Anda di halaman 1dari 6

KERIS DARI LAUT SELATAN

Pada zaman kerajaan Kahuripan hiduplah seorang empu (pembuat keris)


yang bernama Kandangdewa, empu ini masih satu angkatan dengan Empu Kanwa
yang tersohor. Pada mulanya Empu Kanwa dan Empu Kandangdewa sama-sama
membuat keris. Namun, Empu Kanwa memilih jalan lain. Dia tidak ingin membuat
keris lagi.

“Sebab bagaimanapun keris adalah senjata,” kata Empu Kanwa kepada Empu
Kandangdewa. “Dan yang namanya senjata akhirnya bisa untuk berperang dan
membunuh orang. Aku tidak suka itu.”

“Lalu, apa rencanamu?” Tanya Empu Kandangdewa.

“Lebih baik aku menjadi sastrawan saja.”

Empu Kanwa benar-benar berusaha mewujudkan niatnya. Kemudian, dia


memang berhasil menjadi sastrawan. Pada masa kejayaan Raja Airlangga, Kanwa
berhasil menuli Kakawin Arjuna Wiwaha. Sejak itu, namanya terangkat, menjadi
sastrawan besar. Sebaliknya, Empu Kandangdewa tetap menekuni pekerjaannya
membuat keris. Aneka macam keris yang ampuh berhasil dibuatnya.namanya
menjadi tersohor sebagai empu pembuat keris yang dikagumi. Raja, bangsawan, dan
para kesatria banyak memesan keris padanya.

Pada suatu hari Empu Kandangdewa tampak etrmenung. Para pembantu dan
murid-muridnya terasa heran. Empu Kandangdewa ingin menemukan sebuah keris
yang benar-benar ampuh dan sakti. Kesokan harinya Empu Kandangdewa pergi
meninggalkan padepokan dan berjalan tanpa tujuan. Stelah satu minggu kemudian,
Empu Kandangdewa tiba di pantai. Hati kecilnya berbisik agar ia melakukan suatu
tapa di tepi pantai tersebut. Tanpa pikir panjang Empu Kandangdewa
melaksanankan kata hati kecilnya untuk bertapa.

Pada suatu malam, ketika empu itu diam bertapa, tiba-tiba terdengar suara
minta tolong dari arah laut. Empu Kandangdewa tersontak kaget. “Ada yang
tenggelam,” pikirnya. Ia engakhiri tapanya dan langsung terjun ke laut.

“Itu dia!” srunya ketika dia melihat bayangan yang timbul tenggelam
dipermainkan gelombang lautan. Sang empu berasa telah berhasil menyelamatkan
orang itu. Dia menengok apa yang dipegangnya. Ternyata … bukan manusia! Itu
hanyalah sebuah bungkusan daun klaras. Dengan terheran-heran, ia membuka
bungkusan itu. Saat itu juga matanya menangkap cahaya yang memantul dari
sebilah keris. Keris yang benar-benar indah! Kemilau sinar bulan seakan-akan
menari-nari pada batangnya yang berlekuk-lekuk meruncing itu!

“Astaga!!” gumamnya. Dirabanya keris itu dengan penuh kekabuman. Sang


empu menemukan sebuah tulisan di gagang keristersebut yang bunyinya : “Tilam
Upih”. Tapanya telah berhasil, dia mendapatkan sebuah keris yang diidam-
idamkannya.
TERJADINYA WATU ULO
Pada zaman dahulu, ada sebuah Kerajaan yang yang hidupnya makmur dari
hasil bumi dan hutan. Kerajaan tersebut dipimoin oleh Prabu Palpana. Pada suatu
ketika kerajaan tersebut terusik kehidupannya karena ulah naga raksasa jelmaan
dari pengawal Ratu Laut Selatan. Mulanya ia bertapa selama 10 tahun agar dapat
kembali menjadi pengawal Ratu Laut Selatan. Karena tapanya sudah selesai dan ia
mulai merasa lapar maka hewn yang ada di hutan ia makan.

Sementara itu, rakyat Prabu Palpana mengeluh karena semua binatang yang
tadinya melimpah sekarang sudah tinggal sedikit. Kemudian Prabu Palpana tahu dan
mengutus prajuritnya untuk pergi ke hutan dan membunuh naga tersebut. Alhasil,
prajurit pulang ke kerajaan dengan tangan hampa.

Di hutan naga tersebut bingung karena binatang yang ia makan kini sudah
habis tak tersisa. Akhirnya ia mengendap-endap ke kerajaan dan mencuri binatang
ternak rakyat. Prabu Palpana sangat murka mengetahui jika naga tersebut kini
mencuri binatang ternak rakyatnya. Prabu Palpana meminta bantuan kepda Wiku
Darmaji. Wiku Darmaji mnyanggupi permintaan prabunya itu.

Wiku mulai pergi ke hutan untuk mencari dan membunuh naga tersebut. Di
dalam sebuah gua, naga tersebut tahu jika ia akan didatangi oleh Wiku Darmaji yang
sakti.stelah naga itu melihat Wiku ia berlari menyembunyikan diri ke pantai.

Setelah sampai ke tepi pantai ia memanggil-manggil Ratu Laut Selatan agar ia


dapat kembali ke laut. Tetapi Ratu Laut Selatan memintanya untuk bertapa lagi
selama 40 hari 40 malam. Sebetulnya ia tidak mau melakukannya, karena agar dapat
kembali ke laut ia menyanggupinya.

Sementara itu, di kerajaan Wiku Darmaji sedang bertapa untuk dapat


mencari jalan keluar agar naga itu tidak mengganggu kehidupan di kerajaan. Setelah
selesai bertapa, “Aku tahu tempat persembunyian naga itu” kata Wiku Darmaji
kepada Prabu Palpana.

“Lekaslah pergi ke ppantai dan temukan naga itu, ia sedang bertapa disana,
waktumu hanya tiga hari sebelum naga itukembali ke laut. Stelah kamua
menemukannya penggal kepalanya dan lempar jauh-jauh kea rah timur. Kalau
kepala dan badan menyatu ia dapat hidup kembali,” jelas Wiku Darmaji.

Prabu Palpana pun langsung menuju pantai dan memenggal kepala naga itu.
Ia membuangnya jauh-jauh kea rah timur. Dan sebuah keajaiban pun terjadi, dari
tubuh naga yang tertinggal muncul seorang wanita cantik yang berkaki naga.
Sementara tubuh naga berangsur-angsur mengeras menjadi batu.

Sampai sekarang, tubuh naga tersebut masih ada di pantai selatan kota
Jember. Tempat itu dinamakan WATU ULO (batu berwujud ular / naga).
PUTRI SEWIDAK LORO
Dahulu di sebuah desa hiduplah serang janda tua bersama anaknya. Janda
tersebut bernama Mbok Randa Dadapan dan anaknya bernama Sewidak Loro. Di
namakan Sewidak Loro karena rambutnya sedikit dan kalau dihitung hanya ada 62
helai. Semua penduduk sekitar mencemooh gadis tersebut, yang akhirnya membuat
gadis itu tidak mau lagi keluar dari rumah. Tetapi ibunya tetap membela dan
menasehati gadis itu.

“Sudahlah nak, menurut ibu kamulah gadis tercantik. Mereka hanya iri
dengan rambutmu,” bujuk Mbok Randa penuh kasih sayang. Dan pada akhirnya
gadis tersebut memberanikan diri untuk keluar rumah, jika ada yang mengejeknya ia
hanya tersenyum. Sewidak Loro bukan gadis yang pelit, ia suka berbagi dan
membantu orang tuanya. Ada kebiasaan Mbok Randa yang setiap pagi dan malam
selalu menembang (bernyanyi) tentang kecantikan putrinya. Tembang (lagu) itu
selalu dinyanyikan dengan penuh kasih sayang. Dia percaya kelak hidup putrinya
Sewidak Loro akan bahagia. Tetangga-tetangga yang mendengar nyanyian Mbok
Randa merasa geli, mereka beranggapan ibu dan anaknya itu sama-sama gila.

Siang itu, Sewidak Loro makan dengan lahap. Tak lupa ia menyisihkan untuk
sahabat-sahabatnya, burung yang selalu mengikutinya pergi kemanapun. Akan
tetapi suara di hutan itu terusik oleh derapan kaki kuda. Mbok Randa segera
menyuruh Sewidak Loro untuk bersembunyi. Mbok Randa merasa akan ada orang
asing yang lewat. Dia tak ingin anaknya diejek oleh orang asing. Ternyata benar
dugaan Mbok Randa, yang lewat iru adalah Putri Aspari, putrid raja yang etrkenal
cantik dan manja. Mbok Randa langsung memberi hormat. Akan tetapi, ia tidak
memperhatikannya, hidungnya sibuk membaui sesuatu.

Ternyata bau harum itu dari bekal makan siang Sewidak Loro. Kemudian
Putrid Apsari diberi makan itu oleh Mbok Randa, dan sebagai imbalannya separuh
kecantikan Putri tersenut diberikan kepada Sewidak Loro. Dan Mbok Randa
memberikan separuh bekal anaknya untuk Putri Apsari. Pada saat yang hamper
sama, tiba-tiba wajah Sewidak Loro berubah menjadi cantik! Rambutnya tembal
berkilau-kilau dan alisnya tebal mempesona. Dan Putri Apsari masih tetap kelihatan
cantik. Ketika Putri Apsari dan Sewidak Loro sedang makan bekal bersama,
terdengar derapan kuda dan teriakan, “Apsari! Apsari!” Ternyata Pangeran
Adwijaya, kakak Putri Apsari yang bertriak-teriak. Pangeran terpesona dengan
kecantikan Sewidak Loro. Saat itu juga timbul niatnya untuk meminang Sewidak
Loro.

“Siapa namamu gadis cantik?” Tanya pangeran. Sebelum Sewidak Loro


maupun ibunya menjawab, burung-burung menjawab lewat kicauannya. “Namanya
Sewidak Loro. Gadis cantik dari Desa Dadapan. Rajin bekerja dan penyayang
binatang.”

Pangeran sangat bersuka cita. Dan langsung mengutarakan niatnya untuk


meminang Sewidak Loro kepada Mbok Randa. Inikan sesuai impian Mbok Randa?
Wanita itu langsung mengiyakan. Hari itu juga, Pabgeran memboyong Sewidak Loro
ke istana.
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami
telah menyelesaikan penyusunan kliping cerita rakyat.

Mengingat bagitu banyaknya cerita rakyat di berbagai daerah, dan begitu


pentingnya cerita rakyat ini, agar kita dapat mengetahui suatu kejadian atau asal
usul daerah setempat maupun daerah luar lingkup kita.

Kliping ini memuat berbagai cerita rakyat yang berasal dari daerah Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Walaupun kliping ini tidak selengkap cerita rakyat yang sebenarnya di daerah
tersebut. Semoga kliping ini bermanfaat bagi guru maupun murid dan semua
teman-teman.

Akhir kata “tiada gading yang tak retak”, penyusun menyadari kekurangan
yang ada, untuk itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi sempurnanya kliping ini.

Terima kasih.
Penyusun :

Ageng Linda A. (01)

Aldilah Putri U. (03)

Desy Mariani S. S. (08)

Fetin Nur Ikawati (10)

Garin Bintang P. (11)

Ikhtisani Saputri (14)

Jati Agung (16)

Laela Hanifatul A. (17)

Niken Puspitasari (20)

Nina Ayu A. (21)

Novita Sari (23)

Purwantini (25)

Rahmawati N.I.S. (26)

Senja Maharani (29)

Septi Dwi Lestari (30)

Teguh Nur Rochim (31)


KLIPING
CERITA RAKYAT dari
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat

Tujuan : kliping cerita rakyat ini untuk memenuhi tugas bahasa


Indonesia, serta agar mengenal cerita rakyat daerah
sekitar.

Penyusun oleh:

X-3

SMA NEGERI 1 AMBARAWA

Jl. Yos Sudarso No. 46 Telp. (0298) 591462 Ambarawa 


50612

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Anda mungkin juga menyukai