Anda di halaman 1dari 4

Dongeng Untuk Anak: Keong Mas

Sosbud / Selasa, 6 April 2010 18:44 WIB

Alkisah pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja yang sangat makmur dan bijaksana.
Semua rakyatnya sangat menghormati dan mencintai raja tersebut. Karena kearifan dan kebaikan
hati sang raja, maka ia dikaruniai dua orang putri yang cantik jelita, putri pertamanya diberinya
nama Putri Galuh. Rambutnya terurai panjang dan indah, kulitnya kuning langsat dan aroma
tubuhnya selalu harum, matanya lentik dan tatapannya tajam. Ia merasa sangat dimanja dan
disayang oleh kedua orang tuanya, sampai suatu saat putri kedua sang raja lahir.

Candra Kirana, begitulah nama si adik. Candra Kirana tak kalah cantiknya seperti sang kakak.
Rambutnya hitam legam dan panjang, apabila tertiup angin maka rambutnya akan satu persatu
terurai. Bibirnya mungil, dan merah. Hidungnya mancung dan indah. Matanya lentik dan syahdu,
menenangkan siapapun yang melihatnya. Karena suka tersenyum, maka banyak orang sangat
mencintai Candra Kirana. Sejak itu Putri Galuh selalu cemberut dan iri pada adiknya. Sekalipun
adiknya sangat menyayanginya, namun ia sangat berharap sekali bahwa adiknya tak pernah
dilahirkan, agar ia dapat berbahagia dan disayang seperti dahulu kala.

Hari bertambah hari, kedua putri pun semakin beranjak dewasa. Putri Galuh masih saja
menyimpan dendam dan rasa dengki di dalam hatinya. Tak tahan dengan rasa benci yang ia
simpan kemudian ia menyusun sebuah rencana jahat untuk melenyapkan adiknya. Dengan
mengendap-endap ia menemui seorang dukun tua di tepi hutan, "wahai sang nenek, bersediakah
kau membantu aku?", terkejutlah si dukun tua itu saat melihat kedatangan Putri Galuh. "Ampun
baginda putri, apakah yang putri inginkan sehingga putri rela berkunjung ke gubuk hamba yang
kotor ini?" dengan berlutut dan memberi hormat si dukun tua bertanya-tanya. Bertuturlah Putri
Galuh pada si dukun tua. Ia menceritakan kepedihan hatinya atas kehadiran Candra Kirana.
Rupanya rasa dengki telah menguasai hati dan pikiran Putri Galuh, dengan kekuasaan yang
dimilikinya ia berhasil membujuk si dukun tua melakukan keinginannya.

Pagi itu Putri Galuh membujuk ayahandanya untuk memberinya ijin bermain dengan Candra
Kirana di luar istana. Tentunya sang raja tak memberikan ijin karena selama ini Candra Kirana
adalah gadis manis yang tak pernah kenal dunia luar. Namun Putri Galuh tetap memaksa, ia
meyakinkan ayahandanya bahwa ia tak akan pergi terlalu jauh. Ia dan adiknya hanya akan
bermain di pantai dan menikmati indahnya pantai. Dengan berat hati, rajapun memberikan ijin.

Candra Kirana sangat bahagia diajak kakaknya bermain di pantai. Ia tak pernah menyangka
bahwa ajakan kakaknya ini adalah sebuah rencana jahat yang akan dilakukan pada dirinya.
"Wahai kakak tersayangku, ke manakah kita akan pergi?" tanya Candra Kirana. "Ah sudahlah
adik, tak perlu kau tahu kita akan pergi ke mana. Yang jelas aku akan mengajakmu ke tempat
yang tak pernah kau datangi," Putri Galuh terkekeh di dalam hati. Ia kemudian membawa Candra
Kirana ke dalam sebuah gua, di mana punggawa kerajaan tak lagi mengawasi mereka. "Sudah
jangan ikut ke dalam, aku mau mandi di dalam! Kalian berjagalah di luar jangan sampai ada
yang masuk ke sini," kata Putri Galuh ketus. Di dalam gua si dukun tua sudah menunggu di balik
batu, bersiap-siap memantrai Candra Kirana, sang putri yang malang. Demikianlah kemudian
Candra Kirana masuk ke dalam gua, dan tanpa sempat terkejut, ia sudah disihir menjadi seekor
keong mas. Bergegas Putri Galuh keluar dan berteriak-teriak pada punggawa kerajaan, "tolong...
adikku terseret arus di dalam gua." Segera ia pun melempar keong mas ke laut dan pulang ke
kerajaannya.

Keesokan harinya keong mas terbangun dan menyadari dirinya sudah terperangkap di dalam
pukat kecil seorang nenek. Dengan penuh rasa takut ia berdoa agar malam nanti ia tak disantap
oleh nenek. Dan doanya dikabulkan, saat nenek memeriksa pukat usangnya ia menemukan keong
mas dan terkesima. "Wah bagus sekali keong ini, akan kusimpan dan kupiara saja ah'" katanya.
Nenek tersebut tinggal seorang diri di gubuknya yang sudah reyot dan kecil. Ia adalah nenek
yang baik hati namun sayang ia hidup serba kekurangan. Setiap hari ia pergi ke tepi pantai dan
menebar pukat usangnya yang sudah sobek di mana-mana. Beruntunglah ia jika ada seekor ikan
yang tersangkut di sana, dan menjadi makan malamnya. Walaupun hidup penuh kekurangan,
nenek sangat baik hati dan selalu rajin memberi keong mas makanan serta berkisah tentang
hidupnya pada keong mas. Keong mas sangat terharu dan berdoa seandainya ia dapat membantu
si nenek. Sungguh ajaib, keong mas dapat kembali ke wujud manusia saat nenek tak ada, maka
dengan sigap ia membantu membersihkan rumah serta menyiapkan aneka makanan bagi nenek.
Tentu saja saat nenek pulang ia sangat terkejut, belum pernah ia melihat makanan sebanyak itu.

Suatu hari nenek semakin penasaran dan berpura-pura pergi dari rumah. Ia pun mengendap-
endap ke dapur dan mengintip siapakah gerangan yang selalu menyiapkan makanan dan
mambersihkan gubuk tuanya itu. Sungguh terkejutlah si nenek, seorang putri cantik
membersihkan rumah dan menyiapkannya makanan, siapakah dia? Kemudian nenek
memberondong masuk dan bertanya pada sang putri. "Tuan putri yang cantik, apa yang putri
lakukan di sini? Bukankah seharusnya putri cantik berada di dalam istana?" tanya nenek.
Berkisahlah Candra Kirana tentang dirinya, dan membuat nenek terharu dan menangis. Air mata
nenek yang tulus dan penuh kasih sayang membuat kutukan dan mantra keong mas lenyap
seketika. Candra Kirana kembali berubah menjadi wujud putri selamanya. Demikianlah Putri dan
nenek yang kemudian dipanggil nenek Dadapan (daerah di mana nenek berasal) hidup berdua di
dalam gubuk.

Candra Kirana adalah putri yang cantik dan baik hati, kecantikannya perlahan tersebar menjadi
kasak kusuk di seluruh penjuru negeri seberang dan sampai pada telinga seorang pangeran.
Penasaran dengan berita tersebut, sang pangeran bergegas meraih kudanya dan menuju desa di
mana putri cantik tinggal. Benar ternyata berita yang tersebar selama ini, adalah seorang gadis
cantik tinggal di desa dadapan bersama seorang nenek. "Wahai gadis cantik, siapakah namamu?"
tanya pangeran. "Hamba adalah Candra Kirana tuan, hamba adalah putri yang dibuang dari
kerajaan di seberang lautan," terang Candra Kirana kemudian mulai menuturkan kisahnya.
Karena kecantikan dan kebaikan hatinya, sang pangeran jatuh cinta padanya. Ia kemudian
memboyong Candra Kirana dan nenek Dadapan ke istananya dan menikahinya.

Pesan moral: sekalipun kita diperlakukan buruk oleh orang lain, hendaknya kita tidak membalas
perbuatan mereka. Namun dengan sabar, berdoa dan menjalani hidup kita. Kebahagiaan niscaya
akan datang pada orang yang sabar dan tulus.
DONGENG KEONG MAS

Di Kerajaan Daha, hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri
nan cantik jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua
putri Raja tersebut hidup sangat bahagia dan serba kecukupan.

Hingga suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari
Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden
Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk
melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati sangat disambut
baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan dengan
Raden Inu Kertapati.

Pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa iri. Kerena dia
merasa kalau Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya. Oleh karena itu
Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek sihir
itu menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan
dari Raden Inu. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan Dewi Galuh, dan
menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.

Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas
terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan
ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi
tak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk
pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja
sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya
pada dirinya sendiri, siapa yang memgirim masakan ini.

Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa,


keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi
mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari
ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya.
Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang
ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu
memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa
penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan
cantik itu. “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”, tanya si
nenek. "Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas
oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku", kata keong
emas. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi
menjadi Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra
kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi
rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi
gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget
sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya.
Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu
diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang
kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek
adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.

Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu
menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada,
disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari
sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya
untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu
ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana sedang
memasak. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu.
Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati
tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh
pada Baginda Kertamarta.

Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu
mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka
dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden
Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya
mereka hidup bahagia.

Cerita Rakyat “Keong Emas” ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam
Pramudiana. 

Anda mungkin juga menyukai