PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja sama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai mahluk sosial.
Kerja sama memiliki dimensi yang sangat luas dalam kehidupan manusia, baik
terkait tujuan positif maupun negatif. Dalam hal apa, bagaimana, kapan dan di
mana seseorang harus bekerjasama dengan orang lain tergantung pada
kompleksitas dan tingkat kemajuan peradaban orang tersebut. Semakin modern
seseorang, maka ia akan semakin banyak bekerja sama dengan orang lain,
bahkan seakan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu tentunya dengan bantuan
perangkat teknologi yang modern pula.
Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan usia.
Sejak masa kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di dalam
kehidupan keluarga. Setelah dewasa, kerjasama akan semakin berkembang
dengan banyak orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pada taraf
ini, kerjasama tidak hanya didasarkan hubungan kekeluargaan, tetapi semakin
kompleks. Dasar utama dalam kerja sama ini adalah keahlian, di mana masing-
masing orang yang memiliki keahlian berbeda, bekerja bersama menjadi satu
kelompok/tim dalam menyeleseaikan sebuah pekerjaan.
Dari sudut pandang sosiologis, pelaksanaan kerjasama antar kelompok
masyarakat ada tiga bentuk (Soekanto, 1986: 60-63) yaitu: (a) bargaining yaitu
kerjasama antara orang per orang dan atau antarkelompok untuk mencapai
tujuan tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan,
atau jabatan tertentu, (b) cooptation yaitu kerjasama dengan cara rela menerima
unsur-unsur baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan stabilitas organisasi, dan (c) coalition yaitu
kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
Di antara oganisasi yang berkoalisi memiliki batas-batas tertentu dalam
kerjasama sehingga jati diri dari masing-masing organisasi yang berkoalisi masih
ada. Bentuk-bentuk kerjasama di atas biasanya terjadai dalam dunia politik.
Selain pandangan sosiologis, kerjasama dapat pula dilihat dari sudut
manajemen yaitu dimaknai dengan istilah collaboration. Makna ini sering
digunakan dalam terminologi manajemen pemberdayaan staf yaitu satu
1|Page
kerjasama antara manajer dengan staf dalam mengelola organisasi. Dalam
manajemen pemberdayaan, staf bukan dianggap sebagai bawahan tetapi
dianggap mitra kerja dalam usaha organisasi (Stewart, 1998; 88).
Kerjasama (collaboration) dalam pandangan Stewart merupakan bagian dari
kecakapan ”manajemen baru” yang belum nampak pada manajemen tradisional.
Dalam manajemen tradisional terdapat tujuh kecakapan/ proses kegiatan
manajerial yaitu perencanaan (planning), komunikasi (communicating),
koordinasi (coordinating), memotivasi (motivating), pengendalian (controlling),
mengarahkan (directing), dan memimpin (leading).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat ?
2. Bagaimana penting nya kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat?
3. Apa saja faktor kendala tentang kerja sama dilingkungan masyarakat.?
4. Bentuk bentuk kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat?
5. Mengapa manusia harus hidup bermasyarakat dan bekerja sama?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu hakikat kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat
2. untuk mengetahui bagaimana pentingnya kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat
3. untuk mengetahui apa saja faktor kendala tentang kerja sama
dilingkungan masyarakat
4. untuk mengetahui bentuk bentuk kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat
5. untuk mengetahui mengapa manusia harus hidup bermasyarakat dan
bekerja sama.
BAB II
2|Page
PEMBAHASAN
Agar kita dapat melakukan kerja sama dengan baik, perlu kita melandasinya
dengan hal-hal berikut :
1. Menyadari bahwa kita manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang
paling mulia dan senantiasa membutuhkan orang lain.
2. Menyadari manusia pada hakikatnya tergantung dalam semua aspek
kehidupan dari sesama manusia.
3. Senantiasa mempertahankan hubungan baik dengan sesama, dalam
semangat persamaan dan persaudaraan.
4. Senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan sesama anggota
masyarakat dalam semangat sama tinggi dan sama rendah.
5. Semangat saling menghormati dan menghargai sesama
6. Dilakukan dengan ikhlas dan sukacita.
Kerja sama yang kita lakukan dengan dilandasi ole\h hal-hal di atas, akan
memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita, manfaat tersebut antara lain
sebagai berikut:
3|Page
2. Berbagai kebutuhan hidup seseorang semakin dapat di penuhi
3. Kekurangan yang kita miliki akan dilengkapi oleh kelebihan orang lain,
demikian juga sebaliknya kelebihan kita akan melengkapi kekurangan
orang lain
4. Menumbuhkan semangat kekeluargaan dan kebersamaan
5. Memperkokoh persatuan dan kesatuan
6. Mewujudkan kerukunan.
4|Page
bersatunya keberagaman menjadi sebuah kebulatan yang utuh dan serasi.
Dengan demikian, persatuan Indonesia berarti bersatuanya bangsa yang
mendiami wilayah negara Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang
budaya, ras, suku, agama. Persatuan didorong oleh keinginan mencapai
kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
5|Page
C. Faktor Kendala Tentang Kerja Sama Dilingkungan Masyarakat
Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat gotong royong. antara lain:
Faktor Pendorong:
1. Agar dapat bertahan hidup, manusia perlu menjaga hubungan baik
dengan sesamanya.
Faktor Penghambat:
1. Rasa individualisme yang kuat.
Gotong royong berasal dari kata gotong yang berarti “pikul” atau angkat dan
kata royong yang berarti bersama-sama. Dengan demikian gotong royong
bermakna bekerjasama atau menyelesaikan tugas secara bersama-sama untuk
6|Page
mencapai hasil yang diinginkan. Dalam konsep gotong royong, bekersama
dilakukan secara sukarela atau tanpa pamrih oleh seluruh warga sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Gotong royong dalam arti kerja bakti. umumnya dilakukan untuk berbagai
kegiatan yang bersifat umum-biasanya untuk kepentingan bersama,
misalnya membersihkan saluran air atau tempat ibadah.
Manusia tidak sendiri di alam semesta. Manusia hanya sebagian kecil dari
alam semesta. Manusia pada hakikatnya bergantung dalam berbagai aspek
kehidupan dengan sesamanya. Manusia harus selalu menjaga hubungan baik
dengan sesamanya.Manusia senantiasa berusaha konform (sesuai dengan)
sesamanya dalam komunitas (ada prinsip kesetaraan).
7|Page
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
“Kerjasama merupakan suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.terjadinya
kerjasama dilandasi oleh adanya kepentingan yang asama dimana landasan
tersebut menjadi pijakan untuk memecahkan kerjasama.html diakses pada
tanggal 1 Desember 2015 20 berbagai permasalahan secara bersama-sama
melalui suatu mekanisme kerjasama. Dalam melakukan suatu kerjasama
harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian tugas serta balas jasa
yang akan dibawa
Kerjasama dapat diartikan sebagai seperangkat hubungan yang tidak
didasarkan pada unsur paksaan dan kekerasan. Kerjasama dapat muncul
akibat adanya komitmen individu dan negara untuk mendapatkan
kesejahteraan kolektif “(Douherty dan Pfaltzgraff, 1997: 41). “
B. Saran
jika makalah kami masih belum lengkap, agar kiranya teman – teman
bersedia bemberi masukan, agar Makalah ini dapat sempurna.
8|Page