Anda di halaman 1dari 6

Legenda Ratu Laut Pantai Selatan

Cerita Rakyat Nyi Roro Kidul Laut Selatan

Pada zaman dahulu, tepat di daerah Jawa Barat. Terdapat sebuah Kerajaan
bernama Pakuan Pajajaran. Kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Raja yang sangat
bijaksana dan arif. Rakyat dibawah kekuasaanya sangat bahagia dan menghormati sang
raja karena kepemimpinannya membuat hidup para rakyat sejahtera. Raja tersebut
bernama Raja Prabu Siliwangi. Sang Prabu mempunyai cukup banyak anak, salah
satunya bernama Putri Kandita. Ia adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita, baik
hati dan memiliki sifat yang sama seperti Ayahnya. Sang Prabu Siliwangi sangat
menyayangi Putri Kandita, dan Seiring bertambahkan usia, putri Kandita semakin memiliki
paras yang cantik dan area ia merupakan anak tunggal maka ialah sang calon pewaris
tahta raja Prabu Siliwangi kelak.

Mendengar keinginan Prabu Siliwangi untuk menjadikan Putri Kandita sebagai


penerus tahta para Selir dan anak-anaknya tidak setuju. Mereka tidak rela jika Putri
Kandita yang akan menjadi Ratu kelak.

Suatu hari, para Selir dan anak-anaknya berkumpul untuk merencanakan siasat
jahat untuk menyingkirkan Putri Kandita dan ibunya keluar dari Istana. Untuk melancarkan
rencananya mereka meminta bantuan kepada seorang penyihir sakti yang tiggal di
sebuah desa terpencil, yang memiliki berbagai macam ilmu hitam .

Suatu hari, Tanpa sepengetahuan raja, para selir dan anaknya mendatangi
Penyihir tersebut dan dengan memberikan imbalan yang diminta sang Penyihir, selir dan
anaknya ingin putri Kandita serta permaisurinya diberi kutukan agar tidak menjadi pewaris
tahta sang raja.

Tanpa menunggu lama, sang Penyihir melaksanakan tugasnya. Dengan ilmu


hitam ia menyihir Putri Kandita dan Ibunya agar menderita penyakita Kusta. Suatu hari,
ketika bangun dari tidurnya Putri Kandita dan Ibunya berubah menjadi buruk rupa, Tubuh
yang awalnya mulus, bersih dan kuning langsat seketika langsung berubah, tubuh
keduanya di penuhi dengan borok dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Putri Kandita dan sang permaisuri mengidap penyakit kusta yang tak kunjung
sembuh. Prabu Siliwangi yang merasa heran melihat penyakit aneh pada kedua orang
kesayangannya itu langsung memanggil tabib istana untuk melakukan pengobatan.
Tetapi setelah dicoba dengan berbagai macam ramuan, sang tabib istana tetap tidak
dapat menyembuhkan mereka.

Penyakit Putri Kandita dan ibundanya bertambah parah. Tubuh mereka semakin
lemah karena tidak dapat mencerna makanan dan minuman. Putri Kandita yang masih
muda dapat bertahan menghadapi penyakit yang dideritanya. Namun, Sang ibunda yang
sudah tua ternyata tidak dapat bertahan hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Putri Kandita dan raja sangat terpukul dengan meninggalnya permaisuri. Selama
berhari-hari, Raja Prabu Siliwangi termenung sendirian, ia merasa sangat sedih karena
orang yang paling di cintainya sudah meninggalkan dunia terlebih dahulu. Namun, sang
Prabu pun merasa sangat sangat terpikul melihat kondisi Putri Kandita yang tidak
menunjukkan tanda-tanda kesembuhannya. Ia merasa sangat cemas karena Putri
Kandita yang akan menggantikan meneruskan tahta Kerajaan.

Suatu hari, para Selir dan anak-anaknya datang menemui Raja untuk menghasut
agar Putri Kandita di usir. Awalnya, Raja menolak. Namun, karena takut penyakitnya
menular dengan terpaksa Prabu Siliwangi menyetujui usulan tersebut.

Tanpa sepengetahuan Raja, Selir dan Saudara-saudaranya. Putri Kandita yang


mendengar pembicaraan tersebut sangat kecewa dan ia memutuskan untuk melarikan
diri dari istana. Dalam suasana hati yang sedih, bingung, dan tidak menentu Putri Kandita
berjalan keluar dari istana tanpa tujuan yang pasti.

Selama berhari-hari ia berjalan tanpa arah hingga akhirnya tiba di pesisir pantai
selatan Pulau Jawa yang memiliki banyak batu karang dan ombak besar. Di salah satu
batu karang itu dia kemudian beristirahat hingga akhirnya tertidur karena kelelahan.
Dalam tidurnya, Putri Kandita bermimpi mendengar sebuah suara gaib yang
menyuruhnya menceburkan diri ke laut agar penyakitnya sembuh dan sehat seperti
sediakala."Ceburkanlah dirimu ke dalam laut, Putri Kandita, jika kamu ingin sembuh dari
penyakitmu. Kulitmu akan mulus seperti sedia kala."

Putri Kandita pun terbangun dari tidurnya. Ia lalu merenung meresapi kata-kata
gaib tersebut karena ragu apakah suara itu merupakan sebuah wangsit atau hanya orang
iseng yang membisiki saat dia tertidur. Tetapi setelah melihat sekeliling, sejauh mata
memandang yang ada hanyalah hamparan pasir putih beserta ombak bergulung-gulung
di sekitarnya. Oleh karena itu, yakinlah Putri Kandita bahwa suara gaib tadi merupakan
sebuah wangsit yang harus dia laksanakan demi kesembuhan dirinya.

Meyakini bahwa suara itu sebuah wangsit, Putri Kandita segera melakukan yang
diperintahkan. Sangat ajaib! Ketika menyentuh air, seluruh tubuh Putri Kandita yang
dihinggapi borok berangsur-angsur hilang dan menjadi mulus kembali.

Kesembuhan Putri Kandita tidak membuatnya kembali ke istana. Dia lebih memilih
untuk menetap di pantai selatan dan berbaur dengan penduduk sekitar yang sebagian
besar berprofesi sebagai nelayan.

Sejak tinggal disana, Putri Kandita sangat terkenal karena kecantikan yang ia
miliki. Banyak Pangeran dari berbagai kerajaan datang untuk melamarnya. Namun, dari
sekian banyak yang melamarnya Putri Kandita sama sekali tidak tertarik. Sebagian dari
mereka mundur karena Putri Kandita mengajukan syarat yang sangat sulit. Salah satu
syaratnya adalah mengadu kesaktianya di atas gelombang pantai laut. Namun, sebagian
dari mereka yang menerima syarat.

Ternyata, dari sekian banyak lelaki yang beradu kesaktian, tak seorang pun
mampu mengalahkan Putri Kandita. Mereka akhirnya menjadi pengikut setia yang selalu
mengawal Sang Putri ke mana pun dia pergi. Sejak itulah, Putri Kandita dikenal sebagai
Ratu Penguasa Laut Selatan Pulau Jawa yaitu Nyai Roro Kidul.
Cerita Rakyat Jaka Tarub
Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa tinggallah seorang Janda bernama Mbok
Randa. Ia tinggal seorang diri karena suaminya sudah lama meninggal dunia. Suatu hari,
ia mengangkat seorang anak Laki-laki menjadi anaknya. Anak angkatnya diberi nama
Jaka Tarub. Jaka Tarub pun tumbuh beranjak dewasa.

Jaka Tarub menjadi pemuda yang sangat tampan, gagah, dan baik hati. Ia juga
memiliki kesaktian. Setiap hari, ia selalu membantu ibunya di sawah. Karena memiliki
wajah yang sangat tampan banyak gadis-gadis cantik yang ingin menjadi istrinya. Namun,
ia belum ingin menikah.

Setiap hari ibunya menyuruh Jaka Tarub untuk segera menikah. Namun, lagi-lagi
ia menolak permintaan ibunya. Suatu hari Mbok Randa jatuh sakit dan menghembuskan
nafas terakhirnya. Jaka Tarub sangat sedih.

Sejak kematian Mbok Randha, Jaka Tarub sering melamun. Kini sawah ladangnya
terbengkalai.

Contoh Cerita Rakyat Legenda Dari Jawa Tengah Kisah Jaka Tarub

“Sia-sia aku bekerja. Untuk siapa hasilnya?” demikian gumam Jaka Tarub.

Suatu malam, Jaka Tarub bermimpi memakan Daging Rusa. Pada saat ia
terbangun dari tidurnya, ia pun langsung pergi ke hutan. Dari pagi sampai siang hari ia
berjalan. Namun, ia sama sekali tidak menjumpai Rusa. Jangankan Rusa, Kancil pun
tidak ada.

Suatu ketika, ia melewati telaga itu dan secara tidak sengaja ia melihat para
bidadari sedang mandi disana. Di telaga tampak tujuh perempuan cantik tengah bermain-
main air, bercanda, bersuka ria. Jaka Tarub sangat terkejut melihat kecantikan mereka.

Karena jaka Tarub merasa terpikat oleh tujuh bidadari itu, akhirnya ia mengambil
salah satu selendangnya. Setelahnya para bidadari beres mandi, merekapun berdandan
dan siap-siap untuk kembali ke kahyangan.

Mereka kembali mengenakan selendangnya masing-masing. Namun salah satu


bidadari itu tidak menemukan selendangnya. Keenam kakaknya turut membantu mencari,
namun hingga senja tak ditemukan juga. Karena hari sudah mulai senja, Nawangwulan
di tinggalkan seorang diri. Kakak-kakanya kembali ke Khayangan. Ia merasa sangat
sedih.

Tidak lama kemudian Jaka Tarub datang menghampiri dan berpura-pura


menolong sang Bidadari itu. Di ajaknya bidadari yang ternyata bernama Nawang Wulan
itu pulang ke rumahnya. Kehadiran Nawang Wulan membuat Jaka Tarub kembali
bersemangat.

Singkat cerita, merekapun akhirnya menikah. Keduanya hidup dengan Bahagia.


mereka pun memiliki seorang putri cantik bernama Nawangsih. Sebelum mereka
menikah, Nawang wulan mengingatkan kepada Jaka Tarub untuk tidak menanyakan
kebiasan yang akan dilakukannya nanti setelahnya ia menjadi istri.

Rahasianya Nawang Wulan yaitu, Ia memasak nasi selalu menggunakan satu butir
beras, dengan sebutir beras itu ia dapat menghasilkan nasi yang banyak. Setelah mereka
menikah Jaka Tarub sangat penasaran. Namun, dia tidak bertanya langsung kepada
Nawang wulan melainkan ia langsung membuka dan melihat panci yang suka dijadikan
istrinya itu memasak nasi. Ia melihat Setangkai padi masih tergolek di dalamnya, ia pun
segera menutupnya kembali. Akibat rasa penasaran Jaka Tarub. Nawang Wulan
kehilangan kekuatannya. Sejak saat itu, Nawang Wulan harus menumbuk dan menampi
beras untuk dimasak, seperti wanita umumnya.
Karena tumpukan padinya terus berkurang, suatu waktu, Nawangwulan tanpa
sengaja menemukan selendang bidadarinya terselip di antara tumpukan padi. ternyata
selendang tersebut ada di lumbung gabah yang di sembunyikan oleh suaminya.

Nawang wulan pun merasa sangat marah ketika suaminyalah yang mencuri
selendangnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke kahyangan. Jaka Tarub pun
meminta maaf dan memohon kepada istrinya agar tidak pergi lagi ke kahyanngan, Namun
Nawangwulan sudah bulat tekadnya, hingga akhirnya ia pergi ke kahyangan. Namun ia
tetap sesekali turun ke bumi untuk menyusui bayinya. Namun, dengan satu syarat, jaka
tarub tidak boleh bersama Nawangsih ketika Nawang wulan menemuinya. Biarkan ia
seorang diri di dekat telaga.

Jaka Tarub menahan kesedihannya dengan sangat. Ia ingin terlihat tegar. Setelah
Jaka Tarub menyatakan kesanggupannya untuk tidak bertemu lagi dengan
Nawangwulan, sang bidadaripun terbang meninggalkan dirinya dan Nawangsih. Jaka
Tarub hanya sanggup menatap kepergian Nawangwulan sambil mendekap Nawangsih.
Sungguh kesalahannya tidak termaafkan. Tiada hal lain yang dapat dilakukannya saat ini
selain merawat Nawangsih dengan baik

Anda mungkin juga menyukai