Anda di halaman 1dari 3

Hai Sobat SMP!

Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia


memiliki banyak cerita rakyat yang berasal dari berbagai daerah,
termasuk di antaranya adalah dari Provinsi Jawa Barat. Cerita rakyat
merupakan kepercayaan, legenda, dan adat istiadat yang berkembang
di masyarakat sejak masa lampau dan diwariskan turun-temurun baik
secara lisan maupun tulisan. Di Jawa Barat sendiri setidaknya ada
enam cerita rakyat yang sudah sangat terkenal. Apa sajakah itu? Yuk,
simak cerita-cerita menariknya!
1. Sangkuriang

Bercerita tentang seorang pemuda sakti bernama Sangkuriang, yang


jatuh cinta dan ingin menikahi Dayang Sumbi, ibu kandungnya. Dayang
Sumbi mengajukan syarat agar Sangkuriang membangun perahu dalam
satu malam. Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaan tersebut,
tetapi Dayang Sumbi menggagalkannya dengan cara memaksa ayam
berkokok pada saat hari masih gelap gulita. Sangkuriang marah dan
menendang kapal yang sedang dibuatnya hingga tertelungkup berubah
menjadi gunung yang dikenal sebagai Tangkuban Parahu. Kemudian,
dia mengejar Dayang Sumbi yang berubah menjadi bukit dikenal
sebagai gunung Putri. Sangkuriang yang tidak dapat menemukan
Dayang Sumbi pun akhirnya menghilang ke alam gaib. Pesan moral:
bersikaplah jujur dan hindari perbuatan curang.
2. Situ Bagendit

Situ Bagendit merupakan cerita rakyat mengenai asal-usul situ


Bagendit, di mana pada zaman dahulu, Nyai Bagendit, seorang janda
kaya yang pelit, memperlakukan orang disekitarnya dengan kejam.
Suatu hari, Nyai Bagendit menolak membantu kakek pengembara yang
haus dengan cara yang kasar sehingga Sang Kakek pun murka, ia
menciptakan banjir besar yang menenggelamkan Nyai Bagendit dengan
seluruh kekayaannya. Danau Bagendit pun terbentuk, mengajarkan kita
untuk menjauhi sifat pelit dan sombong.
3. Misteri Telaga Warna

Cerita rakyat Telaga Warna menceritakan asal usul Talaga Warna.


Cerita berawal dari Ratu Purbamanah dan Prabu Swarnalaya, penguasa
Kuta Tanggeuhan ingin memiliki anak. Akhirnya Sang Ratu hamil dan
melahirkan seorang putri bernama Dewi Kuncung Biru. Selama
hidupnya, Tuang Putri dikenal rakus dan manja. Sampai akhirnya pada
usia 17 tahun ia Ingin melakukan pesta mewah, rakyat yang sangat
mencintainya pun berbondong-bondong memberikan harta bendanya
kepada Tuan Putri. Namun, apa daya semua pemberian rakyat ditolak
mentah-mentah dengan kasar hanya karena tidak menyukai bentuknya.
Tiba-tiba langit menjadi gelap dan hujan deras pun turun hingga
menenggelamkan Kuta Tanggeuhan menjadi telaga warna-warni atau
Telaga Warna. Adapun pesan moral dari cerita tersebut adalah
keserakahan dapat berakibat buruk bagi diri sendiri dan orang lain.
4. Si Kabayan
Cerita ini berkisah tentang seorang lelaki pemalas bernama Kabayan
yang suka tidur dan berkhayal. Suatu hari, istri Kabayan meminta dia
untuk pergi mencari siput di sawah. Kabayan pergi ke sawah dan
belum pulang padahal sudah sore hari. Istrinya, Iteung, khawatir dan
pergi mencarinya di sawah. Di sana, dia menemukan Kabayan sedang
mengorek tutut dari pematang sawah. Kabayan tidak mau turun ke
sawah karena menurutnya sawah itu terlalu dalam. Sebal dengan
Kabayan, Iteung mendorongnya ke dalam sawah sampai basah kuyup.
Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah pentingnya
keberanian untuk berkorban demi keberlangsungan hidup. Jika kita
tidak mau berusaha dan berkorban, maka kita tidak akan mencapai
tujuan yang diinginkan.
5. Ciung Wanara

Baca Juga Persyaratan Pencairan Dana BOS Tahap II Tahun 2021

Ciung Wanara adalah cerita rakyat yang mengisahkan tentang seorang


Raja Kerajaan Galuh bernama Ciung Wanara. Ia dahulu merupakan
pangeran terbuang yang dengan perjuangannya berhasil menguasai
singgasana Kerajaan Galuh. Saat menjadi raja, amarah dan dendam
membuatnya gelap hati sehingga ia rela berperang dengan saudaranya
sendiri yang juga adalah seorang raja. Namun pada akhirnya, ia
berhenti berperang karena menyadari bahwa peperangan hanya
merugikan masyarakat yang tidak berdosa, kekuasaan haruslah
digunakan untuk kebaikan. Ciung Wanara belajar tentang pentingnya
kesetiaan, keadilan, dan pengorbanan. Dengan kebijaksanaan dan
keberanian, ia bersumpah untuk memimpin rakyat menuju masa depan
yang lebih baik. Cerita tersebut mengajarkan bahwa sesama saudara
tidak boleh bermusuhan tetapi harus saling menyayangi dan mengasihi.
Selain itu, pesan moral lainnya adalah pemimpin haruslah memiliki jiwa
yang arif sehingga bisa mengantarkan rakyatnya kepada kemakmuran.
6. Purbasari dan Purbararang

Cerita Purbasari dan Purbararang ini bercerita tentang kakak beradik


Purbasari yang baik hati dan Purbararang yang dengki. Suatu hari di
Pasundan, Raja Prabu Tapa Agung memilih Purbasari sebagai ratu, hal
tersebut memicu rasa dengki dalam hati Purbararang. Purbararang lalu
meminta penyihir untuk mengutuk Purbasari sehingga tubuhnya
muncul bintik-bintik hitam. Hal tersebut membuat Purbasari diusir ke
hutan dan berteman dengan kera misterius bernama Lutung Kasarung.
Singkat cerita, Lutung Kasarung membantu Purbasari agar kutukannya
hilang. Setelah sembuh, Purbasari dan Lutung Kasarung pergi ke istana
kerajaan. Sesampainya di istana, mereka bertemu Purbararang, dan ia
berkata jika ingin menjadi ratu harus memiliki suami yang tampan.
Lutung Kasarung akhirnya mengubah dirinya menjadi pangeran
tampan. Purbararang pun terkejut melihat kejadian tersebut.
Purbararang akhirnya menyadari kesalahannya dan meminta maaf.
Purbasari memaafkan saudarinya dan ia pun menjadi ratu, didampingi
oleh pangeran tampan. Pesan moralnya adalah menjadi anak baik hati,
tidak dengki, dan jangan mencelakai orang lain karena Tuhan
membenci sikap dengki.
Sobat SMP, itulah enam cerita rakyat yang terkenal dari Jawa Barat.
Selain ceritanya yang menarik juga sarat akan pesan moral yang bisa
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Anda mungkin juga menyukai