Warsawa. Sejak itu,
lahirlah “NATO Soviet”.
Getty Images

Organisasi baru itu beranggotakan Uni Soviet, Republik Demokratik Jerman


(GDR, alias Jerman Timur), Cekoslowakia, Bulgaria, Rumania, Polandia,
Hongaria, dan Albania. Meski terdiri dari delapan negara anggota, perwira-
perwira Sovietlah yang selalu menjadi komandan tertinggi pasukan aliansi
tersebut, dimulai dari pahlawan Perang Dunia II, Marsekal Ivan Konev.
Sputnik

Ujian pertama yang dihadapi Pakta Warsawa terjadi pada tahun berikutnya.
Pada 1956, muncul demonstrasi anti-Soviet besar-besaran di Hongaria yang
didukung dinas-dinas keamanan Barat. Pada 1 November, pemerintah
Hongaria yang baru mengumumkan pengunduran diri dari Pakta Warsawa.
Tak tinggal diam, Soviet harus segera memadamkan api berbahaya di jantung
Eropa.
Getty Images

Pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev segera bertemu dengan sekutu


Eropa Timurnya dan memutuskan untuk mengintervensi. Seminggu
berikutnya, pasukan Soviet dan Hongaria, dibantu pasukan keamanan kedua
negara, menekan seluruh perlawanan di Budapest dan menyeret Hongaria
kembali ke Pakta Warsawa.
Getty Images

Pada 1961, Albania menantang raksasa Uni Soviet. Tak senang dengan
politik de-Stalinisasi (proses reformasi politik di Uni Soviet yang terjadi
setelah kematian Josef Stalin) dan hubungan Soviet-Yugoslavia yang
memanas, Pemimpin Albania Enver Hoxha mengalihkan kesetiaannya ke
Tiongkok, yang kala itu kurang bersahabat dengan Uni Soviet. Perpecahan
Soviet-Albania berakhir seiring pasukan Albania secara de facto berhenti
berpartisipasi dalam kegiatan aliansi pada 1961. Tujuh tahun kemudian,
Albania secara resmi meninggalkan Blok Timur.
Vladimir Musaelian / TASS

Tantangan paling serius bagi Pakta Warsawa adalah saat


menghadapi Kebangkitan Praha pada 1968, yaitu periode liberalisasi dan
reformasi kardinal di Cekoslowakia, yang menimbulkan banyak
kekhawatiran di Uni Soviet. Berbeda dengan situasi di Hongaria pada 1956,
kali ini Uni Soviet memutuskan untuk tidak bertindak sendiri, melainkan
melibatkan semua anggota aliansi.
Getty Images

Pada 21 Agustus 1968, Pakta Warsawa memprakarsai Operasi Danube.


Pasukan aliansi memasuki Cekoslowakia dan selama beberapa minggu
menekan gerakan Kebangkitan Praha. Kontingen militer terbesar datang dari
Uni Soviet (170 ribu) dan Polandia (40 ribu). Sementara, Jerman Timur
mengirim 15 ribu tentara, Hongaria 12.500, dan Bulgaria tak sampai 2.000
personel. Pada saat yang sama, Sekjen Partai Komunis Rumania Nicolae
Ceausescu mengutuk keras intervensi tersebut. Karena itu, pasukan Rumania
tak ikut serta dalam Operasi Danube.
Getty Images

Pakta Warsawa secara reguler menggelar latihan militer gabungan. Yang


terbesar dan paling penting di antaranya adalah Zapad-81 yang melibatkan
lebih dari 100 ribu personel militer dan Shchit-82 yang menyimulasikan
perang nuklir.
Nikolay Malyshev / TASS

Lebih dari 80 persen senjata yang digunakan tentara Pakta Warsawa berasal
dari Uni Soviet: dari tank dan jet tempur hingga alat perang elektronik.
Cekoslowakia juga secara aktif memproduksi dan memasok sekutu-
sekutunya dengan kendaraan-kendaraan tempur infanteri dan pengangkut
personel lapis baja (APC).
Getty Images

“Kelompok Utara” pasukan aliansi (Jerman Timur, Polandia, dan


Cekoslowakia), yaitu negara-negara anggota yang berada dekat dengan
musuh potensial, dipersenjatai lebih baik daripada “Kelompok Selatan”
(Rumania, Hongaria, dan Bulgaria) yang dianggap relatif lemah. Prinsip yang
sama diterapkan pada kelompok pasukan Soviet yang dikerahkan di negara-
negara sekutu ini.
Aleksandr Sergeev / Sputnik

Pasukan tank adalah kekuatan utama Pakta Warsawa. Jumlahnya sungguh


luar biasa: ada 53.000 tank Soviet dan 12.000 – 15.000 tank Eropa Timur.
Sebagian besar dari tank-tank itu adalah jenis T-54A dan T-55, yang secara
bertahap digantikan oleh T-64 dan T-72. Sesaat sebelum runtuhnya Pakta
Warsawa, negara-negara anggotanya mulai menerima T-80 terbaru.
Dorofey Getmanenko / Sputnik

Pada 1977, negara-negara Pakta Warsawa menciptakan Sistem Akuisisi


Bersama Data Musuh (SOUD), sebuah sistem intelijen sinyal global rahasia
untuk mencegat informasi. Tujuan awalnya adalah untuk melindungi Uni
Soviet dari “ancaman asing” selama Olimpiade 1980 di Moskow.
Boris Prihodko / Sputnik

Pakta Warsawa runtuh setelah kejatuhan rezim Uni Soviet di negara-negara


Eropa Timur. Aliansi itu secara resmi dibubarkan pada 1 Juli 1991, dan
semua mantan anggotanya (kecuali Rusia) segera bergabung dengan aliansi
musuh lama mereka: NATO.

secara resmi dikenal sebagai Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Bantuan


Bersama adalah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan
mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO (yang dibentuk
pada 1949). Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam
NATO melalui ratifikasi Perjanjian Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita
Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955.

Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan


Bantuan Bersama

1955–1991

Lambang

Semboyan: Союз мира и социализма  (Rusia)


"Persatuan dengan perdamaian serta sosialisme"
Anggota Pakta Warsawa:

 Bulgaria
 Cekoslovakia
 Jerman Timur
 Hongaria
 Polandia
 Romania
 Uni Soviet
 Albania

Pakta ini berakhir pada 31 Maret 1991, dan diakhiri secara resmi dalam sebuah pertemuan
di Praha pada 1 Juli 1991.

Anda mungkin juga menyukai