Anda di halaman 1dari 4

CERITA MALIN KUNDANG

Di sebuah desa, hiduplah seorang perempuan miskin. Ia hidup bersama anak tunggalnya,
namanya Malin Kundang. Sehari-hari perempuan itu bekerja sebagai nelayan. Namun,
penghasilannya tak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga hidup mereka selalu
berkekurangan.

Saat Malin Kundang mulai dewasa, ia memutuskan untuk pergi ke kota. Ia ingin mengadu
nasibnya di sana.

“Barangkali dengan pergi ke kota, aku bisa mengubah nasib kita, Ibu,” ucap Malin Kundang.

Dengan berat hati, ibunya pun mengizinkan. Kini, ibunya kembali menjadi perempuan tua yang
kesepian. Setelah kepergian Malin, ibunya selalu memikirkan keadaan anaknya itu. Ia jadi sakit-
sakitan, sementara Malin tak pernah mengirim kabar untuknya.

Cerita Malin Kundang Singkat (Indonesia)

Hingga beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah nasib. Ia telah menjadi saudagar
yang kaya raya. Malin memiliki banyal kapal. Hidup Malin tak lagi susah. Malin juga menikahi
seorang perempuan bangsawan yang sangat cantik.
Suatu hari, Malin ingin melihat keadaan desanya. Sudah lama sekali ia tak pulang. Malin pergi
bersama istri dan banyak pekerjanya. Ia juga membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan
kepada para penduduk.

Sampailah Malin di desanya. Dengan sombong ia membagikan uang kepada penduduk.


Penduduk di desanya sangat senang. Di antara mereka ada yang mengenali Malin, yakni
tetangganya sendiri. Orang itu pun segera pergi ke rumah Malin, hendak memberikan kabar
gembira tersebut kepada ibu Malin.

“Ibu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi orang kaya.” seru tetangga
itu.

“Dari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar darinya,” ucap ibu Malin,
terkejut.

“Sekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat sangat tampan, dan
istrinya juga sangat rupawan,” ucap tetangganya.

Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat merindukan anaknya selama
beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat
Malin dengan istrinya yang sangat rupawan.

“Malin, kau pulang, Nak,” seru ibunya.

Malin mengenali ibunya. Namun, ia malu mengakui orangtua yang berpakaian sangat lusuh itu.
Bagaimana ia akan menjelaskan kepada istrinya tentang semua ini?

“Kau bilang ibumu sudah meninggal. Apa benar orangtua ini adalah ibumu?” tanya istri Malin,
bingung.

“Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku-ngaku sebagai ibuku.” seru Malin.

Sungguh sakit hati Ibunya mendengar perkataan Malin. Ibunya lalu mengutuk Malin.

“Hatimu sungguh sekeras batu, Malin. Maka, kau aku kutuk menjadi batu. Kau anak yang
durhaka.” ucap ibunya.

Malin ketakutan. Ia memohon ampun kepada ibunya. Namun, ibunya sudah sangat sakit hati.
Seketika hujan turun sangat lebat, dan petir menyambar. Saat itu pula Malin berubah menjadi
batu.

Pesan moral dari Cerita Malin Kundang Singkat (Indonesia) adalah surga ada di bawah telapak
kaki ibu. Sayangilah ibumu, karena ibumu adalah manusia paling berjasa dalam hidupmu.
CERITA NYI RORO KIDUL

Dikisahkan di tanah Jawa, lebih tepatnya di daerah yang bernama Padjadjaran terdapat sebuah
kerajaan purba yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi ke VI. Prabu Siliwangi memiliki kegemaran
berburu hewan di hutan belantara. Suatu saat ia sedang asyik berburu dan secara tidak sadar telah
masuk kedalam hutan yang lebih jauh. Prabu Siliwangi tidak dapat menemukan jalan keluar dari
hutan tersebut. 

Setelah berputar putar untuk menemukan jalan keluar, Prabu Siliwangi tiba-tiba saja bertemu
dengan seorang perempuan cantik di dalam hutan tersebut. Prabu Siliwangi merasa lega dan
segera menghampiri perempuan tersebut. Setelah berkenalan diketahui bahwa ternyata
perempuan cantik tersebut sudah lama tinggal di hutan. Sang perempuan tersebut akan
mengantarkan dan menunjukkan dimana jalan keluar dari hutan, namun dengan syarat Prabu
Siliwangi harus menginap beberapa hari di istananya.  Singkatnya, Prabu Siliwangi menyetujui
syarat tersebut dan mulai tinggal beberapa hari di istana si perempuan cantik.

Prabu Siliwangi tinggal lebih lama dari rencana sebelumnya karena Prabu Siliwangi merasa jatuh
hati dengan sang perempuan tersebut dan pada akhirnya mereka menikah.  Baca Juga Ingin
Sensasi saat Bercinta? Pesawat Ini Berikan Layanan Seks di Udara Setelah beberapa waktu,
Prabu Siliwangi kembali ke kerajaannya seorang diri tanpa sang istri. Sesampainya di kerajaan,
semua rakyat merasa bahagia mengetahui bahwa sang raja telah kembali. Mereka sempat berfikir
bahwa raja telah meninggal karena sudah berhari-hari tidak ada di istananya. Prabu Siliwangi
menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sudah ia tinggalkan saat dia di hutan. Hingga beberapa
bulan berlalu dan ia mulai melupakan keberadaan istrinya yang ada di dalam hutan. 

Pada suatu malam, ketika Prabu Siliwangi sedang tertidur pulas, dia tiba-tiba saja dikagetkan
dengan suara tangisan bayi. Kemudian sang Prabu langsung bangun dan menghampiri sumber
suara bayi itu yang ternyata ada di pintu depan istana. Prabu merasa bingung pada bayi itu
namun dia tetap menggendongnya.  Di saat kebingungan tersebut, tiba-tiba saja didepan Prabu
Siliwangi muncul asap serta cahaya putih. Perlahan asap tersebut berubah menjadi sosok
perempuan yang tak lain adalah istri dari Prabu Siliwangi.  Sang istri mengatakan bahwa bayi
tersebut merupakan anak mereka dan dia meminta sang Prabu untuk merawatnya selayaknya
manusia. Belum sempat bertanya banyak kepada istrinya, dalam sekejap mata sang istri
menghilang lagi.

Prabu Siliwangi kemudian membawa putrinya masuk dan memberikan nama pada bayi tersebut
dengan nama Putri Kadita.  Putri Kadita tumbuh sebagai gadis yang cantik dan berbudi pekerti
baik. Kecantikan Putri Kadita terkadang mengingatkan Prabu Siliwangi kepada istrinya. Sang
Prabu berusaha mencari istrinya ke dalam hutan namun hasilnya sia-sia. Prabu Siliwangi mulai
mengkhawatirkan akan kerajaannya. Dia tidak memiliki istri dan anak laki laki sebagai
penerusnya kelak.  Kemudian Prabu Siliwangi meminta izin kepada Putri Kadita bahwa dia ingin
menikah lagi. Putri Kadita menyetujui hal tersebut. Dan akhirnya Prabu Siliwangi menikah
dengan putri bangsawan bernama Dewi Mutiara.  Setelah beberapa bulan menikah, Dewi
Mutiara akhirnya mengandung seorang bayi. Semasa kehamilannya, Dewi Mutiara berubah
menjadi ratu yang pemarah dan egois. Semua permintaan ratu selalu dituruti oleh Prabu
Siliwangi.

Namun suatu saat Ratu meminta agar Putri Kadita keluar dari istana. Mendengar hal itu Prabu
Siliwangi menentang keras. Dewi Mutiara merasa kasih sayangnya terbagi jika masih ada Putri
Kadita. Sehingga ia berencana untuk menyingkirkan Putri Kadita.  Dewi Mutiara pergi ke hutan
dan bertemu dengan seorang dukun untuk menyingkirkan Putri Kadita. Suatu malam saat putri
sedang tidur, tiba-tiba muncul asap tebal dengan aroma busuk di sekeliling Putri Kadita, namun
sang putri tidak merasakannya. Keesokan harinya, Putri Kadita bangun dan terkejut dengan
tubuhnya yang timbul bercak nanah. Melihat hal tersebut sang Prabu berusaha mengobati
putrinya dengan memanggil semua tabib terbaik di seluruh penjuru negeri. Namun sayangnya,
tak ada satupun tabib yang bisa mengobati sang putri. Prabu merasa sedih akan hal itu.  Di
Tengah keputusasaan sang Prabu, Dewi Mutiara mengusulkan niat jahat untuk mengasingkan
sang putri agar penyakitnya tidak menular. Karena putus asa, sang Prabu mengiyakan dan
meminta putrinya untuk pergi menjauh dari istana.

Dengan berat hati Putri Kadita meninggalkan istana dan pergi ke hutan untuk bertapa. Di tengah
bertapanya itu, putri mendengar suara yang menyuruhnya untuk pergi ke pantai selatan. Suara
tersebut diketahui milik sang ibu atau istri Prabu Siliwangi. Putri Kadita yang merasa yakin akan
suara itu kemudian berlari ke arah pantai selatan selama berhari hari.  Sesampainya di pantai
selatan, suara milik ibunya muncul lagi dan menyuruh Putri Kadita untuk menceburkan dirinya
ke dalam air. Putri Kadita kemudian mulai menceburkan dirinya ke dalam laut. Dan ajaibnya,
penyakit kulit yang dideritanya seketika sembuh. Putri Kadita akhirnya memutuskan tinggal di
laut dan membangun istana serta mengumpulkan ribuan pasukannya. Dari situ Putri Kadita
dikenal sebagai Nyi Roro Kidul atau ratu pantai selatan.  Nah itulah kisah cerita rakyat
Yogyakarta, asal usul Nyi Roro Kidul. Pesan moral dan pelajaran yang bisa dipetik dari kisah
tersebut adalah utamakan kebaikan meskipun dicelakai. Seperti Putri Kadita yang mengorbankan
dirinya pergi dari istana untuk kebaikan rakyatnya walaupun sebenarnya dia dicelakai oleh ibu
tirinya.   

Anda mungkin juga menyukai