Anda di halaman 1dari 6

TUGAS:

KLIPING BASA SUNDA

TENTANG:

DRAMA TRADISIONAL

NAMA : KARTIKA MARSITOLIA

: RIANTI LESTARI

KELAS : IX-4
LUTUNG KASARUNG

Lutung Kasarung adalah cerita rakyat yang populer di tanah Sunda. Mengisahkan sebuah kisah para
menak Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda mengenai perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan
yang diturunkan ke Bumi dalam bentuk lutung.

Lutung adalah sejenis kera dengan bulu lebat berwarna hitam legam dengan ekor panjang. Sebagai
seekor lutung, Sanghyang Guruminda tersesat di sebuah hutan, sehingga dia diberi nama Lutung
Kasarung yang dalam bahasa Sunda berarti lutung yang tersesat.

Di tempat lain, Prabu Tapa Agung yang merupakan raja dari Kerajaan Pasir Batang telah tua dan sakit-
sakitan. Dirinya berencana menunjuk salah seorang anaknya untuk menjadi penggantinya memerintah
kerajaan. seorang raja, dia berpikir secara mendalam tentang keputusannya ini. Pasalnya dari tujuh anak
yang dilahirkannya semuanya perempuan. Lima di antaranya sudah menikah dengan para pangeran dari
kerajaannya lainnya.

Saat itu, hanya tersisa dua putri lainnya, yakni Putri Purbararang dan Putri Purbasari yang belum
menikah. Kedua putrinya tersebut masih tinggal di istana bersama ayahnya. Sehingga kedua putrinya
dianggap cocok untuk menggantikan kedudukannya. Namun ketika Lutung Kasarung berdiri
bersebelahan dengan Raden Indrajaya, berubah dia menjadi Sanghyang Guruminda, wujudnya sebagai
manusia telah diambil. Dia kembali menjadi makhluk kahyangan yang sangat tampan.

Akhirnya Prabu Tapa menyerahkan kekuasaan Kerajaan Pasir Batang kepada Purbasari dan Sanghyang
Guruminda. Purbasari dan Sanghyang Guruminda hidup bahagia di kerajaan tersebut.
SANGKURIANG

Sangkuriang adalah sebuah cerita tentang seorang anak yang jatuh cinta pada Ibu kandungnya sendiri,
Dayang Sumbi. Sangkuriang lahir dari rahim seorang Ibu yang cantik dengan bapak seekor anjing
bernama Tumang yang sebenarnya adalah jelmaan Dewa.

Sangkuriang adalah seorang anak yang jatuh cinta dan tergila-gila dengan kecantikan ibunya hingga
menghalalkan segala cara untuk menikahi sang ibu. Tidak ingin menikah dengan anaknya sendiri, Dayang
Sumbi mengajukan beberapa syarat kepada Sangkuriang agar bisa menikahinya. Dayang Sumbi minta
dibuatkan sebuah telaga dengan sebuah perahu besar yang akan dipakainya nanti untuk berlayar.

Sadar bahwa anaknya bisa memenuhi permintaannya, Dayang Sumbi pun melakukan kecurangan
dengan membuat efek matahari palsu dengan membakar hutan yang ada di sekitar lokasi pembuatan
perahu. Marah karena merasa ditipu oleh Dayang Sumbi, Sangkuriang menendang perahu yang sedang
dibuatnya hingga terbalik dan inilah yang menjadi awal mula terjadinya Gunung Tangkuban Perahu.

BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH


Bawang Merah dan Bawang Putih merupakan dongeng Melayu Indonesia yang berasal dari Riau. Kisah
ini menceritakan tentang dua orang gadis kakak beradik yang memiliki sifat yang berbeda dan bertolak
belakang, serta seorang ibu tiri yang tidak adil dan pilih kasih. Bawang Merah adalah saudara tiri yang
memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang Putih adalah anak yang rajin, baik hati, jujur,
dan rendah hati. Sementara itu, Bawang Merah merupakan anak yang malas, hidup glamor, selalu
membanggakan dan mudah iri pada orang lain. Ibunya bawang merah selalu memberinya semua yang
dia inginkan. Sedangkan Bawang Putih tidak dianggap sama sekali, bahkan selalu melakukan semua
pekerjaan di rumah.

Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju ibu dan saudara perempuannya di sungai. Akhirnya
Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua.Anehnya, ada seorang
perempuan yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih bertanya pada perempuan tua itu jika dia tahu
keberadaan kain milik ibunya. Perempuan itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum
menyerahkannya ke Bawang Putih. Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu perempuan tua itu.
Bawang Putih yang terbiasa bekerja keras dapat memenuhi permintaan tersebut. Bawang putih
membawa labu yang berisi perhiasan, dan bawang merah membawa labu berisi binatang berbisah.

Keduanya kaget bukan kepalang. Dan melihat hal tersebut, Bawang Merah dan Ibunya akhirnya
menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini adalah salah dan meminta Bawang Putih untuk
memaafkan mereka.

MALIN KUNDANG
Malin Kundang adalah cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Legenda ini
menceritakan tentang asal usul sebuah batu karang yang berbentuk seperti seseorang yang bersujud
yang terletak di pantai Air Manis (Aia Manih), yang berlokasi di selatan kota Padang, Sumatra Barat.

Dalam legenda ini, dikisahkan seorang pemuda bernama Malin Kundang yang memutuskan untuk
merantau ke pulau seberang. Karena kegigihannya dalam berusaha, Malin Kundang berhasil menjadi
seorang saudagar yang kaya raya hingga suatu hari Malin Kundang menikah dengan seorang gadis yang
cantik dan kaya raya.

Setelah bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran dan berlabuh di
tanah kelahirannya. Saat berlabuh, Malin Kundang dan istrinya turun dari kapal dan masyarakat
berkumpul mengerumuni Malin Kundang dan anak buahnya yang sedang berlabuh tersebut. Di antara
masyarakat yang ada, terdapat ibu Malin Kundang yang menanti-nanti kepulangan anak tersayangnya.

Namun, saat ibu Malin Kundang menghampiri Malin Kundang dan mengaku sebagai ibunya. Malin
Kundang tidak mau mengakui ibunya tersebut karena dia malu penampilan ibunya yang lusuh dan kotor.
Malin Kundang pun marah dan mengacuhkan ibunya. Akibat perlakuan Malin Kundang tersebut, ibu
Malin Kundang merasa marah dan menyumpah anaknya menjadi batu sehingga Malin Kundang benar-
benar berubah menjadi batu.

ASAL - MULA DANAU TOBA


Danau Toba dulunya adalah sebuah dataran kering yang ditinggali seseorang pria bernama Toba.
Dikisahkan bahwa Toba suatu hari mendapatkan seekor ikan emas ajaib ketika sedang memancing. Ikan
emas tersebut kemudian berubah menjadi seorang wanita cantik dan membuat Toba jatuh cinta.
Singkat cerita, Toba menikah dengan wanita tersebut dan memiliki seorang anak laki-laki yang diberi
nama Samosir.

Akan tetapi, Samosir ternyata tumbuh menjadi anak pembangkang dan sering menguji kesabaran sang
ayah. Suatu hari Samosir diminta sang ibu untuk mengantar makanan kepada ayahnya yang sedang
bekerja di ladang. Sayangnya, ia tak melakukan tugasnya dengan benar dan justru bermain sepak bola
dengan teman-temannya. Bahkan, makanan untuk ayahnya pun ia santap. Hal ini ternyata membuat
Toba hilang kesabaran. Dengan murka, ia menyumpahi Samosir dan menyebut anaknya itu sebagai anak
ikan. Padahal, kepada istrinya dahulu, Toba berjanji untuk tidak mengungkit asal muasal sang istri
kepada anaknya.

Saat itu juga, dari jejak kaki Toba muncul mata air yang mengalir sangat deras. Mata air itu tidak bisa
berhenti dan akhirnya menenggelamkan desa Toba beserta beberapa desa di sekitarnya. Istri Toba pun
berubah kembali dalam bentuk ikan dan menceburkan dirinya ke dalam genangan air danau. Sedangkan
Samosir berhasil selamat setelah berlari ke atas bukit di tengah danau.

Anda mungkin juga menyukai