Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH POLITIK APARTHEID

[ AFRIKA SELATAN ]

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Peminatan

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Guntur Muntaha
Kelas : XII IPS 4

SMAN 2 KOTA SUKABUMI


Jl.Karamat No 93, Karamat , Kec.Gunungpuyuh ,Kota Sukabumi Jawa
Barat 4312
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena dengan
rahmat , karunia , serta taufik dan hidayah –Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki . Dan juga saya
berterima kasih pada Ibu Dra.Ros Rosidah selaku Guru mata pelajaran Sejarah
Peminatan yang telah membimbing saya .

Saya sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Politik Apartheid (Afrika Selatan) yang
disusun secara ringkas dan sistematis sehingga mudah dipahami dan dapat
memberikan manfaat bagi kita untuk mempelajarinya .

Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Sukabumi, 24 Maret 2021


Penyusun
Daftar Isi

Cover............................................................................................................................i
Kata Pengantar………………………………....………….…….…………………………..ii
Daftar Isi………………………………………………………………….………….………..iii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………............................................... ….…..……........1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..….1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….………...1
BAB II: PEMBAHASAN..
A. Sejarah Munculnya Politik Apartheid Di Afrika Selatan……….……................………2
B. Keadaan Masyarakat Afrika Selatan Sebelum Dan Sesudah Politik Apartheid….... 2
C.Perkembangan Politik Apartheid Di Afrika Selatan……………….……...............…….3
D. Dampak Politik Apartheid Bagi Afrika Selatan………………......................................4
E. Aksi Anti Apartheid……………………………………………………......…..……………5
F. Diisolasi Internasional…………………………………………………….……..………….6
G. Resolusi Yang Dilakukan Dalam Menangani Politik Apartheid….….....................…..7
H. Berakhirnya Politik Apartheid Di Afrika Selatan………….........................……............8

BAB III: PENUTUP


Kesimpulan.....................................................................................................................9

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar  Belakang

          Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrikabagian selatan.
Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana danZimbabwe di utara, Mozambik dan
Swaziland di timur laut. Keseluruhan negaraLesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan. Pada
masa dahulu, pemerintahan negara ini dikecam karena politik   ‘apartheid’nya  tetapi sekarang
Afrika Selatan adalah sebuah negara demokratis dengan penduduk kulit putih terbesar di benua
Afrika.
Apartheid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini berarti
pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam).
Apartheid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi
pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan peraturan-peraturan yang
bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial. Secara struktural, Apartheid adalah
kebijaksanaan mempertahankan dominasi minoritas kulit putih atas mayoritas bukan kulit putih
melalui pengaturan masyarakat di bidang sosial budaya, politik militer dan ekonomi Kebijakan
ini berlaku tahun 1948.
.

            Afrika Selatan juga merupakan negara dengan berbagai macam bangsa dan mempunyai
11 bahasa resmi. Negara ini juga terkenal sebagai produsen berlian, emas dan platinum yang
utama di dunia. Mendengar kata Afrika Selatan pasti tak pernah lepas dari “apartheid dan Nelson
Mandela”. Negara yang memiliki 11 bahasa resmi termasuk di dalamnya bahasa English,
Afrikaans, Sesotho, Setswana, Xhosa dan Zulu ini hingga sampai pada tahun 1994 masih
didominasi oleh kekuatan superior kulit putih, meski pada saat itu Mandela telah menjabat
sebagai presiden berkulit hitam pertama di sana. Pemerintahan kulit putih yang dalam hal ini
terlalu bertindak dengan melihat seseorang itu dari ras apa. Meski negara ini merupakan negara
yang tak lepas dari masalah, namun negara ini juga telah sukses mengadakan tiga kali pemilihan
umum tentunya semenjak pemerintahan tak lagi didominasi oleh kulit putih tentunya. Kekuatan
yang mendasari dari benua Afrika juga tak lepas dari perekonomian di negara ini. Lihat saja
melalui sumber daya alam yang terdapat di negara ini, ada emas yang menjadi kebanggaannya,
ada juga berlian, mineral, platinum dsb. Negara Afrika Selatan terbagi menjadi 9 provinsi (Cape
Timur,Barat, Utara, Free State, Gauteng, KwaZulu-Natal, Limpopo, Mpumalanga, North-West).
Meski negara ini beribukotakan Pretoria, namun terdapat tiga pemerintahan yang menjadi
pusatnya. Pretoria, Cape Town, dan Bloemfontein.

1.2  Rumusan Masalah
1. Sejarah Munculnya Politik Apartheid Di Afrika Selatan ?
2. Keadaan Masyarakat Afrika Selatan Sebelum Dan Sesudah Politik Apartheid?
3.Perkembangan Politik Apartheid Di Afrika Selatan?
4. Dampak Politik Apartheid Bagi Afrika Selatan?
5. Aksi Anti Apartheid?
6. Diisolasi Internasional?
7. Resolusi Yang Dilakukan Dalam Menangani Politik Apartheid?
8. Berakhirnya Politik Apartheid Di Afrika Selatan?

1.3  Tujuan
Untuk mengetahui masalah – masalah pemerintahan yang terjadi pada masa apartheid yang
membawa dampak yang sangat kontroversi.
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Politik Apartheid di Afrika Selatan


Apharteid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini berarti
pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam).
Apharteid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi
Pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan pertaruran-peraturan yang
bertujuan untnk melestarikan pemisahan rasial.
Secara struktual, Apartheid berarti adalah kebijaksanaan mempertahankan dominasi
minoritas kulit putih atas mayoritas bukan kulit putih melalui pengaturan masyarakat di bidang
sosial budaya, politik militer dan ekonomi Kebijakan ini berlaku tahun 1948.
Pada saat itu Afrika Selatan dibagi menjadi 4 gol ras utama yaitu:
a. Kulit putih
b. Kulit hitam
c. Kulit berwarna
d. Asia
Masalah Apartheid berawal dari pendudukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa
di Afrika. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Afrika Selatan adalah bangsa Belanda.
Bangsa Belanda datang ke Afrika Selatan dipimpin oleh Jan Anthony van Riebeeck. Kedatangan
Bangsa Belanda ini menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat Afrika selatan.
Masyarakat Afrika selatan menjadi dibawah pendudukan bangsa Eropa (B.Belanda atau kulit
putih), sehingga msalah kulit ini yg menjadi titik pangkal munculnya masalah Apartheid.
Bangsa Belanda langsung menetap di Afrika Selatan. Mereka sering disebut dengan
bangsa Boer. Kedatangan bangsa Belanda diikuti oleh bangsa Inggris yang berhasil melakukan
penguasaan dari Afrika bagan Utara (Mesir), Afrika bagian Selatan (Cape Town). Kedatangan
Inggris menyebabkan “perang Boer” antara Inggris dan Belanda. Inggris berhasil mengalahkan
Belanda sehingga wilayah Afrika selatan menjadi daerah kekuasaan Inggris. Akhirnya, Inggris
menjadi penguasa Afrika selatan. Dengan kemenangan Inggris maka banyak orang Inggris yang
datang ke Afrika selatan. Pada tahun 1910 dibentuk Uni Afrika Selatan yang merupakan
gabungan dari kedua Republik kaum Boer, yaitu: Transvaal dan Orange Kree Style dengan Cape
Colony dan Natal. Uni Afrika Selatan adalah dominion Inggris.
B. Keadaan Masyarakat Afrika Selatan Sebelum dan Sesudah Politik
Apartheid
1. Afrika Selatan Sebelum Apartheid
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku telah
menjadi penghuninya termasuksuku Khoi, Bushmen, Xhosadan Penjelajah Belanda yang dikenal
sebagai Afrikaner tiba disana pada 1652. Pada saat itu Inggris juga berminat dengan negara ini,
terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal ini menyebabkan Perang
Britania-Belanda dan dua Perang Boer. Pada 1910,empat republik utama digabung di bawah
Kesatuan Afrika Selatan. Pada 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania
sepenuhnya.Walaupun negara ini berada di bawah jajahan Britania, mereka terpaksa berbagi
kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini telah berlanjut hingga tahun 1940-an,
saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas di parlemen.
Strategi-strategi partai tersebut telah menciptakan dasar apartheid (yang disahkan pada tahun
1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit putih
dan diskriminasi ras. Namun demikian pemerintahan Britania kerap kali menggagalkan usaha
apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.

2. Afrika Selatan Sesudah Apartheid


Apartheid berakhir pada Februari tahun 1990 akibat dorongan dari bangsa lain dan
tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika
(ANC), pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk menarik balik
larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan
membebaskan Nelson Mandela dari penjara. Undang-undang apartheid mulai dihapus secara
perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994. Partai
ANC meraih kemenangan yang besar dan Nelson Mandela, dilantik sebagai Presiden kulit hitam
yang pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum kulit hitam,
berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.
Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun, pemerintahannya
telah berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu yang telah diabaikan
semasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditangani oleh pemerintahan pimpinan ANC adalah
seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan perumahan dan pangan. Pemerintahan Mandela
juga mula memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi global setelah beberapa
tahun diasingkankan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam usaha mereka untuk
menyatukan rakyat pemerintah juga membuat sebuah komite yang dikenal dengan Truth and
Reconciliation Committee (TRC) dibawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini berperan
untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan polisi agar masyarakat Afrika Selatan
dapat hidup dalam aman dan harmonis.
C.Perkembangan politik Apartheid di Afrika Selatan

          Pada 1948, Partai Nasional terpilih untuk menguasai Afrika Selatan. Hal ini memperkuat
implementasi pemisahan rasial di bawah kekuasaan kolonial Inggris dan Belanda, dan
pemerintahan Afrika Selatan selanjutnya sejak terbentuknya perserikatan (Union). Pemerintahan
Nasionalis mengatur jalannya undang-undang pemisahan, menggolongkan orang-orang ke dalam
tiga ras, mengembangkan hak-hak dan batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti
hukum pass dan batasan pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang
jauh lebih besar. Sistem pemisahan ini kemudian dikenal secara kolektif sebagai apartheid.
Pemencilan ini dimaksudkan kulit putih untuk mengontrol kekayaan yang mempercepat
industrialisasi dari 1950an, '60an, dan ' 70an.
            Selama minoritas Kulit Putih menikmati standar paling tinggi di seluruh Afrika,
seringkali dibandingkan dengan negara-negara barat Dunia Pertama, mayoritas Kulit Hitam tetap
dirugikan dalam setiap tingkat, meliputi pendapatan, pendidikan, rumah, dan tingkat harapan
hidup. Pada 31 Mei 1961, mengikuti referendum orang-orang kulit putih, negara ini menjadi
sebuah republik dan meninggalkan Persemakmuran (Britania). Ratu Elizabeth II tidak lagi
menjadi kepala negara dan Gubernur Jendral terakhir menjadi Presiden Negara.
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah meluasnya sanksi internasional,
divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam Afrika Selatan. Suatu periode panjang
penindasan oleh pemerintah, dan kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi,
protes, dan sabotase dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-
apartheid yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).

D.Dampak Politik Apartheid Bagi Afrika Selatan

          Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya,
lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna
kulit). Oleh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, tetapi pemerintaha Pieter Botha
dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang
dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela yang terpaksa mendekam
dalam penjara selama 27 tahun.
            Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi
Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah.
Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu kedengarannya baik yaitu tiap golongan
masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan kulit hitam harus sama-sama
berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan sosial dalam masyarakat yang
pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum
penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit hitam.Verwoed menyusun rencana pembentukan
homeland, yang disebut juga Batustan. Homeland dilaksanakan dengan diadakannya pembagian
kembali Afrika Selatan berdasarkan wilayah kesukuan.
Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan diharuskan menjadi warga negara salah satu homeland atas
dasar tempat lahirnya. Untuk memantapkan proyek homeland dikeluarkan bantuan biaya untuk
perangsang termasuk perangsang untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland. Kemajuan-
kemajuan kecil tampak dari proyek itu.

E.Aksi Anti Apartheid

          Akibat penekanan dan rasialisme, muncul gerakan protes yang diorganisir Kongres
Nasional Afrika ANC, yang kemudian menjadi gerakan massal. Demonstrasi, boykot, mogok
kerja dan pembakaran massal paspor-paspor.

            Salah satu aktivis utamanya adalah pengacara muda Nelson Mandela, yang kemudian
menjadi ketua ANC. Tahun 1960 di selatan Johannesburg 20 ribu warga kulit hitam tanpa paspor
menyerbu pos polisi, membiarkan dirinya ditangkap pihak berwenang. Demonstrasi itu berakhir
dengan pembunuhan massal.
            ANC kemudian dilarang. Nelson Mandela melakukan perlawanan bersenjata dalam
gerakan bawah tanah, dengan menyerang pusat-pusat industri. Tahun 1964 jajaran pimpinan
gerakan bawah itu ditangkap. Nelson Mandela dan Walter Sisulu dkenai tahanan seumur hidup.
Di pengadilan Mandela menekankan ia bersedia mati untuk visinya.
F.Diisolasi Internasional

          Dengan penerapan sistem apartheid Afrika Selatan semakin diisolasi masyarakat


internasional. Sanksi perdagangan dan politik keuangan pada akhir 1980-an menyulitkan
pemerintah nasionalis.

Tekanan dari protes di jalanan, larangan mengikuti kejuaraan dunia serta pertandingan olimpiade
menyebabkan pemerintah dari Frederik Willem De Klerk akhirnya melakukan perundingan
dengan Kongres Nasional Afrika, ANC dengan syarat berakhirnya kekerasan tersebut.

Dalam pidato di parlemen tahun 1990 Presiden De Klerk mengumumkan reformasi serta
berakhirnya pengasingan para aktivis. Nelson Mandela dibebaskan 11 Februari 1990 dalam usia
74 tahun, setelah ditahan 27 tahun. Ia berhasil melalui masa penahanan tersebut karena tidak
ragu akan misinya.

G.Resolusi Yang Dilakukan Dalam Menangani Politik Apartheid

          Dengan adanya orang-orang kulit hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai
mengambil langkah-langkah membentuk gerakan politik. South Afrika Native National
Conference dan APO mengirimkan delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi
gagal. Sebagai reaksi, lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian
namanya diubah menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas pada usaha
agar golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik dalam masyarakat yang
dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk mencapai sasaran adalah lewat jalan
konstitusional. Perjuangan ANC berubah setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan
National Land Act yang isinya :”orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di wilayah
orang kulit putih sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil”. Pada tahun 1919 – 1920, ANC
melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban orang kulit hitam membawa
pas. ANC mengalami kemunduran setelah pemerintah Afrika Selatan mengambil tindakan keras
dan tegas. Untuk sementara peranannya diambil alih oleh ICU (Industrial and Commercial
Union) yang didirikan pada tahun 1919. ANC memperluas keanggotaannya dan akhirnya
berkembang menjadi organisasi massa.
            Pada tahun 1952, orang kulit hitam, kulit berwarna serta sejumlah orang kulit putih
melancarkan suatu perlawanan pasif. Situasi seperti ini terjadi pada tahun 1970 dan kejadian
serupa sering terjadi dalam perjuangan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh ANC. Pada tahun
1955, kelompok-kelompok yang menentang politik Apartheid mengadakan pertemuan di
Capetown untuk menggariskan dasar-dasar bagi Afrika Selatan yang demokratis dan non rasial.
Pada tahun 1956 sebanyak 156 orang pemimpin ditangkap karena dituduh berkomplot akan
menggulingkan pemerintah. Proses ini terjadi berlarut-larut hingga akhirnya mereka dibebaskan
pada tahun 1961. sementara ANC kehilangan pemimpin-pemimpinnya, sejumlah anggotanya
memisahkan diri dan mendirikan Pan Africanist Congress (PAC). Pada tahun 1960 PAC
melancarkan kampanye anti kebijakan pemerintah. Dalam peristiwa itu sebanyak 69 orang tewas
ditembak oleh polisi di Sharpeville. Gerakan ANC dan PAC akhirnya dilarang setelah peristiwa
itu. Pembantaian di Sharpeville dan adanya larangan organisasi-organisasi politik di kalangan
orang kulit hitam merupakan titik balik dalam sejarah pembebasan Afrika Selatan. Akhirnya
diputuskan bahwa dengan jalan damai tidak bisa maka ditempuh jalan kekerasan. Pada tahun
1961 – 1962, aktivis orang kulit hitam mendirikan organisasi Umkhonto We Sizwe dan Poso
dengan mengadakan sabotase terhadap milik orang kulit putih. Menjelang akhir tahun 1973,
pemimpin-pemimpin Bantustan mengadakan pertemuan untuk membentuk federasi negeri-negeri
Bantu dan mengutuk diskriminasi rasial di Afrika Selatan.
            Pada tahun 1974, para pemuka federasi mengadakan pertemuan dengan PM Vorster.
Pada pertemuan itu, PM Vorster maupun federasi akan meminta tambahan wilayah bagi negara
Bantu. PM Vorster menolak usulan agar diselenggarakan suatu konvensi multirasial guna
menyusun suatu konstitusi baru dan dia tidak akan mengikutsertakan orang kulit hitam dalam
kekuasaan negara. Tekanan-tekanan semakin meningkat sejak bulan Juni 1976 ketika ±10.000
pelajar melancarkan demontrasi protes di Soweto yang berkembang menjadi huru hara di kota-
kota orang kulit hitam dekat Johanessburg dan Pretoria. Ratusan orang tewas dan lebih seribu
orang mengalami luka-luka. Terbunuhnya Steve Biko pimpinan Black Consciousness dalam
tahanan merupakan puncak tekanan pemerintah Afrika Selatan.
Pada tanggal 1 April 1960 Dewan Keamanan PBB (DK) berseru kepada Afrika Selatan agar
mengambil tindakan untuk mewujudkan harmoni rasialatas dasar persamaan dan melepaskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan Apartheid dan diskriminasi rasial. Pada tanggal 7 Agustus 1963
DK mengulangi seruannya sambil menghimbau kepada semua negara agar menghentikan
penjualan senjata dan perlengkapan militer kepada Afrika Selatan. Pada tanggal 4 Desember
1963, DK mengutuk sikap acuh tak acuh pemerintah Afrika Selatan dan mengulangi kembali
seruannya kepada semua negara agar menggunakan embargo senjata. Sehubungan dengan
jatuhnya banyak korban ketika pasukan Afrika Selatan melepaskan tembakan terhadap
demonstran yang menentang diskriminasi sosial (16 Juni 1976) pada tanggal 14 Juni 1976 DK
mengutuk keras pemerintah Afrika Selatan. Mereka mengatakan bahwa Apartheid adalah suatu
kejahatan, mengganggu perdamaian dan keamanan international serta mengakui sahnya
perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam melenyapkan Apartheid. Negara-negara Barat yang
menyatakan menjunjung tinggi persamaan hak dan kewajiban martabat semua orang tidak setuju
dengan diskriminasi rasial dan politik Apartheid di Afrika Selatan, tetapi mereka tidak dapat
berbuat sesuatu karena mempunyai banyak kepentingan. Mereka hanya mendukung resolusi-
resolusi anti Apartheid.
            Kemenangan Mandela, Nelson Mandela adalah salah seorang dari banyak tokoh pejuang
politik Afrika Selatan yang sempat menyaksikan dan merasakan puncak dari perjuangannya
yakni pembebasan kaum kulit hitam Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih.
Kemenangannya dalam pemilihan demokratis dan miltirasial pertama kali sepanjang 340 tahun
sejarah Afrika Selatan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar bagi negeri itu.

H.Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan

          Pemisahan suku di Afrika selatan mendapat tanggapan dari dunia lnternasional. Di Afrka
selatan sering terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid.
Gerakan yg terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika selatan dipelopori oleh African
National Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson Mandela. Pada pemerintahan Frederick
Willem de Klerk,Nelson memimpin aksi rakyat Afrika selatan untuk tinggal di rumah,aksi
tersebut mendapat tanggapan oleh pemerintah dengan menjebloskan Nelson ke penjara,tetapi
kemudian ia dibebaskan. Pembebasan ini membawa dampak positif terhadap perjuangan rakyat
Afrika selatan. Maka untuk pertama kalinya pada tanggal 2 Mei 1990 pemerintahan Afrika
selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat UU non Rasial. Pada tanggal 3
Juni 1990 de Klerk menghapus UU Darurat Negara yang berlaku hampir di setiap bagian Afrika
selatan.
Perjuangan Nelson Mandela memakan waktu yang cukup lama. Nelson Mandela terus berjuang
untuk mencapai kebebasan negrinya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Upaya-upaya
yang ditempuh Nelson Mandela mulai menampakan hasil yang menggembirakan ketika F.W.de
Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga kulit hitam.

Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan
dan ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan parlemen Afrika selatan

     Pengumuman itu diikuti penghapusan 3 UU yg memperkuat kekuasaan Apartheid,yaitu:


1. Land Act: UU yang melarang orang kulit hitam mempunyai tanah di luar wilayah tempat
tinggal yang ditentukan.
2. Group Areas Act : UU yg mengatur pemisahan tempat tinggal  Orang-orang kulit putih dengan
kulit hitam.
3. Population Registration Act : UU yang mewajibkan orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri
menurut kelompok suku masing- masing.
                  
            Pengahpusan UU tersebut diikuti dengan janji pemerintahan de Klerk untuk
menyelenggarakan pemilu tanpa pembatsan rasial. Pada pemilu Multirasial tahun 1994, partai
yang dipimpin oleh Nelson Mandela yaitu ANC, berhasil menjadi pemenang. Sejak terhapusnya
Apartheid, Afrika selatan mulai membangun negerinya agar sederajat dengan negara lain di
dunia
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

          Apharteid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan disini berarti
pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam).
Apharteid kemudian berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi
Pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan pertaruran-peraturan yang
bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial. Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya
undang-undang pemisahan, menggolongkan orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan
hak-hak dan batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum pass dan batasan
pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang jauh lebih besar.
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah meluasnya sanksi internasional,
divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam Afrika Selatan. Suatu periode panjang
penindasan oleh pemerintah, dan kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi,
protes, dan sabotase dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-
apartheid yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC). Di Afrka selatan sering
terjadi pemberontakan-pemberontakan untuk menghapus pemerintahan Apartheid. Gerakan yang
terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika selatan dipelopori oleh African National
Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson Mandela.pada tanggal 2 Mei 1990 pemerintahan
Afrika selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat UU non Rasial. Pada
tanggal 3 Juni 1990 de Klerk menghapus UU Darurat Negara yang berlaku hampir di setiap
bagian Afrika selatan. Upaya-upaya yang ditempuh Nelson Mandela sangat lama hingga mulai
menampakan hasil yang menggembirakan ketika F.W.de Klerk memberikan angin segar
kebebasan bagi warga kulit hitam. Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerk
mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan
parlemen Afrika selatan.
Daftar Pustaka

Soeratman Darsti. 2015. Sejarah Afrika, ombak, Yogyakarta.


http://indonesiadalamsejarah.blogspot.com/2015/09/nelson-mandela-dan-politik-
apartheid.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Apartheid
http://pencerahan-sejarah.blogspot.com/2011/02/masalah-apartheid-di-afrika-selatan.html
http://www.dw.com/id/mandela-kisah-perjuangan-melawan-apartheid/a-3493247
http://www.history.com/topics/apartheid
https://www.google.co.id/search?q=Apartheid+di+afrika&biw=1366&bih=623

Anda mungkin juga menyukai