Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONFLIK YUGOSLAVIA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata pelajaran : Sejarah Peminatan

Guru pembimbing : Vicky Amiruddin S.pd

Nama anggota kelompok 4 :

1. Agusto abdul malik


2. Dhea safitri
3. Debby shonia
4. Fitriani Nurlatifah
5. M riski
6. Pramudita yoga

SMA Negeri 1 Rancabungur

Jl. Letkol Atang Sanjaya Desa Pasirgaok

No.469,Rancabungur,Pasirgaok,Rancabungur,Bogor,Jawa Barat 16310


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

Konflik Yugoslavia merupakan konflik antar etnis di Yugoslavia, yang memiliki ciri
berbeda satu sama lain. Yugoslavia terdiri dari berbagai keturunan suku bangsa. Konflik
Yugoslavia merupakan konflik akibat diskriminasi antaretnis di Yugoslavia yang terjadi
antara 31 Maret 1991 - 12 November 2001 (10 tahun, 7 bulan, 1 minggu and 5 hari). Konflik
antaretnis ini dimulai sejak meninggalnya Joseph Broz Tito pemimpin Yugoslavia terdahulu
pada tanggal 8 Mei 1980. Akibat adanya gerakan Pan Slavia yang bertujuan untuk
membentuk negara Serbia Raya. Perang ini memberi dampak terutama kepada Bosnia dan
Kroasia.

Faktor Pendorong terjadinya konflik yugoslavia

1. Adanya perbedaan agama di antara etnis-etnis.


2. Keinginan negara-negara bagian untuk merdeka, tetapi ditentang oleh Serbia. Kroasia
merdeka tanggal 25 Juni 1991, Slovenia merdeka tanggal 25 Juli 1991, dan Bosnia
Herzegovina merdeka pada bulan Februari 1992.
3. Ambisi Serbia untuk tetap mempertahankan negara Yugoslavia tidak dihiraukan oleh
etnis-etnis lain, sebab Serbia banyak mendapat kedudukan di Yugoslavia.
4. Meninggalnya Presiden Yugoslavia Joseph Broz Tito (1980) menyebabkan etnis-etnis
di negara bagian membubarkan diri.
5. Penandatanganan persetujuan kerja sama dengan Poros Jerman- Italia- Jepang.
6. Munculnya konflik lama setelah meninggalnya Presiden Joseph Broz Tito yangg
dimana konflik tersebut disebabkan oleh perasaan kesukuan yang besar diantara
negara negara bagian Yugoslavia.

Terjadinya Konflik Yugoslavia:

Terjadinya konflik ini berawal ketika Slovenia dan Kroasia memproklamasikan


kemerdekaan pada tanggal 26 juni 1991. Kemerdekaan kedua negara tersebut mendapatkan
pertentangan dari Serbia yang menginginkan bersatunya negara negara bagian menjadi salah
satu kesatuan dibawah Yugoslavia. Akan tetapi, dengan campur tangan masyarakat
Eropa,gencatan senjata di Slovenia berhasil dicapai dan semua pasukan federal berhasil
ditarik dari daerah Slovenia.

Proklamasi kemerdekaan Slovenia dan Kroasia ternyata memberikan dorongan bagi


Bosnia-Herzegovina untuk melepaskan diri dari Yugoslavia dengan meminta pengakuan dari
European Community(EC). Pemisahan ditanggapi oleh Serbia dengan serbuan dan
pembataian warga Bosnia-Herzegovina(ethnic cleaning) pada tahun 1992. Peristiwa
pembataian warga Bosnia oleh Serbia menarik perhatian dunia. PBB pun akhirnya
menjatuhkan sanksi kepada serbia,akan tetapi perang terus berlanjut.
Keadaan Yugoslavia semakin tidak menentu setelah Serbia dan Montenegro menyatakan
diri sebagai Republik Federal Yugoslavia pada tanggal 27 April 1992 dengan mengakui
kemerdekaan empat negara bagian lainnya. Namun, komunitas internasional menolak
kedudukan Republik Federasi Yugoslavia sebagai ganti Yugoslavia. Adapun konflik yang
terjadi yaitu:

 1963 : Pada tanggal 7 April, Republik Rakyat Federal Yugoslavia berganti nama
menjadi Republik Federal Sosialis Yugoslavia dan Josep Broz Tito diangkat menjadi
presiden seumur hidup.
 1980 : Tito meninggal, pemerintah pusat kehilangan kewibawaan, perbedaan
antaretnis mulai nampak, terutama ketika pada akhir tahun 1980an terjadi krisis
ekonomi. Setelah itu, terpilihnya Presiden Slobodan tidak dapat menanggulangi
dengan baik isu perbedaan rasial yang mencuat dan menyebabkan terjadi ketegangan.
 1990 : April pemilu di negara-negara bagian. Di Slovenia dan Kroasia, daerah
terkaya, partai pro kemerdekaan menang. Di Serbia dan Montenegro, partai komunis
menang.
 1991 : Pada tanggal 25 Juni, Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan
 1992 : Penduduk Muslim dan Kroasia di Bosnia -Herzegovina memilih untuk
merdeka dan mendeklarasikan negara Bosnia-Herzegovina. Penduduk Serbia Bosnia
menolak hasil tersebut dan berusaha membentuk negara terpisah dengan bantuan
Tentara Federal, yaitu Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina yang kemudian
menjadi Republik Srpska.
 1995 : Perjanjian Dayton mengakhiri perang di Bosnia-Herzegovina. Perjanjian
damai tersebut ditandatangani di Paris, Perancis. Dengan pembagian wilayah di
Bosnia-Herzegovina sesuai garis daerah 3 etnis.
 1999 : Pecah pemberontakan orang Albania di Kosovo. Pemberontakan orang Albania
meluas ke Macedonia, yang sebelumnya dengan tangan terbuka menerima pengungsi
Albania dari Kosovo.
 2000 : Pada bulan Oktober, Milosevic mundur setelah Vojislav Kostunica menang
pemilu.
 2002 : Pada bula Maret, pemerintah Serbia dan Montenegro sepakat untuk membuat
uni yang lebih bebas.
 2003 : Pada tanggal 4 Februari, Republik Federal Yugoslavia dibentuk ulang sehingga
menjadi Uni Negara Serbia dan Montenegro. Dengan ini, berakhirlah perjalanan
panjang negara Yugoslavia.
Berakhirnya Konflik Yugoslavia:

 Pihak pihak yang terkait dalam Perang Bosnia akhirnya setuju untuk berdamai
pada 21 November 1995. Perundingan persetujuan perdamaian berlangsung di
Dayton, Ohio, Amerika Serikat, dan pada akhirnya disepakati oleh pemimpin
ketiga negara, yakni pemimpin Bosnia Alija Izetbegovic, pemimpin Kroasia
Franjo Tudjamn, dan pemimpin bekas Yugoslavia (Serbia) Slobodan
Milosevic.
 Penandatanganan perdamaian secara resmi dilakukan di Paris, Perancis
tanggal 14 Desember 1995 yang dihadiri pimpinan dari beberapa negara
sebagai saksi. Isi perjanjian yang ditandatangani ialah:
 Bosnia sebagai negara tunggal terdiri dari dua republik, yaitu Federasi
Muslim-Kroasia dan Serbia-Bosnia.
 Sarajevo menjadi bagian dari Federasi Muslim-Kroasia, sehingga tentara
Serbia harus meninggalkanSarajevo.
 Pemerintahan pusat Bosnia harus efektif dengan Presiden terpilih dan
parlemen.
 Pemulangan pengungsi ke tempat tinggalnya.
 Kebebasan di seluruh negara.
 Larangan terhadap penjahat perang untuk menduduki pemerintahan.

Upaya penyelesaian konflik Yugoslavia:

Upaya menghindari konflik yang semakin berkepanjangan pada tahun 1992


perserikatan bangsa bangsa(PBB) membentuk UNPROFOR(united nation protection force)
yaitu pasukan perdamaian di negara negara pecahan Yugoslavia. Pasukan pertahanan ini
terdiri dari negara Amerika Serikat,Jerman,Inggris,Prancis dan Indonesia.

Pihak pihak yang terkait dengan perang Bosnia akhirnya setuju untuk berdamai dan
melakukan perundingan. Akhirnya diadakan perundingan perdamaian konflik Yugoslavia.
Perundingan tersebut dilakukan di Dayton,Amerika serikat dan diikuti oleh pihak pihak yang
bertikai dibawah pengawasan NATO. Dalam perundingan tersebut,Bosnia diwakili oleh
presiden Bosnia yaitu Alija Izetbegovic,Kroasia diwakili oleh Presiden Franco Tudjman dan
Serbia diwakili oleh Presiden Slobodan Miloservic.

Adapun cara Penyelesaian Konflik lainnya yaitu:

 PBB menyerukan kepada Serbia agar menarik tentaranya dari Bosnia dan
menjatuhkan sanksi. Di samping itu, PBB mengirimkan utusan khususnya, Yasuki
Akasi, ke bekas negara Yugoslavia sebagai mediator guna mencari jalan keluar untuk
mengakhiri konflik.
 Negara-Negara Kelompok G-7 dalam pertemuannya di Texas, Amerika Serikat
menyerukan penghentian aksi militer terhadap Kroasia dan mengutuk tindakan biadab
Serbia.
 NATO mengirimkan tentaranya ke bekas negara Yugoslavia dengan tugas melindungi
warga Bosnia dan menciptakan wilayah damai, bebas dari peperangan. Tentara
NATO juga melakukan serangan udara ke pihak Serbia yang tidak menaati seruannya.
 Indonesia, Presiden Soeharto sebagai Ketua Gerakan Nonblok menyampaikan
beberapa usulan, seperti konflik hendaknya diselesaikan melalui :
 perundingan pihak-pihak yang bertikai secara langsung;
 masalah di bekas Yugoslavia hendaknya dilihat secara menyeluruh dan integral;
 menyelenggarakan konferensi internasional yang dihadiri pihak-pihak yang
bersengketa dan Dewan Keamanan PBB.
 Indonesia juga mengirimkan pasukan perdamaian dengan mengirim 25 orang perwira
ABRI dengan nama Kontingen Garuda XIV yang tergabung dalam UNPROFOR
(United Nations Protection Forces). Kontingen Garuda XIV dipimpin oleh Letkol.
Infantri Edi Budianto.

Penyelesaian Konflik Yugoslavia:

Terjadinya konflik berkepanjangan di Yugoslavia tentu membuat dunia merasa harus


bertindak agar pertikaian yang terjadi segera berakhir. Pengendalian konflik sosial pun
dilakukan oleh banyak negara dengan membuat beberapa perundingan agar ditemukan
kesepakatan di antara negara bagian di Yugoslavia untuk berdamai. Beberapa tindakan
yang dilakukan berbagai negara di dunia untuk membantu menyelesaikan konflik
Yugoslavia antara lain sebagai berikut.

1. Seruan PBB

PBB sebagai penengah atas segala konflik yang terjadi di dunia ikut bertindak untuk
mengatasi dan meredam pertikaian yang terjadi di Yugoslavia. Agar konflik dapat
dihentikan, PBB menyerukan kepada Serbia agar mau menarik tentaranya dari Bosnia.
PBB juga menjatuhkan sanksi kepada Serbia yang bertindak sangat brutal dalam
membantai warga Bosnia. PBB mengirim utusan bernama Yasuki Akasi yang bertugas
sebagai mediator untuk mencari jalan keluar agar konflik di Yugoslavia segera berakhir.

2. Aksi Negara-negara G-7

Bukan hanya PBB yang bertindak agar Serbia mau melakukan gencatan senjata dan
berhenti menyerang Kroasia. Negara-negara G-7 pun ikut turun tangan melakukan
perundingan yang diadakan di Texas, Amerika Serikat. Mereka menyerukan dan berusaha
menekan Serbia agar menghentikan serangan militernya terhadap Kroasia dan
menyelesaikan konflik tersebut secara damai. Mereka juga mengecam keras dan
mengutuk tindakan Serbia yang menyerang dengan sadis dan brutal, dan tindakan
kejamnya dianggap sebagai tindakan biadab yang harus segera dihentikan.
3. NATO Ikut Berperan

Tidak ketinggalan, NATO pun juga ikut bergerak untuk membantu menyelesaikan
konflik Yugoslavia, dengan cara mengirim pasukan tentaranya ke wilayah Bosnia.
Mereka bertugas untuk menciptakan wilayah yang damai dan melindungi warga Bosnia
yang diserang secara keji oleh Serbia. Mereka berusaha membentuk wilayah yang bebas
dari peperangan, juga melakukan serangan udara ke wilayah Serbia karena tidak
mengikuti aturan NATO.

4. Peran Indonesia

Pada masa itu Indonesia yang berstatus sebagai ketua Gerakan Nonblok merasa ikut
bertanggung jawab untuk membantu menyelesaikan konflik di Yugoslavia. Kala itu
presiden Sueharto yang tengah memimpin Indonesia sekaligus Gerakan Nonblok
mengusulkan agar negara yang bertikai mau melakukan perundingan agar konflik bisa
diselesaikan. Beliau juga mengirimkan pasukan militer ke Yugoslavia yang terdiri dari 25
orang perwira ABRI dengan nama kontingen Garuda XIV yang dipimpin Letkol. Infantri
Edi Budianto.

5. Perundingan Dayton di Amerika Serikat

Beberapa perundingan internasional telah berlangsung selama dilakukannya upaya


penyelesaian konflik Yugoslavia, dan perundingan terakhir yang dilangsungkan di
Amerika Serikat bernama perundingan Dayton memberikan titik terang terhadap
berakhirnya konflik tersebut. Perundingan di Dayton dilaksanakan pada tanggal 1
Nopember 1995, yang diikuti oleh pihak-pihak yang bertikai dan tentunya di bawah
pengawasan Amerika Serikat dan NATO. Perwakilan yang hadir untuk mewakili Bosnia
adalah Alisa Izet Begovic, Franko Tujman mewakili Kroasia dan Slobodan Milosevic
mewakili Serbia.

Dalam perundingan Dayton akhirnya diperoleh kesepakatan yang ditandatangani oleh


semua pihak di Paris pada tanggal 14 Nopember 1995. Adapun isi dari kesepakatan atau
perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bosnia-Herzegovina tetap sebagai negara tunggal secara internasional.


2. Ibu kota Sarajevo tetap bersatu di bawah Federasi Muslim Bosnia-Kroasia dan
beberapa wilayah administrasi otonom kontrol Serbia-Bosnia.
3. Radovan Karadzic dan Jenderal Miadic dianggap sebagai penjahat perang oleh
Mahkamah Internasional dan tidak boleh memegang jabatan.
4. Pengungsi berhak kembali ke tempatnya semula.
5. Pemilu akan diselenggarakan antara 6–9 bulan sesudah penandatanganan
Perjanjian Paris.

Dengan adanya perjanjian tersebut penyelesaian konflik Yugoslavia akhirnya dapat tercapai.
Setelah bertahun-tahun dilakukan upaya yang melibatkan berbagai negara di belahan dunia
dan telah melalui berbagai perjanjian yang sangat panjang, pada akhirnya Yugoslavia bisa
didamaikan dan mampu menjalankan pemerintahan negaranya dengan stabil
BAB III
PENUTUPAN

1.4Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai