Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN PBB DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK


INDONESIA- BELANDA

SETALAH PROKLAMASI KEMERDEKAN

Kelompok 4
Anggota :
Aji Pangestu (04)
Anisa Yulia (08)
Aulia salsa (12)
Indarti Saraswati (18)
Isma ulul anggraeni (21)
Safira fitri wirawati (33)

SMA NEGERI 1 SIMO


TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah kemerdekaan indonesia pada 17 agustus 1945, Indonesia masih
mengalami perjuangan yang sangat panjang. Masih banyak masalah atau konflik yang
terjadi setelah kemerdekaan itu. Salah satunya yaitu konflik Indonesia dengan belanda.
Hal itu disebabkan karena belanda belum megakui kemerdekaan Indonesia dan
mencoba menanam kembali pengaruhnya di Indonesia. Dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan selama bertahun tahun
Indonesia tidak tinggal diam dan melakukan berbagai cara seperti perjuangan senjata
dan perjuangan diplomasi. Atas perjuangan rakyat Indonesia mendapat banyak simpati
dari negara negara tetangga lainnya . untuk menyelesaikan masalah ini rakyat Indonesia
mendapat dukungan dari berbagai negara untuk mengajukan masalah ini ke
Perserikatan Bangsa Bangsa karena tidak kunjung selesai. Perserikatan Bangsa Bangsa
atau disingkat dengan PBB adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya
mencakup hampir seluruh negara. PBB memiliki tujuan untuk memelihara perdamaian
dunia dan keamanan internasional. Untuk itu PBB merima dan setuju untuk membantu
Indonesia untuk menyelesaikan konflik dengan belanda. Untuk itu kami akan
membahas bagaimana peran PBB dalam menyelesaikan konflik Indonesia dengan
belanda.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa penyebab terjadinya konflik Indonesia dengan belanda
2) Bagaimana peran Pbb dalam menyelesaikan konflik Indonesia dengan
belanda
3) Bagaimana akhir dari konflik Indonesia dengan belanda
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. PENYEBAB KONFLIK INDONESIA DENGAN

BELANDA

Secara umum koflik Indonesia dengan belanda seteleh kemerdekaan

diawali dengan belanda yang tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia

dan ingin berkuasa kembali di Indonesia. Tetapi rakyat masih tetap ingin

memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Hal itulah yang memicu konflik Indonesia dengan Belanda.

Terjadinya konflik Indonesia-Belanda antara lain disebabkan oleh faktor-

faktor berikut.

1. Keinginan Belanda untuk Berkuasa Kembali di Indonesia

Setelah Jepang menyatakan menyerah kepada pasukan Sekutu pada

tanggal 15 Agustus 1945, Belanda langsung bersiap-siap untuk kembali

menguasai bekas jajahannya. Ini menjadi salah satu penyebab konflik

Indonesia Belanda setelah proklamasi kemerdekaan. Sebenarnya Belanda

tidak memiliki hap apapun lagi atas wilayah Indonesia. Pemerintah Hindia

Belanda telah menandatangani dokumen Pada tanggal 9 Maret 1942 di

Kalijati, yang menyatakan bahwa mereka menyerah tanpa syarat kepada

bala tentara Jepang. Di atas sepotong kertas, Belanda telah ”menyerahkan”

seluruh wilayah Hindia Belanda (Indonesia) kepada Pemerintah Jepang.

2. Adanya Dukungan Tentara Sekutu terhadap Belanda


Atas nama sekutu, Belanda dan Inggris menanda tangani Civil

Affairs Agreement (CAA) pada tanggal 24 Agustus 1945 yang isinya

tertuang dalam ”Nota tanggal 24 Agustus 1945”. Butir yang paling penting

dalam perjanjian ini adalah penyerahan wilayah Indonesia yang telah

”dibersihkan” dari tentara Jepang. Penyerahan wilayah ini dilakukan oleh

Inggris kepada Belanda lewat Netherlands Indies Civil Administration

(NICA). Hal ini merupakan salah satu penyulut dan menjadi penyebab

konflik Indonesia Belanda setelah proklamasi kemerdekaan

Pasukan Sekutu mendarat di Indonesia pada tanggal 29 September

1945. Pasukan tersebut bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus

menerima penyerahan kekuasaan dari tangan bangsa Jepang. Tugas ini

dilakukan oleh komando pertahanan Sekutu di Asia Tenggara yang

dipimpin oleh Lord Lous Mountbatten. Untuk melaksanakan tugas itu,

Lord Lous Mountbatten membentuk satuan komando khusus yang

bernama Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI). AFNEI

dipimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Pada mulanya

kedatangan Sekutu disambut baik oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi,

bangsa Indonesia pun mulai melakukan perlawanan setelah mengetahui

bahwa ternyata kedatangan Sekutu diboncengi oleh NICA (Netherland

Indies Civil Administration).

Pada awalnya, Kedatangan Sekutu tersebut disambut dengan sikap netral

oleh bangsa Indonesia. Tetapi setelah tahu ternyata Sekutu membawa

NICA, sikap masyarakat Indonesia pun berubah menjadi curiga karena

NICA merupakan pegawai sipil dari pemerintah Hindia Belanda yang

dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan sipil Indonesia.


Sambutan dengan tembakan selamat datang diberikan oleh para pemuda

Indonesia. Kemudian situasi menjadi semakin memburuk sejak Belanda

melalui NICA mempersenjatai kembali para tentara KNIL yang baru saja

dibebaskan dari tawanan Jepang.

Melihat kondisi yang semakin memburuk itu, maka pada tanggal 1

Oktober 1945, Panglima AFNEI menyatakan pengakuan atas Republik

Indonesia secara de facto. Dengan sikap tersebut, pasukan AFNEI

kemudian diterima dengan baik oleh para pejabat RI di daerah-daerah guna

membantu memperlancar tugas-tugas AFNEI di Indonesia.

Tapi pada kenyataannya, di daerah-daerah Indonesia yang dikunjungi

pasukan Sekutu selalu saja terjadi insiden pertempuran dengan pihak RI.

Hal itu dikarenakan Sekutu tidak pernah bersungguh-sungguh berniat

menghormati kedaulatan RI. Pihak Sekutu kewalahan dengan perlawanan

Indonesia di berbagai daerah, mereka kemudian menuduh pemerintah RI

tidak mampu menjaga keamanan dan ketertiban hingga terorisme

merajalela. Belanda yang bertujuan mengembalikan kekuasaannya di

Indonesia berupaya memanfaatkan situasi tersebut dengan cara memberi

dukungan kepada pihak Sekutu. Laksamana Helfrich sebagai Panglima

Angkatan Perang Belanda memerintahkan pasukannya untuk membantu

Sekutu.

3. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan

Pada tanggal 17 Agustus 1945 para pemimpin bangsa Indonesia

yang diwakili sang dwi tunggal menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada

tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno dipilih sebagai presiden didampingi


Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Mereka berdua kemudian

membentuk kabinet untuk melaksanakan roda pemerintaha Republik

Indonesia. Selain itu, Juga ditunjuk gubernur-gubernur yang mengepalai

beberapa provinsi. Dengan demikian, 3 syarat pembentukan suatu negara

telah terpenuhi di Indonesia, yaitu adanya wilayah, penduduk, dan

pemerintahan. Oleh sebab itu, seluruh elemen bangsa Indonesia berusaha

mempertahankan negara Indonesia yang telah berdiri dengan sah. Hal

tersebut menjadi penyebab konflik Indonesia Belanda setelah proklamasi

kemerdekaan dari sisi bangsa Indonesia.

B. PERAN PBB DALAM MEMBANTU PENYELESAIAN

KONFLIK INDONESIA-BELANDA

Peran PBB dalam ikut menyelesaikan pertikaian Indonesia dengan Belanda


diwujudkan dengan dibentuknya Badan Perdamaian yang bertugas menengahi
perselisihan dan menjadi mediator dalam perundingan perdamaian Indonesia-Belanda.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia setelah proklamasi tercatat beberapa
Badan Perdamaian yang dibentuk PBB untuk Indonesia antara lain :

1. KTN(Komisi Tiga Negara)

Lembaga ini dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1947 sebagai reaksi PBB

terhadap Agresi Militer Belanda I.

1) Latar Belakang KTN

Pada tanggal 21 juli 1947 belanda melancarkan aksi polisionil yang

dikenal ‘’Agresi Militer 1’’. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana

sarana vital di Jawa dan Madura. Jadi tujuan serangan tersebut untuk

menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura.

Dalam waktu yang singkat wilayah RI dapat di ambil alih. Berbagai


reaksi bermunculan akibat Agresi Militer I Belanda tidak menyangka

apabila AS dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Negara Negara

Arab, Inda, Burma, Australia juga merupakan Negara Negara yang

paling awal bersimpati kepada RI. Dengan berbagai usaha diplomatic

dan kerjasama Internasional mereka membela perjuangan kemerdekaan

Indonesia. Dukungan mereka dan keterampilan delegasi Indonesia

memperjuangkan hak kedaulatan bangsa berhasil menyudutkan

Belanda dalam percaturan politik Internasional. India dan Australia

berhasil membawa masalah Indonesia ke Sidang Dewan Keamanan

PBB.

2) Anggota KTN

Lembaga ini beranggotakan 3 negara, yaitu:

1) Australia (dipilih oleh Indonesia) : Richard Kirby

2) Belgia (dipilih oleh Belanda) : Paul Van Zealand

3) Amerika Serikat (pihak netral) : dr. Frank Graham

3) peran KTN

Adapun peran dari badan ini ialah:

a) Mengawasi secara langsung penghentian tembak menenmbak sesuai

resolusi Dewan Keamanan PBB.

b) Memasang patok-patok wilayah status quo yg dibantu oleh TNI.


c) Mempertemukan kembali Indonesia Belanda dalam Perundingan

Renville dimulai pada 8 desember 1947 dan ditandatangani pada 17

januari 1948.

4) perjanjian renvil

Perjanjian ini dilaksanakan di atas kapal milik amerika serikat yaitu kapal

USS renvile yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok

Jakarta.perjanjian ini ditandatangani pada 17 januari 1948. Perwakilan

yang hadir dalam perjanjian ini adalah :

Indonesia : Amir Syarifudin

Belanda : Abdulkadir wijoyoatmojo (orang Indonesia yang memihak

belanda)

Australia : Richard Kirby

Belgia : Paul Van zeeland

Amerika serikat : Frank Graham

Berikut adalah pokok-pokok isi perjanjian Renville, yaitu:

1. Belanda akan tetap berdaulat hingga terbentuknya RIS atau Republik

Indonesia Serikat.

2. RIS atau Republik Indonesia Serikat memiliki kedudukan sejajar dengan

Uni Indonesia Belanda.

3. Belanda dapat menyerahkan kekuasaanya ke pemerintah federal

sementara, sebelum RIS terbentuk.

4. Negara Republik Indonesia akan menjadi bagian dari Republik Indonesia

Serikat.
5. Enam bulan sampai satu tahun, akan diadakan pemilihan umum (pemilu)

dalam pembentukan Konstituante RIS.

6. Setiap tentara Indonesia yang berada di daerah pendudukan Belanda

harus berpindah ke daerah Republik Indonesia.

Namun belanda melanggar perjanjian ini dan melakukan agresi

militer II. KTN gagal dalam menyelesaikan konflik ini dan akhirnya

dibrntuklah unci

2. UNCI (United Nations Commisions For Indonesia)

A. Latar Belakang

UNCI (United Nations Commisions for Indonesia) Badan

perdamaian ini dibentuk pada tanggal 28 Januari 1949 untuk

menggantikan Komisi Tiga Negara yang dianggap gagal mendamaikan

Indonesia – Belanda (Belanda kembali melakukan Agresi Militer setelah

P. Renville

B. Peranan UNCI

a). mengadakan Perundingan Roem Royen (7 Mei 1949) Pada 23

Agustus s.d. 2 November 1949, UNCI Mengawasi perundingan

Konferensi Meja Bundar (KMB).

b). mengadakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda

Pada Maret 1949 mengundang delegasi Indonesia dan Belanda untuk

memulai pembicaraan

c). UNCI mengadakan sidang pendahuluan yang diketuai oleh Merle


Cohran (wakil dari Amerika Serikat) pada tanggal 17 April 1949.

d). Berhasil membawa Indonesia-Belanda ke dalam perundingan Roem-

Royen.

e). Mengawasi perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada

tanggal 23 Agustus-2 November 1949.

C.Hasil

UNCI dipimpin oleh Merle Cochran (Amerika Serikat) dibantu

Critchley (Australia) dan Harremans (Belgia). Hasil kerja UNCI di

antaranya mengadakan Perjanjian Roem-Royen antara Indonesia Belanda.

Perjanjian Roem-Royen diadakan tanggal 14 April 1949 di Hotel Des

Indes, Jakarta. Sebagai wakil dari PBB adalah Merle Cochran (Amerika

Serikat), delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem,

sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen.

Isi dari perjanjian roem royen :

• 1. tantara bersenjata repunlik Indonesia harus menghentikan

aktivitas gerilya

• 2. pemerintah republic Indonesia turut serta dalam konferensi meja

bundar(KMB)

• 3. kembalinya pemerintah republic Indonesia ke Yogyakarta

• 4. tantara bersenjata belanda harus menghentikan operasi militer dan

pembebasan semua tahanan politik

• 5. kedaulatan RI diserahkan secara utuh tanpa syarat


• 6. belanda memberikan hak, kekuasaan dan kewajiban kepada pihak

Indonesia

C. AKHIR KONFLIK INDONESIA DAN BELANDA

Penyelesaian konflik antara Indonesia dengan belanda diakhiri dengan

Konferensi Meja Bundar (KMB). KMB dilaksanakan pada 23 Agustus -2

November 1949 di Deen Haag Belanda.

Isi dari KMB :

1. Belanda menngakui RIS sebagai negara yang merdeka dan

berdaulat

2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya

tanggal 30 Desember 1949

3. Masalah irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam

waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS

4. Antara RIS dan kerajaan belanda akan diadakan hubungan

Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda

5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia

dengan catatan beberapa korvet (kapal perang kecil) akan

diserahkan kepada RIS

6. Tentara kerajaan Belanda seleskas mungkin ditarik mundur,

sedang tentara kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan

dibubarkan dengan catatan bahwa para Anggota yang

diperlukan akan dimasukkan dengan kesatuan TNI.


Pada akhir Desember 1949, KMB mengeluarkan hasil yang

menyatakan bahwa Indonesia diakui kedaulatannya oleh

belanda .
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Setelah kemerdekaan RI bangsa Indonesia masih

menghadapi begitu banyak masalah dari para colonial.

Kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan bangsa. Karena rakyat

setelah kemerdekaan masih terus berjuang untuk

mempertahankan kemerdekaan sehingga diakui oleh belanda.

Banyak cara yang ditempuh bangsa Indonesia untuk

mempertahankan kemerdekaan baik melalui senjata maupun

secara diplomasi.

SARAN

Kita sebagai generasi muda harus meniru rasa persatuan dan

kesatuan rakyat Indonesia terdahaulu yang selalu semangat dan tidak

mengenal lelah untuk mempertahankan Indonesia. Dalam keadaan apapun

selalu mementingkan rasa persatuan dan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai