We Tenriawaru Pancaitana Besse Kajuara adalah Raja Bone ke-28. Ia sosok
perempuan tangguh dan militan. Namanya diabadikan sebagai nama jalan, Besse Kajuara,
Besse Kajuara menjadi Raja Bone dari tahun 1857 hingga 1860. Di masa
pemerintahannya, ketegangan antara Bone dengan kompeni Belanda kembali memanas.
Kompeni Belanda hendak memperbaharui Perjanjian Bungaya agar persahabatan Bone dan
Belanda tetap kokoh dan terjaga. Namun, Arumpone We Tenriawaru Besse Kajuara
menolak tegas memperbaharui perjanjian tersebut.Dikutip dari buku Kerajaan Bone
dilintasan Sejarah terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bone, Besse
Kajuara menolak karena kemenakannya bernama Singkeruk Rukka Arung Palakka ingin
merebut kedudukannya sebagai Mangkauk. Singkeruk Rukka Arung Palakka
selalu menghadap kepada kompeni Belanda agar keinginannya untuk menjadi Arumpone
dapat disetujui.Ia merasa berhak ditunjuk oleh Adat Tujuh Bone sebagai Arumpone sejak
meninggalnya Matinroe ri Ajang Benteng. Raja Bone dan gubernur Belanda pun saling
menyatakan perang.
Pada Desember 1859 Gubernur Jenderal Belanda, Van Switten bersama pembesar
Kompeni Belanda, Tuan Djensin menyerang Bone. Di belakangnya ikut Singkeruk Rukka
Arung Palakka. Sementara Arumpone We Tenriawaru Besse Kajuara berkedudukan
Pasempe, didukung oleh pamannya bernama La Cibu To Lebae Ponggawa Bone untuk
melawan Belanda.Bone dan gubernur Belanda pun saling menyatakan perang.Pada
Desember 1859 Gubernur Jenderal Belanda, Van Switten bersama pembesar Kompeni
Belanda, Tuan Djensin menyerang Bone. Di belakangnya ikut Singkeruk Rukka Arung
Palakka.
KELOMPOK 2
KELAS IX.B
SYERIL RAMADANI
NUR AISYAH
AGUSTINA
MUH. RUSAIMAN