Indonesia Era 1945-1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda
yaitu Netherlend Indische Civil Administration (NICA) sebagai pemerintahan sipil belanda yang
akan berusaha mengambil alih pemerintahan dan mewakili kerajaan belanda, dan menyebar ke
berbagai wilayah Indonesia setelah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan
kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Terdapat banyak sekali peristiwa
sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Aksi Polisionil oleh Belanda, berbagai
perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah lainnya (War for Independence: 1945 to 1950).
Setelah kekalahan dan penyerahan Jepang kepada Sekutu, belanda tidak membuang
begitu saja kesempatan untuk dapat kembali menguasai Indonesia. Dengan pemerintahan sipil
belanda NICA, belanda mulai menyusuri wilayah – wilayah strategis di Indonesia untuk
kemudian mereka jadikan pusat – pusat pemerintahan bagi Belanda. Proklamasi kemerdekaan
Indonesia yang dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 seolah – olah bukan sebuah tantangan
menaklukan kembali wilayah – wilayah strategis di Indonesia yang sempat jatuh ke tangan
pemerintahan Republik Indonesia yang baru merdeka dan dunia Internasional, belanda sedikit
Pemerintahan Belanda di Indonesia. RIS diusahakan oleh pemerintah belanda bukan tanpa alas
an, tetapi mereka bertujuan untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai mercusuar bagi belanda di
Dalam pidato mahkota pada tahun 1901, Ratu Wilhelmina menyinggung tentang
panggilan moral kebijaksanaan politik kolonial, yang selanjutnya akan menghentikan pemerasan
di Hindia Belanda sebagai daerah rampasan. Kabijaksanaan ini akan lebih memperhatikan
perluasan pendidikan dan perbaikan Rakyat Indonesia (Ide Anak Agung Gde Agung, 1983:10).
Sebenarnya dalam awal abad 20, pemerintah Belanda melalui pidato mahkota Ratu
Wilhelmina telah menegaskan tentang pemberian hak politik dalam kehidupan rakyat Indonesia
melalui Politik Etis (Politik Balas Budi) Belanda. Bangsa Indonesia mempunyai peluang dan
kesempatan untuk menyususn dan menggerakan rakyat dalam proklamasi kemerdekaan. Tetapi
dalam pelaksanaannya, upaya untuk meringankan beban bangsa Indonesia dari penjajahan
Belanda tidak kunjung dapat dilaksanakan. Hal ini dikarenakan pemerintah Hindia Belanda
menyalahgunakan wewenang kekuasaannya di Hindia Belanda. Hal ini pulalah yang membuat
sistim pemerintahan di Hindia Belanda tidak teratur dan belum menemukan bentuk dari
Pokok pikiran, bahwa bangsa Indonesia belum matang untuk memerintah diri sendiri dan
untuk suatu pemerintahan parlementer penuh menjadi alasan keputusan pemerintah Belanda
untuk tidak melaksanakan “Janji November” (Ide Anak Agung Gde Agung, 1983:11).
Dalam masa colonial belanda di Indonesia, tidaklah jelas bagaimana sistim pemerintahan
Indonesia harus dilakukan. Parlemen belanda dalam menyikapi permasalahan Hindia Belanda
telah terbagi dalam dua sikap Golongan pertama adalah golongan konservatif, golongan yang
menginginkan Hindia belanda tetap menjadi Negara jajahan dari Belanda dan menjadikannya
sebagai Negara persemakmuran dari Belanda. Golongan kedua adalah golongan pro
kemerdekaan bangsa Indonesia, golongan yang menginginkan Indonesia menjadi Negara yang
merdeka. Golongan kedua berpendapat bahwa sudah sejak lama Belanda menjajah Indonesia,
anak – anak pegawai negeri dan para kepala Bumiputra pemerintah colonial. Ketika serbuan
Jepang, hanya terdapat 344 orang sarjana dan 221 orang Dokter untuk penduduk yang 60 juta
Pergantian penjajahan di Indonesia tahun 1942 dari Belanda kepada jepang, telah
memberi suasana politik di Indonesia yang berbeda dari sebelumnya (ketika dijajah Belanda).
Tujuan dan tekad bangsa Indonesia untuk mengupayakan kemerdekaan dapat terwujud ditahun
1945 setelah jepang menyatakan kalah dari Sekutu dalam Perang Dunia II, dan Indonesia dapat
Indonesia melepaskan diri dari penjajahan, sedikitnya orang – orang Indonesia yang terpelajar
dan dokter menjadi suatu kendala. Ini menjadi suatu strategi dari pemerintah Hindia Belanda
yang menyalahgunakan Politik etis pada akhir abad 19 yang isi salah satunya adalah memberikan
balas budi kepada bangsa Indonesia melalui pendidikan. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia
tidak dapat menata pemerintahan sendiri dan akan terus bergantung kepada Belanda. Sehingga
Indonesia sebagai Negara persemakmuran Belanda adalah bentuk dari pada menjadikan
Indonesia sebagai Negara boneka seperti yang dilakukan oleh Inggris kepada Malaysia. Dengan
tujuan tersebut, maka Belanda mengirim DR. HJ. Van Mook sebagai Letnan Gubernur Jendral
untuk dapat merubah ketatanegaraan Indonesia menjadi sebuah Negara boneka yang berbentuk
federal.
Van Mook mengusulkan supaya pemerintah Belanda beralih kepada susunan kenegaraan
Federal di Indonesia. Pemikiran ini dikongkretkan pada tanggal 25 November 1945 dan
kemudian dipakai sebagai dasar di dalam pembicaraan selama Konferensi Malino pada bulan Juli
1946. Dalam konferensi ini wakil – wakil Kalimantan dan Indonesia Timur berkesimpulan
bahwa dalam tertib ketatanegaraan Indonesia, federalism harus menjadi dasar suatu kesatuan tata
Negara yang meliputi seluruh Indonesia: jadi bentuknya Negara Indonesia Serikat (NIS) (Ide
Ide untuk mendirikan sebuah Negara serikat di Indonesia yang diprakarsai oleh Van
Mook, berlatar belakang dari keberhasilan Amerika dalam mendirikan Negara serikat. Cita –
cota inilah yang dilakukan Van Mook di Indonesia dengan mendirikan Negara boneka di
beberapa daerah di Indonesia untuk dijadikan Negara bagian, serta berusaha mempengaruhi
pimpinan daerah – daerah tersebut dengan ide – ide tentang pembentukan Negara federal di
Pada tanggal 15 Juli 1946, Dr. H.J. van Mook memprakarsai penyelenggaraan konferensi
di Malino, Sulawesi Selatan. Konferensi ini dihadiri oleh beberapa utusan daerah yang telah
dikuasai Belanda. Konferensi Malino membahas pembentukan Negara-negara bagian dari suatu
Negara federal. Berawal dari konferensi tersebut, Van Mook atas nama Negara Belanda mulai
membentuk negara-negara boneka yang tujuannya adalah untuk mengepung dan memperlemah
negara bagian akan dengan mudah diadu domba oleh Belanda. Hal ini merupakan perwujudan
dari politik kolonial Belanda, yaitu Devide et Impera (Historia66's Blog, 1 Maret 2010).
Di dalam masa peralihan sebelum lahirnya NIS, pemerintah Belanda hanya mau
mengakui Republik Indonesia sebagai sebuah Negara bagian, atas dasar persamaan derajar
dengan Negara – Negara bagian lainnya, yang kemudian akan menjadi bagian NIS yang
merdeka. Belanda juga menuntut, Republik harus mengembalikan semua wewenang yang
diambil secara sewenang – wenang, Republik harus memutuskan hubungan – hubungan dengan
luar negeri dan menghapuskan dinas diplomatiknya. Tentara Nasional Indonesia pun harus
dibubarkan, karena sebuah Negara bagian tidak berhak punya tentara sendiri. Secara singkat
dicapainya sejak Proklamasi Republik pada tanggal 17 Agustus 1945, sedangkan Wakil Tinggi
Seperti yang telah dibahas diatas, bahwasannya Belanda demi kembali untuk menguasai
Indonesia dan mendirikan negara jajahan, telah melakukan berbagai tindakan baik bersifat
militer maupun bersifat politik. Hal ini yang membuat keadaan Republik Indonesia yang baru
Perjuangan yang sangat panjang bagi para pejuang kemerdekaan seperti Bung Karno dan
Bung Hatta yang saat itu menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Para
founding father kita harus mempertahankan dan mencagah belanda mendirikan negara jajahan
internasional mengenai Indonesia tidak berjalan mulus, karena sebagian besar negara – negara di
kawasan Asia dan Afrika mendukung dan memberikan bantuan untuk dapat mempertahankan
Republik Indonesia.
Pada awal Bulan Maret 1949 Menteri Luar Negeri Iran menyampaikan sebuah nota
kepada wakil Belanda di Teheran. Dalam nota ini dikatakan bahwa Pemerintah Iran akan tampil
ke muka membela kepentingan kaum muslimin Indonesia, dan akan sangat menghargai
penyelesaian yang sesuai dengan piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB), dan
Pemerintah Iran dengan tegas dan lantang akan mendukung dan membantu terhadap
tercapainya sebuah kesepakatan melalui dewan keamanan PBB untuk dapat memberikan
kemerdekaan dan kebebasan terhadap Indonesia. Walaupun pembelaan Iran terhadap Indonesia
lebih dikarenakan factor kepercayaan (agama), tetapi ini membuktikan bahwa hubungan
internasional Indonesia dengan negara – negara di kawasan Asia sangat kuat dan tidak mudah
untuk dicegah oleh propaganda dan provokator yang dilancarkan oleh pemerintah belanda
Selain menciptakan propaganda dan provokasi di dunia internasional sebagai usaha untuk
Indonesia dengan mendatangkan pasukan ke Indonesia. Hal ini dilakukan pemerintah Belanda
untuk mencegah ancaman – ancaman pemberontakan dan peperangan dengan pasukan tentara
Indonesia.
Indonesia melalui jalan militer. Provokasi Belanda terhadap Indonesia di dunia internasional
salah satunya menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu sasaran dari komunis untuk
mendirikan negara komunis, dan dengan dalih tersebut belanda melancarkan Agresinya terhadap
Indonesia.
Walaupun mendapat tentangan dan kecaman dari dunia intenasional, tetapi belanda tetap
melakukan Agresinya karena mendapat dukungan dari Amerika, Inggris, dan Prancis. Ketjiga
negara adidaya tersebut berpendapat bahwa Indonesia adalah sasaran kaum komunis dalam
mendirikan negara komunis. Tetapi tujuan sesungguhnya dari Agresi militer yang dilakukan
Belanda terhadap Indonesia adalah untuk menyudutkan dan membatasi ruang gerak
Pula diumumkan resolusi dari National Planning Association, sebuah badan swasta non-
profit yang besar pengaruhnya, yang menyusun rancangan – rancangan untuk pertanian dan
perdagangan. Pemerintah Belanda dituduh tidak menepati janjinya terhadap Indonesia dan tidak
menghentikan tembak menembak. Tuntutan – tuntutan seperti tersebut di bawah ini, diajukan
2. Penarikan pasukan – pasukan Belanda dari daerah yang dalam bulan Desember 1948 masih
Nasution, 1976:23).
Nusantara, membatasi ruang gerak pemerintahan yang sah Republik Indonesia, ternyata pasukan
Belanda telah mengurung dan menangkap para pemimpin Republik agar tidak ada lagi pilihan
kawasan Benua Asia. Dukungan dan tuntutan pembebasan terhadap pimpinan Indonesia
disuarakan oleh Senator Amerika bernama Brewster, dengan posisinya sebagai Senator di
Parlemen di Amerika Serikat mencoba berusaha merubah arah kebijakan pemerintaha Amerika
Masalah Indonesia dengan Belanda memang sudah menjadi perhatian dunia internasional,
negara – negara di kawasan Asia khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya merasa harus
Perdana Menteri India yaitu Pandit Jawaharlal Nehru membahas masalah Indonesia
melalui Konferensi Asia di New Delhi pada tanggal 20 Januari 1949. Konferensi Asia di hadiri
oleh 19 Negara di Asia dan Afrika termasuk Australia yang mengirim utusannya. Pada
Konferensi Asia di New Delhi, Indonesia diwakili oleh beberapa pejabat penting diantaranya :
Dalam pertemuan Konferensi Asia di New Delhi India, menghasilkan Resolusi yang
menuntut Dewan Keamanan PBB segera mengambil langkah – langkah untuk dapat
menyelesaikan permasalahan indonesia dengan Belanda. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
tindakan yang akan diambil oleh Dewan Keamanan. Resolusi itu mengandung pula pasal – pasal
berikut :
3. Pengembalian kepada Republik semua daerah di Jawa, Sumatera, dan Madura, yang sejak
6. Pemilihan umum bagi terbentuknya suatu badan pembentuk undang – undang dasar pada tanggal
Konferensi Asia yang diselenggarakan di India tersebut telah membawa dampak dan
pengaruh yang cukup besar, Dewan Keamanan PBB tidak dapat begitu saja mengabaikan hasil
konferensi Asia yang dihadiri Sembilan belas negara di Asia dan Afrika termasuk Australia.
Belanda dalam hal ini berada dalam posisi kurang baik, karena usaha propaganda dan
provokasinya terhadap Indonesia tidak berhasil dan sedikit demi sedikit mulai kehilangan
pengaruhnya.
mengakibat keadaan yang tidak menguntungkan bagi pemerintah Belanda. Agresi militer yang
dilancarkan pihak Belanda kepada Indonesia dengan menggunakan dalih untuk menghalau laju
perkembangan faham Komunis ternyata telah menimbulkan banyak kecaman dari berbagai
Belanda yang menangkap dan membatasi gerakan politik Republik Indonesia. Sehingga dalam
Konferensi Asia di India menuntut belanda segera melepaskan para Pemimpin Indonesia dan
mengembalikan mereka pada posisinya sebagai pimpinan Republik Indonesia. Dan mengecam
pemerintah Amerika dan Inggris yang seolah – olah mendukung terhadap tindakan Belanda.
Belanda tidak diam terhadap kecaman – kecaman yang ditujukan kepada pemerintah
Belanda oleh dunia internasional. Belanda berusaha mengadakan pembelaan dan membenarkan
a. Militer Indonesia selalu berusaha untuk menginfiltrasi daerah – daerah yang telah dikuasai oleh
Belanda.
b. Pemerintah Republik Indonesia tidak dapat mengendalikan militernya yang selalu berusaha
Indonesia.
menerima desakan dan intervensi dunia internasional baik dari hasil Konferensi Asia di India,
Resolusi PBB tentang konflik antara Belanda dan Indonesia, dan juga desakan perundingan dari
Sebenarnya perundingan antara Indonesia den belanda sudah dilakukan melalui Komite
Tiga Negara (KTN) di mana Indonesia diwakili oleh Australia, belanda diwakili oleh Belgia
dengan Amerika sebagai penengah. KTN pun pernah melakukan perundingan yang difasilitasi
oleh Amerika yang dilakukan di Kapal USS. Renville yang menghasilkan tentang perencanaan
Perlu kiranya diamatai, ternyata proses pejuangan melepaskan diri dari tekanan Belanda
bukan hanya dilakukan oleh Republik. Bijeenkomst Federaale Overleg (BFO) atau musyawarah
istimewa kaum federal dan strategi konseptor negara federal, Ide Anak Agung Gde Agung.
BFO merupakan daerah – daerah bagian republic Indonesia yang selama Agresi militer
Belanda berhasil dikuasai dan dijadikan Negara Boneka demi mempersempit ruang lingkup
Politik Republik Indonesia. BFO berusaha untuk bagaimana caranya terjadi perundingan antara
Indonesia dengan belanda sehingga tercipta kesepakatan untuk mengakhiri konflik yang selama
ini membuat masyarakat Indonesia mengalami kesengsaraan akibat konflik kedua negara.
Konferensi Meja Bundar merupakan sebuah perundingan tindak lanjut dari semua
perundingan yang telah ada. KMB dilaksanakan pada 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949
di Den Haag, Belanda. Perundingan ini dilakukan untuk meredam segala bentuk kekerasan yang
dilakukan oleh Belanda yang berujung kegagalan pada pihak Belanda. KMB adalah sebuah titik
terang bagi bangsa Indonesia untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda,
menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda, dan berusaha menjadi negara yang merdeka
Konferensi Meja Bundar diikuti oleh perwakilan dari Indonesia, Belanda, dan perwakilan
badan yang mengurusi sengketa antara Indonesia-Belanda. Berikut ini para delegasi yang hadir
dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konferensi tersebut.
c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang
Demikian Konferensi Meja Bundar yang dilakukan di Den Haag Belanda menghasilkan
beberapa kesepakatan antara belanda dan Indonesia. Dengan adanya Republik Indonesia Serikat,
Belanda berupaya menekan dan melebur RI menjadi negara bagian Pemerintahan Belanda.
Tetapi untuk mencegah hal tersebut terjadi, Soekarno ditetapkan sebagai Presiden RIS.
Republik Indonesia serikat adalah sebuah Negara yang berdaulat atas dasar kesepakatan
dua Negara yaitu Kerajaan Belanda dan Republik Indonesia. Dengan menyepakati hasil – hasil
Konferensi Meja Bundar yang dilaksanakan tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag Belanda, RIS
berusaha menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan amanah yang telah ditetapkan oleh
KMB.
Dalam perjalannya sejarah Republik Indonesia, yang mengalami peleburan dalam RIS
merupakan sebuah fakta sejarah yang membawa Negara kita menjadi sebuah Negara yang
menganut fahan Federal yaitu faham yang dipaksakan oleh Belanda kepada RI.
Walaupun RIS tidak bertahan lama, tetapi itu adalah merupakan sebuah pengalaman
sejarah bagi Indonesia yang tidak bisa menerima pemerintahan dengan sistim federal.
Pada tanggal 23 Agustus 1949 Konferensi Meja Bundar yang bersejarah ini dibuka
dengan resmi dengan suatu siding lengkap di Bangsal Ksatria (Ridderzaal) Staten General
(Kedua Majelis Parlemen) di Lapangan Binnen Hof, Den Haag, dengan suatu Pidato Perdana
Menteri, Dress.
Dalam Konferensi Meja Bundar telah memutuskan untuk membentuk lima Komisi
yakni :
Dalam Konferensi Meja Bundar yang dilaksanakan tanggal 23 Agustus 1949, yang secara
resmi belanda menyerahkan pemerintahan sendiri terhadap Republik Indonesia Serikat. Tetapi
sebuah ironi, manakala kesepakatan KMB tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Republik.
Belanda dalam KMB menyatakan menyerahkan kedaulatan penuh kepada RIS, tetapi tidak
Letnan Gubernur jenderal Van Mook mengatakan atas nama Pemerintah Belanda, bahwa
Irian Jaya untuk selanjutnya akan merupakan bagian integral daerah RIS yang akan datang.
Hanya karena jaminan resmi ini, Konferensi dapat menyetujui untuk memisahkan Irian Jaya dari
daerah Indonesia Timur (Arsip Kementrian Dalam Negeri, berkas telegram, no 7. Dalam Ide
Dalam hal ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa belanda menggunakan Irian Jaya sebagai
kunci agar Republik Indonesia tidak dapat bergerak dengan leluasa. RIS akan berada dalam
pengawasan Belanda karena Irian Jaya belum bisa masuk ke dalam kedaulatan RIS. Belanda
Komisi Urusan Politik dan Konstitusional yang dihasilkan dalam KMB telah
merumuskan dan menghasilkan beberapa rekomendasi yang memang hasil ini mengacu kepada
1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama RIS berdasarkan demokrasi dan federalisme.
2. RIS akan dikepalai seorang Presiden konstitusional dibantu oleh menteri-menteri yang
3. Akan dibentuk dua badan perwakilan, yaitu sebuah dewan perwakilan rakyat dan sebuah dewan
perwakilan Negara bagian (senat). Pertama kali akan dibentuk dewan perwakilan rakyat
sementara.
4. Pemerintah federal sementara akan menerima kedaulatan bukan saja dari pihak Negara Belanda,
Dalam sidang KMB telah disepakati bahwa penyerahan kedaulatan dilaksanakan tanggal
27 Desember 1949 di dua tempat yaitu di Amsterdam belanda dan di Jakarta Indonesia. Maka
sebelum itu, pada tanggal 16 Desember 1949 Soekarno dan Hatta dipilih sebagai Presiden dan
wakil Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh para wakil Republik dan para wakil
kabinet RIS pun dibentuk. Dan tanggal 20 Desember 1949 Presiden RIS Soekarno melantik
Angkatan Perang RIS dan mengembalikan tentara Belanda ke negerinya dalam waktu
terjamin berlakunya hak – hak demokrasi dan terlaksananya ha – hak dasar manusia dan
kemerdekaannya.
kemauannya menurut asas – asas UUD RIS dan menyelenggarakan Pemilihan Umum
untuk Konstituante.
kesehatan untuk jaminan social dan penempatan Tenaga kambali ke dalam masyarakat;
rakyat.
6. Menyelesaikan soal Irian Barat dalam setahun ini juga dengan jalan damai.
7. Menjalankan Politik Luar Negeri yang memperkuat kedudukan RIS dalam dunia
internasional dengan memperkuat cita – cita perdamaian dunia dan persaudaraan bangsa
– bangsa, memperkuat hubungan moril, politik dan ekonomi antara Negara – Negara Asia
tenggara. Menjalankan politik dalam UNI, agar supaya UNI ini berguna bagi kepentingan
RIS. Berusaha supaya RIS menjadi anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa (Mohammad
Setelah membentuk kabinet RIS yang pertama kalinya, RIS sudah harus segera
membenahi pemerintahan. Salah satu permasalahan yang segera diselesaikan adalah hasil lain
Komisi urusan Politik dan Konstitusional adalah permasalahan kebangsaan dan
1. Orang – orang Belanda yang lahir di Indonesia, atau bertempat tinggal di Indonesia lebih
2. Para kaulanegara yang tak termasuk golongan penduduk belanda, tetapi yang termasuk
belanda, jika mereka bertempat tinggal di negeri Belanda atau di luar Indonesia.
3. Ketentuan – ketentuan khusus diadakan untuk para kaulanegara Belanda bukan orang –
orang belanda, yang termasuk golongan penduduk orang – orang asli Indonesia dan
bertempat tinggal di Suriname atau di Antillen Belanda atau yang asalnya bukan orang
RIS untuk dapat segera melakukan hasil dari Komisi Politik dan Konstitusional dalam masalah
di Republik Indonesia Serikat lebih disebabkan karena kebijakan dan tindakan pemerintah
Belanda yang ketika menjajah Indonesia telah banyak melakukan pembuangan terhadap
masyarakat pribumi ke luar Indonesia, dan berusaha untuk menciptakan Negara Hindia Belanda
dengan mendatangkan masyarakat belanda ke Indonesia untuk mendiami tanah atau daerah –
Negara yang baru berdiri perlu ditopang oleh ekonomi yang cukup kuat. Hal ini pun tidak
terlepas dari program utama Kabinet RIS yaitu : “Berusaha memperbaiki ekonomi rakyat,
keadaan keuangan, perhubungan, perumahan dan kesehatan untuk jaminan social dan
minimum, pengawasan pemerintah atas kegiatan ekonomi agar kegiatan itu terwujud kepada
Ini menjadi pokok yang sangat substansial, karena masalah ekonomi dan dan keuangan
ini pun telah mendapat perhatian dan rekomendasi dari KMB melaui Komisi urusan Keuangan
dan Ekonomi. Selama penyelenggaraan KMB, dan sampai selesainya KMB RIS mempunyai
utang – utang kepada Kerajaan Belanda khususnya dalam hal pengeluaran – pengeluaran militer
Pemerintah RIS mengakui bertanggung jawab membayar bunga dan tebusan utang
kepada Belanda, sejumlah 817 juta gulden (Rupiah Belanda) dan utang kepada Negara – Negara
lain yang mencaoai alih hak – hak dan kewajiban – kewajiban yang timbul dari persetujuan –
persetujuan yang ada yang mencapai maksimum 268,5 juta gulden utang pemerintah berjangka
Berdirinya RIS sebagai Negara berdaulat, tidak serta didukung secara ekonomi. Dengan
utang – utang RIS kepada kerajaan Belanda dan Negara – Negara pendukung KMB, RIS harus
segera membenahi dan menyelesaikan permasalahan ekonomi tersebut agar segera dapat
memikirkan kebijakan ekonomi RIS selanjutnya. Ini menjadi menjadi tugas yang cukup berat
bagi menteri Ekonomi RIS Ir. Djuanda dan Menteri Keuangan Syarif Prawiranegara untuk
Setalah terbentuk pemerintahan yang sah dari Republik Indonesia Serikat melalui hasil –
hasil KMB dalam Komisi urusan Politik dan Konstitusional, maka dengan ini RIS mulai
menjalankan roda pemerintahan dengan membangun ekonomi dan keuangan RIS yang
sebagaimana telah disepakat dari Komisi urusan keuangan dan Ekonomi dari KMB. Pemerintah
RIS mulai berbenah diri dalam hal militer. Karena militer merupakan pertahanan utama dalam
Sebelum Republik Indonesia menjadi Negara bagian dari Republik Indonesia Serikat,
telah memiliki angkatan perang sendiri yaitu tentara Nasional Indonesia (TNI). Salah satu
tuntutan belanda sebelum adanya KMB adalah membubarkan angkatan perang RI, dengan tujuan
melemahkan pertahanan RI dan membuat seolah – olah Republik Indonesia tunduk terhadap
Menjadi sebuah dilema, bagi pemerintahan RIS yang memang pucuk pimpinan RIS
TNI sebagai alat pertahanan Negara RI tetap ada dengan tidak bertentang pada tujuan RIS dalam
KMB.
Tinggal TNI yang menjadi kesulitan. Ketika itu mendengung – dengung dalam telinga
kita ucapan Mohammad Roem, Ketua Delegasi RI, di Jakarta, yang tidak menyebut kita TNI
lagi, melainkan “kesatuan bersenjata” dan istilah – istilah lain seperti Republik “pengikut –
pengikut Republik yang bersenjata”, yang semuanya menunjukan seolah – olah tidak ada lagi
Agustus 1949 telah bergejolak dalam hati dan pikiran para TNI tentang status mereka sebagai
garda terdepan dalam proses mempertahankan Republik Indonesia yang saat terjadinya Agresi
Militer Belanda KNIL berhasil menduduki Ibu Kota RI yaitu Yogyakarta. TNI berpikira, setelah
KMB dilaksanakan dan terbentuk RIS apa yang akan terjadi dengan TNI ?
1. Angkatan Perang RIS adalah angkatan perang nasional. Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi
2. Pertahanan Negara adalah semata – mata hak pemerintah RIS; Negara – Negara bagian tidak
3. Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata – mata soal bangsa Indonesia. Angkatan
Perang RIS akan dibentuk oleh pemerintah RIS dengan inti angkatan Perang RI (TNI), bersama
– sama orang Indonesia yang ada dalam KNIL, ML, KM, VB dan Territorial Bataljons.
4. Pada masa permulaan RIS, Menteri Pertahanan dapat merangkap sebagai Panglima Besar
Setelah KMB bergulir dan berdiri RIS, maka semua Negara bagian dari pada RIS
dilarang untuk memiliki angkatan perang sendiri termasuk RI. Inilah yang menjadi beban dari
pada para petinggi dan Jendral serta para Panglima besar dalam kesatuan Tentara Republik
Indonesia. Negara yang telah susah payah direbut dengan darah perjuangan TNI, dan berkat TNI
RI sampai saat terbentuknya RIS masih berdiri kokoh sebagai Negara yang berdaulat.
Tidak cukup itu saja “korban perasaan” para prajurit TNI. Mereka juga diharuskan
menerima bekas anggota KNIL dalam lingkungannya. Padahal selama perang kemerdekaan
anggota KNIL itu mereka anggap pengkhianat. Mereka mengerti, bahwa demi persatuan
Indonesia untuk menyingkirkan Belanda dari tanah air, kita harus dapat mengorbankan perasaan.
Namun yang dituntut dari mereka tidak mudah, dan memerlukan waktu untuk penyesuaian
Merupakan sebuah proses yang membutuhkan pengorbanan yang cukup besar demi
tercapainya perdamaian dan kesatuan dalam RI. Inilah yang menjadi beban dari kebijakan RIS
dalam bidang Militer, yang memang mengacu kepada Konferensi Inter Indonesia di Yogyakarta
Hasil – hasil yang telah disepakati dalam Rekomendasi Komisi urusan militer dalam
KMB adalah :
1. Setelah penyerahan kedaulatan, Republik Indonesia Serikat bertanggung jawab, atas keamanan
2. Setelah penyerahan kedaulatan, angkatan perang Belanda akan ditarik kembali dari Indonesia.
3. Sambil menunggu mereka diangkut dengan kapal ke negeri Belanda, pasukan – pasukan ini
dilarang dipergunakan untuk operasi – operasi militer, kecuali hal ini diminta oleh pemerintah
4. Anggota – anggota angkatan perang, yang diorganisasikan dan dipersenjatai oleh pemerintah
Hindia-Belanda, seperti KNIL dan apa yang disebut sebagai batalyon – batalyon Federal, pada
asasnya dapat ditampung oleh angkatan perang Republik Indonesia Serikat; peralatan – peralatan
dan persenjataan mereka harus diserahterimakan dengan cara yang efisien, hal yang satu dengan
6. Suatu misi militer Belanda akan dikirim ke Indonesia untuk membantu RIS di dalam
Hasil sidang KMB dalam urusan Militer adalah kabijakan lanjutan dari kesepakatan dari
Konferensi Inter Indonesia yang dilakukan di Yogyakarta dan Jakarta. Kebijakan militer RIS ini
harus sesegera mungkin dilaksanakan, agar RIS mempunyai pertahanan yang mampu menopang
Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) di Yogyakarta dan Jakarta pada bulan Juli dan Agustus
1949, dicapai kata sepakat mengenai konsepsi bersama yang akan dibawa ke Konferensi Meja
Bundar, kepentingan terpenting Konferensi Inter-Indonesia dalam bidang Militer adalah, bahwa
angkatan Perang Negara Republik Indonesia Serikat akan berintikan TNI dengan menerima
anggota – anggota dari KNIL dan pasukan – pasukan Indonesia lain yang dibentuk oleh belanda
(Nugroho Notosusanto,1976:71).
Kebudayaan RIS
hasil – hasil rekomendasi dari Komisi urusan Kebudayaan RIS dalam KMB tidak
memberikan pengaruh yang signifikan, dengan kata lain kebudayaan yang dimiliki dan dianut
oleh RIS tidak akan jauh berbeda dengan kebudayaan yang telah dianut dan dilakukan oleh
kebudayaan, maka dibentuklah suatu komisi bersama, yang untuk itu setiap peserta dapat
mengengkat tujuh orang anggota. Kedua peserta akan memajukan pengetahuan tentang
kebudayaan masing – masing, demikian pula tentang penukaran penerangan tentang urusan –
urusan kebudayaan. Atas permintaan, bantuan di bidang kebudayaan, pendidikan dan karya
Ilmiah akan saling diberikan, termasuk soal penukaran guru – guru besar, para ahli dan guru –
guru, sedangkan beasiswa – beasiswa disediakan oleh para peserta kepada para ilmuwan kedua
pihak secara timbale balik akan diberi kemungkinan untuk melakukan penyelidikan di daerah
Telah terjadi kesepakatan antara pihak Kerajaan Belanda dengan RIS tentang pemecahan
masalah Kebudayaan. Antara Belanda dan RIS telah bersepakat bahwa dalam hal pengetahuan,
pendidikan, serta kebudayaan diadakan kerja sama dalam pembinaan dan pembangunan
kebudayaan. Pemerintah kerajaan Belanda bersedia untuk bertukar orang – orang yang ahli
dalam ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Dalam kesepakatan itu pula, tentang pemeliharaan
benda – benda budaya yang dimiliki oleh pemerintah kerajaan Belanda dan RIS secara bersama –
sama.
Permasalahan yang dikemukakan dalam sidang KMB lebih kepada status dari para
pegawai pemerintahan yang berkebangsaan Belanda yang bekerja di Indonesia. Pasal yang
terpenting yang dibicarakan di dalam Komisi urusan Sosial ialah kedudukan pegawai – pegawai
berikut :
Pada asasnya Pemerintah Republik Indonesia Serikat menerima semua pegawai sipil
pemerintah Belanda, yang bekerja di Indonesia pada saat penyerahan kedaulatan, pemerintah
Republik Indonesia Serikat tak akan mengadakan peraturan – peraturan yang merugikan pegawai
mempertahankan hak menyaring kembali dan mengelompokkan kembali pegawai – pegawai ini,
dengan pengertian bahwa, jika pegawai – pegawai demikian tersebut diberhentikan tidak atas
permintaan sendiri, maka tanggung jawabnya dipikul oleh pemerintah RIS bagi dibayarkannya
Pemerintah RIS akan menjamin tiap – tiap pegawai pemerintah yang berkebangsaan
Belanda yang bekerja di Indonesia akan keselamatan dan hajat hidupnya ditanggung oleh
pemerintah RIS. Selama para pegwai berkebangsaan Belanda tersebut masih menginginkan
untuknbekerja di Indonesia tanpa ada paksaan dan jika berhenti itu atas kehendaknya sendiri.
Perkembangan Republik Indonesia Serikat tidak bisa dilakukan dengan pesat dan cepat,
melihat dari pada komposisi aparatur pemerintahan, serta rekomendasi dan kebijakan hasil
Konferensi Meja bundar yang menyegerakan berjalannya roda pemerintahan RIS. Tetapi tidak
semua kebijakan dan hasil rekomendasi KMB dapat terlaksana dan dilakukan oleh Pemerintah
RIS, dalam hasil masalah keuangan dan ekonomi RIS tidak begitu menguntungkan pemerintah
yang baru berdiri itu. Permasalahan Militer sebagai alat pertahanan RIS yang diambil dari
peleburan TNI dan anggota – anggota bekas KNIL belum bisa menyesuaikan diri satu sama
lainnya. Ini menyebabkan kerentanan dalam hal pertahanan RIS, dan dapat menyebabkan
Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merdeka dan berdaulat adalah Negara hukum
demokratis yang berbentuk federal. RIS dilakukan oleh pemerintah federal bersama parlemen
dan senat. Wilayahnya meliputi seluruh daerah Indonesia yang terdiri atas:
a. Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur,
b. Kesatuan poltik yang berkebangsaan yaitu Jawa Tengah Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan
c. Daerah-daerah lain yang bukan daerah bagian. Alat perlegkapan RIS terdiri atas presiden,
Dewan Menteri, Senat, Dewan perwakilam Rakyat, mahkamah agung, dan dewan pemerksa
keuangan. Parlemen terdiri atas 150 orang, Senat sebagai perwakilan Negara-negara bagian
adalah Badan Penasehat. Tiap Negara bagian mengangkat 2 orang wakil di Senat.
Sementara itu rakyat tidak setuju apabila Konstitusi RIS diberlakukan secara dominan.
Dalam keadaan seperti itu, dapat menyulut perpecahan dan terjadi disintegrasi dalam
pemerintahan dan kedaulatan RIS yang baru berdiri itu. Dalam keadaan rakyat yang kecewa, ada
beberapa pihak yang mengambil kesempatan tersebut dengan mengadakan suatu aksi
Tantangan pertama datangnya dari Gerakan APRA di Jawa Barat. APRA adalah
singkatan dari angkatan Perang Ratu Adil. APRA adalah gerakan Teroris dari tentara KNIL yang
dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling, orang yang dengan kejam membunuh rakyat di
Sulawesi selatan. Westerling yang mengetahui kerinduan rakyat akan datangnya Ratu Adil yang
akan membawa keadilan dan kemakmuran mengira bahwa dengan nama Angkatan Perang Ratu
Adil akan berhasil memikat rakyat di Jawa Barat untuk membantu gerakannya (R. Nalenan,
1981:200).
Gejala APRA ini muncul di bandung, yang menyampaikan ultimatum kepada pemerintah
RIS dan Negara Pasundan supaya diakui sebagai tentara Negara Pasundan dan menolak
1950.
Di Kalimantan Barat Sultan Hamid II menentang masuknya APRIS dengan intinya TNI,
serta menolak untuk mengakui Menteri Pertahanan RIS yaitu Hamengku Buwono IX dan
menyatakan bahwa dialah yang berkuasa di daerah itu (Saleh As’ad Djamhari, 1979:62)
Gerakan APRA di bandung dan aksi penolakan dan pemberontakan Sultan Hamid II
merupakan suatu gerakan yang didasari atas kerja sama kedua belah pihak untuk memecah
Di Makasar (Ujung Pandang) terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Andi Azis yang
semula menolak peleburan anggota-anggota KNIL ke dalam APRIS. Pemberontakan ini berhasil
dipadamkan oleh pasukan APRIS. Andi Azis menyerahkan diri dan ia dijatuhi hukuman 14 tahun
penjara oleh Panglima Tentara di Yogyakarta. Peristiwa ini timbul karena proses peleburan
KNIL tidak berjalan lancer. Pimpinan tentara Belanda di Makasar tidak pernah memberikan
Ketidak tahuan para anggota KNIL yang berada di Makasar menyebabkan kesalah
fahaman terhadap kabijakan pemerintah RIS dalam melebur KNIL ke dalam APRIS. Bukan
hanya itu, kesepakatan dalam konferensi Inter-Indonesia yang melebur TNI dan KNIL dalam
satu tubuh yaitu APRIS membuat pimpinan KNIL Makasar yaitu Andi Azis merasa tidak senang.
Sehingga menolak dan terjadi bentrokan dengan TNI yang akan dikirim ke Makasar. Pasukan
TNI yang dikirim ke Makasar adalah pasukan TNI pimpinan H.V. Worangdan disebut Batalyon
Worang.
Negara sendiri yang disebut “Republik Maluku Selatan” (RMS). Pendiri RMS adalah Mr. Dr.
Christian Robert Steven Soumokil bekas Jaksa Agung NIT (A.S.S. Tambunan, 1991:81).
(RMS). Pemerintah mengirimkan dr. Leimena untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
bawah pimpinan Kol. Kawilarang untuk menumpas RMS. Pada tanggal 28 September 1950
pasukan ekspedisi mendarat di Ambon dan menguasai pulau Ambon. Pemberontakan berhasil
“Pemerintah buangan”.
Ketiga pemberontakan yang terjadi selama masa pemerintahan RIS merupakan suatu
gerakan disintegrasi terhadap kedaulatan RIS. Ini merupakan sebuah bentuk ketidak puasan
terhadap kebijakan dan pemerintahan yang dijalankan oleh RIS dan disintegrasi ini menjadi salah
Persoalan lain yang dihadapi Pemerintah RIS adalah adanya desakan dari rakyat di
beberapa Negara bagian untuk segera dapat bergabung dengan RIS dan mengubah bentuk
Negara. Kebijaksanaan pemerintah dalam hal ini didasarkan pada konstitusi sementara yang
terbentuk sebagai hasil persetujuan bersama, di mana pemerintah telah berjanji untuk
menjalankan dan memelihara peraturan yang tercantum dalam onstitusi RIS. Oleh karena itu,
dalam melaksanakan kebijakan politik dalam negerinya terutama menyangkut perubahan bentuk
kenegaraan RIS, pemerintah harus berpegang pada ketentuan-ketentuan Konstitusi Sementara
itu.
Negara bagian yang menghendaki adanya perubahan bentuk Negara itu antara itu antara
lain NIT. Dalam rapat istimewa yang terjadi pada bulan Maret 1950, di mana partai-partai politik
dan organisasi yang mewakili rakyat Indonesia Timur telah mengeluarkan suatu pernyataan:
a. Rakyat Indonesia Timur tidak setuju dengan adanya NIT, karena NIT adalah ciptaan Van
Mook.
b. Rakyat Indonesia Timur adalah rakyat Indonesia yang setia pada kemerdekaan 17
Agustus 1945;
c. Republik Indonesia adalah ciptaan Rakyat Indonesia sendiri bedasarkan pada Proklamasi
17 Agustus 1945;
Dalam Konferensi Malino, utusan dari Timor menuntut agar Bendera Negara Indonesia
Timur ialah bendera Merah Putih, dan lagu Negara Indonesia Timur adalah lagu Indonesia Raya
(Drs. R. Nalenan,1981:179).
Dalam mempertahankan isi Proklamasi 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia Timur tetap
menganggap Irian adalah suatu daerah Republik Indonesia yang harus direbut kembali. Selain
NIT, dewan Bangka menyatakan setuju dengan segala resolusi dan mosi-mosi yang menuntut
pemasukan daerah otonom Bangka ke dalam Republik Indonesia. Di Madura muncul suatu
tuntutan dari fraksi Indonesia dan Fraksi Islam dalam DPRS Madura yang menuntut agar
Madura hendaknya digabungkan dalam Republik. Hal yang serupa dilakukan oleh Negara
Sumatera Selatan.
Permasalahan Keuangan dan Ekonomi RIS
RIS dihadapkan pada persoalan keuangan Negara. Sesuai dengan hasil keputusan KMB
bahwa Repulik harus menanggung semua hutang, baik hutang dalam negeri maupun hutang luar
negeri yang merupakan warisan dari pemerintah Hindia-Belanda. Untuk mengatasi kesulitan di
a. Mengadakan rasionalisasi dalam susunan Negara dan dalam badan-badan serta alat-alat
pemerintahan;
b. Menyelidiki secara lebih baik dan teliti mengenai anggaran Negara-negara bagian;
Masalah berikutnya yang dihadapi oleh Pemerintah RIS adalah mengenai persoalan
“Negara Hukum”. Langkah pertama dalam lapangan kehakiman ialah mempelajari keadaan tata
hokum Indonesia pada waktu penyerahan kedaulatan, terutama menyelidiki bagian hokum mana
yang masih berlakumenurut Konstitusi RIS, dan bagian hokum mana yang telah hilang
kekuatannya terkait dengan penyerahan kedaulatan. Ini akan diselidiki pula, hokum mana yang
Masalah terakhir adalah angkatan perang. TNI merupakan inti dari Angkatan Perang RIS.
Maka dalam persetujuan KMB mengenai persoalan tentara yang disebut hanya persoalan
reorganisasi KNIL. Masalah ini pula yang turut menyebabkan pemberontakan yang dipimpin
peperangan serta mengurangi penderitaan rakyat Indonesia dari perang, serta menghindari
terjadinya Agresi militer Belanda, maka pemerintah RI bersedia untuk berkompromi dengan
pemerintah kerajaan Belanda. Dalam perundingan – perundingannya, kedua belah pihak dibentu
oleh Negara – Negara yang memperdulikan perdamaian serta Dewan Keamanan Perserikatan
Berbagai jalan telah ditempuh untuk mencari pemecahan permasalahan antara Belanda
dengan Indonesia, melalui Konferensi Asia di New Delhi India yang dilaksanakan tanggal 20
Januari 1949 merupakan salah satu jalan untuk mencari pemecahan masalah antara kedua belah
pihak. Resolusi Dewan Keamanan PBB turut membantu dalam mencari jalan keluar dengan
Komite Tiga Negara (KTN) yang menjadi salah satu resolusi Dewan Keamanan, Belanda
yang diwakili oleh Belgia, Indonesia diwakili oleh Australia yang selanjutnya difasilitasi oleh
Amerika Serikat. Yang selanjutnya diteruskan dalam kesepakatan Renville yang dilaksanakan di
atas Kapal Perang USS. Renville milik Amerika Serikat telah ditempuh kedua belah pihak demi
perdamaian keduanya.
Maka disepakati pula hasil kesepakatan Roem Royen untuk mengatasi krisis antara
Belanda dengan Indonesia yang sempat meruncing dengan dilancarkannya Agresi militer.
Sebuah kesepakatan yang akan membawa Republik Indonesia dan Belanda menuju pada suatu
pemahaman dan membentuk suatu pemerintahan bersama dalam Konferensi Meja Bundar
(KMB).
Ketika Konferensi Meja Bundar dibuka tanggal 23 Agustus 1949, maka dimulailah
perundingan – perundingan yang akan membawa Indonesia dalam mencari jalan baru tanpa
adanya peperangan dan jalan untuk membentuk suatu kedaulatan baru. Sebuah perundingan yang
menghasilkan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Republik Indonesia Serikat yang
diresmikan tanggal 27 Desember 1949 telah membawa Republik Indonesia memasuki era baru,
yaitu menjadi sebuah Negara Bagian yang dibentuk oleh Belanda dengan sistem pemerintahan
federal.
Adalah Letnan Gubernur Jenderal Van Mook, yang merancang ide untuk menjadikan
Indonesia sebagai Negara Federal. Adalah Letnan Gubernur Jenderal Van Mook yang
mendirikan Negara – Negara boneka di indonesia demi melemahkan dan membatasi ruang gerak
politik dari pemerintahan Republik Indonesia yang sah. Dan ide Van Mook sehingga Belanda
melaksanakan Agresi Militernya, sehingga membuat Republik Indonesia mengambil jalan untuk
berunding dan mencari jalan keluar tanpa peperangan. Dan mau tidak mau Indonesia harus
menerima hasil perundingan KMB yang menyepakati dibentuknya Republik Indonesia Serikat
(RIS).
Hasil – hasil perundingan antara Kerajaan belanda dan Republik Indonesia yang telah
dilakukan di berbagai kesempatan dan waktu sehingga menghasilkan Republik Indonesia Serikat
tidak membawa pengaruh yang berarti. Terbukti sejak pendeklarasian RIS sebagai Negara yang
berdaulat, ternyata kedaulatan RIS tidak berjalan lama dan dapat dikatakan hanya seumur
jagung. Suatu perjuangan yang sia – sia yang dilakukan Indonesia dan Belanda, karena pada
dasarnya kedaulatan Republik Indonesia akan kembali menjadi tumpuan bersatunya seluruh
wilayah di Indonesia.
Di beberapa daerah di wilayah RIS telah terjadi pemberontakan dan gerakan yang mengancam
kedaulatan RIS,yaitu: Gerakan angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Pimpinan Kapten Raymond
Westerling dan Sultan Hamid II, Pemberontakan Andi Azis pimpinan KNIL di Makasar yang
tidk menerima peleburan KNIL ke dalam APRIS, serta gerakan mendirikan Negara sendiri yaitu
Republik Maluku Selatan (RMS) pimpinan Dr. Soumokil di Maluku yang tidak menerima
Adanya desakan dari Negara – Negara bagian RIS agar segera diadakan perubahan bentuk
Negara. Alasannya adalah bahwa Negara – Negara bagian yang masuk ke dalam RIS masih setia
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan masih setia kepada Pancasila dan UUD’45.
Negara yang baru berdiri seperti RIS harus mendapat tanggung jawab dalam hal ekonomi dengan
hutang akibat perang. Hal ini pula yang tidak dapat menopang kelangsungan kedaulatan RIS, ini
yang menimbulkan rasa ketidak puasan rakyat dan Negara – Negara bagian terhadap kabijakan –
kebijakan RIS yang diambil berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar tanggal 23 Agustus
1949.
Negara RIS buatan Belanda tidak dapat bertahan lama karena muncul tuntutan-tuntutan
untuk kembali ke dalam bentuk NKRI sebagai perwujudan dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus
1945. Gerakan menuju pembentukan NKRI mendapat dukungan yang kuat dari seluruh rakyat.
Banyak Negara-negara bagian satu per satu menggabungkan diri dengan Negara bagian Republik
Indonesia.
Pada tanggal 10 Februari 1950 DPR Negara Sumatera Selatan memutuskan untuk
menyerahkan kekuasaannya pada RI. Tindakan semacam ini dengan cepat dilakukan oleh
Negara-negaa bagian lainnya ynag cenderung untu menghapuskan Negara-negara bagian dan
menggabungkan diri ke dalam RI. Pada akhir Maret 1950, hanya tersisa empat Negara bagian
dalam RIS, yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Negara Indonesia Timur, dan Republik
Indonesia. Pada akhir April 1950, maka hanya Republik Indonesia yang tersisa dalam RIS
khususnya dalam hubungan luar negeri. Hal ini karena RI hanya Negara bagian RIS, hubungan
luar negeri yang berlangsung selama ini dilakukan oleh RIS. Sehingga peleburan Negara RIS ke
dalam RI harus dihindari untuk menjamin kedaulatan negara. Solusinya adalah RIS harus
Setelah diadakan konferensi antara Pemerintah RIS dan RI untuk membahas penyatuan negara,
pada tanggal 19 Mei 1950, pemerintah RIS dan RI menandatangani Piagam Persetujuan
pembentukan Negara kesatuan. Pokok dari isi piagam tersebut adalah kedua belah pihak dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya melaksanakan pembentukan Negara kesatuan berdasar
Rapat-rapat antara pemerintah RIS dan RI mengenai Negara kesatuan semakin sering
dilakukan. Setelah rapat mengenai Pembagian daerah yang akan merupakan wilayah NKRI,
maka pada tanggal 15 Agustus 1950 diadakan rapat gabungan yang terakhir dari DPR dan Senat
RIS di mana dalam rapat ini akan dibicarakan “piagam pernyataan” terbentuknya NKRI oleh
Presiden Soekarno. Setelah pembacaan piagam pernyataan terbentuknya NKRI, maka dengan
demikian maka pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Kesatuan diproklamirkan oleh Soekarno
dan berlakulah Undang – Undang dasar baru Negara Kesatuan Republik Indonesia (Ide Anak