Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PROFIL DESA

2.1. KONDISI DESA


2.1.1. Sejarah Desa
Pada abad ke XVI di Desa Pamuruyan bagian dari wilayah Kecamatan Ciwaru ada seorang gadis yang
sangat cantik bernama Putri Rangga Lawen merupakan putrid dari pasangan Bapak Rangga dan Nyai
Putri.

Karena kecantikannya banyak sekali pria yang terpikat untuk meminang menjadi istrinya, kabar
kecantikan Putri Rangga Lawen menyebar ke mana – mana dan sampai ke suatu tempat yang bernama
Buana Nyuncung, menurut keterangan bahwa letak Buana Nyuncung itu terletak di wilayah perbatasan
Kecamatan Cidahu dengan Desa Ambit Kecamatan Waled. Daerah tersebut dipimpin oleh jejaka gagah
perkasa dan tampan yang bernama Raden Kembang Panyarikan, merasa penasaran dengan kabar
tersebut selanjutnya Raden Kembang Panyarikan mengutus utusan untuk menemui orang tua Raden
Kembang Panyarikan.

Utusan menemui orang tua Putri Rangga Lawen dan menyampaikan maksudnya, bahwa Raden
Kembang Panyarikan bermaksud meminang Putri Rangga Lawen untuk menjadi istrinya. Singkat cerita
maksud Raden Kembang Panyarikan diterima oleh Putri Rangga Lawen dengan syarat dapat
memberikan mas kawin seekor burung puyuh berparuh warna emas.

Hasil pertemuan utusan dengan orang tua Putri Rangga Lawen disampaikan pada Raden Kembang
Panyarikan, Raden Kembang Panyarikan merasa gembira karena maksudnya diterima tetapi perasaan
cemaspun menyelimuti dirinya dikarenakan permintaan putri yang sangat aneh. Tetapi Raden Kembang
Panyarikan tidak berputus asa upaya yang dilakukan yaitu dengan membuuat saembara pada warganya
yang isinya “ Barang siapa yang dapat menangkap burung puyuh berparuh warna emas akan diberikan
hadiah yang menggembirakan.”

Wargapun menindaklanjutinya bahwa menurut kabar burung tersebut kalau malam sarang atau tempat
ngupuknya yaitu di pinggir kali Cikupuk, sedangkan kalau siang terbang ke sebelah barat. Rombongan
sampai ke Kampung Tagog ( bagian dari wilayah Desa Ciputat ) nama Kampung Tagog diambil dari kata
nagog (jongkok) orang yang sedang mengintip burung tersebut. Rombongan dibagi dua ada yang ke
selatan dan ke utara rombongan yang ke utara merasa terhibur dengan air nyurug (air terjun) sehingga
kampong yang berada di selatan air nyurug kini namanya Kampung Curug ( bagian dari wilayah Desa
Geresik).

Rombongan menuju ke sebalah timur, ternyata burung itu ada disebelah timur ketara dari kicauannya,
tempat ini sekarang namanya Kampung Ciwardi (bagian dari wilayah Desa Geresik). Kata Ciwardi
mengandung arti CI artinya ciri, WAR artinya warta / berita, dan DI artinya didieu. Untuk memudahkan
menangkap burung burung puyuh tersebut warga Kampung Cirengkeg kini Jatibayi (bagian dari wilayah
Desa Panyosogan) yaitu dengan memasang sosog yaitu sejenis alat penangkap ikan yang terbuat dari
bambu cara kerjanya jika burung sudah terperangkap atau masuk maka tidak bisa keluar lagi.
Rombongan dibantu oleh warga untuk mengepung burung tersebut, akhirnya burung puyuh terjebak
masuk ke dalam sosog ditangkap. Ketika burung mau diserahkan pada rombongan ternyata ada yang
merebutnya sehingga burung terlepas dan terbang menuju arah timur laut. Dan rombongan
mengejarnya akhirnya tertangkap di daerah Pasir Seureuh masuk wilayah Desa Datar Kecamatan
Cidahu. Akhirnya Raden Kembang Panyarikan berhasil memenuhi permintaan Putri Rangga Lawen
akhirnya mereka resmi menikah membangun rumah tangga.

Menurut cerita di atas bahwa kata Panyosogan berasal dari kata dasar sosog menadapat imbuhan pa-an
sehingga menjadi Panyosogan yang sampai menjadi nama Desa Panyosogan.

Kepala Desa Panyosogan dari Masa ke Masa


No NAMA L/P MASA JABATAN KETERANGAN
1 Ekom Sarkam L Tidak diketahui
2 Karistal L Tidak diketahui
3 Mawar L Tidak diketahui
4 Wiralaksana L Tidak diketahui Meninggal Dunia Tahun 1927
5 Raksa Atmaja L 1927 s.d. 1957
6 Saeri L 1957 s.d. 1960
7 Makyad L 1961 s.d. 1965
8 Tarmad L 1966 s.d. 1975
9 Saleh Madsaleh L 1976 s.d. 1988
10 Emoh Tarmah P 1989 s.d. 1998
11 R. Bambang Sutisna L 1999 s.d. 2010 Meninggal Dunia Tahun 2010
12 Jupriadi L 2011 s.d.2017
13 Wawan Kurniawan L 2017 s.d. Sekarang

Anda mungkin juga menyukai