Anda di halaman 1dari 3

CERITA RAKYAT DARI JAMBI

Nah, apa sajakah kelima judul dari cerita rakyat Jambi yang terkenal hingga sekarang ? Yuk, kita lihat
ulasannya di bawah ini ya.

1. SEJARAH ASAL USUL ANGSO DUO

Angso Duo - Cerita Rakyat Dari Jambi

Angso Duo – Cerita Rakyat Dari Jambi

Pada masa itu Jambi masih menjadi bagian dari kerajaan Pagaruyung, yang berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Ada seorang puteri bernama Selaras Pinang Masak, yang bertempat tinggal di hulu sungai
Batanghari. Karena menolak untuk tunduk kepada kekuasaan Majapahit, yang saat itu akan berpisah
dari kerajaan Pagaruyung, maka sang puteri pun melarikan diri.

Dalam pelarian tersebut, dirinya mendapatkan petuah untuk mencari lokasi baru sebagai tempat
tinggalnya kelak . Lalu sesuai dengan petunjuk itu, Selaras Pinang Masak melepaskan dua ekor angsa
jantan dan betina, di sungai Batanghari.

Sambil memperhatikan kemana kedua angsa itu akan berlabuh, sang puteri menandainya sebagai
titik lokasi untuk membangun istana yang baru.

Akhirnya dirinya melihat kedua angsa itu berlabuh di sebuah daratan . Dan disitulah dia membangun
istananya kembali.Lalu sejak itu, legenda tentang Angso Duo menjadi terkenal, dan tercatat dalam
sejarah berdirinya kerajaan Melayu Jambi. Patung Angso Duo banyak terdapat di Jambi, yang
sekaligus menjadi lambang dari provinsi tersebut.

2. AsAL MUASAL DAERAH NEGERI LEMPUR

Asal Muasal Daerah Negeri Lempur

Asal Muasal Daerah Negeri Lempur – foto budayaindonesia.com

Alkisah pada zaman dahulu, berdiri Kerajaan Pamuncak Tiga Kaum, yang berada di bawah
pemerintahan tiga bersaudara. Yaitu Pamuncak Rencong Talang, Pamuncak Tanjung Seri, dan
Pamuncak Koto Tapus.

Pada suatu saat, hasil panen rakyat di Pamuncak Rencong Talang sangatlah melimpah ruah, hingga
merayakannya dengan pesta panen.

Namun karena tidak dapat undangan pesta tersebut, maka Pamuncak Tanjung Seri mengutus istri
dan kedua anaknya.

Singkat cerita, mereka hadir di negeri Pamuncak Rencong Talang yang merayakan pestanya selama
tiga hari tiga malam.Dan Hingga pada malam ketiga, hadirlah anak perempuan dari Pamuncak
Tanjung Seri, yang menjadi incaran para pemuda. Setelah pesta selesai di pagi hari, sang ibu gadis itu
mengajak anaknya pulang. Namun, anaknya tidak mempedulikan panggilannya. Ketika ada seorang
pemuda bertanya kepadanya, siapa perempuan tua yang memanggilnya itu? maka anak perempuan
itu menjawab, bahwa “perempuan itu adalah pesuruh saya”. Mendengar jawaban itu, hati ibunya
pun terluka. Dalam perjalanan pulang, mereka sampai di daerah antara Pulau Sangkar dan Lolo yang
berawa dan berlumpur.Maka berdoa lah isteri Pamuncak Tanjung Sari kepada Tuhan, agar anaknya
yang durhaka itu tertelan oleh rawa lumpur. Dan doanya pun terkabul, hingga sang anak terjerat
kakinya oleh rawa yang berlumpur, hingga tenggelam. Tangisan dan jeritan minta tolongnya, tidak
mendapatkan tanggapan dari ibu dan pengawalnya.Sebelum sang anak tenggelam sepenuhnya, sang
ibu sempat mengambil gelang dan selendang Jambi yang tersampir di dirinya. Hingga akhirnya
tenggelam lah gadis itu sepenuhnya.

3. Cerita Putri Tangguk, Cerita Rakyat Dari Jambi

Putri Tangguk - Cerita Rakyat Dari Jambi

Putri Tangguk – Cerita Rakyat Dari Jambi

Putri Tangguk adalah seorang petani yang tinggal di Negeri Bunga Tanjung. Walaupun dirinya hanya
memiliki sawah seluas tangguk, namun mampu menghasilkan padi yang sangat melimpah.

Pada suatu hari, Putri tersebut mendapatkan peristiwa aneh di sawahnya, ketika mendapati
tanaman padinya berubah menjadi rerumputan tebal.

Semuanya terjadi akibat kesombongan, hingga lupa untuk bersyukur, dan akhirnya mendapat
kutukan.Pesan moral dari cerita ini adalah, untuk tidak menyia-nyiakan padi. Selain itu, keburukan
dari sifat sombong dan takabur dari Putri Tangguk, tercermin dari perilakunya.Dirinya telah
meremehkan padi, dengan cara menyerakkannya di jalan yang licin, sebagai pengganti pasir.

Akibatnya, hidupnya menjadi sengsara, akibat telah membuat murka Raja Padi, dan menyia-
nyiakannya menjadi sesuatu yang mubazir.Pesan moral dari cerita ini adalah, bahwa harta dan
pekerjaan dapat membuat seseorang lalai dan lengah, hingga tidak waspada dalam berbuat sesuatu.
Dan akhirnya, mengakibatkan kebinasaan dan malapetaka.

4. Legenda Pulau Kemaro

pulau kemaro, Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan

pulau kemaro, Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan – foto ig @leosuwandi

Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan yang pertama adalah Legenda Pulau Kemaro .

Siti Fatimah adalah putri kesayangan Raja Sriwijaga. Parasnya cantik jelita, dan sikapnya ramah pada
semua orang.

Tak heran, banyak pemuda yang menaruh hati dan ingin menjadikannya istri.

Suatu hari, seorang putra mahkota dari negeri China datang ke Kerajaan Sriwijaga.

Ketika mereka sedang berbincang-bincang, masuklah Siti Fatimah ke ruangan itu. Tan Boen An
terkesiap dan jatuh cinta pada Fatimah.Beberapa bulan kemudian, Tan Boen An memberanikan diri
untuk melamar Siti Fatimah.Raja meminta Tan Boen An untuk menyediakan sembilan guci berisi
emas sebagai mas kawin.Tan Boen An menyetujui permintaan tersebut. Karena itu, ia menulis surat
pada orangtuanya dan menyuruh seorang utusan untuk pulang ke negeri China.

Akhir kisah Fatimah menceburkan diri ke dalam laut dan selang beberapa saat muncullah tumpukan
tanah di tepi Sungai Musi.Lama kelamaan tumpukan itu menjadi sebuah pulau. Masyarakat
setempat menyebutnya Pulo Kemaro.Pulo Kemaro dalam bahasa Indonesia berarti Pulau
Kemarau.Dinamakan demikian, karena pulau tersebut tidak pernah digenangi air walaupun volume
air di Sungai Musi sedang meningkat.

5. CERITA DANAU KERINCI

Legenda Danau Kerinci Alkisah di kaki Gunung Kerinci pada masa lalu hiduplah kakak beradik
yatim piatu. Sang kakak bernama Calungga dan adiknya bernama Calupat. Calungga berwatak
pemarah namun gagah dan pemberani. Berbeda dengan Calupat yang dikenal bijak, cerdas, dan juga
ramah. Keduanya mendapat warisan berupa batu pusaka. Calungga mendapat batu pusaka
berwarna merah delima, sementara milik Calupat berwarna putih. Suatu hari saat tengah berburu di
tengah hutan, Calungga menemukan sebuah benda yang berkilauan. Setelah didekati, benda itu
ternyata sebuah telur raksasa. Calungga lantas membawa telur itu pulang untuk diperlihatkan
kepada Calupat. Tentu saja Calupat terkejut menemukan telur yang aneh itu. Calupat merasa telur
tersebut bukan telur biasa dan meminta Calungga berhati-hati. Namun Calungga justru marah dan
menyebut adiknya penakut. Rasa penasaran Calungga membuatnya nekat ingin mencoba bagaimana
rasa telur tersebut. Saat Calupat tidak di rumah, Calungga lantas memasak telur itu dan
memakannya hingga habis. Benar saja firasat sang adik, hal aneh terjadi setelah Calungga selesai
makan. Ia merasa sangat-sangat haus hingga tanpa sadar telah menghabiskan semua persediaan air
di rumahnya. Calungga pun berlari ke arah sungai untuk meredakan rasa hausnya. Anehnya walau
Calungga telah minum begitu banyak hingga sungai itu kering, hausnya masih belum berkurang. Tak
berapa lama tubuh Calungga justru berubah memanjang dan kulitnya ditumbuhi sisik yang besar dan
berkilau. Ternyata ia berubah menjadi seekor naga yang besar. Sejak hari itu, Calungga dan Calupat
harus terpisah. Calungga yang berubah menjadi naga harus mencari rumah baru karena gubuk yang
mereka tempati terlalu kecil. Dengan kekuatannya, Calungga merapal mantra yang membuat bumi
berguncang disertai datangnya hujan badai. Tak lama terbentuklah danau yang menjadi rumah baru
bagi Calungga. Calupat yang kesepian sering berkunjung Danau Gedang, rumah Calungga yang telah
berubah menjadi naga. Namun ia selalu sedih ketika harus kembali ke rumah dan hidup sebatang
kara di tengah belantara. Suatu hari, Calupat memberanikan diri untuk meminta kepada kakaknya
agar mengantar dirinya ke sebuah dusun yang jauh berada di hilir. Calupat ingin tinggal di sana agar
dirinya tak lagi merasa kesepian. Calungga yang iba dengan kondisi adiknya menyanggupi.
Disuruhnya Calupat untuk segera naik ke atas tubuhnya. Perjalanan itu harus melewati sebuah aliran
sungai yang sempit. Namun tubuh naga Calungga yang besar membuat aliran sungai yang sempit itu
berubah menjadi sebuah cekungan besar. Setelah sampai di dekat tempat tujuan, Calungga dan
Calupat pun berpisah. Calungga meninggalkan adiknya dan pergi menghilang entah ke mana.
Sementara cekungan besar yang mereka lewati terisi air dan berubah menjadi danau. Danau
tersebut sekarang dikenal sebagai Danau Kerinci.

Anda mungkin juga menyukai