Rasa syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat karunianya saya dapat menyusun Laporan ini dengan baik dan
selesai tepat pada waktunya. Laporan ini saya beri judul “Runtuhnya
Yugoslavia dan Perpecahan Cekoslowakia”.
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………. 15
B. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 17
1.1 PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang saya membuat laporan ini ialah untuk menyelesaikan tugas
ujian praktik pada mata pelajaran Sejarah Peminatan, Laporan ini akan
membahas tentang Runtuhnya Yugoslavia dan Perpecahan Cekoslovakia.
Laporan ini dibuat agar kita dapat mengetahui apa penyebab dari kedua masalah
tersebut, sehingga laporan ini dapat memberikan wawasan kepada penulis
maupun kepada pembaca.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
1.2 PEMBAHASAN
Uni Soviet yang runtuh dan terbagi dalam beberapa negara yang berdiri sendiri,
mendorong bangsa-bangsa di Yugoslavia untuk melakukan hal yang sama. Mereka
merasa memiliki ide politik sendiri sehingga akan lebih mudah mewujudkannya bila
memiliki sistem pemerintahan sendiri. Apalagi adanya
politik glasnost dan perestroika di Uni Soviet memberikan pengaruh yang besar
terhadap negara bagian Yugoslavia, karena telah menimbulkan rasa nasionalisme yang
cukup besar. Masing-masing negara bagian merasa memiliki keyakinan dan sistem
politik yang berbeda dan ingin mendirikan keyakinan tersebut di atas tanah mereka
sendiri yang merdeka dan terbebas dari pengaruh politik Yugoslavia
ng bersejarah.
Latar belakang Yugoslavia mulai dari pembentukan hingga terjadinya konflik dan
perpecahan memang cukup panjang. Pengendalian konflik sosial telah dilakukan dan
setelah bertahun-tahun Yugoslavia bisa didamaikan. Namun setelah negara-negara
bagian merdeka tetap saja ada konflik lainnya yang muncul sehingga peperangan dapat
terjadi dan sulit untuk dihindari.
Perang Yugoslavia tidak hanya disulut oleh satu individu saja, namun banyaknya
tokoh konflik Yugoslavia yang berperan membuat perang yang sangat keji ini akhirnya
terjadi dan membunuh banyak warga sipil yang tidak bersalah. International Criminal
Tribunal for the former Yugoslavia menyatakan kira-kira ada total 161 tersangka yang
terlibat di dalam perang Yugoslavia tersebut.
1. Slobodan Milosevic
Slobodan Milosevic adalah presiden Serbia yang menjabat pada saat itu.
Milosevic melihat naiknya nasionalisme warga Serbia sebagai kesempatan dan
kendaraan untuk mendapatkan ambisi politiknya. Dengan dukungan dari nasionalis
Serbia dari Kosovo dan bantuan aliansi dari televisi negara Serbia, Sloboden Milosevic
menyebarkan ketakutan diantara warga Serbia minoritas yang berada di wilayah
Kroasia dan Bosnia
Hal ini lah yang juga mendasari pondasi ideologi yang bernama “Greater Serbia”.
Negara sendiri tidak hanya melindungi Serbia saja, namun Bosnia dan Kroasia juga.
Mantan Presiden Serbia ini akhirnya dijebloskan ke dalam penjara dan meninggal di sel
tahanannya pada bulan Maret tahun 2006. Slobodan Milosevic dikenai sangsi atas
kriminalitas perang, genosida dan kriminalitas akan hak asasi manusia dan koneksinya
pada peperangan di Kroasia, Bonsia dan Kosovo.
2. Franjo Tudjman
Pemerintah Kroasia yang dipilih oleh Franjo Tudjman menginginkan agar warga
serbia yang berada di wilayah Kroasia menjadi “official minority” atau minoritas yang
sesungguhnya dengan memberikan mereka hak-hak minoritas. Franjo Tudjman
meninggal pada tahun 1999 ketika investigasi sedang berjalan.
3. Radovan Karadzic
4. Alija Izetbegovic
6. Ante Gotovina
Jenderal Kroasia Ante Gotovina diberi hukuman sangsi penjara 24 tahun dengan
alasan kriminalitas perang, kriminalitas melawan hak asasi manusia dan atas aksi-aksi
melawan populasi Serbia di Kroasia, termasuk pembunuhan dan deportasi. Banyak
yang melihat bahwa dakwaan itu disamakan dengan dakwaan yang harus diterima oleh
Franjo Tudjman. Namun pihak penuntut tidak setuju apabila Gotovina termasuk ke
dalam bagian “joint criminal conspiracy” yang mengikut sertakan Tudjman. . Ante
Gotovina ditangkap di Spanyol pada tahun 2005
7. Dusko Tadic
Dusko Tadic adalah pemimpin partai demokrasi Serbia dan seorang serdadu
polisi yang mengkomandani militer Plavi Orlovi. Dusko Tadic ditangkap di Munich
pada tahun 1994 karena koneksinya terhadap jalannya tenda-tenda penjara Omarska
dan Trnopolje di Bosnia. Dusko Tadic juga adalah kasus pertama yang ditangani oleh
ICTY (International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia. Pada tahun 1997,
Dusko Tadic diberikan sangsi 25 tahun penjara, dan akhirnya dikurangi menjadi 20
tahun. [AdSense-C]
8. Goran Hadzic
Goran adalah mantan Presiden Republik Serbia Krajina di Kroasia dari tahun
1992 sampai 1993. Dialah yang memegang peranan penting dalam operasi militer tahun
1991 dan diduga berkonspirasi dengan Zeljko Raznatovic dalam pembunuhan warga
sipil non serbia dibawah jurisdiksinya. Goran Hadzic hidup bebas 10 tahun setelah
konflik Yugoslavia terjadi, namun mulai menghilangkan jejaknya pada tahun 2004
setelah dakwaannya diketahui publik. Goran Hadzic ditangkap pada tanggal 20 Juli
2011.
9. Zeljco Raznatovic
Zeljco Raznatovic dikenal dengan nama Arkan, ia adalah seorang pencuri bank
dan pemilik toko roti yang mengkomandani anggota militer Serbia yang terkenal keji
pada tahun 1991 sampai 1995. Zeljco Raznatovic dikenai 24 dakwaan kriminalitas
melawan kemanusiaan, namun sebelum persidangan dimulai, Zeljco Raznatovic
ditembak mati pada tahun 200 di Belgrade.
Radislav Krstic adalah warga Bosnia Serbia pertama yang dinyatakan bersalah
atas genosida pada tahun 1995 yang membumi hanguskan ratusan ribu warga sipil dari
kalangan laki-laki dan anak laki-laki di Srebrenica. Radislav Krstic diberi hukuman 35
tahun penjara.
Dari keseluruhan total 161 tersangka, terdiri dari 62 warga Serbia, 18 warga Kroasia, 5
warga Bosnia, 2 warga Montenegro, 1 warga Macedonia dan 1 warga Albania. Masih
banyak yang belum bisa disebutkan dalam artikel ini. Latar belakang
Yugoslavia didasari oleh banyak faktor, salah satunya adalah SARA. Dengan
dihukumnya tersangka-tersangka yang ikut berperan dalam perang yang keji ini, hal ini
adalah salah satu bentuk penyelesaian konflik Yugoslavia, agar tidak terjadi kembali di
masa mendatang.
C. KONFLIK DI YUGOSLAVIA
2. Perang Bosnia adalah perang antara etnis Bosnia dan Serbia yang berlangsung
pada tahun 1992 hingga 1995. Perang Bosnia berawal dari keruntuhan Yugoslavia pada
tahun 1991. Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012)
karya Wahjudi Djaja, pasca keruntuhan Yugoslavia, kehidupan politik dan ekonomi dari
negara-negara bawahannya kehilangan arah. Pada perkembangannya, negara-negara
bawahan Yugoslavia seperti Kroasia, Slovenia, Macedonia dan Bosnia
memperklomarkin diri sebagai negara merdeka. Latar belakang Proklamasi negara-
negara bagian Yugoslavia mendapat penolakan dari Serbia. Serbia berusaha untuk
mempertahankan eksistensi Yugoslavia sebagai negara kesatuan di kawasan Balkan.
Baca juga: Sejarah Krisis Crimea (2014) Keinginan Serbia tersebut pada
perkembangannya menimbulkan konflik yang berujung pada Perang Bosnia. Latar
belakang terjadinya perang Bosnia, sebagai berikut: Perbedaan etnis, budaya dan agama
antara Bosnia dan Serbia Dominasi Serbia terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan
politik terhadap masyarakat Bosnia Letak Bosnia yang strategis dalam konteks kegiatan
ekonomi dan politik Kronologi Pada 1 Maret 1992, Bosnia dan Hezergovina
memutuskan untuk menjadi negara berdaulat melalui referendum. Proklamasi Bosnia
dan Hezergovina mendapatkan pengakuan internasional dan pada 22 Mei 1992 mereka
resmi menjadi negara anggota PBB. Proklamasi Bosnia mendapatkan penolakan dari
etnis Serbia. Di bawah pimpinan Rodovan Karadzic dan Slobodan Milasevic, etnis
Serbia berupaya untuk menggagalkan pembentukan negara Bosnia. Pada pertengahan
tahun 1992, etnis Serbia mulai melancarkan serangan terhadap kota-kota besar Bosnia.
Peristiwa penyerangan ini pada perkembangannya menjadi upaya genosida terhadap
etnis muslim Bosnia. Baca juga: Invasi Teluk Babi di Kuba (1961) Puncak dari perang
Bosnia terjadi pada bulan Juli 1995. Etnis Serbia melakukan pembantaian massal
terhadap lebih dari 8.000 masyarakat sipil Islam Bosnia pada tanggal 11-22 Juli 1995.
PBB dan NATO sebagai organisasi keamanan internasional berusaha untuk
menyelesaikan Perang Bosnia. Pada bulan Agustus hingga September 1995, PBB dan
NATO melakukan serangan udara besar-besaran untuk menghentikan kekejaman etnis
Serbia. Dalam jurnal Perang Bosnia : Konflik Etnis Menuju Kemerdekaan tahun 1991-
1995 (2014) karya Sri Sumartini, perang Bosnia berakhir melalui perjanjian damai
Dayton yang diselenggarakan pada 21 November 1995. Perjanjian Dayton mengatur
pembagian wilayah Bosnia yang dibagi menjadi dua negara yaitu, Republik Srpska dan
Federasi Bosnia-Hezergovina.
1. Seruan PBB
PBB sebagai penengah atas segala konflik yang terjadi di dunia ikut bertindak
untuk mengatasi dan meredam pertikaian yang terjadi di Yugoslavia. Agar konflik dapat
dihentikan, PBB menyerukan kepada Serbia agar mau menarik tentaranya dari Bosnia.
PBB juga menjatuhkan sanksi kepada Serbia yang bertindak sangat brutal dalam
membantai warga Bosnia. PBB mengirim utusan bernama Yasuki Akasi yang bertugas
sebagai mediator untuk mencari jalan keluar agar konflik di Yugoslavia segera berakhir.
Bukan hanya PBB yang bertindak agar Serbia mau melakukan gencatan senjata
dan berhenti menyerang Kroasia. Negara-negara G-7 pun ikut turun tangan melakukan
perundingan yang diadakan di Texas, Amerika Serikat. Mereka menyerukan dan
berusaha menekan Serbia agar menghentikan serangan militernya terhadap Kroasia
dan menyelesaikan konflik tersebut secara damai. Mereka juga mengecam keras dan
mengutuk tindakan Serbia yang menyerang dengan sadis dan brutal, dan tindakan
kejamnya dianggap sebagai tindakan biadab yang harus segera dihentikan.
4. Peran Indonesia
Pada masa itu Indonesia yang berstatus sebagai ketua Gerakan Nonblok merasa
ikut bertanggung jawab untuk membantu menyelesaikan konflik di Yugoslavia. Kala itu
presiden Sueharto yang tengah memimpin Indonesia sekaligus Gerakan Nonblok
mengusulkan agar negara yang bertikai mau melakukan perundingan agar konflik bisa
diselesaikan. Beliau juga mengirimkan pasukan militer ke Yugoslavia yang terdiri dari
25 orang perwira ABRI dengan nama kontingen Garuda XIV yang dipimpin Letkol.
Infantri Edi Budianto.
D. PERPECAHAN CEKOSLOVAKIA
c. Setelh system komunis tumbang, kedua negara sepakat akan lebih mudah
berkembang jika keduanya menjadi negara yang terpisah.
Pada tahun 1968, Dubcek yang proreformasi terpilih menjadi sekretaris tertinggi
partai komunis. Ada beberapa kebijakan yang diberlakukan Dubcek. Salah satunya
adalah melonggarkan pengawasan terhadap media. Periode reformasi ini sering disebut
dengan nama "Musim Semi Praha" yang berlangsung pada tanggal 5 Januari 1968-21
Agustus 1968. Hal-hal yang dilakukan oleh Dubcek ternyata mengundang rasa tidak
suka dari Uni Soviet, karena pendukung ideologinya berkurang. Uni Soviet akhirnya
menginvasi Cekoslovakia bersama beberapa negara lainnya pada tanggal 21 Agustus
1968. Pasca invasi yang dilakukan oleh Uni Soviet, pasukan Uni Soviet masih
ditempatkan di Cekoslowakia guna mengawasi pergerakan Cekoslowakia. Dubcek yang
menjadi kepala negara tidak bebas untuk melakukan sesuatu dan akhirnya mundur
pada 1969. Kepemimpinannya digantikan oleh Gustáv Husák yang prokomunis. Di
tahun ini juga, sistem administrasi Cekoslowakia dimodifikasi menjadi sistem federal
yang terdiri menjadi dua negara federasi (bagian) yaitu Republik Sosialis Ceko dan
Republik Sosialis Slovakia.
F. REVOLUSI BELUDRU
Pada 1989, terjadi demonstrasi yang disusul tekanan dari rakyat untuk
melakukan reformasi politik. Sadar apabila dengan melawan demonstran hanya akan
memantik permasalahan yang lebih besar, pemerintah Cekoslowakia akhirnya melunak
dan mengizinkan pembentukan pemerintahan koalisi dengan kubu oposisi nonkomunis.
Terbentuknya pemerintahan koalisi kemudian diikuti dengan naiknya Václav
Havel sebagai presiden dari Cekoslowakia pada bulan Desember 1989. Periode dari
komunis ke demokratis ini kemudian dikenal dengan nama Revolusi Beludru atau
dikenal juga dengan Revolusi Velvet yang terjadi pada 17 November-29 Desember 1989.
Pada tahun 1990, Cekoslowakia menjalani pemilu multipartai untuk pertama
kalinya dan membawa Havel kembali terpilih sebagai presiden. Sistem ekonomi
terpusat a la komunis tak lagi dijalankan, dan perusahaan swasta bermunculan. Media
diberi hak seluas-luasnya dalam hal pemberitaan. Embel-embel "sosialis" dalam nama
negara dihilangkan. Wilayah negara Ceko (merah) dan Slowakia (hijau) saat ini.
1.3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. DAFTAR PUSTAKA
Sumber internet :
https://hukamnas.com
https://id.wikepedia.com
https://www.kompas.com
https://blog.ruangguru.com
Sumber buku :